Anda di halaman 1dari 2

Usia minimal calon pengantin (baik laki-laki maupun perempuan) mengalami

revisi. Hal tersebut tertera pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan.

Bandingkan usia minimal pasangan pengantin yang ada pada kedua


Undang-Undang tersebut ! Diskusikan pendapat anda tentang perubahan
ketentuan tersebut dalam kaitannya dengan hak menikah !

Jawab :
Pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, syarat-syarat
perkawinan sebagaimana Pasal 6 ayat 2 menyebutkan bahwa untuk melangsungkan yang
belum mencapai umur 21 (dua puluh satu ) tahun harus mendapat izin kedua orang
tuanya. Pasal 7 ayat (1), menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria
sudah mencapai berumur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai
umur 16 (enam belas) tahun, namun Pasal 7 ayat (2), menyebutkan bahwa dalam hal
penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi kepada pengadilan
atau pejabat lain yang ditunjuk orang tua pihak pria maupun wanita.

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang perubahan atas Undang-undang Nomor


1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut,
Pasal 7 ayat (1), berbunyi, Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah
mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun.
Pasal ayat (2), berbunyi, dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria dan/atau orang tua pihak
wanita dapat meminta dispensasi kepada pengadilan dengan alasan sangat mendesak
disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.

Tentang perubahan ketentuan tersebut dalam kaitannya dengan hak menikah, terutama
dalam hal usia , di mana terjadi perubahan ketentuan pada pasal 7, yang mana pada UU
No.1 tahun 1974, mengatur bahwa untuk dapat melangsungkan pernikahan diizinkan
bilamana usia pihak pria mencapai 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita mencapai
16 (enam belas) tahun, sedangkan pada UU No.16 Tahun 2019, ketentuan pada pasal 7
tersebut dirubah sehingga diatur bahwa untuk dapat melangsungkan pernikahan, baik pria
maupun pihak wanita harus mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun.
Terjadinya perubahan ketentuan tersebut didasari uji materiil oleh mahkamah konstitusi
Nomor 22/PPU-XV/2017 dimana ketentuan pada Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun
1974 tentang perkawinan diuji dengan ketentuan Pasal 27 ayat (1), dimana segala warga
Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan yang wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Hal ini tentunya
didasari oleh beberapa permasalahan yang ada di mana rata-rata wanita yang belum
dewasa dinikahkan oleh orang tuanya karena alasan ekonomi sehingga hak-hak anak
terutama anak wanita menjadi tidak terpenuhinya hak asasinya, baik hak untuk
memperoleh pendidikan pada usia belajar dan juga hak asasi lainnya. Sebagaimana UUD
1945 Pasal 28B ayat (2) disebutkan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dan juga menimbang bahwa Indonesia di mana juga salah satu Negara yang meyetujui
perjanjian internasional untuk penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan yang mana telah diratifikasi pada tahun 1984 melalui Undang-undang Nomor
7 Tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap wanita, dalam pasal 16 ayat (1) dinyatakan bahwa:
(1) Negara-negara Pihak wajib melakukan upaya-upaya khusus untuk menghapuskan
diskriminasiterhadap perempuan dalam setiap masalah yang berhubungan dengan
perkawinan dan hubungan keluarga, dan berdasarkan persamaan antara laki-laki dan
perempuan terutama harus memastikan:
a. Hak yang sama untuk melakukan perkawinan.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada, Hak asasi manusia untuk memperoleh hidup
yang sama, tumbuh dan berkembang serta menghapuskan diskriminasi antara laki-laki
dan perempuan, maka Mahkamah konsitusi dalam perkara No. 22/PPU-XV/2017
tertanggal 5 April 2018, memutuskan salah satunya menyatakan bahwa ketentuan pasal 7
ayat (1) sepanjang frasa usia 16 (enam belas) tahun UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, serta memerintahkan kepada
pembentuk undang-undang agar melakukan perubahan terhadap UU Nomor 1 Tahun
1974 tentang perkawinan, khususnya berkenaan dengan batas minimal usia perkawinan
bagi perempuan.

Sumber :
UUD 1945
UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
UU Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan
Putusan Mahkamah Konstitusi, Nomor 22/PU-XV/2017
Harkristusi dkk, 2021, “Hukum dan Hak asasi Manusia”, hal 1.25- 1.33, Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai