Anda di halaman 1dari 7

Israel melanggar prinsip larangan penggunaan

kekerasan dan juga mencaplok wilayah Yerusalem


Timur untuk memenuhi tujuannya, ibukota Israel yang
bersatu dan abadi. Sebagai tanggapan, Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 242 yang
menekankan pada “tidak dapat diijinkannya akuisisi
wilayah oleh perang” dan menyerukan “penarikan
tentara Israel dari wilayah-wilayah yang baru-baru ini
diduduki dalam konflik baru-baru ini.” Ada banyak
resolusi sejak mengutuk pendudukan wilayah Palestina
dan setidaknya 7 resolusi DK PBB secara khusus
menolak pengakuan Yerusalem Timur sebagai bagian
dari Israel.
Secara khusus, DK PBB mengeluarkan Resolusi 478 pada
tahun 1980 sebagai tanggapan terhadap Knesset Israel yang
mengeluarkan Hukum Yerusalem yang meresmikan aneksasi
Yerusalem Timur dengan menentukan yurisdiksi Israel atas
seluruh Yerusalem dan menyatakannya sebagai ibukota
Israel.
Dr. Sami Abu Zuhri, Dosen Sejarah di Jamiah Islamiyah Ghaza
menyebutkan kekerasan Israel terhadap bangsa Palestina di
awal Maret 2008 ini adalah tragedi pembantaian Palestina
paling berdarah sejak 1967, karena memakan jumlah korban
paling banyak. Selama lima hari Israel menyetop suplai
listrik, bensin, dan bantuan kemanusiaan ke Gaza, suatu
kekejian yang oleh Amnesty International (2008) disebut
sebagai collective punishment (hukuman kolektif). Akibat
pemutusan ini, Gaza gelap gulita. Rumah sakit, sekolah,
tempat ibadah, hingga perumahan hanya mengandalkan
lilin dan alat penerang seadanya. Padahal, di wilayah
sesempit 360km2 ini tinggal 1.5 juta rakyat Palestina (1 juta
diantaranya adalah pengungsi), dimana hampir 50%
diantaranya adalah kaum perempuan dan 48% diantaranya
adalah anak-anak berusia kurang dari 14 tahun.
1. Intifada (yang berarti pemberontakan di dalam bahasa
Arab) mengacu pada pemberontakan popular akar-rumput
yang dilakukan oleh rakyat Palestian pada tahun 1987-1993
(Intifada pertama). Metode-metode aksi massa akar-rumput
yang digunakan saat itu (demonstrasi massa, mogok, aksi-
aksi perlawanan massa, boikot, dsb) adalah metode-metode
yang harus dikembangkan di dalam perjuangan
pembebasan Palestina. Pada saat itu para pemuda Palestina
secara masif melawan pasukan Israel bukan dengan
metode-metode terorisme individual yang digunakan oleh
PLO pada saat itu, tetapi justru dengan independen
melakukan perlawanan aksi massa. Intifada pertama ini
berlangsung spontan dan secara akar rumput, dan ia terjadi
di luar kepemimpinan PLO yang tidak menyangka
radikalisasi massa.
2. Resolusi Dewan Keamanan PBB dalam penyelesaian
konflik Palestina-Israel.
 Rakyat mesti disedarkan tentang
kepentingan Palestin dan Baitul Maqdis
dalam Islam
 Hanya Para Pihak Yang Dapat
menuntaskan knflik ini sepenuhnya dan bila
PBB ingin membantu, sebisa mungkin
inisiatif yang dilakukan harus benar-benar
tidak bias dan tidak membawa
kepentingan di luar kedua negara yang
berseteru ini

Anda mungkin juga menyukai