Anda di halaman 1dari 37

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
P U T U S A N

a
No. 49 PK/Pdt.Sus/2012

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG

memeriksa perkara perdata khusus (Kepailitan/PKPU) dalam peninjauan kembali

do
gu telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:
HALIM MINA, Direktur Allied Ever Investments Ltd., bertempat
tinggal di 7F, Allied Kajima Building, 138 Gloucester Road,

In
A
Wanchai, Hongkong, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Sheila
A. Salomo, SH., dan kawan-kawan, para Advokat pada Kantor
ah

lik
Hukum S & B Law Firm, berkantor di Gedung Perkantoran The
East, Lantai 16 Unit 03, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E3.2 No.
1, Jakarta Selatan 12950 dan GP Aji Wijaya, SH., dan kawan-
am

ub
kawan, para Advokat pada Kantor Hukum Aji Wijaya, Sunarto
Yudo & Co, berkantor di Sequis Plaza (dahulu Plaza DM), lantai
ep
18, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 25, Jakarta 12920, berdasarkan surat
k

kuasa khusus tertanggal 21 Februari 2012;


ah

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/ Kreditur;


R

si
t erhada p:
PT. KERTAS NUSANTARA (dahulu bernama PT. KIANI

ne
ng

KERTAS) suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut hukum


Negara Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Pola

do
Winson, Direktur Utama PT. Kertas Nusantara (dahulu bernama PT.
gu

Kiani Kertas), berkedudukan di Menara Bidakara Lantai 9, Jl.


Jenderal Gatot Subroto Kav. 71-73, Pancoran, Jakarta Selatan
In
A

12870, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Ian PSSP Siregar, SH.,
Advokat pada Kantor Advokat Ian PSSP Siregar & Rekan,
ah

lik

berkantor di Komplek Ruko Fatmawati Festival No. D-16, Jl. R. S.


Fatmawati, Jakarta Selatan, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal
13 Maret 2012;
m

ub

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi/ Pemohon


PKPU;
ka

ep

Mahkamah Agung tersebut;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ah

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa Pemohon


R

Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/Kreditur telah mengajukan permohonan


es

peninjauan kembali terhadap putusan Mahkamah Agung RI No. 581 K/Pdt.Sus/2011


M

ng

on

Hal. 1 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 11 Oktober 2011 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya

a
R
melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi/Pemohon PKPU

si
dengan dalil-dalil sebagai berikut:

ne
1 Bahwa Pemohon PKPU adalah sebuah perseroan terbatas yang bergerak di

ng
bidang pengolahan bahan kayu, pertanian dan perdagangan berdasarkan Akta
pendirian No. 1 tanggal 4 April 1991 dan berkedudukan;

do
gu 2 Bahwa pada tanggal 18 Mei 2011 terhadap Pemohon PKPU telah diajukan
permohonan pernyataan pailit dengan nomor register perkara No. 31/
Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 18 Mei 2011 pada Pengadilan Niaga di

In
A
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang diajukan oleh PT. Multi Alphabet
Dinamika melalui kuasa hukumnya yaitu Benemay, SH., MH., dan Nova
ah

lik
Harmoho, SH., para Advokat pada kantor Benemay & Partners Law Office
yang beralamat di Jl. Kerja Bakti No. 12, RT/RW. 01/04, Makassar, Jakarta
am

ub
Timur, dengan dasar bahwa Pemohon PKPU mempunyai utang kepada
Pemohon Pailit;
3 Bahwa memang benar dalam menjalankan kegiatan usahanya, Pemohon
ep
k

PKPU mengalami kemacetan dan kemunduran sehingga harus melakukan


peminjaman kepada para Kreditur untuk tetap dapat melangsungkan kegiatan
ah

R
usahanya;

si
4 Bahwa dalam hal pengembalian pinjaman tersebut, Pemohon PKPU
mengalami kesulitan karena tidak memiliki dana yang cukup untuk

ne
ng

menyelesaikan kewajibannya kepada para Kreditur;


5 Bahwa namun demikian, pada kenyataannya Pemohon PKPU masih

do
gu

memiliki sumber daya potensial berupa aset-aset yang masih dapat


digunakan secara maksimal dan juga saat ini telah memiliki calon investor
baru untuk menjalankan kegiatan usahanya kembali;
In
A

6 Bahwa oleh karenanya, Pemohon PKPU akan mengajukan permohonan


pernyataan PKPU dengan maksud agar Pemohon PKPU diberikan
ah

lik

kesempatan untuk mengajukan tawaran perdamaian kepada para Krediturnya


berupa kelonggaran dan restrukturisasi hutang yang akan dituangkan dalam
m

ub

proposal perdamaian;
7 Bahwa Pemohon PKPU telah memiliki langkah-langkah strategis untuk tetap
ka

melanjutkan usahanya dan menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada para


ep

Kreditur, termasuk tetapi tidak terbatas dengan cara masuknya calon investor
baru yang sangat potensial bagi Pemohon PKPU;
ah

es
M

ng

on

2
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
8 Bahwa Pemohon PKPU yakin dapat membangkitkan kembali

a
R
kegiatan usahanya dan dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada

si
para Kreditur apabila permohonan pernyataan PKPU ini dikabulkan;

ne
ng
9 Bahwa berdasarkan Pasal 222 ayat (2) UU No. 37 tahun 2004 tentang
Kepailitan dan PKPU, apabila Debitur memperkirakan sampai dengan saat
ini tidak dapat melanjutkan penyelesaian kewajiban-kewajiban kepada para

do
gu Krediturnya, maka Debitur dapat mengajukan permohonan PKPU kepada
para Krediturnya, yang untuk lengkapnya kami kutip sebagai berikut:

In
A
Pasal 222 ayat (2) UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU:

Debitor yang tidak dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah


ah

lik
jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran
utang, dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi
am

ub
tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditor;

10. Bahwa menurut Pasal 229 ayat (3) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan PKPU, apabila terdapat permohonan pernyataan pailit dan
ep
k

permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang diperiksa pada saat


ah

bersamaan, maka permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang harus


R
diputuskan terlebih dahulu;

si
Menurut Pasal 229 ayat (4) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang

ne
ng

Kepailitan dan PKPU, permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang


(PKPU) yang diajukan setelah adanya permohonan pernyataan pailit yang

do
diajukan terhadap Debitur, dapat diputus terlebih dahulu sebagaimana diatur
gu

dalam Pasal 229 ayat (3) dan wajib diajukan pada sidang pertama pemeriksaan
permohonan penyataan pailit;
In
A

Untuk lengkapnya kami kutip sebagai berikut:

Pasal 229 ayat (3) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU:
ah

lik

Apabila permohonan pernyataan pailit dan permohonan penundaan kewajiban


pembayaran utang diperiksa pada saat yang bersamaan, permohonan penundaan
m

ub

kewajiban pembayaran utang harus diputuskan terlebih dahulu;


Pasal 229 ayat (4) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU:
ka

Permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang yang diajukan setelah


ep

adanya permohonan pernyataan pailit yang diajukan terhadap Debitor, agar dapat
diputus terlebih dahulu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib diajukan
ah

pada sidang pertama pemeriksaan permohonan pernyataan pailit;


es

11. Bahwa oleh karena permohonan PKPU yang diajukan oleh Pemohon
M

PKPU telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal 229


ng

on

Hal. 3 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ayat (3) dan (4) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

a
R
dan PKPU, maka kami mohon kepada Majelis Hakim perkara No.

si
/Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst Pengadilan Niaga pada Pengadilan

ne
Negeri Jakarta Pusat untuk menerima dan memutuskan permohonan

ng
PKPU ini terlebih dahulu dengan mengesampingkan permohonan
pernyataan pailit yang telah diajukan oleh PT. Multi Alphabet Dinamika

do
gu selaku Pemohon Pailit;
Syarat-syarat permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU);
1. Debitur telah mengadakan dan mendapatkan persetujuan RUPS

In
A
(Rapat Umum Pemegang Saham):
Bahwa sesuai dengan penjelasan Pasal 224 Undang-Undang No. 37 Tahun
ah

lik
2004 tentang Kepailitan dan PKPU, Pemohon PKPU sebelum mengajukan
permohonan PKPU ini telah mendapatkan persetujuan Rapat Umum
am

ub
Pemegang Saham (RUPS) (bukti P-2);
Maka dengan demikian:
Permohonan PKPU ini sudah memenuhi ketentuan Undang-Undang yang
ep
k

berlaku, yang untuk jelasnya kami kutip:


Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU Penjelasan
ah

R
Pasal 224:

si
Dalam hal Debitor adalah Termohon Pailit maka Debitor tersebut dapat
mengajukan penundaan kewajiban pembayaran utang. Dalam hal Debitor

ne
ng

dalah perseroan terbatas, maka permohonan PKPU atas prakarsanya sendiri


hanya dapat diajukan setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang

do
gu

Saham (RUPS) dengan kuorum kehadiran dan sahnya keputusan sama dengan
yang diperlukan untuk mengajukan permohonan pailit;
2. Memiliki lebih dari 1 (satu) Kreditur;
In
A

Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 222 ayat (1) Undang-Undang No. 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, Pemohon PKPU dalam
ah

lik

mengajukan permohonan PKPU ini memiliki lebih dari 1(satu) Kreditur,


disamping tagihan piutang pokok dari permohonan pailit (yang diakui oleh
m

ub

Pemohon PKPU hanya utang pokok dari Pemohon Pailit) juga ada Kreditur
lain yaitu:
ka

1) PT. Crystal Anugerah Abadi beralamat di Ruko Intercon Plasa Blok F-04,
ep

Taman Kebon Jeruk Meruya llir Raya Jakarta Barat atau Gedung Mugi
Griya 4th Floor Suite 407 Jl. M.T. Haryono Kav. 10 RT. 012/005, Tebet
ah

Barat, Jakarta Selatan;


es
M

ng

on

4
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dengan jumlah tagihan sebesar USD 15,000.00 (lima belas ribu dollar

a
R
Amerika Serikat) berdasarkan invoice No. 000514 tanggal 6 November

si
2004 (bukti P-3);

ne
2 CV. Mandiri Pratama Sejahtera, beralamat di Ruko Golden Road Blok

ng
C-30 No. 20, ITC BSD Serpong, Tangerang atau Gedung Pesona Lt. 5
Suite 510 Jl. Ciputat Raya No. 20, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

do
gu Dengan jumlah tagihan sebesar
milyar tujuh ratus sembilan puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh enam
Rp. 2.797.366.555,18 (dua

ribu lima ratus lima puluh lima rupiah delapan belas sen) berdasarkan

In
A
invoice No. 002/MPS-INV/2011 tanggal 21 Maret 2011 (bukti P-4);
Maka dengan demikian:
ah

lik
Permohonan PKPU ini sudah memenuhi ketentuan Undang-Undang yang
berlaku, yang untuk jelasnya kami kutip:
am

ub
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU
Penjelasan Pasal 222 ayat (1):
Penundaan kewajiban pembayaran utang diajukan oleh Debitur yang
ep
k

mempunyai lebih dari 1 (satu) Kreditur atau oleh Kreditur;


3. Terdapat utang kepada Kreditur yang wajib dipenuhi dan dapat ditagih;
ah

R
Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No. 37

si
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, Pemohon PKPU dalam
mengajukan permohonan PKPU ini memiliki utang kepada Kreditur yang

ne
ng

wajib dipenuhi dan dapat ditagih yaitu:


1) PT. Crystal Anugerah Abadi beralamat di Ruko Intercon Plasa Blok F-04,

do
gu

Taman Kebon Jeruk Meruya llir Raya, Jakarta Barat, atau Gedung Mugi
Griya 4th Floor Suite 407 Jl. M.T. Haryono Kav. 10 RT. 012/005 Tebet
Barat, Jakarta Selatan;
In
A

Dengan jumlah tagihan sebesar USD 15,000.00 (lima belas ribu Dollar
Amerika Serikat) berdasarkan invoice No. 000514 tertanggal 6 November
ah

lik

2004 dengan jatuh tempo pembayaran tanggal 6 Desember 2004 (bukti


P-3);
m

ub

2 CV. Mandiri Pratama Sejahtera, beralamat di Ruko Golden Road Blok


C-30 No. 20, ITC BSD Serpong Tangerang atau Gedung Pesona Lt. 5
ka

Suite 510 Jl. Ciputat Raya No. 20, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan;
ep

Dengan jumlah tagihan sebesar Rp. 2.797.366.555,18 (dua milyar tujuh


ratus sembilan puluh tujuh juta tiga ratus enam puluh enam ribu lima ratus
ah

lima puluh lima rupiah delapan belas sen) berdasarkan invoice No. 002/
es

MPS-INV/2011 tertanggal 21 Maret 2011 dengan jatuh tempo pembayaran


M

tanggal 5 April 2011 (bukti P-4);


ng

on

Hal. 5 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Maka dengan demikian:

a
R
Permohonan PKPU ini sudah memenuhi ketentuan Undang-Undang yang

si
berlaku, yang untuk jelasnya kami kutip:

ne
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU Pasal 1

ng
butir 6:
Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam

do
gu jumlah uang, baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing,
baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau
kontijen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang

In
A
wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada
Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor;
ah

lik
• Bahwa adapun aset yang dimiliki oleh Pemohon PKPU sampai dengan
diajukannya permohonan PKPU ini terdiri atas:
am

ub
A. Barang tetap:
Yaitu berupa tanah beserta bangunan seluas ± 31.074.316 m2 terletak di
Desa Pesayan, Mangkajang, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau,
ep
k

Kalimantan Timur, mesin produksi dan heavy equipment; dan,


B. Barang bergerak:
ah

R
Yaitu berupa vessel, perabot dan peralatan kantor (5.310 unit peralatan,

si
perabot kantor dan rumah) serta kendaraan (47 kendaraan roda 4 dan 12
kendaraan roda 2);

ne
ng

Aset-aset tersebut di atas akan dirinci lebih lanjut sebagaimana dalam


bukti P-5;

do
gu

Sehingga:
Sangat memungkinkan bagi Pemohon PKPU untuk sanggup memenuhi
kewajibannya sebagai Debitur jika aset-aset dan usaha tersebut
In
A

dioperasikan kembali;
• Bahwa menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
ah

lik

dan PKPU Pasal 225 ayat (2), permohonan PKPU yang diajukan Debitur
haruslah dikabulkan oleh Pengadilan paling lambat 3 (tiga) hari sejak
m

ub

didaftarkannya permohonan PKPU;


Sehingga:
ka

Sudah sepatutnya Majelis Hakim mengabulkan permohonan PKPU ini


ep

karena telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan oleh Undang-


Undang, yang untuk lebih lengkapnya kami kutip:
ah

Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU Pasal


es

225 ayat (2):


M

ng

on

6
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dalam hal permohonan diajukan oleh Debitor, Pengadilan dalam jangka

a
R
waktu paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal didaftarkannya surat

si
permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat 1 harus

ne
mengabulkan penundaan kewajiban pembayaran utang sementara dan

ng
harus menunjuk seorang Hakim Pengawas dari Hakim Pengadilan serta
mengangkat 1 (satu) atau lebih Pengurus yang bersama dengan Debitor

do
gu •
mengurus harta Debitor;
Bahkan Pemohon PKPU akan segera mengajukan rencana perdamaian
kepada para Kreditur yang pada pokoknya berisi penawaran-penawaran

In
A
penyelesaian kewajibannya atau skema restrukturisasi utang yang
komprehensif dan berkepastian hukum kepada para Kreditornya termasuk
ah

lik
kepada Pemohon PKPU;

Penunjukkan dan pengangkatan Hakim Pengawas dan Pengurus:


am

ub
1. Bahwa sehubungan dengan permohonan pernyataan PKPU yang diaju-kan oleh
Pemohon PKPU, maka Pemohon PKPU dengan ini memohon kepada Majelis
ep
Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang mengadili
k

perkara a quo agar berkenaan menunjuk Hakim Niaga pada Pengadilan


ah

Niaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas serta mengangkat:


R

si
- Sdri. Duma Hutapea, SH., Kurator dan Pengurus, yang terdaftar Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat bukti

ne
ng

pendaftaran Kurator dan Pengurus:


Nomor : AHU.AH.04.03-42;

do
Tanggal : 2 Maret 2011;
gu

Alamat : Law Firm Duma & Co, Jalan Raya Gading Batavia, Blok LC 10/30,
Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240;
In
A

Selaku Pengurus dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU)


PT. Kertas Nusantara (dahulu PT Kiani Kertas);
ah

lik

2. Bahwa dengan ini kami melampirkan surat pernyataan dari Sdri. Duma
Hutapea, SH., atas kesediannya ditunjuk sebagai Pengurus dalam proses
PKPU PT. Kertas Nusantara (dahulu PT. Kiani Kertas) serta pernyataan
m

ub

bahwa tidak sedang menangani 3 (tiga) perkara kepailitan dan PKPU,


apabila permohonan PKPU ini dikabulkan (terlampir);
ka

ep

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon PKPU mohon kepada


Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya memberikan putusan
ah

sebagai berikut:
R

es
M

ng

on

Hal. 7 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1 Memeriksa permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang

a
R
diajukan Pemohon PKPU terlebih dahulu dan mengesampingkan pemeriksaan

si
permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit;

ne
2 Mengabulkan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU)

ng
yang diajukan Pemohon PKPU yaitu PT. Kertas Nusantara (dahulu PT. Kiani
Kertas);

do
gu 3 Menunjuk Hakim Pengawas dari Hakim-Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas untuk mengawasi proses penundaan
kewajiban pembayaran utang dari PT. Kertas Nusantara (dahulu PT. Kiani Kertas);

In
A
4 Mengangkat saudari Duma Hutapea, SH., Kurator dan Pengurus, yang terdaftar
di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
ah

lik
bukti pendaftaran Kurator dan Pengurus nomor: AHU.AH.04.03-42 tanggal 2 Maret
2011, berkantor di Law Fim Duma & Co. beralamat di Jalan Raya Gading Batavia,
am

ub
Blok LC 10/30, Kelapa Gading, Jakata Utara 14240, selaku Pengurus dalam proses
penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) PT. Kertas Nusantara (dahulu PT.
Kiani Kertas);
ep
k

Atau:
- Apabila Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat lain,
ah

R
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex a quo et bono);

si
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat nomor: 20/PKPU/2011/PN.NIAGA. JKT.PST. jo. nomor: 31/

ne
ng

Pailit/2011/PN.NIAGA.JKT.PST. tanggal 27 Juli 2011, adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan sah perdamaian yang dilakukan antara Pemohon Penundaan

do
gu

Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) PT. Kertas Nusantara (dahulu PT. Kiani
Kertas) dengan para Kreditornya, sebagaimana yang telah disepakati bersama
In
A

pada hari Kamis, tanggal 21 Juli 2011;


. Menghukum Debitor dan para Kreditor untuk mentaati isi perdamaian, tersebut;
3. Menghukum Debitor untuk membayar imbalan jasa Pengurus sebesar Rp.
ah

lik

5.000.000.000,- (lima milyar lima ratus juta rupiah) ditambah dengan biaya
PKPU Rp. 215.500.000,- (dua ratus lima belas juta lima ratus ribu rupiah);
m

ub

4. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 611.000,- (enam ratus sebelas ribu
rupiah) kepada Pemohon;
ka

ep

Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI nomor: 581 K/


Pdt.Sus/2011 tanggal 11 Oktober 2011 yang telah berkekuatan hukum tetap adalah
ah

sebagai berikut:
R

es

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Kreditor: Halim Mina,


M

Direktur Allied Ever Investments Ltd. tersebut;


ng

on

8
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menghukum Pemohon Kasasi/Kreditor untuk membayar biaya perkara

a
R
dalam tingkat kasasi sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

si
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan

ne
hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung RI nomor: 581 K/

ng
Pdt.Sus/2011 tanggal 11 Oktober 2011 diberitahukan kepada Pemohon Kasasi/
Kreditur pada tanggal 6 Februari 2012, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi/

do
gu Kreditur dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 21
Februari 2012, diajukan permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 7
Maret 2012 sebagaimana ternyata dari Akte permohonan peninjauan kembali No. 02

In
A
PK/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst. jo. No. 581 K/Pdt.Sus/2011 jo. No. 20/PKPU/2011/
PN.Niaga.Jkt.Pst. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan
ah

lik
Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana disertai dengan memori peninjauan kembali
yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada
am

ub
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 7 Maret 2012;
Bahwa setelah itu, oleh Termohon Kasasi/Pemohon PKPU yang pada
tanggal 7 Maret 2012 telah diberitahu tentang memori peninjauan kembali dari
ep
k

Pemohon Kasasi/Kreditur diajukan jawaban memori peninjauan kembali yang


diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
ah

R
pada tanggal 15 Maret 2012;

si
Menimbang, bahwa oleh karena itu sesuai dengan Pasal 295, 296, 297
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 permohonan peninjauan kembali a quo beserta

ne
ng

alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan


dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,

do
gu

formal dapat diterima;


Menimbang, bahwa alasan-alasan peninjauan kembali yang diajukan oleh
Pemohon Peninjauan Kembali/Kreditur dalam memori peninjauan kembali tersebut
In
A

pada pokoknya ialah:


I Kekeliruan nyata yang dilakukan oleh Judex Juris dalam putusan kasasi;
ah

lik

Judex Juris telah keliru menerapkan hukum. In casu upaya hukum yang diajukan
oleh Pemohon Peninjauan Kembali pada tingkat kasasi adalah upaya hukum
m

ub

kasasi terhadap putusan pengesahan perdamaian (vide Pasal 160 ayat (2) huruf a
jo. Pasal 287 jo. Pasal 288 jo. Pasal 285 ayat (4) jo. Pasal 11 UU Kepailitan) dan
ka

bukan upaya hukum kasasi terhadap putusan PKPU;


ep

A. Kekeliruan Judex Juris menerapkan Pasal 235 UU Kepailitan dalam perkara a


quo;
ah

1 Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang kami hormati, bahwa


es

Pemohon Peninjauan Kembali (dahulu Pemohon Kasasi/Kreditor dari


M

Termohon Peninjauan Kembali) pada tanggal 3 Agustus 2011 telah


ng

on

Hal. 9 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menyatakan dan mengajukan kasasi atas putusan pengesahan perdamaian

a
R
kepada Mahkamah Agung RI melalui Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada

si
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

ne
2 Bahwa isi putusan pengesahan perdamaian tersebut (vide bukti Pendukung

ng
Pemohon PK-5) pada pokoknya adalah mengesahkan rencana perdamaian
yang diajukan oleh Termohon Peninjauan Kembali dalam proses penundaan

do
gu kewajiban pembayaran utang (PKPU);
Merupakan fakta hukum dalam perkara a quo bahwa Pemohon Peninjauan
Kembali merupakan Kreditor konkuren yang menolak atas putusan pengesahan

In
A
perdamaian tersebut;
3 Bahwa UU Kepailitan secara tegas telah membedakan antara putusan PKPU
ah

lik
(vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-2) dengan putusan
pengesahan perdamaian (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan
am

ub
Kembali-5), dan sekaligus pula telah mengatur mengenai upaya hukum yang
disediakan oleh UU Kepailitan yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang
berkeberatan terhadap putusan pengesahan perdamaian, sebagaimana diatur
ep
k

dalam Pasal 288 jo. Pasal 287 jo. Pasal 160 ayat (2) huruf a jo. Pasal 285 ayat
(4) jo. Pasal 11 UU Kepailitan, yang kami kutip sebagai berikut:
ah

R
Pasal 288 UU Kepailitan:

si
Penundaan kewajiban pembayaran utang berakhir pada saat putusan pengesahan
perdamaian memperoleh kekuatan hukum tetap.....;

ne
ng

Pasal 287 UU Kepailitan:


Putusan pengesahan perdamaian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

do
gu

dalam hubungannya dengan berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282,
bagi semua Kreditur yang tidak dibantah oleh Debitor, merupakan alas hak yang
dapat dijalankan terhadap Debitor dan semua orang yang telah mengikatkan diri
In
A

sebagai penanggung untuk perdamaian tersebut;


Pasal 160 ayat (2) huruf a UU Kepailitan:
ah

lik

Dalam hal pengesahan perdamaian dikabulkan, dalam waktu 8 (delapan) hari


setelah tanggal pengesahan tersebut diucapkan, dapat diajukan kasasi oleh:
m

ub

a Kreditor yang menolak perdamaian atau yang tidak hadir pada saat
diadakan pemungutan suara;
ka

Pasal 285 ayat (4) UU Kepailitan:


ep

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 berlaku
mutatis mutandis terhadap pengesahan perdamaian, namun tidak berlaku terhadap
ah

penolakan perdamaian;
es

Pasal 11 ayat (1) UU Kepailitan:


M

ng

on

10
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan atas permohonan pernyataan

a
R
pailit adalah kasasi ke Mahkamah Agung;

si
4 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pemohon Peninjauan Kembali (dahulu

ne
Pemohon Kasasi) yang berkedudukan sebagai salah satu Kreditor dari

ng
Termohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yang menolak putusan
pengesahan perdamaian pada dasarnya telah dijamin haknya oleh UU

do
gu Kepailitan untuk dapat mengajukan upaya hukum kasasi terhadap putusan
pengesahan perdamaian;
5 Berdasarkan uraian pasal-pasal tersebut di atas, maka pertimbangan hukum

In
A
Judex Juris dalam putusan kasasi (vide bukti Pemohon Peninjauan Kembali-7)
pada halaman 22 strip ke-4 menyatakan:
ah

lik
Bahwa terhadap putusan penundaan kewajiban pembayaran utang, tidak dapat
diajukan upaya hukum apapun (Pasal 235 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004);
am

ub
Adalah sama sekali tidak dapat dibenarkan dan tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
Selanjutnya kami kutip bunyi ketentuan Pasal 235 UU Kepailitan tersebut:
ep
k

Ayat (1): Terhadap putusan penundaan kewajiban pembayaran utang tidak


dapat diajukan upaya hukum apapun;
ah

R
Ayat (2): Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diumumkan

si
dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226;
6 Bahwa pertimbangan hukum Judex Juris sebagaimana tersebut di atas

ne
ng

merupakan pertimbangan hukum yang tidak tepat dan keliru untuk dijadikan
sebagai dasar dalam memutus permohonan kasasi dari Pemohon Peninjauan

do
gu

Kembali, karena yang dimohonkan kasasi oleh Pemohon Peninjauan Kembali


adalah terhadap putusan pengesahan perdamaian (vide bukti pendukung
Pemohon Peninjauan Kembali-5) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 288 jo.
In
A

Pasal 287 jo. Pasal 160 ayat (2) huruf a jo. Pasal 285 ayat (4) jo. Pasal 11 UU
Kepailitan dan bukan kasasi terhadap putusan PKPU (vide bukti pendukung
ah

lik

Pemohon Peninjauan Kembali-2) sebagaimana dipahami oleh Judex Juris


dalam pertimbangan hukumnya tersebut yang mendasarkan kepada Pasal 235
m

ub

UU Kepailitan;
7 Bahwa untuk memperjelas pemahaman dan untuk memudahkan Majelis
ka

Hakim Agung peninjauan kembali dalam memeriksa perkara a quo, berikut


ep

kami sampaikan secara ringkas mengenai proses permohonan kasasi atas


putusan pengesahan perdamaian, sebagai berikut:
ah

a Bahwa pada tanggal 18 Mei 2011, telah diajukan permohonan pailit


es

oleh PT. Multi Alphabet Dinamika selaku Pemohon Pailit terhadap PT.
M

ng

on

Hal. 11 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kertas Nusantara (Termohon Peninjauan Kembali) sebagai Termohon

a
R
Pailit;

si
b Terhadap adanya permohonan pailit tersebut, Termohon Peninjauan

ne
Kembali selanjutnya telah mengajukan permohonan PKPU, dan

ng
permohonan tersebut telah dikabulkan oleh Judex Facti pada tanggal 9
Juni 2011 melalui putusan penundaan kewajiban pembayaran utang

do
gu sementara (putusan PKPU) (vide bukti pendukung Pemohon
Peninjauan Kembali-2);
Putusan PKPU tersebut berisi tentang pemberian jangka waktu 45 hari kepada

In
A
Termohon Peninjauan Kembali (in casu Debitur) dan para Kreditor (salah
satunya adalah Pemohon Peninjauan Kembali) untuk membahas proposal
ah

lik
rencana perdamaian yang ditawarkan oleh Termohon Peninjauan Kembali;
c Bahwa selanjutnya, pada tanggal 27 Juli 2011 Judex Facti yang
am

ub
memeriksa perkara a quo pada tingkat pertama menjatuhkan putusan
dalam perkara nomor: 20/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst jo. nomor: 31/
Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst, yang berisi mengenai pengesahan
ep
k

terhadap rencana perdamaian yang ditawarkan oleh Termohon


Peninjauan Kembali (putusan pengesahan perdamaian) (vide bukti
ah

R
pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5);

si
d Selanjutnya oleh karena Pemohon Peninjauan Kembali yang merasa
keberatan terhadap putusan pengesahan perdamaian tersebut, maka

ne
ng

Pemohon Peninjauan Kembali sebagai Kreditor yang menolak rencana


perdamaian, telah mengajukan upaya kasasi atas putusan pengesahan

do
gu

perdamaian tersebut berdasarkan kepada ketentuan Pasal 160 ayat (2)


huruf a jo. Pasal 287 jo. Pasal 288 jo. Pasal 285 ayat (4) jo. Pasal 11
UU Kepailitan;
In
A

8 Melalui ulasan di atas, dapat diketahui secara tegas bahwa putusan yang
dibacakan oleh Judex Facti pada tanggal 27 Juli 2011 yang berisi mengenai
ah

lik

pengesahan atas rencana perdamaian adalah putusan pengesahan perdamaian


(vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5);
m

ub

9 Dengan demikian, merupakan fakta yang jelas dan terang bahwa antara (i)
putusan pengesahan perdamaian (bukti pendukung Pemohon Peninjauan
ka

Kembali-5), adalah berbeda dengan (ii) putusan PKPU (bukti pendukung


ep

Pemohon Peninjauan Kembali-2). Karena masing-masing putusan tersebut


memiliki jenis dan muatan yang berbeda;
ah

10 Selain itu, dengan merujuk kepada fakta-fakta tersebut di atas yang dikaitkan
es

kepada ketentuan Pasal 288 jo. Pasal 287 UU Kepailitan, maka terdapat fakta
M

hukum bahwasanya PKPU a quo yang diberikan berdasarkan putusan PKPU


ng

on

12
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sementara telah berakhir dengan adanya putusan pengesahan perdamaian

a
R
(bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5);

si
11 Berdasarkan uraian tersebut di atas, terbukti secara jelas dan nyata bahwa

ne
Judex Juris telah mencampuradukkan dan menyamaratakan antara putusan

ng
pengesahan perdamaian (bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5)
yang terbuka untuk diajukan upaya hukum kasasi dengan putusan PKPU

do
gu (bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-2) yang tidak dapat diajukan
upaya hukum apapun berdasarkan Pasal 235 UU Kepailitan;
Tindakan Judex Juris yang mencampuradukkan dan menyamaratakan antara

In
A
putusan pengesahan perdamaian (bukti pendukung Pemohon Peninjauan
Kembali-5) dengan putusan PKPU (bukti pendukung Pemohon Peninjauan
ah

lik
Kembali-2) tersebut merupakan fakta hukum yang tidak terbantahkan bahwa
Judex Juris telah melakukan kekeliruan yang nyata dalam menerapkan hukum
am

ub
khususnya dalam menerapkan ketentuan Pasal 235 UU Kepailitan yang dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam memutus perkara pada tingkat kasasi tersebut;
Karena faktanya terhadap putusan pengesahan perdamaian (bukti pendukung
ep
k

Pemohon Peninjauan Kembali-5) dapat dilakukan upaya hukum kasasi yang


disediakan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu berdasarkan
ah

R
ketentuan Pasal 160 ayat (2) huruf a jo. Pasal 287 jo. Pasal 288 jo. Pasal 285 ayat

si
(4) jo. Pasal 11 UU Kepailitan;
12 Kekeliruan nyata yang telah dilakukan oleh Judex Juris tersebut nyata-nyata

ne
ng

mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi Pemohon Peninjauan


Kembali dan telah melukai rasa keadilan bagi Pemohon Peninjauan Kembali

do
gu

sebagai subyek hukum yang dilindungi dan dijamin oleh konstitusi Negara
Republik Indonesia yaitu berdasarkan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk mendapatkan persamaan
In
A

hak dan perlakuan yang adil di hadapan hukum;


13 Berdasarkan hal-hal yang telah Pemohon Peninjauan Kembali uraikan
ah

lik

tersebut diatas, maka terbukti secara sah bahwa Judex Juris telah melakukan
kekeliruan yang nyata dengan melakukan kesalahan penerapan dasar hukum
m

ub

yang menjadi dasar pertimbangan bagi Judex Juris dalam memutus perkara a
quo pada tingkat kasasi;
ka

Maka, sudah sepatutnya dan selayaknya bagi Majelis Hakim Agung peninjauan
ep

kembali pemeriksa perkara a quo di tingkat peninjauan kembali untuk dapat


menyatakan bahwa Judex Facti dan Judex Juris telah terbukti melakukan
ah

kekeliruan yang nyata sebagaimana diatur pada Pasal 295 ayat (2) huruf b UU
es

Kepailitan jo. Pasal 67 huruf f UU MA;


M

ng

on

Hal. 13 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
B. Kekeliruan Judex Juris menerapkan Pasal 121 ayat (1) UU Kepailitan dalam

a
R
perkara a quo:

si
14 Selanjutnya, bahwa selain telah memberikan pertimbangan hukum yang keliru

ne
dengan mencantumkan Pasal 235 UU Kepailitan sebagai dasar penolakan

ng
permohonan kasasi, Judex Juris dalam pertimbangannya pada halaman 22
putusan kasasi (bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-7) juga

do
gu menyampaikan pertimbangan yang didasarkan kepada ketentuan hukum yang
salah dan tidak benar, yaitu pertimbangan yang kami kutip sebagai berikut:

In
Bahwa dalam rapat pemungutan suara rencana perdamaian, oleh para
A
Kreditor, 7 (tujuh) Kreditor separatis dengan jumlah tagihan sebesar Rp.
7.939.560.000.403,80,- setuju dengan rencana perdamaian tersebut atau
ah

lik
100% setuju;
• Sedangkan Kreditor konkuren sebanyak 113 orang, dengan perincian 101
am

ub
Kreditor konkuren setuju dengan rencana perdamaian tersebut, dengan
total tagihan sebesar Rp. 5.589.458.738.235,- atau = 88,93% dan 12
Kreditor konkuren menolak, dengan total tagihan Rp.
ep
k

696.011.633.293,- atau sama dengan 11.07%;


ah

• Bahwa dari uraian tersebut di atas ternyata 100% Kreditor separatis dan
R

si
88.93% Kreditur konkuren, setuju dengan rencana perdamaian, maka
sesuai dengan ketentuan ketentuan Pasal 121 ayat (1) Undang Undang

ne
ng

nomor: 37 Tahun 2004 pengambilan suara untuk rencana perdamaian


terpenuhi;

do
15 Bahwa Judex Juris telah mempergunakan ketentuan Pasal 121 ayat (1) UU
gu

Kepailitan sebagai dasar pertimbangan hukumnya dalam putusan kasasi (bukti


pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-7), dimana bunyi ketentuan Pasal
In
A

121 ayat (1) UU Kepailitan tersebut menyatakan sebagai berikut:


Debitur Pailit wajib hadir sendiri dalam rapat pencocokan piutang, agar dapat
ah

memberikan keterangan yang diminta oleh Hakim Pengawas mengenai sebab


lik

musabab kepailitan dan keadaan harta pailit;


16 Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang kami hormati, bahwa
m

ub

pencantuman ketentuan Pasal 121 ayat (1) UU Kepailitan sebagaimana


dikutip Judex Juris tersebut sama sekali tidak memiliki relevansi dengan
ka

ep

perkara a quo, karena ketentuan Pasal 121 ayat (1) UU Kepailitan yang
dijadikan sebagai dasar hukum oleh Judex Juris dalam pertimbangannya
ah

tersebut bukanlah ketentuan yang tepat sebagai dasar hukum atas persetujuan-
R

persetujuan yang diberikan oleh Kreditor-Kreditor Termohon Peninjauan


es
M

ng

on

14
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kembali melalui mekanisme pemungutan suara terhadap rencana perdamaian

a
R
yang ditawarkan oleh Termohon Peninjauan Kembali;

si
Sebaliknya, penggunaan dasar hukum Pasal 121 ayat (1) UU Kepailitan tersebut

ne
justru membuktikan bahwa pertimbangan hukum putusan kasasi (bukti

ng
pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-7) dibuat secara salah, tidak benar dan
tidak cermat oleh Judex Juris. Sehingga karena kesalahan, ketidakbenaran dan

do
gu ketidakcermatan Judex Juris tersebut, maka sangat beralasan hukum dan sangat
patut bagi yang mulia Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang memeriksa
dan memutus perkara a quo untuk membatalkan putusan kasasi;

In
A
17 Bahwa terhadap pertimbangan hukum yang tidak sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku, M. Yahya Harahap berpendapat bahwa pertimbangan
ah

lik
hukum yang sedemikian rupa tersebut merupakan alasan yang sah dan
memenuhi syarat sebagai alasan pengajuan permohonan peninjauan kembali;
am

ub
Pendapat M. Yahya Harahap tersebut tertuang dalam bukunya yang berjudul:
Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali
Perkara Perdata (Penerbit: Sinar Grafika, Cet-I, Januari 2008) halaman 468 angka
ep
k

2 yang mengatakan:
Putusan yang benar dan yang semestinya ditegakkan adalah putusan yang
ah

R
mengandung pertimbangan yang sesuai dengan ketentuan hukum (the rule of

si
law). Tidak dibenarkan pertimbangan putusan yang tidak sesuai dengan ketentuan
hukum. Apabila putusan mengandung pembenaran terhadap sesuatu hal yang

ne
ng

tidak memenuhi syarat yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang


berlaku, maka dalam putusan itu terdapat kekhilafan atau kekeliruan nyata karena

do
gu

dalam hal yang demikian, putusan dianggap telah membenarkan yang tidak sah
menurut hukum (onwettig, illegal) menjadi sah (wettig, legal);
Kemudian halaman 469 buku yang sama mengatakan:
In
A

Bahwa putusan yang membenarkan sesuatu yang tidak memenuhi syarat yang
ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam arti luas,
ah

lik

dikategorikan putusan yang mengandung kekhilafan atau kekeliruan nyata, dan


sah memenuhi syarat sebagai alasan peninjauan kembali berdasarkan Pasal 67
m

ub

huruf f UU MA;
18 Berdasarkan seluruh uraian di atas, terbukti bahwa putusan kasasi sudah tidak
ka

dapat dipertahankan lagi, dan karenanya sangat beralasan hukum dan sudah
ep

sepatutnya bagi Hakim Agung peninjauan kembali yang memeriksa serta


memutus perkara a quo untuk membatalkan putusan kasasi (bukti pendukung
ah

Pemohon Peninjauan Kembali-7);


es

Persetujuan mayoritas Kreditor terhadap rencana perdamaian yang ditawarkan


M

Termohon Peninjauan Kembali tidak mengeliminir dan/atau menghilangkan hak


ng

on

Hal. 15 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bagi Kreditor yang menolak rencana perdamaian untuk mengajukan upaya hukum

a
R
kasasi terhadap putusan pengesahan perdamaian;

si
19 Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang terhormat, bahwa meskipun

ne
Judex Juris pada pertimbangan hukumnya halaman 22 dalam putusan kasasi

ng
(bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-7) menguraikan mengenai
adanya persetujuan dari mayoritas Kreditor separatis dan konkuren dalam

do
gu pengambilan suara atas rencana perdamaian yang kemudian menjadikan
persetujuan mayoritas Kreditor atas rencana perdamaian tersebut sebagai
dasar bagi Judex Juris untuk menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh

In
A
Pemohon Peninjauan Kembali, namun keberadaan persetujuan-persetujuan
dari mayoritas Kreditor (baik separatis maupun konkuren) tersebut sama
ah

lik
sekali tidak mengeliminasi dan/atau menghilangkan hak bagi kreditor yang
menolak rencana perdamaian untuk mengajukan upaya hukum kasasi. Hal ini
am

ub
berdasarkan pada ketentuan Pasal 160 ayat (2) huruf a jo. Pasal 287 jo. Pasal
288 jo. Pasal 285 ayat (4) jo. Pasal 11 UU Kepailitan;
20 Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini,
ep
k

SH., dalam bukunya yang berjudul: Hukum Kepailitan (Penerbit: PT. Pustaka
Utama Grafiti, Cet-IV, Januari 2010) halaman 414, yang mengatakan bahwa:
ah

R
Menurut Pasal 161 ayat (1) UUK-PKPU, kasasi atas putusan Pengadilan

si
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 diselenggarakan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13. Sementara itu,

ne
ng

Pasal 161 ayat (2) menentukan bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 158, kecuali ketentuan yang menyangkut hakim pengawas dan Pasal 159

do
gu

ayat (1), juga berlaku dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
21 Pertimbangan hukum Judex Juris tersebut di atas dalam putusan kasasi (bukti
Pemohon Peninjauan Kembali-7) termasuk sebagai fakta hukum kekeliruan
In
A

nyata yang dilakukan oleh Judex Facti dalam memeriksa dan memutus
perkara a quo. Sehingga oleh karenanya Pemohon Peninjauan Kembali
ah

lik

memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang
memeriksa dan memutus perkara a quo untuk membatalkan putusan kasasi
m

ub

yang terbukti secara hukum telah dibuat dengan kekeliruan yang nyata dan
bertentangan dengan hukum;
ka

Judex Facti melakukan kebohongan dan kesalahan nyata dalam pertimbangan


ep

hukumnya:
22 Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 53 paragraf ke 2 dari
ah

putusan pengesahan perdamaian (bukti pendukung Pemohon Peninjauan


es

Kembali-5) yang nyata-nyata merupakan pertimbangan yang didasari


M

ng

on

16
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kebohongan dan kesalahan yang nyata, pertimbangan hukum tersebut kami

a
R
kutip sebagai berikut:

si
Menimbang, bahwa setelah mendengar dan mempelajari laporan Hakim

ne
Pengawas, Pengurus, Debitor dan para Kreditor ternyata tidak ditemukan adanya

ng
alasan-alasan guna menolak untuk mengesahkan perdamaian sebagaimana
disyaratkan dalam Pasal 285 ayat (2) UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan

do
gu dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang;
23 Merupakan fakta yang tidak dapat dibantah (notoir feit), bahwa:

In
Pada persidangan tanggal 27 Juli 2011 Judex Facti nyata-nyata tidak
A
pernah melakukan sidang permusyawaratan Majelis Hakim;
• Judex Facti juga tidak pernah mendengar dan atau mendapatkan laporan
ah

lik
tertulis Hakim Pengawas dalam sidang terbuka sebagaimana
dipersyaratkan pada Pasal 158 ayat (1) jo. Pasal 284 ayat (1) UU
am

ub
Kepailitan;
• Judex Facti juga tidak pernah mendengarkan alasan-alasan dari para
ep
Kreditor yang menerima/menolak rencana perdamaian;
k

Fakta yang ada adalah bahwa Judex Facti justru langsung membacakan putusan
ah

pengesahan perdamaian dengan mengabaikan interupsi yang dilakukan oleh para


R

si
Kreditor yang hadir (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-6 dan
Peninjauan Kembali-8);

ne
ng

Hal ini juga dapat dibuktikan dari Berita acara persidangan tanggal 27 Juli 2011
yang telah ditandatangani oleh Ketua Majelis dan Panitera perkara a quo yang

do
pada intinya menyatakan bahwa pada persidangan tanggal 27 Juli 2011 memang
gu

tidak pernah diadakan sidang permusyawaratan Majelis Hakim, dan berita acara
persidangan tersebut juga dengan jelas menyatakan bahwa Hakim Pengawas tidak
In
A

menghadiri persidangan tersebut;


Berdasarkan hal tersebut di atas, maka secara nyata Judex Facti telah melakukan
ah

kebohongan dan/atau telah melakukan kesalahan yang nyata dalam pertimbangan


lik

hukumnya dan/atau mendasarkan pertimbangan hukumnya kepada hal yang keliru


karena tidak sesuai dengan fakta riil yang sebenarnya (vide bukti pendukung
m

ub

Pemohon Peninjauan Kembali-6 dan Peninjauan Kembali-8);


Kejanggalan-kejanggalan dalam proses PKPU, rencana perdamaian, pembahasan
ka

ep

rencana perdamaian, dan pengesahan perdamaian yang mengakibatkan tidak


terjaminnya rencana perdamaian sehingga putusan pengesahan perdamaian wajib
ah

dibatalkan berdasarkan Pasal 285 ayat (2) jo. Pasal 159 ayat (2) UU Kepailitan;
R

24 Yang Mulia Majelis Hakim Agung peninjauan kembali, pada dasarnya UU


es

Kepailitan telah menjamin sepenuhnya upaya hukum kasasi bagi kreditor


M

ng

on

Hal. 17 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang menolak putusan pengesahan perdamaian (meskipun terdapat

a
R
persetujuan dari mayoritas Kreditor mengenai hal tersebut) sepanjang dapat

si
dibuktikan bahwa terdapat kejanggalan-kejanggalan terkait dengan rencana

ne
perdamaian, yang merugikan kepentingan Kreditor;

ng
Penelaahan dan penilaian terhadap potensi realisasi atas rencana perdamaian yang
ditawarkan oleh Termohon Peninjauan Kembali merupakan hal utama dan

do
gu seharusnya menjadi prioritas untuk dicermati dan diperiksa secara seksama oleh
Judex Juris dalam pemeriksaan di tingkat kasasi demi untuk melindungi
kepentingan para Kreditor dari Termohon Peninjauan Kembali serta

In
A
menghindarkan potensi kegagalan Termohon Peninjauan Kembali dalam
memenuhi kewajibannya berdasarkan rencana perdamaian yang ditawarkannya;
ah

lik
Selain itu, penelaahan dan penilaian tersebut bertujuan pula untuk menghindarkan
kerugian yang mungkin akan diderita oleh para Kreditor dari Termohon
am

ub
Peninjauan Kembali seandainya rencana perdamaian yang ditawarkan oleh
Termohon Peninjauan Kembali secara logis normatif tidak cukup menjamin
pengembalian dan/atau penyelesaian utang oleh Termohon Peninjauan Kembali
ep
k

kepada para Kreditornya;


Namun pada kenyataannya Judex Juris sama sekali tidak memperhatikan dan
ah

R
tidak pula mencermati secara seksama terhadap rencana perdamaian yang telah

si
disahkan oleh Judex Facti melalui putusan pengesahan perdamaian (vide bukti
pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5), justru Judex Juris mengabaikannya

ne
ng

dengan sedemikian rupa. Sehingga karenanya, kami mohon Majelis Hakim Agung
peninjauan kembali untuk dapat kembali memeriksa kejanggalan-kejanggalan

do
gu

dalam rencana perdamaian, sebagaimana akan kami uraikan lebih lanjut dalam
permohonan peninjauan kembali a quo;
25 UU Kepailitan memberikan dasar bagi Pengadilan Niaga untuk membatalkan
In
A

atau menolak pengesahan perdamaian tersebut sebagaimana tertuang dalam


ketentuan Pasal 159 ayat (2) huruf b jo. Pasal 285 ayat (2) huruf b UU
ah

lik

Kepailitan, yang kami kutip sebagai berikut:


Pasal 159 ayat (2) huruf b UU Kepailitan:
m

ub

“Pengadilan wajib menolak pengesahan perdamaian apabila:


b. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;
ka

Pasal 285 ayat (2) huruf b UU Kepailitan:


ep

Pengadilan wajib menolak untuk mengesahkan perdamaian, apabila:


b. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;”
ah

26 Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang kami hormati, uraian


es

mengenai peristiwa-peristiwa hukum yang telah terjadi selama proses


M

pemeriksaan perkara a quo pada tingkat pertama, dan peristiwa-peristiwa


ng

on

18
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hukum tersebut membuktikan bahwa terdapat sejumlah pelanggaran

a
R
prosedural pemeriksaan perkara a quo yaitu sebagai berikut:

si
a Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (ic. Allied Ever Investments

ne
Limited) merupakan salah satu Kreditor Konkuren dari Termohon

ng
Peninjauan Kembali dengan jumlah piutang yang diakui sebesar
55.000.000 US dollar (lima puluh lima juta dollar Amerika Serikat)

do
gu atau yang dikonversi kedalam mata uang rupiah ekuivalen dengan Rp.
468.765.000.000,- (empat ratus enam puluh delapan miliar tujuh ratus
enam puluh lima juta rupiah) sebagaimana yang tercantum dalam

In
A
daftar Kreditur Konkuren yang diakui (hasil verifikasi pada rapat
tanggal 14 Juli 2011) (vide bukti Pemohon Peninjauan Kembali-1).
ah

lik
Untuk itu maka Pemohon Peninjauan Kembali secara hukum memiliki
hak untuk memberikan suara terhadap rencana perdamaian yang
am

ub
ditawarkan oleh Termohon Peninjauan Kembali dalam proses PKPU
yang diajukan oleh Termohon Peninjauan Kembali;
b Bahwa pada tanggal 9 Juni 2011 telah diputus dan dikabulkannya
ep
k

permohonan PKPU sementara, sebagaimana dimaksud dalam putusan


PKPU nomor: 20/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst jo. nomor: 31/Pailit/
ah

R
2011/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 9 Juni 2011 (putusan PKPU) (vide

si
bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kasasi-2), yang isinya antara
lain menyebutkan:

ne
ng

• Dikabulkannya permohonan PKPU sementara selama 45 hari,


• Diangkatnya Hakim Pengawas (Marsudin Nainggolan, SH., MH.,) dan

do
gu

Tim Pengurus;
• Menetapkan sidang permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Rabu
In
A

tanggal 27 Juli 2011, bertempat di Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta


Pusat;
ah

• Memerintahkan Pengurus untuk memanggil Pemohon PKPU dan


lik

Kreditor yang dikenal dalam surat tercatat agar datang pada sidang
yang telah ditetapkan;
m

ub

• Menetapkan biaya pengurusan dan imbalan jasa bagi Pengurus;


ka

• Menangguhkan biaya permohonan PKPU ini sampai dengan PKPU


ep

dinyatakan selesai;
c Sebagai tindak lanjut atas diberikannya PKPU sementara, maka
ah

Pengurus melakukan pengumuman kepada para Kreditor Termohon


es

Peninjauan Kembali di harian Kompas pada tanggal 20 Juni 2011 (vide


M

bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-3) yang salah satunya


ng

on

Hal. 19 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
memuat mengenai undangan untuk menghadiri sidang pada tanggal 27

a
R
Juli 2011 dengan agenda berupa sidang permusyawaratan Majelis

si
Hakim (hal ini sebagaimana pula disyaratkan oleh Pasal 226 ayat (1)

ne
UU Kepailitan);

ng
Pasal 226 ayat (1) UU Kepailitan tersebut selengkapnya kami kutip sebagai
berikut:

do
gu Pengurus wajib segera mengumumkan putusan penundaan kewajiban
pembayaran utang sementara dalam Berita Negara Republik Indonesia dan
paling sedikit dalam 2 (dua) surat kabar harian yang ditunjuk oleh Hakim

In
A
Pengawas dan pengumuman tersebut juga harus memuat undangan untuk
hadir pada persidangan yang merupakan rapat permusyawaratan Hakim
ah

lik
berikut tanggal, tempat, dan waktu sidang tersebut, nama Hakim Pengawas
dan nama serta alamat Pengurus;
am

ub
d Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang kami muliakan,
merupakan fakta hukum bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah
menghadiri sidang pada tanggal 27 Juli 2011 tersebut, namun
ep
k

Pemohon Peninjauan Kembali mendapati kenyataan agenda


persidangan tidak sesuai dengan agenda sidang sebagaimana
ah

R
diumumkan oleh pengurus dalam harian Kompas tertanggal 20 Juni

si
2011, yaitu tidak terselenggaranya sidang permusyawaratan Majelis
Hakim (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-6 dan

ne
ng

Peninjauan Kembali-8);
Serta merupakan fakta hukum pula bahwa Judex Facti yang memeriksa

do
gu

perkara nomor: 20/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst jo. nomor: 31/Pailit/2011/


PN.Niaga.Jkt.Pst tertanggal 27 Juli 2011 justru langsung membacakan
putusan mengenai pengesahan rencana perdamaian yang ditawarkan oleh
In
A

Termohon Peninjauan Kembali dan mengabaikan hak-hak para Kreditor untuk


menghadiri sidang permusyawaratan Majelis Hakim serta menyampaikan
ah

lik

alasan-alasan persetujuan pengesahan maupun penolakan terhadap rencana


perdamaian yang ditawarkan Termohon Peninjauan Kembali sebagaimana
m

ub

diatur oleh UU Kepailitan dalam Pasal 284 ayat (1) jo. Pasal 158 ayat (1)
(vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-6 dan Peninjauan
ka

Kembali-8), hal ini juga dapat dibuktikan dari Berita acara persidangan
ep

tanggal 27 Juli 2011 yang telah ditandatangani oleh Ketua Majelis dan
Panitera perkara a quo yang pada intinya menyatakan bahwa pada
ah

persidangan tanggal 27 Juli 2011 memang tidak pernah diadakan sidang


es

permusyawaratan Majelis Hakim, dan berita acara persidangan tersebut juga


M

ng

on

20
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan jelas menyatakan bahwa Hakim Pengawas tidak menghadiri

a
R
persidangan tersebut;

si
Pasal 284 ayat (1) UU Kepailitan mengatur bahwa:

ne
Apabila rencana perdamaian diterima, Hakim Pengawas wajib menyampaikan

ng
laporan tertulis kepada Pengadilan pada tanggal yang telah ditentukan untuk
keperluan pengesahan perdamaian, dan pada tanggal yang telah ditentukan

do
gu tersebut pengurus serta Kreditor dapat menyampaikan alasan yang
menyebabkan ia menghendaki pengesahan atau penolakan perdamaian;
Juncto Pasal 158 ayat (1) UU Kepailitan yang mengatur bahwa:

In
A
Pada hari sidang yang ditetapkan Hakim Pengawas dalam sidang terbuka
memberikan laporan tertulis, sedangkan tiap-tiap Kreditor baik sendiri
ah

lik
maupun kuasanya, dapat menjelaskan alasan-alasan yang menyebabkan ia
menghendaki pengesahan atau penolakan perdamaian;
am

ub
27 Fakta-fakta hukum tersebut di atas membuktikan bahwa tindakan Judex Facti
yang mengabaikan hak-hak para Kreditor Termohon Peninjauan Kembali
untuk menyampaikan alasan-alasan persetujuan maupun penolakan terhadap
ep
k

rencana perdamaian tersebut dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


merupakan kekeliruan nyata dan kelalaian dalam menerapkan hukum yang
ah

R
berlaku, yaitu kewajiban menyelenggarakan sidang permusyawaratan Majelis

si
Hakim sebagaimana diatur dalam Pasal 284 ayat (1) jo. Pasal 158 ayat (1) UU
Kepailitan;

ne
ng

28 Bahwa penyelenggaraan sidang permusyawaratan Majelis Hakim mempunyai


arti yang sangat penting bagi Pemohon Peninjauan Kembali selaku Kreditor a

do
gu

quo, oleh karena dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim tersebut


Pemohon Peninjauan Kembali seharusnya memiliki hak untuk menyampaikan
alasan-alasan yang menyebabkan Pemohon Peninjauan Kembali tidak
In
A

menyetujui dan menolak rencana perdamaian dan alasan-alasan tersebut wajib


untuk dipertimbangkan oleh Judex Facti dalam mengesahkan dan/atau
ah

lik

menolak rencana perdamaian tersebut;


29 Merupakan fakta hukum bahwa, Pemohon Peninjauan Kembali sama sekali
m

ub

tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan keberatan-keberatannya


maupun alasan-alasan penolakannya atas rencana perdamaian dalam sidang
ka

pada tanggal 27 Juli 2011 tersebut (vide bukti pendukung Pemohon


ep

Peninjauan Kembali-6 dan Peninjauan Kembali-8), dan bahkan fatalnya


alasan-alasan keberatan Pemohon Peninjauan Kembali sebagaimana termuat
ah

dalam putusan pengesahan perdamaian sama sekali tidak mencerminkan


es

keadaan ataupun keberatan dari Pemohon Peninjauan Kembali yang


M

sesungguhnya secara utuh. Hal tersebut karena Judex Facti hanya


ng

on

Hal. 21 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mendasarkan pada laporan Hakim Pengawas secara sepihak dan Judex Facti

a
R
telah mengabaikan hak Pemohon Peninjauan Kembali untuk menyampaikan

si
keberatannya secara langsung dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim.

ne
Tindakan Judex Facti tersebut jelas-jelas merupakan penyelundupan terhadap

ng
suatu fakta riil dan manipulasi atas peristiwa-peristiwa hukum dalam suatu
dokumentasi hukum (in casu putusan pengesahan perdamaian);

do
gu 30 Fakta yang sesungguhnya terjadi pada sidang tanggal 27 Juli 2011 adalah
bahwa Judex Facti tetap membacakan putusan pengesahan perdamaian
meskipun Pemohon Peninjauan Kembali maupun para Kreditor lainnya

In
A
mengajukan interupsi-interupsi dan keberatan atas pembacaan putusan
pengesahan perdamaian tersebut (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan
ah

lik
Kembali-6 dan Peninjauan Kembali-8);
31 Untuk mempermudah pemahaman Yang Mulia Majelis Hakim Agung
am

ub
peninjauan kembali, Pemohon Peninjauan Kembali akan menguraikan tentang
kejanggalan-kejanggalan dalam persidangan pada tanggal 27 Juli 2011
tersebut yang kami rinci sebagai berikut:
ep
k

a Terhadap kewajiban penyelenggaraan sidang permusyawaratan Majelis


Hakim, sebagaimana diamanatkan oleh putusan PKPU pada tanggal 9 Juni
ah

R
2011 (vide bukti Pemohon Peninjauan Kembali-2) serta sebagaimana

si
tercantum dalam pengumuman yang dilakukan oleh Pengurus pada harian
Kompas pada tanggal 20 Juni 2011 (vide bukti Pemohon Peninjauan

ne
ng

Kembali-3) dengan fase dimana Hakim Pengawas harus memberikan


laporan tertulis dalam sidang terbuka kepada Judex Facti (vide Pasal 158

do
gu

ayat (1) jo. Pasal 284 ayat (1) UU Kepailitan) mengenai persetujuan/
penolakan Kreditor atas rencana perdamaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 281 ayat (1) UU Kepailitan;
In
A

Faktanya dalam persidangan pada tanggal 27 Juli 2011 tersebut:


Sidang permusyawaratan Majelis Hakim tidak pernah diselenggarakan dan
ah

lik

tidak dihadiri oleh Hakim Pengawas tanpa alasan yang sah dan karenanya
tindakan Hakim Pengawas tersebut melanggar Pasal 158 ayat (1) jo. Pasal 284
m

ub

ayat (1) UU Kepailitan, hal ini juga dapat dibuktikan dari Berita acara
persidangan tanggal 27 Juli 2011 yang telah ditandatangani oleh Ketua
ka

Majelis dan Panitera perkara a quo yang pada intinya menyatakan bahwa pada
ep

persidangan tanggal 27 Juli 2011 memang tidak pernah diadakan sidang


permusyawaratan Majelis Hakim, dan berita acara persidangan tersebut juga
ah

dengan jelas menyatakan bahwa Hakim Pengawas tidak menghadiri


es

persidangan tersebut;
M

ng

on

22
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
b Hakim Pengawas seharusnya mencantumkan isi rencana perdamaian,

a
R
nama Kreditor yang hadir dan berhak mengeluarkan suara, catatan tentang

si
suara yang dikeluarkan Kreditor, hasil pemungutan suara, dan catatan

ne
tentang semua kejadian lain dalam rapat (Pasal 282 ayat (1) UU

ng
Kepailitan);
Faktanya dalam persidangan pada tanggal 27 Juli 2011 tersebut:

do
gu Hakim Pengawas tidak hadir pada persidangan tanggal 27 Juli 2011 dan
Pengurus tidak memberikan laporan mengenai proses PKPU sampai dengan
disetujuinya rencana perdamaian tersebut, yang terjadi Judex Facti tanpa

In
A
terlebih dahulu mendengar alasan-alasan persetujuan maupun penolakan dari
Kreditor-Kreditor Termohon Peninjauan Kembali justru secara sepihak
ah

lik
langsung mengabulkan rencana perdamaian dengan membacakan laporan
tertulis dari Hakim Pengawas dalam putusan pengesahan perdamaian tanpa
am

ub
memperdulikan sama sekali interupsi-interupsi dari para Kreditor yang sangat
keberatan dengan tindakan yang tidak sesuai aturan tersebut (vide bukti
pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-6 dan Peninjauan Kembali-8);
ep
k

Rangkaian fakta-fakta persidangan tersebut di atas menimbulkan tanda tanya


besar bagi Pemohon Peninjauan Kembali, kenapa Judex Facti tidak
ah

R
melakukan sidang permusyawaratan Majelis Hakim sebagaimana ditentukan

si
oleh putusan PKPU (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-2)
dan pengumuman di harian Kompas tanggal 20 Juni 2011 (vide bukti

ne
ng

pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-3) yang merupakan amanat dari


UU Kepailitan? dan kenapa Judex Facti justru langsung membacakan putusan

do
gu

pengesahan perdamaian (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan


Kembali-5) tanpa memperdulikan interupsi-interupsi dari para Kreditor yang
ingin menyampaikan hak-haknya?;
In
A

32 Bahwa tindakan Judex Facti yang membacakan putusan pengesahan


perdamaian (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5 & Berita
ah

lik

acara persidangan tanggal 27 Juli 2011) tersebut jelas-jelas merupakan


pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 158 ayat (1) UU Kepailitan yang
m

ub

menyatakan:
Pada hari sidang yang ditetapkan Hakim Pengawas dalam sidang terbuka
ka

memberikan laporan tertulis, sedangkan tiap-tiap Kreditor baik sendiri maupun


ep

kuasanya, dapat menjelaskan alasan-alasan yang menyebabkan ia menghendaki


pengesahan atau penolakan perdamaian;
ah

Juncto Pasal 284 ayat (1) UU Kepailitan yang mengatur:


es

Apabila rencana perdamaian diterima, Hakim Pengawas wajib menyampaikan


M

laporan tertulis kepada Pengadilan pada tanggal yang telah ditentukan untuk
ng

on

Hal. 23 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
keperluan pengesahan perdamaian, dan pada tanggal yang ditentukan tersebut

a
R
Pengurus serta Kreditor dapat menyampaikan alasan yang menyebabkan ia

si
menghendaki pengesahan atau penolakan perdamaian;

ne
Ketentuan pasal-pasal tersebut diatas juga sejalan dengan pendapat Gunawan

ng
Widjaja dalam bukunya yang berjudul: Resiko Hukum & Bisnis Perusahaan Pailit
(Penerbit: Forum Sahabat, Cet-I, Agustus 2009) halaman 175, yang mengatakan:

do
gu Jika rencana perdamaian diterima, maka Hakim Pengawas wajib menyampaikan
laporan tertulis kepada Pengadilan pada tanggal yang telah ditentukan untuk
keperluan pengesahan perdamaian, dan pada tanggal yang ditentukan tersebut

In
A
pengurus serta Kreditur dapat menyampaikan alasan yang menyebabkan ia
menerima atau menolak rencana perdamaian. Sedangkan Debitur juga berhak
ah

lik
mengemukakan alasan-alasannya guna membela kepentingannya;
Kemudian Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH., dalam bukunya yang berjudul
am

ub
Hukum Kepailitan (Penerbit: PT Pustaka Utama Grafiti, Cet-IV, Januari 2010)
halaman 396, mengatakan bahwa:
Berdasarkan ketentuan Pasal 284 ayat (1) UUK-PKPU, apabila rencana
ep
k

perdamaian diterima, maka Hakim Pengawas wajib menyampaikan laporan


tertulis kepada Pengadilan (Ketua Pengadilan Niaga yang adalah juga Ketua
ah

R
Pengadilan Negeri) pada tanggal yang telah ditentukan untuk keperluan

si
pengesahan perdamaian. Pada tanggal yang telah ditentukan tersebut pengurus
serta Kreditor dapat menyampaikan alasan yang menyebabkan ia menghendaki

ne
ng

pengesahan atau penolakan perdamaian, secara implisit kewajiban melakukan


pelaporan tersebut berlaku juga bagi Hakim Pengawas dalam hal rencana

do
gu

perdamaian ditolak;
Selanjutnya Dr. Lilik Mulyadi, SH., MH., dalam bukunya yang berjudul: Perkara
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Teori dan
In
A

Praktik (Penerbit: PT Alumni Bandung 2010, Cet-1, Tahun 2010) halaman 252,
mengatakan:
ah

lik

Kemudian terhadap dimensi rencana perdamaian dari Debitor tersebut ada


kemungkinan dapat diterima dan tidak tertutup kemungkinan ditolak oleh
m

ub

Kreditor. Apabila rencana perdamaian diterima, berlakulah ketentuan Pasal 284


UU No. 37 Tahun 2004;
ka

Pada halaman 253 buku yang sama mengatakan:


ep

Dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa terhadap pengesahan perdamaian yang


diterima, berlaku juga secara mutatis mutandis ketentuan sebagaimana dimaksud
ah

dalam Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 UU No. 37 Tahun 2004;
es

33 Fakta-fakta hukum berupa pelanggaran terhadap prosedur yang tidak


M

dijalankan oleh Judex Facti demi hukum menyebabkan putusan pengesahan


ng

on

24
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
perdamaian (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5) menjadi

a
R
tidak sah. Hal ini sebagaimana diuraikan oleh Dr. Lilik Mulyadi, SH., MH.,

si
dalam bukunya yang berjudul Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

ne
Pembayaran Utang (PKPU) Teori dan Praktik (Penerbit: PT Alumni Bandung

ng
2010, Cet-1, Tahun 2010) halaman 171, yang menyatakan:
Hanya putusan Hakim yang melalui proses dan prosedural hukum acara perdata

do
gu pada umumnya dan ketentuan hukum acara dalam UU No. 37 Tahun 2004 saja
mempunyai kekuatan mengikat dan sah;
Berdasarkan uraian fakta serangkaian pelanggaran hukum yang dilakukan oleh

In
A
Judex Facti dalam memeriksa dan memutus perkara a quo, maka sangat beralasan
hukum bagi Yang Mulia Majelis Hakim Agung peninjauan kembali untuk
ah

lik
membatalkan putusan kasasi (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan
Kembali-7) yang dimohonkan peninjauan kembali a quo;
am

ub
Tidak terjaminnya pelaksanaan perdamaian sebagaimana yang dinyatakan dalam
Pasal 159 ayat (2) huruf b jo. Pasal 285 ayat (2) huruf b UU Kepailitan, dan
menyebabkan Termohon Peninjauan Kembali harus dinyatakan pailit dengan segala
ep
k

akibat hukumnya;
34 Bahwa alasan-alasan Pemohon Peninjauan Kembali (yang tidak tersampaikan
ah

R
karena tidak diselenggarakannya sidang permusyawaratan Majelis Hakim

si
oleh Judex Facti) menolak rencana perdamaian dapat kami sampaikan sebagai
berikut:

ne
ng

Rencana perdamaian sama sekali tidak menjamin pengembalian utang-utang


Termohon Peninjauan Kembali kepada para Kreditor, karena:

do
gu

i. Mengenai sistem tolling (maklon) yang tidak menguntungkan;


a Berdasarkan rencana perdamaian (vide bukti pendukung
Pemohon Peninjauan Kembali-4), pengoperasian pabrik
In
A

dilaksanakan dalam bentuk tolling (maklon) dengan pihak


ketiga. Hal ini berarti profit yang diperoleh Termohon
ah

lik

Peninjauan Kembali menjadi lebih kecil karena harus bagi


hasil dengan pihak ketiga tersebut dan adanya risiko tinggi
m

ub

kerugian yang mengakibatkan modal kerja akan dihitung


sebagai utang;
ka

b Bahwa dengan dibaginya profit dengan pihak ketiga yang


ep

menjalankan tolling ini maka kemampuan Termohon


Peninjauan Kembali untuk mengembalikan utang para Kreditor
ah

sangat diragukan;
es

c Tidak ada kejelasan pihak yang mengeluarkan dana belanja


M

modal bagi keperluan perbaikan mesin yang sangat diperlukan


ng

on

Hal. 25 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
guna meningkatkan produksi sebagaimana yang dicantumkan

a
R
dalam rencana perdamaian, yaitu ditahun 2011 sebesar 75.000

si
ton dan ditahun 2012 s/d tahun 2031 sebesar 300.000 ton per

ne
tahun (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-4);

ng
d Bahwa sebagai salah satu Kreditor, Pemohon Peninjauan
Kembali memperoleh informasi sistem tolling (maklon) ini

do
gu sudah dilaksanakan sejak tahun 2010 dan pada kenyataannya
tidak berhasil meningkatkan produksi. Hal tersebut terlihat dari
laporan produksi tahun 2010 yang besarnya hanya mencapai

In
A
10,516.042 ton;
e Bahwa sistem tolling sudah digunakan dari tahun 2002 oleh
ah

lik
beberapa Pihak bekerja sama dengan Termohon Peninjauan
Kembali, namun tidak ada yang mampu mencapai 300 ton per
am

ub
tahun;
ii. Diperlukannya belanja modal/capital expenditure (capex) yang tidak
dilakukan oleh Termohon Peninjauan Kembali;
ep
k

a. Bahwa dari kondisi pabrik jelaslah diperlukan perbaikan-perbaikan mesin


guna mencapai target produksi sebagaimana disampaikan dalam rencana
ah

R
perdamaian dimana untuk itu diperlukan belanja modal/capex (capital

si
expenditure) yang cukup besar di awal restrukturisasi;
Pada tahun 2002 saja hasil analisa ahli diperlukan sebesar 86 juta US

ne
ng

dollar, dan untuk saat ini diperkirakan membutuhkan lebih kurang 150
juta US dollar untuk 3 tahun pertama;

do
gu

b. Bahwa namun dalam rencana perdamaian (vide bukti pendukung


Pemohon Peninjauan Kembali-4) yang diajukan Termohon Peninjauan
Kembali di tahun pertama yaitu tahun 2011 tidak terlihat adanya belanja
In
A

modal khususnya untuk perbaikan mesin-mesin, hal mana menimbulkan


tanda tanya bagi Pemohon Peninjauan Kembali selaku Kreditor yakni
ah

lik

bagaimana Termohon Peninjauan Kembali dapat meningkatkan produksi


dari tahun 2010 sebesar 10.000 ton lebih menjadi 75.000 ton di tahun
m

ub

2011 ?;
c. Bahwa begitu pula di tahun 2012, hanya dengan 3 juta US dollar belanja
ka

modal mampu meningkatkan produksi mesin-mesin tersebut menjadi


ep

300.000 ton;
d. Sehingga menjadi hal yang tidak mungkin dan tidak masuk akal apabila
ah

Termohon Peninjauan Kembali dapat membuat target produksi yang tinggi


es

tanpa disertai dengan belanja modal yang besar;


M

ng

on

26
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
iii. Target produksi yang disampaikan oleh Termohon Peninjauan Kembali tidak

a
R
realistis;

si
a Bahwa dalam kurun 10 tahun terakhir target produksi 300.000 ton

ne
per tahun tidak pernah tercapai;

ng
b Bahwa produksi yang dicapai oleh Termohon Peninjauan Kembali
selama 10 tahun terakhir kurang lebih adalah sebagai berikut:

do
gu Tahun 2002
Tahun 2003
sekitar
sekitar
.000
.000
ton;
ton;
Tahun 2004 sekitar .000 ton;

In
A
Tahun 2005 sekitar .433 ton;
Tahun 2006 sekitar .668 ton;
Tahun 2007 sekitar .326 ton;
ah

lik
Tahun 2008 sekitar .601 ton;
Tahun 2009 sekitar ton;
Tahun 2010 sekitar .516 ton;
am

ub
Tahun 2011 sekitar .231 ton;

c Bahwa dalam rencana perdamaian yang disampaikan oleh


ep
Termohon Peninjauan Kembali dalam tahun kedua pelaksanaan
k

rencana perdamaian ini yakni di tahun 2012, ditargetkan produksi


ah

yang dapat dicapai dari 75.000 ton ditahun 2011 langsung menjadi
R

si
300.000 ton di tahun 2012;
d Bahwa target produksi itupun tidak disertai dengan perbaikan

ne
ng

mesin yang mutlak diperlukan untuk kondisi pabrik saat ini.


Sementara untuk meningkatkan produksi menjadi 300.000 ton per

do
tahun diperlukan tambahan modal baru minimal 150 juta US
gu

dollar yang tidak pernah diuraikan oleh Termohon Peninjauan


Kembali dalam rencana perdamaiannya;
In
A

e Berdasar uraian di atas, maka target produksi yang dibuat


Termohon Peninjauan Kembali merupakan target yang terlalu
ah

lik

dipaksakan dan tidak didukung dengan kemampuan serta realita,


sehingga target tersebut tidak akan mungkin dapat tercapai;
iv Tidak tersedianya bahan baku yang cukup untuk
m

ub

produksi:
a Bahwa untuk mencapai produksi 300.000 ton per tahun sebagaimana
ka

ep

disampaikan dalam rencana perdamaian diperlukan minimum 1,4 jt


ton kayu per tahun. Bahan baku sebesar ini tidak akan didapat dan
ah

tidak ada jaminan akan mudah diperoleh di dalam negeri;


R

b Bahwa meskipun ada dana untuk membeli bahan baku tersebut tentu
es

hanya dapat diperoleh dari luar negeri yang berarti membutuhkan dana
M

ng

on

Hal. 27 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tunai yang sangat besar, hal mana perlu dipertanyakan darimana

a
R
Termohon Peninjauan Kembali memperoleh dana tersebut?

si
c Bahwa dalam pembahasan rencana perdamaian, Termohon Peninjauan

ne
Kembali menyatakan bahwa bahan baku diperoleh antara lain dari PT.

ng
Tanjung Redeb Hutani (PT. TRH), namun dari informasi yang kami
peroleh PT. TRH tidak melakukan penanaman dengan maksimal

do
gu bahkan dalam kurun 1999 s/d tahun 2010, PT TRH hanya mencapai
realisasi 1,4 juta ton kayu, dengan demikian jika Termohon Peninjauan
Kembali memerlukan 1,4 juta ton kayu per tahun dari PT. TRH, maka

In
A
ironi sekali karena PT. TRH hanya mampu memberikan tidak lebih
dari 10% yang diminta Termohon Peninjauan Kembali pertahunnya;
ah

lik
d Bahwa dengan demikian kesediaan bahan baku tidak terjamin, hal ini
berarti tidak terjamin pula pelaksanaan rencana perdamaian tersebut;
am

ub
v Modal kerja/working capital dalam rencana perdamaian
tidak terlihat berapa besarnya;
a Bahwa dalam rencana perdamaian tidak terlihat berapa besar
ep
k

working capital yang diperlukan guna mencapai target produksi.


b Bahwa secara umum diketahui untuk mencapai produksi
ah

R
sebagaimana yang ditargetkan dalam rencana perdamaian

si
diperlukan working capital/modal kerja yang cukup besar untuk 3
bulan pertama;

ne
ng

c Untuk itu maka dengan tidak adanya uraian dan besaran biaya
untuk working capital d idalam rencana perdamaian, maka

do
gu

perhitungan dan target yang ada didalam rencana perdamaian patut


dipertanyakan, dengan kata lain tidak ada kepastian terjaminnya
pelaksanan rencana perdamaian;
In
A

35. Perubahan atas rencana perdamaian tidak memiliki landasan hukum dan
karenanya cacat hukum;
ah

lik

a. Bahwa dalam UU Kepailitan sebuah rencana perdamaian yang sudah disahkan


oleh Pengadilan tidak dapat diubah hanya dengan persetujuan dari Kreditor
m

ub

sebagaimana yang dituangkan dalam rencana perdamaian yang diajukan


Termohon Peninjauan Kembali;
ka

b. Bahwa dalam rencana perdamaian (vide bukti pendukung Pemohon


ep

Peninjauan Kembali-4) di halaman 4 paragraf pertama, Termohon Peninjauan


Kembali mengusulkan agar rencana perdamaian yang telah disetuju oleh
ah

Kreditor dan telah disahkan oleh Pengadilan, hanya boleh dirubah dikemudian
es

hari apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 67 % dari seluruh hutang baik


M

separatis maupun konkuren secara bersama-sama pada saat itu dan


ng

on

28
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dilaksanakan dalam satu pemungutan suara (voting) baik Kreditor separatis

a
R
maupun konkuren;

si
c. Bahwa terhadap usulan Termohon Peninjauan Kembali tersebut maka

ne
Pengurus sesuai pasal 278 ayat (1) UU Kepailitan seharusnya melihat dan

ng
memberikan laporan adanya usulan yang tidak berdasar hukum bahkan
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan kepailitan yang berlaku. Hal mana

do
gu sama sekali tidak dipermasalahkan oleh Hakim Pengawas bahkan sampai di
lakukan voting;
d. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pertimbangan hukum pada putusan

In
A
Judex Facti halaman 51 s/d 52 (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan
Kembali-5) yang pada intinya menyatakan rencana perdamaian yang telah
ah

lik
disetujui oleh Kreditur dan telah disahkan oleh Pengadilan, hanya boleh
dirubah di kemudian hari apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 67% dari
am

ub
seluruh nilai hutang baik separatis maupun konkuren secara bersama-sama
pada saat tu dan akan dilaksanakan dalam pemungutan suara (voting) baik
kreditur separatis maupun konkuren adalah pertimbangan hukum yang tidak
ep
k

berdasar;
36. Berita acara pengambilan suara keliru:
ah

R
a. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 52 putusan

si
pengesahan perdamaian (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan
Kembali-5), yang menyatakan bahwa dari berdasarkan laporan Hakim

ne
ng

Pengawas dan laporan Pengurus ternyata bahwa tagihan Kreditor konkuren


yang hadir yang diakui dan diakui sementara Pengurus yaitu sebanyak 113

do
gu

Kreditor dengan total tagihan sejumlah Rp.


6.285.470.371.527,97 adalah pertimbangan yang keliru;
b. Karena pada faktanya jumlah utang yang tercantum dalam Berita acara
In
A

pengambilan suara tidak sesuai dengan jumlah utang Kreditor yang hadir saat
pengambilan suara dilakukan;
ah

lik

c. Terhadap hal tersebut di atas, dapat disampaikan bahwa Kreditor yang hadir
pada saat sebelum pengambilan suara dimulai adalah 113 Kreditor. Namun
m

ub

pada saat pengambilan suara akan dimulai, salah satu Kreditor konkuren
yakni PT. Multi Alphabet Dinamika menyatakan keluar dan tidak mau
ka

mengikuti pengambilan suara;


ep

d. Kemudian pada saat yang bersamaan baru datang dan hadir Kreditor konkuren
yang lain yaitu PT. Baliindo Argo Makmur, dimana jumlah utang kedua
ah

Kreditor tersebut tidak sama. Namun ketika terjadi pengambilan suara tidak
es

dihitung kembali jumlah utang Kreditor yang keluar yakni dengan


M

ng

on

Hal. 29 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengurangi jumlah utang PT. Multi Alphabet Dinamika dan menambahkan

a
R
jumlah utang PT. Baliindo Argo Makmur;

si
e. Bahwa utang PT. Multi Alphabet, Rp. 46.925.000.000,- sedangkan utang PT.

ne
Baliindo Argo Makmur adalah sebesar Rp. 223.728.750,-;

ng
f. Bahwa dengan demikian seharusnya perhitungan 2/3 dari jumlah utang
bukanlah 2/3 x 6.285.470.371.527,97 melainkan seharusnya adalah 2/3 x

do
gu 6.238.769.100.277,97;
g. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka merupakan suatu fakta hukum
yang tak terbantahkan bahwa Judex Facti telah salah didalam pertimbangan

In
A
hukumnya;
Kesalahan-kesalahan Judex Facti yang tidak cermat dalam menilai dan
ah

lik
memproyeksikan tingkat kemungkinan realisasi atas rencana perdamaian merupakan
kesalahan fatal yang justru berpotensi mengakibatkan para Kreditor Termohon
am

ub
Peninjauan Kembali (khususnya Pemohon Peninjauan Kembali) menderita kerugian
yang sangat besar dan sama sekali tidak melindungi kepentingan para Kreditor
(khususnya Pemohon Peninjauan Kembali). Karenanya mohon agar Majelis Hakim
ep
k

Agung peninjauan kembali yang terhormat untuk membatalkan putusan kasasi (vide
bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-7);
ah

R
Pelaksanaan pembahasan rencana perdamaian tidak dilaksanakan sesuai peraturan

si
perundang-undangan;
37. Bahwa di dalam Pasal 276 ayat (1) UU Kepailitan dinyatakan:

ne
ng

Pengurus wajib menyediakan salinan daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal


272 di Kepaniteraan Pengadilan, agar dalam waktu 7 hari sebelum diadakannya

do
gu

rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268 dapat dilihat oleh setiap orang
dengan cuma-cuma;
38. Namun kenyataannya daftar Kreditor baru disediakan sehari setelah pembahasan
In
A

rencana perdamaian. Padahal Pasal 276 ayat (1) UU Kepailitan menyatakan:


Pengurus wajib menyediakan salinan daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
ah

lik

272 di Kepaniteraan Pengadilan, agar dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelum


diadakannya rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268 dapat dilihat oleh
m

ub

setiap orang dengan cuma-cuma;


Daftar Kreditor dimaksud sangat vital karena diperlukan untuk mengetahui
ka

jumlah utang dalam rencana perdamaian yang akan dibahas;


ep

39. Bahwa masalah belum diterimanya daftar Kreditor dan tidak adanya laporan
keuangan sudah disampaikan oleh Pemohon Peninjauan Kembali dan para
ah

Kreditor lainnya kepada Hakim Pengawas dan Pengurus, namun laporan


es

Pemohon Peninjauan Kembali dan para Kreditor lainnya tersebut tidak mendapat
M

tanggapan dari Hakim Pengawas maupun Pengurus;


ng

on

30
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
40. Bahkan dalam rapat pembahasan rencana perdamaian tanggal 19 Juli 2011,

a
R
Pemohon Peninjauan Kembali menilai Hakim Pengawas yang hadir dalam

si
pembahasan rencana perdamaian tersebut sama sekali tidak memperhatikan

ne
kepentingan para Kreditor serta sama sekali tidak memperhatikan Pengurus dalam

ng
melaksanakan tugasnya seperti menyediakan daftar Kreditor beserta utang yang
diakui, laporan keuangan dan asset. Bahkan Hakim Pengawas terkesan

do
gu menggiring Kreditor untuk mengambil keputusan terhadap rencana perdamaian
tersebut dan justru selalu menyampaikan pantun, ikan sepat ikan gabus, lebih
cepat lebih bagus;

In
A
Tindakan Hakim Pengawas tersebut merupakan keberpihakan kepada Termohon
Peninjauan Kembali yang bertentangan dengan asas Hakim tidak boleh memihak
ah

lik
(arms length);
Pembahasan rencana perdamaian terlalu singkat sehingga perlu diberikan PKPU
am

ub
tetap;
41. Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang kami muliakan, bahwa rencana
perdamaian tersebut meliputi jumlah utang Kreditor sebesar Rp.
ep
k

14.309.257.127.147,28 (empat belas triliun tiga ratus sembilan milyar dua ratus
lima puluh tujuh juta seratus dua puluh tujuh ribu seratus empat puluh tujuh koma
ah

R
dua delapan) yakni hampir sebesar Rp. 15 triliun dengan jumlah 161 (seratus

si
enam puluh satu) Kreditor yang terdiri dari Kreditor konkuren, Kreditor separatis
dan Kreditor istimewa (vide bukti pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-1);

ne
ng

42. Jumlah seluruh utang Termohon Peninjauan Kembali tersebut merupakan nilai
yang sungguh fantastis dan seyogianya penanganan permasalahan utang tersebut

do
gu

dilakukan secara hati-hati dan cermat. Namun faktanya, pembahasan terhadap


rencana perdamaian yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2011 tersebut
sangatlah singkat yakni hanya dari jam 10.00 WIB sampai jam 13.00 Wib, yang
In
A

berarti hanya 3 jam untuk membahas utang yang sangat kompleks dan rumit yang
hampir sebesar Rp. 15 triliun dan dengan para Kreditor yang sangat banyak;
ah

lik

43 Bahwa dalam pertemuan yang dihadiri baik oleh pihak Termohon Peninjauan
Kembali, Hakim Pengawas, Pengurus dan para Kreditor dalam PKPU sementara
m

ub

tersebut, para pihak telah mendengarkan penjelasan dari pihak Termohon


Peninjauan Kembali dimana pada pertemuan tersebut Pemohon Peninjauan
ka

Kembali dan sebagian Kreditor, termasuk pihak Pemohon Pailit, Kreditor


ep

konkuren dan pihak Kreditor separatis serta Kreditor istimewa telah


mempertanyakan banyak sehubungan dengan pelaksanaan pembahasan rencana
ah

perdamaian tersebut;
es

44 Bahwa karena banyaknya hal yang ditanyakan dan butuh penjelasan secara rinci
M

dari pihak Termohon Peninjauan Kembali maupun para Kreditor lainnya maka
ng

on

Hal. 31 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pemohon Peninjauan Kembali (i.c. Allied Ever Investment Limited selaku salah

a
R
satu Kreditor) dan beberapa Kreditor lainnya telah meminta kepada Hakim

si
Pengawas dan Pengurus untuk memberikan waktu guna mempelajari rencana

ne
perdamaian tersebut;

ng
45 Namun permohonan untuk mempelajari rencana perdamaian tersebut sama
sekali tidak ditanggapi oleh Hakim Pengawas dan Pengurus, justru Hakim

do
gu Pengawas meminta proses ini berjalan dengan cepat tanpa memikirkan
kepentingan para Kreditor yang mempunyai piutang besar dan telah dirugikan;
Permohonan untuk mengangkat lebih dari satu Pengurus dan Panitia Kreditor tidak

In
A
mendapat perhatian dan tanggapan dari Hakim Pengawas dan Pengurus;
46 Majelis Hakim Agung peninjauan kembali yang kami muliakan, jika merujuk
ah

lik
pada pertimbangan putusan pengesahan perdamaian pada halaman 17 (vide bukti
pendukung Pemohon Peninjauan Kembali-5), pertimbangan hukum tersebut
am

ub
sangat tidak lengkap dan tidak memberikan gambaran yang sebenarnya atas
proses yang terjadi. Hal ini karena terdapat beberapa keberatan-keberatan dari
para Kreditor yang tidak diungkap didalam putusan pengesahan perdamaian
ep
k

tersebut, antara lain:


• Bahwa Kuasa Hukum kreditor konkuren PT. Multi Alphabet
ah

R
Dinamika, Sdr. Benemay, tidak hanya menyampaikan tanggapan

si
apa yang tercantum dalam halaman 17 alinea 2 garis datar ke-2

ne
ng

huruf a, melainkan juga meminta: 1) Dibuat Panitia Kreditor 2)


Menambah Pengurus, dengan alasan besarnya utang dari
Termohon Peninjauan Kembali;

do
gu

• Bahwa demikian pula dengan Pemohon Peninjauan Kembali tidak


hanya menyampaikan tanggapan apa yang tercantum dalam
In
A

halaman 17 alinea 2 garis datar ke-2 huruf b, melainkan juga:


1) Meminta penjelasan tentang belanja modal pada tahun pertama yaitu
tahun 2011 dimana dalam rencana perdamaian dinyatakan tidak ada,
ah

lik

padahal untuk menaikkan produksi dari tahun 2010 yang hanya 10.000 ton
menjadi 75.000 ton di tahun 2011 seharusnya ada belanja modal. Terhadap
m

ub

pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh Termohon Peninjauan Kembali;


) Meminta agar diberikan PKPU tetap selama 3 bulan agar dapat
ka

mempelajari rencana perdamaian dan karena ada investor maka dapat


ep

mempelajari tawaran investor yang bagi Kreditor jauh lebih baik dari pada
ah

yang ditawarkan dalam rencana perdamaian;


R

3) Menyampaikan keberatan dilakukan voting pada tanggal pembahasan


es

rencana perdamaian tanggal 19 Juli 2011 tersebut, yang diusulkan oleh


M

ng

Hakim Pengawas, dan menyatakan keberatan karena Hakim Pengawas


on

32
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
cenderung menggiring peserta rapat Kreditur tersebut untuk melakukan

a
R
pengambilan suara saat itu dengan alasan lebih cepat lebih baik dan dari

si
pada tanggal 27 Juli 2011 pailit;

ne
4) Menyatakan keberatan karena Hakim Pengawas dan Pengurus

ng
menjelaskan bahwa pada tanggal 27 Juli 2011 Termohon Peninjauan
Kembali akan pailit apabila tidak disetujui rencana perdamaiannya, Hakim

do
gu Pengawas maupun Pengurus tidak menjelaskan bahwa bisa diberikan
PKPU tetap. Hal mana seharusnya Hakim Pengawas dan Pengurus
menjelaskan hal tersebut karena tidak semua Kreditor yang hadir itu

In
A
diwakili oleh Advokat ataupun mengerti tentang prosedur kepailitan;
5) Kemudian terhadap pertanyaan siapa investor yang akan mendanai
ah

lik
Termohon Peninjauan Kembali, tidak dapat dijawab oleh pihak Termohon
Peninjauan Kembali;
am

ub
47 Bahwa pada Rapat pembahasan rencana perdamaian tanggal 19 Juli 2011,
dengan pertimbangan banyaknya Kreditor serta besarnya utang (hampir Rp 15
Triliun), seharusnya Pengadilan mengangkat Panitia Kreditor sebagaimana yang
ep
k

diatur dalam Pasal 231 UU Kepailitan;


48 Bahwa apalagi terhadap pengangkatan Panitia Kreditor ini telah dimintakan pula
ah

R
oleh para Kreditor pada rapat pembahasan rencana perdamaian. Namun hal ini

si
tidak juga mendapat perhatian dan tanggapan dari Hakim Pengawas maupun
Pengurus;

ne
ng

Pasal 231 ayat (1) huruf a UU Kepailitan:


Pengadilan harus mengangkat panitia Kreditor apabila permohonan penundaan

do
gu

pembayaran utang meliputi utang yang bersifat rumit atau banyak Kreditor;
Pasal 231 ayat (2) UU Kepailitan:
Pengurus dalam menjalankan tugasnya wajib meminta dan mempertimbangkan
In
A

saran Panitia Kreditor;


49 Bahwa demikian pula terhadap permohonan untuk menambah pengurus yang
ah

lik

diajukan oleh para Kreditor pada rapat Kreditor yang membahas rencana
perdamaian tidak mendapat tanggapan apa-apa dari Hakim Pengawas maupun
m

ub

Pengurus;
Permohonan pengangkatan pendapat ahli sesuai Pasal 238 UU Kepailitan tidak
ka

ditanggapi oleh Hakim Pengawas maupun Pengurus;


ep

50 Bahwa dari rencana perdamaian yang diajukan Termohon Peninjauan Kembali,


maka pada waktu pembahasan rencana perdamaian Pemohon Peninjauan
ah

Kembali dan beberapa Kreditor lainnya merasa perlu diangkat ahli guna
es

mempelajari secara lebih baik lagi rencana perdamaian yang diajukan oleh
M

Termohon Peninjauan Kembali;


ng

on

Hal. 33 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
51 Bahwa kehadiran ahli guna mempelajari rencana perdamaian sangat diperlukan

a
R
untuk menilai antara lain, belanja modal yang diperlukan?, apa tersedia atau

si
tidak bahan baku yang diperlukan di dalam negeri?, berapa modal kerja yang

ne
dibutuhkan? dan lain sebagainya;

ng
52 Bahwa sesuai Pasal 238 ayat (1) UU Kepailitan, maka kehadiran ahli sangat
dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan dan menyusun laporan tentang

do
gu keadaan harta Termohon Peninjauan Kembali demi terwujudnya kepastian
dalam pelaksanaan rencana perdamaian tersebut;
Pasal 238 ayat (1) UU Kepailitan:

In
A
Jika penundaan kewajiban pembayaran utang telah dikabulkan, Hakim Pengawas
dapat mengangkat satu atau lebih ahli untuk melakukan pemeriksaan dan
ah

lik
menyusun laporan tentang keadaan harta Debitor dalam jangka waktu tertentu
berikut perpanjangannya yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas;
am

ub
53 Bahwa karenanya berdasarkan Pasal 238 ayat (1) UU Kepailitan tersebut di atas
dalam rapat Kreditor yang membahas rencana perdamaian telah disampaikan
kepada Hakim Pengawas dan Pengurus permohonan untuk mengangkat ahli;
ep
k

54 Bahwa namun sebagaimana permintaan para Kreditor seperti yang telah


diurakan di atas, Hakim Pengawas dan Pengurus sama sekali tidak menggubris
ah

R
maupun menanggapinya, melainkan justru menyatakan bahwa, perkara ini lebih

si
cepat lebih bagus diputuskan menerima atau tidak rencana perdamaian tersebut,
hal ini sekaligus membuktikan bahwa Hakim Pengawas dan Pengurus sama

ne
ng

sekali tidak peduli dengan nasib seluruh Kreditor dan hanya mementingkan
pihak tertentu yang menginginkan perkara a quo berjalan dengan secepat-

do
gu

cepatnya tanpa memperdulikan rasa keadilan bagi seluruh pihak;


Berdasarkan seluruh uraian fakta-fakta persidangan di atas, maka terbukti bahwa
banyak sekali terdapat kejanggalan-kejanggalan maupun pelanggaran-pelanggaran
In
A

prosedur dalam proses penerbitan putusan pengesahan perdamaian (vide bukti


Pemohon Peninjauan Kembali-5, yang seluruhnya membuat hak-hak para Kreditor
ah

lik

termasuk Pemohon Peninjauan Kembali menjadi tidak terjamin dengan rencana


perdamaian a quo;
m

ub

Oleh karenanya, putusan pengesahan perdamaian yang telah dibuat dengan


berdasakan pada fakta-fakta kejanggalan dan pelanggaran prosedur tersebut sudah
ka

selayaknyalah tidak dapat dipertahankan;


ep

Selain itu, Judex Facti dan Judex Juris jelas-jelas telah mengkesampingkan asas
keadilan didalam Kepailitan & PKPU sebagaimana dikatakan oleh Dr. Lilik
ah

Mulyadi, SH., MH., dalam bukunya yang berjudul: Perkara Kepailitan dan
es

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Teori dan Praktik (Penerbit: PT.
M

Alumni Bandung 2010, Cet-1, Tahun 2010) halaman 79, yang menyatakan:
ng

on

34
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dalam kepailitan asas keadilan mengandung pengertian, bahwa ketentuan mengenai

a
R
kepailitan dapat memenuhi rasa keadilan bagi para pihak yang berkepentingan. Asas

si
keadilan ini untuk mencegah terjadinya kesewenang-wenangan pihak penagih yang

ne
mengusahakan pembayaran atas tagihan masing-masing terhadap Debitor, dengan

ng
tidak mempedulikan Kreditor lainnya;
Hal tersebut dikuatkan pula oleh Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH., dalam

do
gu bukunya yang berjudul: Hukum Kepailitan (Penerbit: PT. Pustaka Utama Grafiti, Cet-
IV, Januari 2010) halaman 33, yang menyatakan bahwa:
Undang-Undang Kepailitan harus memberikan manfaat bukan saja bagi Kreditor

In
A
tetapi juga bagi Debitor. Sejalan dengan itu, Undang-Undang Kepailitan juga harus
memberikan perlindungan yang seimbang bagi Kreditor dan Debitor. Undang-
ah

lik
Undang Kepailitan diadakan untuk memberikan manfaat dan perlindungan kepada
para Kreditor apabila debitor tidak membayar utang-utangnya. Dengan Undang-
am

ub
Undang Kepailitan, diharapkan para Kreditor dapat memperoleh akses terhadap harta
kekayaan dari Debitor yang dinyatakan pailit karena tidak mampu lagi membayar
utang-utangnya;
ep
k

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut,


Mahkamah Agung berpendapat:
ah

R
Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali tidak dapat dibenarkan sebab

si
berdasarkan Pasal 235 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan/PKPU, terhadap putusan
PKPU tidak dapat diajukan upaya hukum apapun, sedangkan Pasal 293 ayat (1)

ne
ng

menentukan bahwa terhadap putusan Pengadilan berdasarkan ketentuan dalam Bab


III tidak terbuka upaya hukum, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini.

do
gu

Oleh karena putusan perdamaian merupakan kelanjutan yang tidak terpisah dengan
putusan yang mengabulkan Pemohon PKPU, maka penerapan Pasal 235 ayat (1)
Undang-Undang Kepailitan/PKPU dalam putusan kasasi No. 581 K/Pdt.Sus/2011
In
A

tanggal 11 Oktober 2011, sudah tepat dan benar dan tidak merupakan kekeliruan
nyata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 295 ayat (2) huruf b Undang-Undang
ah

lik

Kepailitan/PKPU;
Menimbang, bahwa imbalan jasa yang harus dibayar kepada Pengurus
m

ub

adalah sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dan bukan yang secara keliru
dalam amar angka 3 putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam kurung terketik
ka

lima milyar lima ratus juta rupiah);


ep

Bahwa bukti-bukti selebihnya yang diajukan Pemohon Peninjauan Kembali


adalah bukti-bukti yang tidak ada relevansinya dengan perkara ini (sebagian
ah

menyangkut penilaian hasil pembuktian) dan bukti PK-V tidak disertai berita acara
es

sumpah;
M

ng

on

Hal. 35 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka permohonan

a
R
peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali: HALIM

si
MINA tersebut harus ditolak;

ne
Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Peninjauan Kembali/ Kreditur

ng
berada dipihak yang kalah, maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini;

do
gu Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004,
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan

In
A
perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009, serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;
ah

lik
MENGADILI:
Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
am

ub
Kembali: HALIM MINA tersebut;
Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali/Kreditur untuk membayar biaya
perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini sebesar Rp. 10.000.000,-
ep
k

(sepuluh juta rupiah);


Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung
ah

R
pada hari Selasa, tanggal 12 Juni 2012 oleh H. Abdul Kadir Mappong, SH.,

si
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
H. Muhammad Taufik, SH., MH., dan Prof. Dr. Valerine JLK, SH., MA., Hakim

ne
ng

Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-

do
gu

Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Bongbongan Silaban, SH., LL.M.,
Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
In
A

Hakim-Hakim Anggota: Ketua :

ttd/H. Abdul Kadir Mappong, SH.


ah

lik

ttd/H. Muhammad Taufik, SH., MH.


ttd/Prof. Dr. Valerine JLK, SH., MA.
m

ub
ka

Biaya-biaya: Panitera Pengganti:


ep

1. M e t e r a i ............... Rp. 6.000,- ttd/Bongbongan Silaban, SH.,LL.M.


2. R e d a k s i .............. Rp. 5.000,-
ah

3 Adminstrasi PK ........ Rp. 9.989.000,-


R

es

Jumlah = Rp. 10.000.000,-


M

============
ng

on

36
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Untuk Salinan:

a
Mahkamah Agung RI

si
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus,

ne
ng
RAHMI MULYATI, SH.,MH.
Nip. 19591207 1985 12 2 002

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Hal. 37 dari 37 hal. Put. No. 49 PK/Pdt.Sus/2012


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Anda mungkin juga menyukai