1
Dror Zeevi, An Ottoman century : the district of Jerusalem in the 1600s, (Albany: State University of New
York Press, 1996), h. 121.
2
H.S.W Corrigan, “German-Turkish Relations and the Outbreak of War in 1914: ReAssessment”, Past and
Present, Vol. 0, h.144- 152
3
Hussein-McMahon Correspondence, dari Jewish Virtual Library
4
Matthew Hughes, Allenby & British Strategy in the Middle East 1917-1919,(London : Taylor & Francis,1999),
h.122-124
5
Riyanti, O. Deklarasi Balfour: Latar Belakang Dan Kedudukannya Dalam Konflik Arab-Israel. Hlm. 8
6
Riyanti, O. Deklarasi Balfour: Latar Belakang Dan Kedudukannya Dalam Konflik Arab-Israel. Hlm. 9
3) Tidak akan mengganggu status atau hak-hak orang Yahudi yang ingin tetap tinggal di
luar
B. Pembahasan
1. Pelanggaran HAM oleh Israel.
Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki oleh setiap orang mulai dari dalam
kandungan, hak asasi manusia (HAM) ialah suatu hak yang dimiliki oleh seseorang sebab
ia manusia. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh Israel terhadap
Palestina bermula pada tanggal 23 Juni 2008, terjadi sebuah penembakan pertama yang
dilakukan oleh warga Israel terhadap warga sipil Palestina yang sedang mengumpulkan
kayu bakar didekat perbatasan Beith Lahia oleh seorang militer dari Israel. Pada hari yang
sama dengan kejadian penembakan terdapat dua buah mortar mendarat di Gaza, dalam
insiden ini tidak ada korban, tetapi yang dilakukan oleh Israel sudah melanggar prinsip
kemanusiaan. Pada bulan September Israel mengirimkan dua mortir dan tiga roket yang
ditembakan ke Gaza, tetapi masih tidak menimbulkan korban. Setelah dua bulan
kemudian di bulan Oktober – November, konflik antara Gaza dan Israel semangkin
meningkat. Mereka saling menyerang dan mulai menampakan gencatan senjata pada
tanggal 19 Juli 2008. Roket dan mortar dikirim dan saling merusakan gedung-gendung
tinggi yang ada di negara mereka dan banyak menewaskan warga sipil. 7
Gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel dan Palestina, dimana menurut Israel
adalah operasi Cast Lead ini jelas melanggar prinsip-prinsip dalam hukum humaniter.
Serangan yang berlangsung ini cukup lama serta mengakibatkan timbulnya banyak
korban yang sebagian besar adalah penduduk sipil di jalur Gaza. Hal ini sangat
bertentangan dengan prinsip kemanusiaan yang berujung melanggar HAM. Pelanggaran
HAM yang dilakuakn Israel terhadap warga sipil Palestina tampaknya sudah diabaikan
oleh pengadilan Internasional. Sudah banyak resolusi tentang konflik Israel dan Palestina
telah dikeluarkan oleh PBB. PBB juga telah meluncurkan misi tentang penyelidikan
kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, banyak mendapat kecaman juga
dari ngara-negara lain yang mengatakan bahwa Israel telah melanggar HAM. Namun,
Israel masih melakukan kejahatan dan melanggar hak-hak warga sipil Palestina. 8
Seorang pakar HAM PBB Prof.Richard Falk, yang bertugas di wilayah Palestina
mengatakan bahwa para pemimpin pemerintah di Israel sebenarnya sudah layak untuk
diseret ke pengadilan kriminal Internasional karena telah menyebabkan krisis
kemanusiaan di jalur Gaza yang mengakibatkan blockade yang dilakukan Israel Selama
beberapa hari terakhir, berbagai kejahatan perang telah dan terus berlanjut di Palestina.
7
Cahya, E. N. (2022). Agresi Israel Terhadap Palestina Yang Berujung Pelanggaran Hak Asasi Manusia Pada
Palestina. Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (JPPKn), 43. Hlm 50
8
Cahya, E. N. (2022). Agresi Israel Terhadap Palestina Yang Berujung Pelanggaran Hak Asasi Manusia Pada
Palestina. Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (JPPKn), 43. Hlm. 51
Saat tahun 2023 kembali terjadi Pembunuhan secara sengaja terhadap warga sipil
terutama anak anak dan Wanita serta penyerangan Pasukan Israel telah menggunakan
fosfor putih, bahan kimia yang terbakar ketika bersentuhan dengan oksigen,
menyebabkan luka bakar yang parah dan mengerikan, di lingkungan padat
penduduk. Fosfor putih dapat membakar hingga ke tulang, dan luka bakar hingga 10%
pada tubuh manusia seringkali berakibat fatal. Selain itu Israel juga menerapkan hukuman
kolektif terhadap penduduk Gaza dengan memutus pasokan makanan, air, listrik, dan
bahan bakar. Ini adalah kejahatan perang, karena dengan sengaja menghalangi bantuan
kemanusiaan agar tidak bisa menjangkau warga sipil yang membutuhkan. Selain itu,
otoritas pendudukan Israel telah dan terus melakukan kejahatan internasional lainnya,
termasuk terhadap pemukiman Tepi Barat. Jika penguasa yang menduduki memindahkan
penduduk sipilnya ke wilayah pendudukan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
maka hal tersebut juga merupakan kejahatan perang. Maka dapat disimpulkan bahwa ini
merupakan pelanggaran berat terhadap HAM.9
2. Pelanggaran Hukum Humaniter Oleh Israel Terhadap Palestina.
Menurut Oppenheim Lauterpacht menyatakan definisi perang adalah: “war is a
contention between two or more states through their armed forces, for the purpose of
overpowering each other and imposing such conditions of peace as the victor pleases”. 10
Humaniter atau hukum perang atau law of war adalah keseluruhan asas, kaidah dan
ketentuan tertulis maupun tidak tertulis mencakup hukum perang dan hak-hak asasi
manusia.
Dalam perang antar negara bahwa pihak yang berperang dilarang menghancurkan
rumah sakit dan warga sipil karena melanggar hukum huhmaniter dalam berperang
martabat pribadi seseorang (Effendi, 1998: 8). Pembentukan mengenai hukum perang
atau hukum humaniter sendiri merupakan ketentuan yang mengandung sejumlah prinsip
dasar dan aturan-aturan mengenai pembatasan penggunaan kekerasan dalam konflik
bersenjata. Oleh karena itu, kejahatan perang adalah suatu tindakan atau perbuatan yang
melanggar dari aturan-aturan perang di dalam hukum humaniter internasional. Adapun
sumber dalam pembentukan hukum humaniter internasional didasarkan pada tiga
perangkat kebiasaan internasional, yaitu sebagai berikut:
1) Law of Genewa, adalah konvensi-konvensi dan protocol protokol internasional
yang ditetapkan di bawah lingkup Palang Merah Internasional (International Red
Cross), di mana ditujukan dalam perlindungan bagi korban konflik yang menjadikan
perhatian utama di dalam membantu penanganan kemanusiaan.
9
Dikutip dari: https://www.hrw.org/id/news/2023/11/06/how-does-international-humanitarian-law-apply-
israel-and-gaza, Diakses Pada 15 November 2023
10
Anis Widyawati, 2014, Hukum Pidana Internasional, Jakarta, Sinar Grafika. Hlm. 72
2) Law of the Hague, adalah suatu ketentuan yang didasarkan pada hasil Konferensi
Perdamaian yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda pada tahun 1899 dan 1907,
yang tujuan utamanya menyangkut sarana dan metode serta ketentuan perang yang
diperkenankan.
3) Upaya-upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional
untuk memastikan agar dalam situasi konflik bersanjata, Hak Asasi Manusia tetap
dihormati dan sejumlah senjata harus dibatasi pemakaiannya.
Seperti yang terjadi Israel melakukan penyerangan terhadap penduduk sipil, menyerang
obyek sipil, fasilitas umum, penggunaan senjata terlarang, penyerangan udara secara tidak
proporsional. Akibat dari serangan tersebut mengakibatkan lebih dari 1500 anak-anak,
wanita meninggal dunia, dan 5000 penduduk sipil mengalami cidera dan cacat. Israel juga
menyerang dengan menggunakan senjata secara tidak proporsional seperti
menggunakan bom fosir, rudal, dan iron dome.
Dari prinsip asas proporsionalitas jika dilakukan serangan terhadap obyek
sipil serangan itu haruslah sesuai dengan asas proporsionalitas bahwa
serangan itu tidak dilakukan secara berlebihan serta seharusnya serangan tersebut
berimbang dengan keuntungan militer yang diperoleh. Apabila serangan itu dilanggar
maka dapat melanggar ketentuan pasal 51 protokol I konvensi Jenewa yang
menyatakan bahwa“ attack which may be expected to cause incidental loss of
civilian life, injury to civilian, damage to civilian objects, or a combination thereof,
which would be excessive in relation to the concrete and direct military advantage
anticipated” juga diatur dalam pasal 22 Den hague regulations, yang
berbunyi “ the rights of billigerents to adopt means of injuring the enemy is not
unlimited” dalam menggunakan alat untuk menyerang musuh, artinya dibatasi oleh
aturan-aturan yang berlaku dan tidak diperbolehkan untuk berlebihan.
Penyerangan terhadap jalur Gaza telah melanggar pasal 23 konvensi Den Haag,
Tentara Israel dengan sengaja memaksa Tawanan perang untuk meminum
uranium, atau menjadikan sebagai bahan percobaan sehingga itu melanggar pada,
Pasal 23 (a) Dilarang untuk menggunakan racun atau senjata beracun (b) menggunakan
senjata, proyektil, atau bahan-bahan yang mengakibatkan penderitaan yang tidak perlu,
Pasal 25 Penyerangan atau pemboman dengan alat apapun terhadap kota-kota,
kampung-kampung, atau bangunan-bangunan yang tidak dipertahankan adalah
dilarang Pasal 27 Dalam hal pengempungan dan pemboman, semua langkah yang
perlu harus dilakukan, untuk sejauh mungkin menghindari bangunan-bangunan ibadah,
kesenian, ilmu pengetahuan dan panti asuhan, monumen bersejarah, rumah sakit
dan tempat orang sakit dan terluka dikumpulkan, asalkan tempat-tempat tersebut
tidak digunakan untuk tujuan-tujuan militer. Pasukan yang mengepung harus
menandai bangunan-bangunan atau tempat-tempat dengan tanda-tanda khusus yang
terlihat, yang sebelumnya harus diberitahukan kepada pihak penyerang, Pasal 28
Penjarahan terhadap setiap kota atau tempat.11
3. Penegakan Hukum Humaniter Pada Konflik Palestina-Israel.
Israel melakukan banyak sekali pelanggaran terhadap asas proporsionalitas sesuai
dengan Hukum Humaniter Internasional yang diatur didalam konvensi-konvensi.
Sehingga diperlukan adanya sanksi yang tegas yang dilakukan kepada Israel atas
kejahatan yang dilakukan di wilayah Gaza, Israel harus diadili di Pengadilan
Pidana Internasional.
C. Kesimpulan
Serangan yang dilakukan Israel sudah jelas melanggar ketentuan Hukum
Humaniter dalam asas proporsionalitas. Serangan tersebut dilakukan secara berlebihan
kepada penduduk sipil terutama wanita, anak-anak, wartawan, tenaga medis, dan juga
obyek-obyek sipil. Akibat serangan tersebut diperlukan adanya perlindungan hukum,
perlindungan hukum diberikan didalam konvensi Jenewa yaitu hukum yang mengatur
perlindungan orang-orang yang menjadi korban perang dan penduduk sipil. Selain
perlindungan dari Hukum Jenewa, terdapat tindakan dari dewan keamanan perserikatan
bangsa-bangsa dalam penegakan perlindungan penduduk sipil dalam Hukum Humaniter
Internasional. Israel melanggar ketentuan hukum humaniter terutama tidak diterapkannya
asas proporsionalitas didalam penyerangannya. Serangan yang dilakukan israel melampaui
batas, tidak berimbang, dan tidak proporsional. Sebagai contoh Israel melanggar
penyerangan dengan penggunaan senjata seperti bom fosfor dan penyerangan kepada
obyek sipil secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
11
Setiyono, J., & Soekotjo Hardiwinoto, I. G. (2017). Pelanggaran Terhadap Prinsip Proporsionalitas Dalam
Kasus Penyerangan Israel Ke Jalur Gaza Menurut Hukum Humaniter Internasional. Diponegoro Law
Review, 6(2), 1-18.
Cahya, E. N. (2022). AGRESI ISRAEL TERHADAP PALESTINA YANG BERUJUNG
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA PADA PALESTINA. Jurnal Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (JPPKn), 43.
Corrigan, H. S. W. (1967). German-Turkish Relations and the Outbreak of War in 1914: A Re-
Assessment. Past & Present, (36), 144-152.
https://www.hrw.org/id/news/2023/11/06/how-does-international-humanitarian-law-apply-israel-and-
gaza, Diakses Pada 15 November 2023
Hughes, M. (2013). Allenby and British Strategy in the Middle East, 1917-1919. Routledge.
Kanaʾan, R. (1999). DROR ZE'EVI, An Ottoman Century: The District of Jerusalem in the 1600s,
SUNY Series in Medieval Middle East History (Albany: State University of New York Press,
1996). Pp. 265. $24.95 paper. International Journal of Middle East Studies, 31(1), 147-149.
Riyanti, O. DEKLARASI BALFOUR: LATAR BELAKANG DAN KEDUDUKANNYA DALAM
KONFLIK ARAB-ISRAEL.
Setiyono, J., & Soekotjo Hardiwinoto, I. G. (2017). Pelanggaran Terhadap Prinsip Proporsionalitas
Dalam Kasus Penyerangan Israel Ke Jalur Gaza Menurut Hukum Humaniter
Internasional. Diponegoro Law Review, 6(2), 1-18.
Widyawati, A. (2014). Pelanggaran Hak Dan Asasi Manusia. Hukum Pidana Internasional (Jakarta:
Sinar Grafika).