Anda di halaman 1dari 21

MODUL AJAR

MATA KULIAH : HUKUM TATA NEGARA


PERTEMUAN : KEDELAPAN
MATERI : HAK ASASI MANUSIA (HAM)

A. Sejarah HAM di Dunia


Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang
filsuf Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah
(natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup,
hak kebebasan, dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang
sipil (pribadi) dan politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai
adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi
Amerika, dan Revolusi Prancis.

1. Magna Charta (1215)

Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan
disebut Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja
kepada para bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak
dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan
sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh
para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak tersebut berkembang dan menjadi
bagian dari sistem konstitusional Inggris.

2. Revolusi Amerika (1776)

Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris


disebut Revolusi Amerika.Declaration of Independence (Deklarasi
Kemerdekaan) dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli
1776 merupakan hasil dari revolusi ini.
3. Revolusi Prancis (1789)

Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada


rajanya sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan
absolut. Declaration des droits de I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak
Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini
memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan
persaudaraan (fraternite).

4. African Charter on Human and People Rights (1981)

Pada tanggal 27 Juni 1981, negara-negara anggota Organisasi Persatuan


Afrika (OAU) mengadakan konferensi mengenai HAM. Dalam konferensi
tersebut, semua negara Afrika secara tegas berkomitment untuk memberantas
segala bentuk kolonialisme dari Afrika, untuk mengkoordinasikan dan
mengintensifkan kerjasama dan upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik bagi masyarakat Afrika.

5. Cairo Declaration on Human Right in Islam (1990)

Deklarasi Kairo tentang Hak Asasi Manusia dalam Islam merupakan


deklarasi dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam di Kairo
pada tahun 1990 yang memberikan gambaran umum pada Islam tentang hak
asasi manusia dan menegaskan Islam syariah sebagai satu-satunya sumber.
Deklarasi ini menyatakan tujuannya untuk menjadi pedoman umum bagi
negara anggota OKI di bidang hak asasi maunsia.

6. Bangkok Declaration (1993)

Deklarasi Bangkok diadopsi pada pertemuan negara-negara Asia pada


tahun 1993. Dalam konferensi ini, pemerintah negara-negara Asia telah
mengegaskan kembali komitmennya terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB dan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Mereka menyatakan pandangannya
saling ketergantungan dan dapat dibagi hak asasi manusia dan menekankan
perlunya universalitas, objektivitas, dan nonselektivitas hak asasi manusia.
7. Deklarasi PBB (Deklarasi Wina) Tahun 1993

Deklarasi ini merupakan deklarasi universal yang ditandatangani oleh


semua negara anggota PBB di ibu kota Austria, yaitu Wina. Oleh karenanya
dikenal dengan Deklarasi Wina. Hasilnya adalah mendeklarasikan hak asasi
generasi ketiga, yaitu hak pembangunan. Deklarasi ini sesungguhnya adalah re-
evaluasi tahap dua dari Deklarasi HAM, yaitu bentuk evaluasi serta
penyesuaian yang disetuju semua anggota PBB, termasuk Indonesia.

B. Sumber Hukum HAM

Sumber hukum dalam arti sebagai tempat ditemukannya aturan -aturan


tentang hak asasi manusia banyak sekali tersebar dalam hukum internasional,
antara lain:

1. Piagam Pendirian Perserikatan Bangsa-bangsa;

2. Universal Declaration on Human Rights 10 Desember 1948;

3. Konvenant Hak Ekonomi Sosial dan Budaya 3 Januari 1976;

4. Konvenan Hak sipil dan Politik 23 Maret 1976, beserta peraturan


pelaksanaannya (Optional Protocol sesuai dengan bunyi Pasal 41) dan
tahun 1990 diluncurkan Second Optional Protocol to the International On
Civil and Political Rights aiming on Abolition of the Death Penalty
(peniadaan hukuman mati),tetapi belum memiliki kekuatan mengikat
sampai sekarang;

5. Konvensi-konvensi Den Haag tentang Aturan Hukum Perang;

6. Konvensi-konvensi Geneva tentang Aturan Perlindungan terhadap korban


Perang.

Yang objeknya bersifat khusus sebagai pelaksanaan aturan umum dalam


konvenan hak-hak sipil dan politik, ekonomi, sosial dan budaya:
1. Konvensi Hak politik perempuan
a. Konvensi-konvensi anti / peniadaan diskriminasi dalam semua bidang.
b. Konvensi Anti Diskriminasi terhadap perempuan.
2. Konvensi tentang Perlindungan Anak
Demikian, untuk hanya menyebutkan beberapa contoh (periksa lebih
lanjut himpunan peraturan-peraturan Perserikatan Bangsa-Bangsa). Di
samping yang telah disebutkan diatas, Indonesia telah meratifikasi
konvensi-konvensi Internasional seperti:
a. ILO Convention concerning Forced labour (1930);
b. ILO Convention concerning the Aplication of the Priciples of the
Rights to Organize (1949);
c. ILO Convention concerning Equal Remuneration for Men and
Women Wokersfor Work of Equal Value (1951);
d. ILO Convention concerning Discrimination in Respect of
Employment and Occupation (1956);
e. Geneva Convention for the Amelioration of the Condition of the
Wounded and Sick Armed Force in the Field (1949);
f. Geneva Convention for the Amelioration of the Conditionof the
Wounded and Sick in Shipwrecked Members of Armed Force at Sea
(1949);
g. Geneve Convention Relative to Treatment of Prisioner of the War
(1949);
h. Geneva Convention Relatif to the Protection of Civilian Persons in
Time of War (1949);
i. Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of
Genocida (1948);
j. Convention for the Suppression of the Traffict on the Persons and of
the Exploitation of the Prostitution of Other(1950);
k. Convention of Political Rights of Women (1952)Protocol amending
the Slavery Convention (1956);
l. Supplementary Convention on the Abolition of Slavery, the Slave
Trade, and Practises Similar to Slavery (1956);
m. International Convention on the Elimination All Forms of Racial
Discrimination (1965);
n. Convention on the Non Applycability of Statutory Limitations to War
Crime and Crime Against Humanity (1968);
o. International Convension on the Suppression of the Crime of
Apartheid (1973);
p. Convention on the Elimination All Forms of Discrimination against
Women (1979);
q. International Convenant on Civil and Politic Rights (UU Nomor
12/2005);
r. International Convenant on Economic, Social and Cultural Rights
(UU No.l 1/2005);
s. Convention Against Torture and other Cruel Inhuman or Degrading
Treatment or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau Penghukuman yang lain yang kejam, tidak Manusiawi,
atau merendahkan Martabat manusia) dengan UU Nomor 5 Tahun
1998;
t. The Vienna Declaration and Program of Action (1993) diratifikasi
dengan Keppres RI Nomor 129 Tahun 1998 tanggal 5 Agustus 1998
tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia.

C. Hak Asasi Manusia di Indonesia

Hak asasi yaitu hak yang bersifat asasi artinya hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga
bersifat suci. (Prof. Mr. Koentjoro) Sedangkan G.J Wolhoff mengatakan hak-
hak asasi manusia adalah sejumlah hak yang seakan-akan berakar dalam tabiat
setiap pribadi manusia, justru karena kemanusiaannya yang tidak dapat dicabut
oleh siapapun karena bila dicabut akan hilang kemanusiaannya. Jadi hak asasi
dapat dikatakan sebagai hak dasar yang dimiliki oleh pribadi manusia yang
merupakan anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir, sehingga hak asasi itu
tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Secara
mendasar hak asasi manusia itu antara lain hak untuk hidup, hak untuk
merdeka, hak untuk memiliki sesuatu. Hak asasi tidak dapat dituntut
pelaksanaannya secara mutlak, karena penuntutan pelaksanaan hak asasi
manusia secara mutlak berarti melanggar hak asasi yang sama dari orng lain.
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi
manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir, maka tidak
seorang pun dapat mengambilnya atau melanggarnya. Kita harus menghargai
anugerah ini dengan tidak membedakan manusia berdasarkan latar belakang
ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, dan lain-lain.
Namun perlu diingat bahwa dengan hak asasi manusia bukan berarti dapat
berbuat semena-mena, karena manusia juga harus menghormati hak asasi
manusia lainnya. Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok),
yaitu:
a. Hak Hidup (life)
b. Hak Kebebasan (liberty)
c. Hak Memiliki (property)

Ketiga hak tersebut merupakan hak yang fundamental dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun macam-macam hak asasi manusia dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Hak asasi pribadi, yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan
pribadi manusia. Contohnya: hak beragama, hak menentukan jalan
hidup, dan hak bicaara.
b. Hak asasi politik, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik.
Contohnya : hak mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu,
berorganisasi.
c. Hak asasi ekonomi, yaitu hak yang berhubungan dengan kegiatan
perekonomian. Contohnya hak memiliki barang, menjual barang,
mendirikan perusahaan/berdagang, dan lain-lain.
d. Hak asasi budaya, yaitu hak yang berhubungan dengan kehidupan
bermasyarakat. Contohnya: hak mendapat pendidikan, hak mendapat
pekerjaan, hak mengembangkan seni budaya, dan lain-lain.
e. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan, yaitu hak
yang berkaiatan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan.
Contohnya : hak mendapat perlindungan hukum, hak membela agama,
hak menjadi pejabat pemerintah, hak untuk diperlakukan secara adil,
dan lain-lain.
f. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contohnya :
dalam penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan, dan lain-lain.

Secara internasional HAM diatur dalam Universal Declaratoinof Human


Rights tanggal 10 Desember 1948, namun secara nasional HAM diatur dalam:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

HAM dalam UUD1945 sangat dipengaruhi oleh HAM yang dimuat dalam
pembukaan konstitusi Perancis yang dikenal dengan : “La Declaration des
Drots de homme et du citoyen” (hak asasi manusia dan warga negara)

Dalam Pembukaan UUD 1945


Alinea I : pengakuan hak kemerdekaan
Alinea II : pengakuan hak politik dan ekonomi
Alinea III : pengakuan semua hak yang merupakan anugerah tuhan.
Alinea IV : Rumusan Hak asasi manusia.
Dalam Batang Tubuh UUD 1945
Pasal 27 ayat 1 : Hak kedudukan yang sama dalam hukum
Pasal 27 ayat 2 : Hak hidup yang layak
Pasal 28 : hak kebebasan berserikat, berkumpul, pendapat
Pasal 28 A – 28 J : mengatur segala macam hak
Pasal 29 :Hak kebebasan memeluk Agama
Pasal 31 : Hak memperoleh Pendidikan
Berdasarkan amandemen UUD 1945, hak asasi manusia tercantum dalam
Bab X A Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J, sebagaimana tercantum
berikut ini:
HAK ASASI MANUSIA

Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya. **)
Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah.**)
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dan kekerasan
dan diskriminasi. **)
Pasal 28 C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia. **)
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya.**)

Pasal 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja “)
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang
sama dalam pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.**)

Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran. memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal
di wilayah negara dan meninggakannya, serta berhak
kembali.**)
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
**)
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.**)

Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.**)
Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dan ancaman kelakutan untuk berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi. **)
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan alau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan
berhak memperoleh suara politik dari negara lain. **)
Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapalkan lingkungan hid up yang baik dan
sehal serfa berhak memperoleh pefayanan kesehatan **)
(2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang
sama guna mencapai persamaan dan keadilan.**)
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat. **)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang
oleh siapapun.**)

Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun. **)
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif
**)
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati
selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.**)
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, Terutama
pemerintah.**)
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. **)
Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.**)
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. **)

2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia


Instrumen ini ditetapkan pada tanggal 13 November 1998. Dalam
ketetapan MPR tersebut disebutkan antara lain:
1) Menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh
aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan dan
menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada
seluruh masyarakat.
2) Menugaskan kepada Presiden dan DPR untuk meratifikasi
(mengesahkan) berbagai instrumen hak asasi manusia internasional
selama tidak bertentangan dengan Pancasila dan DUD 1945
3) Membina kesadaran dan tanggung jawab masyarakat sebagai warga
negara untuk menghormati, menegakkan hak dan menyebarluaskan
hak asasi manusia melalui gerakan kemasyarakatan.
4) Melaksanakan penyuluhan, pengkajian, pemantauan dan penelitian
serta menyediakan media tentang hak asasi manusia yang ditetapkan
dengan undang-undang
5) Menyusun naskah hak asasi manusia dengan sistematis dengan
susunan:
a. Pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap hak asasi
manusia dan
b. Piagam hak asasi manusia
6) Isi beserta uraian naskah hak asasi manusia sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari ketetapan ini.
7) Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, yaitu langgal 13
November 1998
Adapun Materi dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang
Hak Asasi Manusia tersebut yaitu:
1) Hak hidup: berhak
- Mempertahankan hidup
- Mencari kehidupan
2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
- berhak membentuk keluarga
- berhak melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang syah
3) Hak mengembangkan diri
- pemenuhan kebutuhan dasar
- perlindungan, kasih sayang, Pendidikan
- pengembangan iptek
- memajukan diri secara kolektif
4) Hak keadilan
- imbalan kerja yang layak
- status perlakukan hukum yang adil
- kepastian hukum
- warga negara
- Kesempatan kerja
5) Hak kemerdekaan Hak kemerdekaan
- memeluk agama
- menyatakan pendapat
- memilih pendidikan
- memilih pekerjaan
- memiliki kewarganegaraan
- bebas tinggal dimana saja
- bebas berkumpul berserikat
- bebas mengeluarkan pendapat
6) Hak kebebasan atas informasi
- bebas berkomunikasi
- bebas memperoleh informasi
- bebas pengiriman informasi
7) Hak keamanan
- perlindunga dari ancaman
- perlindungan diri dan keluarga
- suaka politik
- bebas dari penyksaan
8) Hak kesejahteraan
- hidup sejahtera lahir batin
- lingkungan yang sehat
- tempat tinggal yang layak
- kemudahan perlakuan
- punya hak milik pribadi
- pekerjaan yang layak
- hidup yang layak
Disamping hak tersebut diatas adapula kewajiban bagi setiap warga
negaranya yaitu:
a. Wajib menghormati hak orang lain
b. Wajib ikut serta dalam pembelaa negara

Piagam hak asasi manusia di Indonesia dalam Ketetapan MPR Nomor


XVII/MPR/1998
1) Pembukaan
Bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang
berperan sebagai pengelola dan pemelihara alam secara
seimbang dan serasi dalam ketaatan kepada-Nya. Manusia
dianugerahi hak asasi dan memiliki tanggung jawab serta
kewajiban untuk menjamin keberadaan, harkat, dan martabat
kemuliaan kemanusiaan, serta menjaga keharmonisan dalam
kehidupan.
Bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat
pada diri manusia secara kodrati, universal dan abadi sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak
berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak
kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak
kesejahteraan oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau
dirampas oleh siapapun. Selanjulnya manusia juga mempunyai
hak dan tanggung jawab yang timbul sebagai akibat
perkembangan kehidupannya dalam masyarakat.
Bahwa didorong oleh jiwa dan semangat proklamasi
kemerdekan Republik Indonesia, bangsa Indonesia mempunyai
pandangan mengenai hak asasi dan kewajiban manusia, yang
bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai
luhur budaya bangsa, serta berdasarkan pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948, telah
mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(Universal Declaration Of Human Right). Oleh karena itu,
bangsa Indonesia sebagai anggota PBB mempunyai
tanggungjawab untuk menghormati ketentuan yang tercantum
dalam deklarasi tersebut.
Bahwa perumusan hak asasi manusia pada dasarnya dilandasi
oleh pemahaman suatu bangsa terhadap citra, harkat dan
martabat diri manusia itu sendiri. Bangsa Indonesia memandang
bahwa manusia hidup tidak terlepas dari Tuhannya, sesama
manusia dan lingkungannya.
Bahwa bangsa Indonesia pada hakikatnya menyadari, mengakui
dan menjamin serta menghormati hak asasi manusia orang lain
juga sebagai kewajiban. Oleh karena itu, hak asasi manusia dan
kewajiban asasi manusia terpadu dan melekat pada diri manusia
sebagai pnbadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, anggota
suatu bangsa dan warga negara, serta anggota masyarakat
bangsa-bangsa.
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia, maka bangsa Indonesia menyatakan piagam hak asasi
manusia.
2) Piagam Hak Asasi Manusia
Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia terdiri dari 10 bab, yaitu:
Bab I : Hak Untuk Hidup (Pasal 1)
Bab II : Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
(Pasal 2)
Bab III : Hak Mengembangkan Diri (Pasal 3-6)
Bab IV : Hak Keadilan(Pasal 7-12)
Bab V : Hak Kemerdekaan (Pasal 13 – 19)
Bab VI : Hak Atas Kebebasan Informasi (Pasal 20 – 21)
Bab VII : Hak Keamanan (Pasal 22-26)
Bab VIII : Hak Kesejahteraan (Pasal 27 – 33)
Bab IX : Kewajiban (Pasal 34 – 36)
Bab X : Perlindungan dan Kemajuan (Pasal 37 – 44)

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


Undang-Undang ini disahkan pada tanggal 23 September 1999.
Isi pokok HAM menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, terdiri
atas 11 Bab dan penjelasan, yaitu:
Bab I : Pendahuluan (Pasal 1)
Bab II : Asas-asas dasar (Pasal 2 – 6)
Bab III : HAM dan kebebasan dasar manusia (Pasal 9 -66)
Bab IV : Kewajiban dasar manusia (Pasal 67 – 70)
Bab V : Kewajiban & tanggung jawab pemerintah (Pasal 71 – 72)
Bab VI : Pembatasan dan larangan (Pasal 73 – 74)
Bab VII : Komisi nasional hak asasi manusia (Pasal 75 – 99)
Bab VIII : Partisipasi masyarakat (Pasal 100 – 103)
Bab IX : Peradilan hak asasi manusia (Pasal 104)
Bab X : Ketentuan peralihan (Pasal 105)
Bab XI : Ketentuan penutup (Pasal 106)

UU Nomor 39 Tahun 1999 ini mengatur tentang:


1. Hak untuk hidup
2. Hak berkeluarga melanjutkan keturunan
3. Hak mengembangkan diri
4. Hak memperoleh keadilan
5. Hak atas kebebasan pribadi
6. Hak atas rasa aman
7. Hak atas kesejahteraan
8. Hak ikut serta dalam pemerintahan
9. Hak Hak wanita
10. Hak anak
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Inti dari UU Nomor 26 Tahun 2000 ini adalah Pengadilan HAM
berkedudukan dilingkungan peradilan umum. Tugasnya adalah memeriksa
dan menuntut perkara pelanggaran ham berat yang dilakukan orang
dewasa (diatas 18 tahun). Sedangkan pelanggaran HAM yang dilakukan
orang dibawah 18 tahun disidang oleh pengadilan negeri.

Jenis pelanggaran HAM Berat


1. Genosida
Menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa,ras,atau kelompok agama dengan cara:
- membunuh anggota kelompok
- pederitaan fisik, mental yang berat
- menciptakan kondisi yang bisa menghabiskan kelompok tertentu
- memaksakantindakan mencegah kelahiran
- memindahkan anak–anak dari satu kelompok kekelompok
lainsecara paksa.
2. Sistematik
Kejahatan kemanusiaan ( orang sipil ) secara sistimatis seperti:
- pembunuhan
- perbudakan
- pemusnahan
- pengusiran secara paksa
- perampasan kemerdekaan
- penyiksaan
- perbudakan seksual
- pelacuran secara paksa
- perkosaan
- pemaksaan kehamilan
- pemaksaan pemandulan
- penganiyayaan terhadap SARA
- penghilangan orang secara paksa
- kejahatan apartheid

Sanksi Bagi Pelanggaran HAM Berat


Kejahatan – pelaku – percobaan – mufakat jahat – membantu melakukan
pelanggaran HAM Berat, maka hukumanya sama karena, semua itu
dikelompokan sebagai kenjahatan. (kalau KUHP penjatuhan berbeda)
1. Hukuman mati atau penjara seumur hidup, atau penjara maka 25 tahun
minimal 10 tahun terhadap kejahatan:
- membunuh anggota kelompok
- penderita pisik,mental yang berat
- menciptakan kondisi yang berakibat musnahnya kelompok
- tindakan pemaksaan pencegahan lahiran dalam kelompok
- memindahkan anak-anak kekelompok lain secara paksa
- pembunuhan berencana
- pemusnahan
- pengusiran secara paksa
- kejahatan apartheid
2. Hukuman penjara maksimal 15 tahun minimal 5 tahun terhadap
kejahatan:
- Penyiksaan terhadap tawanan
- Perbudakan wanita atau anak-anak termasuk perdagangan
3. Hukum penjara maksimal 20 tahun, minimal 10 tahun terhadap
kejahatan:
- Perkosaan, perbudakan seksual pelacuran secara paksa
- Pemaksaan kehamilan
- Pemaksaan kemandulan
- Penganiayaan etnis atau kelompok
- Penghilangan orang secara paksa
Bandikanlah jenis hukum terhadap pelanggaran HAM Berat dengan
KUHP sebagai berikut:
Pasal 10 KUHP tentang saksi pidana :
1. Pidana pokok:
- Pidana mati atau
- Pindana penjara atau
- Seumur hidup, atau
- Penjara maks. 20 tahun minimal 1 hari atau
- Pidana kurungan maks. 1 tahun 4 bulan, minimal 1 hari
- Pidana denda
2. Pidana tambahan:
- Pencabutan hak tertentu
- Penyitaan barang-barang tertentu
- Pengumuman putusan hakim.

D. Lembaga Perlindungan Hah Asasi Manusia (HAM)


Perlindungan hak asasi manusia dapat dilakukan oleh berbagai lembaga,
antara lain
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia
dibentuk suatu komisi yang bersifat nasional dan diberi nama Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang bisa disebut Komisi
Nasional. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Rl No 50 Tahun
1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Menurut Undang-
Undang Rl Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 75,
antara lain disebutkan tujuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM), yaitu :
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB,
serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuan nya berpartisipasi dalam berrbagai bidang kehidupan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi lentang hak
asasi manusia Komnas HAM beranggotakan tokoh masyarakat yang
profesional, berdedikasi, dan berintegritas tinggi dalam menghayati cita-
cita negara hukum dan negara kesejahteraan yang berintikan keadilan
menghormati hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia.
Komnas HAM berasaskan Pancasila. Komnas HAM berkedudukan di
Jakarta. Perwakilan Komnas HAM dapat didirikan di daerah provinsi,
dan daerah kabupaten/kota. Warga negara Indonesia yang dapat diangkat
menjadi anggota Komnas HAM adalah :
a. Memiliki pengalaman dalam upaya memajukan dan melindungi
orang atau kelompok yang dilanggar.
b. Berpengalaman sebagai hakim, jaksa, polisi, pengacara, atau
pengemban profesi hukum lainnya.
c. Berpengalaman di bidang legislatif, eksekutif, dan lembaga tinggi
negara atau,
d. Merupakan tokoh agama, tokoh masyarakat, anggota lembaga
swadaya masyarakat, dan kalangan perguruan tinggi.
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia
Menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Keputusan
Negara RI, antara lain dinyatakan “Kepolisian Republik Indonesia
bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat; tertib
dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan
pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia”. Hal ini berarti Kepolisian
Negara RI juga memberikan pengayoman dan perlindungan hak asasi
manusia.
a. memelihara keasamanan dan ketertiban masyarakat,
b. menegakkan hukum,
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
3. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat
dalam UUD 1945 dan PBB tentang hak-hak anak. Meskipun UU RI
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia telah mencantumkan
tentang hak anak, namun dalam pelaksanaannya masih memerlukan
undang-undang sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan kewajiban dan
tanggung jawab orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan
anak, dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat
independen. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
Adapun tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah :
a. melakukan sosialisasi seluruh kutentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan
informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan,
pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak.
b. Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada
Presiden dalam rangka perlindungan anak.
4. Lembaga Bantuan Hukum
Bagi warga negara yang tidak mampu membayar dalam menurut hukum,
memiliki biaya untuk melakukan tuntutan hukum. maka dapat
memanfaatkan jasa lembaga bantuan hukum. Bantuan hukum bersifat
membela kepentingan masyarakat tanpa memandang latar belakang suku,
keturunan, warna kulit, ideologi, keyakinan politik, harta kekayaan,
agama, atau kelompok orang yang membelanya.
Tujuan lembaga ini adalah mencegah adanya ledakan gejolak sosial dan
keresahan masyarakat. Keberhasilan gerakan bantuan hukum akan dapat
mengembalikan wibawa hukum dan wibawa pengadilan yang selama ini
terpuruk di negara kita.
5. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum
Dalam rangka pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakai, beberapa
fakultas hukum mengadakan biro konsultasi dan bantuan hukum. Biro ini
ditangani oleh dosen-dosen muda yang masih dalam proses belajar untuk
menjadi advokat profesional.

Anda mungkin juga menyukai