Anda di halaman 1dari 7

Naskah Sidang Peradilan Semu pidana terorisme

Panitera : Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin mohon berdiri.

(setelah hakim duduk, hadirin dipersilahkan duduk kembali)

( Panitera menyerahkan berita acara kepada majelis hakim)

Hakim Ketua : sidang perkara pidana terorisme yang mengadili perkara pidana undang-undang
nomor 9 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme
dan terbuka untuk umum, (ketuk palu 3kali )

Hakim ketua : jaksa Penuntut Umum apakah Terdakwa sudah siap? Kepada penuntut umum
dipersilahkan untuk menghadirkan terdakwa ke ruang sidang.

JPU. : Saudara terdakwa, dipersilahkan masuk dalam ruang persidangan

(terdakwa dalam keadaan bebas dan didampingi kuasa hukumnya)

Hakim Ketua. :. Baiklah Saya Akan Menanyakan Identitas Saudara

Sebagaimana yang telah terdapat di dalam BAP .

Nama Saudara : Omar Syarifudin

Tempat Lahir/Umur :

Jenis Kelamin

Kewarganegaraan :

Alamat :

Agama :

Pekerjaan :

Hakim Ketua. : Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat, baik jasmani maupun
rohani dan siap mengikuti persidangan ini ?

Terdakwa. : Ya saya sehat secara jasmani dan rohani dan siap mengikuti persidangan ini

Hakim ketua : saudara terdakwa saudara disangkakan melanggar Pasal 14 juncto Pasal 6, subsider
Pasal 15 juncto Pasal 7 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau hukuman mati. Aman disangkakan melanggar
Pasal 14 juncto Pasal 6, subsider Pasal 15 juncto Pasal 7 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau
hukuman mati.
Selain itu, Aman juga disangka dengan Pasal 14 juncto Pasal 7 subsider Pasal 15 juncto pasal 7 UU
Nomor 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana penjara
seumur hidup.

Hakim ketua. : apakah saat ini saudara di dampingi oleh penasihat hukum saudara?

Terdakwa. : Ya, saat ini saya didampingi oleh penasihat hukum saya. Yaitu saudara

(...., .....)

Hakim Ketua. : Betul mereka penasihat hukum saudara ?

Terdakwa. : betul buk Hakim

Hakim Ketua. : Saudara penasihat hukum, apakah saudara membawa surat kuasa khusus dari
terdakwa dan kartu Advokat saudara? Jika ada mohon ditunjukkan.

PH Terdakwa. : Ya, Majelis Hakim yang terhormat, kami membawanya

(PH menunjukkan surat kuasa dan surat tugas pada Majelis Hakim / serta surat kuasa dan kartu
Advokatnya di tinggalkan di meja Hakim)

Hakim Ketua. : (Setelah hakim ketua menerima kedua surat tersebut, kemudian menunjukkan
pada Hakim 1 dan 2 dan menunjukkan kepada Penuntut Umum Untuk memeriksa)

Hakim Ketua : baiklah, kepada saudara Jaksa penuntut umum, apakah sudah siap membacakan
dakwaannya?

JPU. : Sudah siap Majelis Hakim yang terhormat.

Hakim Ketua. : Baiklah silakan dibacakan saudara Jaksa Penuntut Umum.

JPU. :. (membacakan dakwaannya sambil berdiri) Alat bukti petunjuk menurut keterangan
pasal 188 KUHP, petunjuk adalah perbuatan kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya baik
antara yang satu dengan yang lainnya maupun dengan tidak pidana itu sendiri. Diperoleh dari ke
transaksi surat dan keterangan terdakwa alat bukti petunjuk yang disampaikan dalam perkara ini
adalah berdasarkan keterangan para saksi Zainal Ansori Ahmad Supriyanto Iqbal saksi Muhammad
Iqbal tanjung dan saksi Kurnia Widodo serta keterangan terdakwa sendirian. Aman melanggar Pasal
14 juncto Pasal 6 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 15 Tahun
2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan juga melanggar Pasal 14 juncto Pasal 7
Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

Hakim Ketua. : Baik cukup

Ketua hakim. : Baik saudara terdakwa, Apakah saudara terdakwa mengerti dengan dakwaan yang
dibacakan oleh Jaksa penuntut umum?

Terdakwa. : Mengerti ya mulia


Hakim Ketua. : Apakah saudara akan mengajukan eksepsi terhadap dakwaan Jaksa penuntut
umum?

Terdakwa. : Untuk eksepsi saya serahkan sepenuhnya kepada penasihat Hukum saya buk Hakim.

Hakim Ketua. : Apakah Penasihat Hukum terdakwa akan mengajukan eksepsi?

Terdakwa. : Majelis Hakim yang terhormat, kami tidak mengajukan eksepsi, oleh karena
terdakwa sudah memahami dakwaan tersebut buk hakim.

Hakim Ketua. : Baik, karena Penasihat Hukum tidak mengajukan eksepsi maka sidang kita
lanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti dan saksi –saksi kepada jaksa penuntut umum apakah
telah siap dengan barang bukti dan saksi– saksinya?

JPU. : Sudah siap Bu hakim

Hakim ketua. : saudara terdakwa dipersilahkan mengambil tempat di samping penasihat


hukumnya ( Terdakwa pindah duduk di samping penasihat hukumnya)

Hakim Ketua : Baik selanjutnya ada berapa orang saksi yang akan dihadirkan di persidangan ini
Jaksa Penuntut Umum?

JPU. : 3 orang saksi Pak Hakim

Hakim Ketua. : Silakan dihadirkan saksi pertamanya

JPU. : Baik Yang Mulia

Petugas mohon hadirkan Saksi I atas nama benedict pasar ke persidangan

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi)

Saksi atas nama benedict pasar Di persilahkan memasuki ruang sidang.

Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penuntut Umum Saksi di sini sebagai apa?

JPU. : Saksi di sini, merupakan Saksi Korban Pak Hakim

Hakim Ketua : Baiklah, Saudara Saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan
siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan hari ini ?

Saksi Korban. : Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini buk hakim

Hakim ketua. : Baik pertama Tama saya akan menanyakan identitas saudara sebagai mana seperti
yang di BAP

Nama. :

Tempat/ tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Umur :

Alamat :
Pekerjaan :

Hakim Ketua. : ( hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera pengganti) Baiklah sebelum
saudara memberikan keterangan di persidangan ini, menurut Undang-undang saudara harus
bersumpah atau berjanji terlebih dahulu untuk itu saudara bersedia disumpah atau berjanji ?

Saksi Korban : Saya bersedia disumpah Buk Hakim

Hakim Ketua. : Kepada Petugas Rohaniwan agar mengambil tempat.

Hakim Ang. I. : ( Silakan berdiri)

Saudara ikut kata-kata saya, ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”

(silakan duduk, kepada rohaniwan silakan kembali ke tempat)Hakim Ketua

: Saudara Saksi telah berjanji menurut Agama yang saudara anut, untuk itu kami berharap saudara
dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan
palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun, sebagaimana
diatur dalam pasal 242 KUHP . Apakah saudara saksi mengerti?

Saksi Korban. : Saya mengerti yang mulia

Hakim Ketua : saudara kenal dengan Terdakwa ?

Saksi korban. : Tidak yang mulia

Hakim ketua. : saudara saksi apakah saudara tahu terkait kasus apa saudara di periksa di dalam
persidangan ini ?

Saksi korban. : Saya tahu dan mengerti yang mulia. Terkait kasus bom sharina atau kasus teroris

Ketua hakim. : Baik silakan saudara saksi beri keterangan Anda.

Saksi korban : Saat itu saya sedang bertugas mengatur lalu lintas di japan Mh Thamrin Jakarta
Pusat. Saya sangat mengenali lokasi itu karena sudah 6 tahun bertugas mengatur lalu lintas disana

Pada saat kejadian, saya melihat sesuatu yang aneh di dalam pos polisi Sarinah sehingga langsung
bergegas masuk dan memeriksa kondisi di dalam pos tersebut

Saya melihat sebuah ransel hitam di pojok ruangan. Saya curiga karena kebiasaan anggota polisi
masuk pos tas biasanya langsung ditaruh di samping, jadi tidak ada taruh ransel di ujung. Selain itu
saya juga mencurigai adanya kue dan air mineral yang ada di atas meja, ada pula kotak seperti
pemicu di bagian kanan dan kiri berbentuk seperti telinga. Seketika itu, saya berpikir kotak tersebut
adalah pemantik sementara di depan tas ransel tersebut merupakan bom. Tak lama kemudian
muncul ledakan di Starback Thamrin.

Dengan sigap saya menghubungi anggota polisi yang lain menggunakan Handy Talki tetapi saat itu
saya kesetrum. Lalu tak lama kemudian sekitar 30 detik ada bunyi dari dalam tas dan meledak.

Saya lalu lapor komandan saya pas pegang Handy Talki itu saya kesetrum yang mulia. Saya hanya
bersandar di pintu pos karena bom yang meledak itu kena saya, hancur di paha, betis, kepala saya
berdarah, kuping juga berdarah, tangan saya juga kena yang mulia.
Hakim ketua. : baik saudara Jaksa Penuntut Umum silakan serahkan barang bukti ke Majelis
Hakim.

JPU. : Baik Majelis Hakim yang terhormat ( JPU maju membawa BB ke meja Hakim)

Hakim Ketua. : Apakah benar barang ini adalah barang yang Anda lihat pada saat

( Sambil menujukan barang bukti )

( Barang bukti berupa serpihan tas punggung warna hitam dengan variasi warna hijau )

Saksi korban. : Iya benar Buk Hakim, barang tersebut yang saya lihat sebelum bunyi ledakan
terjadi

Hakim Ketua : Baik saudara Jaksa penuntut umum silakan untuk mengajukan pertanyaan.

JPU. : Baik terima kasih yang mulia. Saudara saksi apakah benar pada saat itu Anda
sendiri yang melihat tas berwarna hitam tersebut

Saksi korban. : Iya pak, saat itu saya Baru selesai patroli dan melihat tas hitam tersebut

JPU. : baik buk hakim pertanyaan dari kami cukup

Ketua hakim. : Kepada penasihat hukum terdakwa apakah ada pertanya yang ingin di sampaikan
kepada saksi

PH terdakwa. : ada buk hakim. Terima kasih

PH terdakwa. : .......

Saksi korban. : .......

PH terdakwa. : .....

Saksi korban. : ......

PH terdakwa. : Baik pertanyaan dari kami sementara cukup

Hakim Ketua : baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima kasih, dan
apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudara saksi tidak
berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silakan saudara saksi dapat menuju tempat
yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Hakim Ketua. : Saudara Jaksa Penuntut Umum silakan hadirkan Saksi berikut.

JPU. : Baik Yang Mulia


Petugas Mohon Hadirkan Saksi II atas nama Sinta ke Persidangan !

Petugas Sidang. : Memanggil Saksi

Saksi atas nama Sinta di persilahkan memasuki ruang Sidang.

Hakim Ketua. : Saudara Saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi mata : Ya Pak Hakim, saya sehat dan siap memberikan keterangan dalam persidangan ini

Hakim Ketua. : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?

Saksi mata : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke buk Hakim

Hakim Ketua. : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas dari saudara dan saya
minta saudara menjawabnya dengan jelas.

Nama:

Tempat tanggal lahir :

Jenis Kelamin :

Umur:

Agama:

Alamat:

Hakim Ketua. : Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera pengganti) Baiklah sebelum
saudara memberikan keterangan di persidangan ini menurut UU, saudara harus disumpah atau
berjanji, untuk itu saudari bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi mata : Saya Bersumpah buk Hakim

Hakim Ketua. : Kepada saudari Shinta dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim Ang. I. : (Silakan Berdiri)

Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”, (silakan duduk, kepada
Shinta silakan kembali ke tempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti saudara
memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP . Apakah saudara saksi mengerti ?

Saksi mata. : Saya mengerti B


Hakim Ketua. : Saudara Saksi, Apakah saudara kenal dengan Terdakwa?

Saksi mata : tidak buk Hakim

Hakim Ketua : saudari Saksi, apakah saudara ada hubungan keluarga dengan Terdakwa?

Saksi mata : Tidak, Pak Hakim.

Hakim Ketua. : Saudara Saksi, Mengertikah saudara mengapa dimintai keterangan sebagai saksi di
persidangan ini?

Saksi mata : mengerti Yang Mulia, Terkait kasus bom Thamrin

Hakim ketua. : Baik silakan saudari Shinta memberikan keterangan Anda

Saksi mata. : Siang yang mulia perkenalkan saya Shinta saya adalah saksi mata pada saat kejadian
di TKP. Pada saat itu saya sedang berkumpul bersama teman-teman saya sekitar 20 orang di
Starbucks dan pada saat itu saya mendengar ledakan pertama itu ledakannya masih samar-samar
nah yang kedua itu sangat kencang sehingga mengenai etalase makanan di dalam Starbucks (masih
ada lanjutan Panjang jadi dibacakan pada saat praktik )

Ketua hakim : baik saudara jaksa penuntut umum silakan untuk mengajukan pertanyaan

JPU. :

Anda mungkin juga menyukai