Anda di halaman 1dari 5

(REVISI) SKENARIO PERSIDANGAN SEMU KASUS PIDANA PENIPUAN

MATA KULIAH : MOOT COURT


KELOMPOK :I
KELAS : HE18T

Assalamualaikum Wr. Wb,


Kepada Yth, Bapak Rudi Pradisetia Sudirdja selaku dosen mata kuliah Moot Court. Pada kesempatan kali ini, kami kelompok 1
akan melakukan simulasi persidangan perkara pidana Penipuan dalam rangka Ujian Akhir Semester.

Perkenalkan kami dari Kelompok 1 yang terdiri dari:

NO PERAN NAMA
1 Hakim Ketua (HK) Elisa Mauliadina
2 Hakim Anggota 1 (HA 1) Tifani Rizki Ayudilla
3 Hakim Anggota 2 (HA 2) M Amir Maksum
4 Panitera dan Juru Sumpah Alfisah Cahaya
5 Penasihat Hukum tergugat / Pengacara Eva Mardiana
6 Jaksa Penuntut Umum (JPU) Prima Ady Hatmojo
7 Saksi 1 (Korban) Sedek Bahta
8 Saksi 2 (Anak Korban) Alfisah Cahaya
9 Tersangka Dara Zainil AM
Kami akan mensimulasikan Perkara Nomor : 455/Pid/B/2021/PN.SKY mengenai perkara Pidana Penipuan.

Perkara yang akan kami simulasi persidangan ini dimulai, secara singkat akan kami sampaikan pokok–pokok perkaranya, dengan
penjelasan sebagai berikut:

1. Terdakwa DARA bin BAKARUDIN adalah seorang buruh yang bertempat tinggal di Lr. Lebak Rt. 22/94 Kel. I Ulu Kec.
SU I Kodya Palembang
2. Bahwa awalnya Terdakwa menipu saksi SEDEK bin ABAS dengan cara datang ke rumah saksi terlebih dahulu menemui
CAHAYA bin RUSLAN dan mengatakan bahwa akan mengurus atau membebaskan anak saksi bernama NOPI yang
terlibat perkara Narkoba. Untuk mengurus dan membebaskan anak saksi bernama NOPI, Terdakwa meminta uang sebesar
Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah). Dalam melakukan tipu muslihatnya tersebut, Terdakwa pertama menelpon
SEDEK bin ABAS dengan mengatakan bahwa Terdakwa merupakan anggota Polsek IT II Palembang, kemudian
Terdakwa datang ke rumah saksi dengan memakai seragam polisi dan membawa pistol.
3. Bahwa pada awalnya Terdakwa menemui CAHAYA bin RUSLAN, yang merupakan anak korban, SEDEK bin ABAS,
dan sempat mengobrol dengan CAHAYA bin RUSLAN sembari menunggu SEDEK bin ABAS kembali ke rumah. Dalam
percakapannya dengan CAHAYA bin RUSLAN, Terdakwa mengatakan anggota Polisi IT II Palembang akan mengurus
NOPI yang ditangkap polisi. Pada saat Terdakwa menemui SEDEK bin ABAS, Terdakwa mengatakan kepada SEDEK
bin ABAS bahwa Terdakwa merupakan anggota Polsek IT II Palembang. Terdakwa mengatakan bahwa tujuan Terdakwa
mampir ke rumah SEDEK bin ABAS adalah untuk mengurus anak SEDEK bin ABAS yang bernama NOPI, yang pada
saat itu terlibat kasus Narkoba. Terdakwa menyatakan bahwa sebagai anggota Polsek IT Palembang, Terdakwa memiliki
jalan keluar untuk permasalahan NOPI yang terlibat kasus Narkoba.
4. Bahwa dalam jalan keluar yang ditawarkan Terdakwa kepada SEDEK bin ABAS, Terdakwa mensyaratkan bahwa
SEDEK bin ABAS harus menyiapkan dana besak. Nominal yang disebutkan Terdakwa dalam dana besak tersebut adalah
sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah). Terdakwa juga mengatakan bahwa syarat pembebasan NOPI dari kasus
Narkoba pada saat itu adalah NOPI harus dilarikan 2 (dua) sampai 3 (tiga) bulan dulu dari rumah. Korban SEDEK bin
ABAS kemudian menerima tawaran tersebut, dan meminta jangka waktu 2 (dua) hari untuk menyanggupi permintaan
Terdakwa.
5. Bahwa untuk menekankan tipu muslihatnya, Terdakwa menerima telepon yang memperdengarkan bahwa Terdakwa
mengatakan berkas NOPI sudah berada di meja Pak Dedi, yang dijawab iya oleh lawan bicaranya. Terdakwa kemudian
meminta agar berkas NOPI ditarik dulu karena korban SEDEK bin ABAS meminta jangka waktu 2 (dua) hari untuk
memenuhi permintaan Terdakwa. Setelah itu, Terdakwa pulang dari rumah SEDEK bin ABAS.
6. Bahwa setelah mengunjungi rumah korban SEDEK bin ABAS, Terdakwa kembali menghubungi korban SEDEK bin
ABAS melalui telepon, dan mengatakan bahwa jika korban RUSLAN bin ABAS telah memiliki dana untuk mengurus
perkaranya, korban SEDEK bin ABAS diminta untuk menghubungi Terdakwa dan menyiapkan 2 (dua) materai 6 (enam)
ribu dan amplop 2 (dua) buah. Kemudian tanggal 8 Mei 2020, Terdakwa kembali menuju rumah korban SEDEK bin
ABAS, dan korban SEDEK bin ABAS memberikan uang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebagai panjar.
7. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut, Saksi SEDEK bin ABAS mengalami kerugian materi sebesar sekitar Rp
1.000.000,- (satu juta rupiah).

Untuk selanjutnya, simulasi persidangan ini akan kami mulai sesuai dengan urutan sidang sebagaimana hukum acara pidana yakni:

1. Sidang pertama, Pembacaan Dakwaan & Eksepsi.


2. Sidang Kedua, Pembacaan Putusan Sela
3. Sidang ketiga, Pembuktian
4. Sidang Keempat, Pembacaan Tuntutan
5. Sidang Kelima, Pledoi/Nota Pembelaan
6. Sidang keenam, Replik
7. Sidang ketujuh, Duplik
8. Sidang Kedelapan, Pembacaan Putusan
Pada sidang pertama akan dibacakan tata tertib oleh Panitera secara lengkap namun dalam sidang berikutnya kami akan melewatkan
pembacaan tata tertib guna mempersingkat waktu dalam pelaksanaan simulasi.

Berikutnya kami persilahkan kepada para anggota kelompok untuk memulai simulasi siding

SIDANG KE : 1
AGENDA : PEMBACAAN DAKWAAN & EKSEPSI

SIDANG KE : 2
AGENDA : PUTUSAN SELA

SIDANG KE : 3
AGENDA : PEMBUKTIAN

SIDANG KE : 4
AGENDA : PEMBACAAN TUNTUTAN

SIDANG KE : 5
AGENDA : PEMBACAAN NOTA PEMBELAAN

SIDANG KE : 6
AGENDA : PEMBACAAN PUTUSAN SELA DAN REPLIK

SIDANG KE : 7
AGENDA : PEMBACAAN DUPLIK

SIDANG KE : 7
AGENDA : PEMBACAAN PUTUSAN

Anda mungkin juga menyukai