Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ADI WIBAWA : 20080510122

NAMA : M. ZEN AL WAHAB : 20080510154


KONFLIK ARAB DAN ISRAEL

I. Latar Belakang Histories

Permasalahan Palestina berakar dari perkembangan sejarah yang panjang dan dihayati dua
macam bangsa, yaitu Arab dan Yahudi. Yahudi datang sekitar tahun 1800 SM, di bawah
pimpinan Ibrahim dan menyebar ke beberapa daerah di Arab, serta membangun kedaulatan
di Jarussalem akibat dari sikap lemah bangsa Arab saat itu.

Sejak abad ke 8 sampJaruai abad ke 7 SM negeri itu berturut-turut dikuasai oleh Assiria,
Babilonia, Persia, Yunani, dan romawi. Bangsa yahudi pun mulai mengalami pengusiran.
Sebagai tempat lahir Jesus dan agama kristiani, palestinapun mendapat temapt khusus bagi kaum
Kristiani. Dan sejak tahun 395 M negeri ini menjadi bagain Emperium Kristiani Romawi Timur.
Palestina jatuh ketangan Muslim Arab di bawah pimpinan Umar bin Khatab, dan islam pun
mengalami perkembangan yang sangat pesat.

II. Gerakan Zionisme

Organisasi Zionisme Dunia terbentuk tahun 1871 yang diprakarsai oleh Theodor Herzl, seorang
Yahudi dari Austria dengan cita-cita menjadikan tanah Palestina sebagai rumah sendiri. Gerakan
ini banyak mendapat dukungan dari berbagai Negara Eropa,

Negara-negara yang tergabung dengan Zionisme mengadaka suatu Konfrensi yang di kenal
dengan Konfrensi perjanjian paris, yang berisikan:

1.mencantumkan Deklarasi Balfaour dalam perjanjian perdamaian


2. mengesampingkan prinsip hak menentukan nasib sendiri
3. menolak ditetapkannya palestina sebagai Negara Arab atau pun dibawah administrasi
internasional
4. imigrasi tanpa batas orang yahudi ke palestina.
III. Mandat palestina (1922-1948)

Mandat Palestina diterima Inggris dari konferensi perdamaian Paris 1920. Pihak Arab
menganggab keputusan perjanjian perdamaian paris itu penuh dengan manipulative dan
1
bertentangan. Sebaliknya Zionis berusaha mempertahankan system mandate ini untuk
melindungi usaha imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina. Ini merupakan sumber
pergesekan yang teramat peka antara orang Arab dan Yahudi.Sumber pergesekan kedua adalah
masalah yang diakibatkan oleh penanaman modal Yahudi secara besar-besaran di Palestina.
Bangsa Arab mengalami perpecahan. Ini menjadi kekhawatiran tersendiri terhadap dominasi
ekonomi dan politik Yahudi di negeri mereka sendiri.

Pada april, 1936, seluruh negeri Arab Palestina, membentuk Komite Tinggi Arab (Arab Higher
Committee) untuk memprotes ketidakadilan system mandat.

Inggris segera membubarkan Komite Tinggi Arab dan menahan para anggotanya. Namun ini
membangkitkan kembali bangsa-bangsa Arab dan dunia islam lainnya. Menghadapi hal ini
Inggris membagi Palestina atas dua bagian, masing-masing untuk bangsa Arab dan bangsa
Yahudi melalui Kongres Zionis 1937, Bangsa Arab menolak keras sehingga ini dibatalkan
kembali oleh pemerintahan Inggris.

IV. Selama Dan Sesudah Perang Dunia II

Selama perang dunia II menjadi peluang emas bagi Zionis. Berbagai organisasi mencari
dukungan dan menyebarkan berbagai propaganda di luar Palestina. Terutama di AS Karena di
beberapa bagian negara Eropa Yahudi tidak mendapat tempat.

Pihak arab juga berusaha mengimbangi kekuatan dengan membuka hubungan kedunia luar.
Namun, Zionis lebi mahir dalam mencari simpati orang luar.

Akhir PD II, yahudi semakin kuat untuk membentuk sebuah negara dengan adanya tragedy di
jerman oleh NAZI. Perkembangan ini menegangkan hubungan Arab-Barat karena saling berbeda
pandangan dalam kasus ini. Hal ini juaga merambah ke berbagai belahan dunia. Uni Soviet juga
mengecan Inggris-AS yang tidak netral sehingga membuat Zionis leluasa di negeri Arab.

V. Masalah palestina dalam PBB

Dalam kurun waktu September 1946 s/d 12 April 1947 Inggris berusaha menyelesaikan masalah
palestina dengan cara mengundang KTA untuk palestina dan Jewish Agency untuk Yahudi
palestina untuk duduk dalam konferensi, namun konferensi-konferensi yang dilakukan tidak
pernah menemui titik temusehingga inggris secar resmi meminta Majelis UmumPBB untuk

2
membicarakan masalah palestina. Akhirnya PBB membentuk kumite khusus, yatu UNESCO
(United Nation Special Committee on Palestine) yang terdiri atas Australia, Belanda, Canada,
Czechoslovakia, Guatemala, India, Iran, Peru, Swedia, Uruguay dan Yugoslovakia

Walaupun dalam ONESCOP sendiri terdapat kesmaan penyelesaian namun dapat menyelesaikan
usulan antara lain:pertama,Rencana mayoritas yaitumembagi palestina menjadi masing-masing
Negara arab dan Negara yahudi, sedangkan Yarussalem di bawah perwakilan PBB untuk 2
tahum pertama; kedua,Rencana minoritas yaitu Membentuk Negara federal yang terdiri atas
Negara- Negara otonom arab dan yahudi setelah masa perwalian selama 3 tahun.

Dalam masa peralihan s/d kemerdekaan Negara-negara yang berdasarkan keputussan akan
ditempatkan dibawah Administrasi Palestina di bawah Majelis Umum PBB.

VI. Reaksi Terhadap Resolusi Dan Praktisi

Dengan adanya hasil petisi itu, maka terdapat 2 kubu yang proo dan kontra. Bangsa arab
secara terang- terangan dank eras menolaknya, karena mempunya pandangan bahwa intervensi
Amerika pada Negara itu hanya untuk mennggantikan imperialism Inggris , bangsa arab
akhirnya melekukan demontrasi dan pemogokan sebagai bentuk protes.

Sebaliknya yahudi menyambut gembira resolusi dan praktisi PBB, dan memutuskan untuk
meningkatkan kemampuan militer Yahudi untuk pengalihan pemerintahan inggris. Dengan
adanya pro dan kontra di antara ke 2 belah pihak maka dapat dipastikan terjadi persengketaan
dan pertikaian, maka Inggris tidak bersedia untuk memaksakan pelaksanaan hasil resolusi dan
petisi terhadap Negara itu. AS juga khawatir hal itu akan mengakibatkan kelancaran distribusi
dan ketergantungan minyak terhadap Negara tersebut.

Majelis Umum PBB mengadakan sidang pleno pada 14 Mei 1948 untuk mencabut mandate
inggris di palestina, tapi sebelum sidang, Jewish Agency mengumumkan Negara Israel pada hari
yang sama pada jam 10 a.m waktu Tel Aviv, Presiden Truman memberinya pengakuan penuh
sedangkan Uni Soviet mengakui Israel pada tanggal 19 Mei.

VII. Konfrontasi 1948


3
Resolusi partisi palestina yang diterima majelis umum PBB, 29 november 1947 dan
diproklamasikanya Negara Israel menimbulkan sengketa antara arab dan yahudi palestina. Mulai
februari sampai Maret 1948 pasukan pembebasan arab melancarkan serangan. Dan pada tanggal
15 mei 1948 orang yahudi berhasil merebut minyak kota dan tempat penting dari orang arab.
Tanggal 16 april 1948 Panitia Politik Liga Arab menyusun rencana intervesi militer. Namun
terjadi perbedaan pendapat antara Mesir dan Transjordania. Di pihak Israel, Jewish Agency
melancarkan mobilisasi parsial sejak November 1947, disusul mobilisasi total tanggal 2 mei
1948. Sehingga terjadi beberapa perang besar antara Arab-Israel dan pihak penengah seperti
Bangsa Eropa dan AS beberapa kali mengeluarkan resolusi terhadap kejadian ini.

VIII. Perang Sinai

Pada 19 juli 1959 Menlu AS John Foster Dulles menarik bantuan pembangunan bendungan
aswan di sungai nil karena Nasser membeli senjata dari blok Soviet dan mengakui RRT.Sebagai
balasan tanggal 26 juli Nesser menasionalisir Suez Canal Company yang dianggap sebagai
tindakan illegal oleh Negara barat. Pada agustus 1956 diselenggarakan konferensi internasional
di London untuk membahas situasi itu. Karena AS tidak setuju maka pada 12 september 1956
diajukan usul baru untuk mendirikan Canal Users Association.tetapi Mesir menolaknya.

Krisis terusan zues dilihat Israel sebagai kesempatan untuk menghadapi serbuan terhadap mesir,
dengan penyerbuan Sinai pada 30 oktober. Mesir membalas dengan memblokir terusan zues.
Majelis umum PBB segera menyelenggarakan siding khusus pada 1 november untuk membahas
krisis Sinai. 4 november majelis umum menerima resolusi AS untuk genjatan senjata. Namun
tanggal 8 maret 1957 israel menarik mundur pasukannya.

IX. Perang Juni 1967

Tiga sebab Israel melancarkan offensifnya secara besar-besaran ke negeri Arab. Yaitu: Mesir
tidak membuka Selat Tiran untuk kapal-kapal Israel; kekhawatiran atas persetujuan pakta-militer
Raja Hussein dengan Nasser; untuk mengakhiri serangan pasukan-pasukan komando Arab ke
wilayahnya. Sehingga, pada 5 Juni 1967, Israel menggempur beberapa negara Arab untuk
melumpuhkan kekuatan Arab yang mengancam kedaulatan Israel. Israel mengoperasika
kekuatan perangnya ke daerah Mesir, Suriah, Yordania, dan Irak.

4
Serbuaan ini, membuat Dewan Keamanan PBB melakukan serangkaian pembicaraan.AS dan Uni
Soviet berbeda pendapat mengenai masalah ini. Resolusi gencatan-senjata yang di ajukan oleh
ketua DK secara akslanasi diterima pada 6 Juni. Walupun resolusi itu belum memuaskan bagi
sebagian negara-negara Arab karena dianggap merugikan serta konspirasi yang dilakukan oleh
AS dalam masalah ini.

Situasi perang Juni ini dimamfaatkan oleh Uni Soviet untuk menopang eksistensinya di negeri
Arab. Dengan cara, memutuskan hubungan diplomatic dengan Israel;usulan resolusi ke DK;
mengadakan pertemuan pemimpin komimunis di Moskow untuk membantu Arab; mengancam
akan menuntut Israel ke PBB.

X. Perang 1973

Perang Arab Israel yang terjadi pada tahun 1973 dapat dibagi ke dalam tiga tahapan, sebagai
berikut: pertama,lima hari pertama dimenangkan oleh pihak Arab: kedua, lima hari kedua sudah
mulai Nampak reda; ketiga,lima hari terakhirnberada di tangan Israel.

Sisi yang paling menarik dari peperangan ini ialah di introdusinya untuk pertama kalinya
“Senjata Minyak” oleh negara-negara Arab.

XI. persetujuan Camp David

Perang oktober 1973 sedikit banyak telah merubah citra Arab yang semulanya sangat inferior.
Setelah perang, AS memulai upaya Diplomasidengan Negeri Arab yang dimotori o;leh Henry
Kissinger. Beberapa persetujuan telah disepakati antara Arab-Barat seperti Persetujuan Sinai I
(1974) dan Sinai II ( 1975). Yang masing-masing berisi penarikan mundur pasukan Israel secara
total dari Tarusan Suez dan dari jalan tembus Gidi dan Mitle.

Terjadi kebekuan yang sangat kuat di Arab setelah itu, perbedaan persepsi antara pemimpin-
pemimpin yang berseteru membuat kondisi di Arab semakin meruncing kembali.

Untuk mengatasi kebekuan itu, beberapa pemimpin Arab di undang ke Camp David oleh Cart er
seperti begin dan sadat. Pada September 1978, yang menghasilkan dua kerangka perdamaian,
yaitu: satu, kerangka untuk perjanjian perdamaian antara Israel-Mesir; kedua, untuk suatu
perjanjian multilateral yang menyangkut nasib Tepi Barat sampai Jordan dan Jalur Gaza.

XII. Konfrontasi Israel-PLO 1982


5
Pada awal Mei 1982 praktis seluruh Sinai telah berada kembali ke tangan Mesir sesuai dengan isi
perjanjian perdamaian mesir-israel yang ditandatangani di Whasington pada maret 1979. Namun
kondisi saat itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,karena pemimpin-pemimpin saat itu
lebih suka perang dari pada damai.

Israel mencari alas an untuk menghancurkan PLO di Libanon. Dengan berbagai bentuk
manipulasi seperti tuduhan atas tertembaknya diplomat Israel di London pada awal Juni.
Walaupun tidak ada sangkutpautnya dengan PLO tetapi Israel tetap menuduh PLO sebagai
dalang dari masalah ini.

Kritikan

Tidak cukup rasanya jika hanya menyebut Israel dengan tiga kata saja yaitu “a sick nation”. Jika
kita mencermati lebih lanjut sebenarnya pola pola ang dipakai oleh Israel sudah terus menerus
terulang hanya saja, dengan adanya intervensi pihak international membuat permasalahan yang
di hadapi terlihat semakin kompleks.

Tapi sebenarnya ada fakta yang aneh jika kita bisa menganalisis lebih lanjut sampai dibentuknya
PLO (sepuluh tahun setelah kemerdekaan Israel pada 14 Mei 1948), orang Palestina dan arab
lainnya tidak segera mendeklarasikan kemerdekaan negara Palestina. Baru 30 tahun kemudian,
pada tahun 1988 mereka mendeklarasikan kemerdekaan. Namun deklarasi kemerdekaan tersebut
tidak menyebutkan batas wilayah yang jelas dan bahkan mengisyaratkan bahwa wilayah yang
baru dideklarasikan tersebut mencakup wilayah Israel yang jelas-jelas sudah merdeka.
Deklarasi yang janggal ini akhirnya tidak pernah diakui secara internasional.

Anda mungkin juga menyukai