DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Studi Kasus dengan judul
“KONFLIK BERSENJATA ANTARA ISRAEL DAN HIZBULLAH
(LEBANON)” tepat pada waktunya. Dan kami juga berterimakasih kepada bapak
Dr. Danial, S.H., M.H. selaku dosen mata kuliah Hukum Humaniter Internasional.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, dan masih
banyak kelemahan atau kekurangan, untuk itu kami berharap adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun. Adapun penyusunan studi kasus ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Hukum Humaniter Internasional.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan juga semoga dapat berguna bagi
kami dan orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, terimakasih.
Penyusun
-i-
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
A. FAKTA-FAKTA HUKUM…………………………………………….1
B. MASALAH HUKUM………………………………………………….3
C. ANALISA HUKUM…………………………………………………...3
D. KESIMPULAN………………………………………………………...7
E. REKOMENDASI………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..9
-ii-
A. FAKTA-FAKTA HUKUM
Perang antara Israel dan Lebanon Selatan bermula ketika pasukan
Hizbullah melakukan serangan udara (Operasi True Promise) ke wilayah Kota
Shlomi perbatasan Israel utara dan menembakkan roket kearah angkatan
pertahanan Israel IDF (Israel Fefence Force). IDF yang sedang berpatroli
dikawasan perbatasan menjadi korban yang mengakibatkan delapan tentara IDF
tewas serta ditangkapnya dua tentara lainnya (Ehud Goldwasser dan Elgad Regev).
Tentara Hizbullah juga menembakkan roket dan Mortil secara beruntun kewilayah
utara Israel lainnya sebagai suatu pengalihan perhatian pada waktu yang sama.1
Israel juga menyerang Lebanon pada tanggal 5-6 Agustus 2006. Israel
antara lain menggempur kota Tirus, Nakburah dan Nabatiyeh di Lebanon Selatan.
Tindakan Israel juga tidak sesuai dengan doktrin Just War yang bermakna
bahwa ada justifikasi atau alasan pembenaran untuk melakukan penyerangan,
bahwa perang dilakukan berdasarkan alas an logis dan dapat dibenarkan, bahwa
perang berlangsung secara adil dan seimbang, bahwa perang dilakukan terbatas
untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan untuk menghancurkan atau
memusnahkan pihak lawan (suatu Negara, suatu bangsa, etnis dan suku bangsa,
kelompok atau oposisi, dll). 4
B. MASALAH HUKUM
3
Ibid
-2-
4
“serangan Israel ke Lebanon: Pelanggaran hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia”
http://conformeast.multiply.com/journal (pelanggaran hukum humaniter) diakses pada 5 oktober
2017.
a) Bagaimana sanksi yang diperoleh dalam konflik bersenjata antara Israel
dengan Hezbollah (Lebanon)?
b) Bagaimana Penegakan hokum yang dapat dilakukan untuk mengadili
konflik bersenjata antara Israel dengan Hezbollah (Lebanon) ?
C. ANALISA HUKUM
Sejak saat itu, terjadi perubahan bersifat pertikaian bersenjata dan daya
merusak yang disebabkan dari penggunaan senjata modern. Pada akhirnya
menyadarkan perlunya suatu perbaikan serta perluasan hukum humaniter. Sangat
tidak mungkin untuk menemukan bukti documenter, Kapan dan dimana aturan-
aturan hokum huminter itu timbul, dan bahkan lebih sulitnya lagi adalah
menyebutkan “Pencipta” dari hokum Humaniter tersebut. 6
5
Arlina Permanasari, Opcit. Hlm 1.
-3-
6
Hans-peter gasser, International Huminiterian Law, an introduction, Paul Haupt
publisher, Berne-stuttgart-Vienna, 1993, hlm. 6.
tersebut. Secara jelas terdapat 5 (lima) bentuk sanksi pelanggaran terhadap hukum
perang, yaitu:
1. Protes
2. Penyanderan
3. Kompensasi
4. Reprisal
5. Dan Penghukuman pelaku yang tertangkap. 7
Kompensasi
Sanksi Militer
Sanksi Non Militer 8
Salah satu sanksi yang dapat dikenakan dalam konfliik bersenjata antara
Israel dan Hezbollah adalah Pemberian Kompensasi terhadap korban perang.
Sanksi dalam bentu kompensasi dapat dilihat dalam pasal 2 dan pasal 36 The
International Law Commissions Draft Articles on The Responsibility of States For
Internationally wrongful Acts (2001) serta aturan 149 dan 150 Hukum Humaniter
Internasional Kebiasaan.
-5-
D. KESIMPULAN
-7-
E. REKOMENDASI
Adapun Rekomendasi yang dapat kami berikan dalam Studi Kasus ini
adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA