Anda di halaman 1dari 5

Kasus Mirna Salihin

Panitera : “Assalamu’alaikum wr,wb. Sidang pengadilan negeri Kabupaten Xempat yang memeriksa
dan mengadili perkara-perkara pidana, kasus pembunuhan dengan acara pemeriksaan dan dengan
terdakwa saudari Tari Salwa, pada hari ini Rabu 9 November 2022.

Untuk itu diingatkan kepada seluruh peserta sidang untuk menon-aktifkan berbagai alat komunikasi
dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya persidangan. Baik, sebelumnya demi
kelancaran persidangan ini, ada baiknya kita berdo’a terlebih dahulu.

Berdo’a dimulai

Berdo’a selesai

Majelis hakim dipersilahkan untuk memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri.”

Hakim Ketua : “Assalamu’alaikum wr,wb. Sidang pengadilan negeri Kabupaten Xempat yang
memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana, kasus pembunuhan dengan acara pemeriksaan dan
dengan terdakwa saudari Tari Salwa, pada hari ini Rabu 9 November 2022. Dinyatakan terbuka untuk
umum.

(Ketuk Palu 3 kali)

Kepada panitera persilahkan terdakwa untuk duduk di tempat yang telah dipersidiakan.”

Panitera : “Kepada terdakwa dipersilahkan untuk menduduki kursi sidang.”

Hakim Ketua : “Dalam kasus ini apakah terdakwa di dampingi oleh penasihat hukum?”

Terdakwa : “Iya yang mulia saya didampingi oleh penasehat hukum.”

Hakim : “Benarkah sudara penasehat hukum dari terdakwa?” (Hakim nanya ke penasehat hukum
terdakwa)

Penasehat hukum 1 : “Betul yang mulia” (Berdiri saat menjawab dan duduk kembali)

Hakim Ketua : “Mohon tunjukan surat kuasa surat izin pengacara.”

Penasehat hukum 1 : “Baik yang mulia” (Menyerahkan surat izin kpd hakim)

Hakim ketua : “Baik, untuk saat ini perkara akan disidangkan di pengadilan negeri. Jadi, segala
sesuatu yang ada di dalam persidangan ini, tolong didengarkan dengan baik.”

Panitera : “Selanjutnya hakim ketua memerintahkan jaksa umum untuk membacakan dakwaan.”

Hakim Ketua : “Bagaimana jaksa penuntut umum sudah siap dengan dakwaannya?”
Jaksa 1 : “Sudah siap yang mulia. Dalam kasus ini terdakwa didakwa dengan dakwaan pasal 340
KUHP mengenai pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati. Sekian
Terima kasih”

Hakim Anggota 1 : “Baik, apakah saudara mengerti dengan dakwaan yang diberikan oleh jaksa
penuntut umum?” (Bertanya ke terdakwa)

Terdakwa : “Mengerti yag mulia.”

Hakim Ketua : “Apakah terdakwa dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan?”

Terdakwa : “ Siap yang mulia.”

Hakim Anggota 1 : “Bagaimana penasehat hukum, apakah akan melakukan pembelaan.”

Hakim Anggota 2 : “Silahkan kepada penasehat hukum untuk pembelaannya.”

Penasehat hukum 2 : “Baik terima kasih yang mulia. Setelah dilakukan tes terbukti bahwasanya
terdakwa memang yang memesan kopi untuk saudari mirna namun belum tentu saudari jessica lah
yang menyebabkan saudari mirna kehilangan nyawa.”

Hakim ketua : “Bagaimana jaksa penuntut umum apakah ada tambahan tuntutan?”

Jaksa 2 : “Baik, ada yang mulia dalam kasus ini terdakwa memang yang memesan kopi akan tetapi
pihak kepolisian menemukan 3,75 miligram racun sianida yang berada dilambung sudari mirna.”

Hakim ketua : “Penuntut umum, apakah saksi sudah siap?”

Jaksa 1 : “Sudah siap yang mulia.”

Panitera : “Kepada saksi dipersilahkan menempati kursi saksi.” (Saksi datang dan duduk dikursi
saksi)

Hakim ketua : “Apakah saudara saksi dalam keadaan sehat, dan siap mengikuti persidangan pada hari
ini”

Profesor (jessica) : “Alhamdulillah Sehat yang mulia, dan saya siap untuk mengikuti persidangan
pada hari ini”

Hakim Anggota 2 : “Baik berdasarkan Pasal 160 ayat 3 KUHP, sebelum anda dimintai keterangan,
anda akan disumpah terlebih dahulu. Apakah saudara siap?”

profesor (jessica) : “Siap Yang Mulia.”

(Orang yg menyumpah datang)


Hakim ketua : “Baik, saudari saksi ulangin ucapan saya. Saya berjanji sebagai saksi akan memberikan
keterangan yang benar tidak lain dari yang sebenarnya semoga tuhan menolong saya. (Saksi
mengikuti ucapan hakim)

Silahkan duduk kembali (Saksi duduk kembali)

Baik, anda telah berjanji jadi kami mohon dalam memberikan keterangan mohon untuk memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya.

Pertanyaan pertama, ada hubungan apa anda dengan terdakwa?”

profesor (jessica) : “Saya (nama) dipanggil dari tim jessica untuk menjadi saksi ahli dalam
persidangan ini.”

dokter yang memeriksa tubuh korban yaitu saudari mirna dan saya menemukan di dalam lambungnya
terdapat …. Sianida, dari tim forensik kepolisian juga menemukan sampel yang sama di dalam es kopi
vietnam mirna.”

Hakim ketua : “Pertanyaan kedua, apa yang anda ketahui mengenai korban?”

Profesor (jessica) : “Kematian mirna kemungkinan bukan karena sianida, sebab pencairan lambung
mirna yang diambil 70 menit setelah dia meninggal tidak ditemukan sianida sementara 3,75 mg
sianida dalam lambung mirna yang diambil beberapa hari setelah meninggal kemungkinan
dihasilkannpasca kematian.”

Hakim Ketua : “Silahkan, kepada jaksa penuntut umum untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi.”

Jaksa 1 : “Kepada saksi, silahkan beritahu kami mengapa anda yakin atas pernyataan yang anda
katakan tadi?”

Profesor (jessica) : Sampel tidak langsung diambil setelah kematian korban, akan tetapi sampel
diambil setelah beberapa hari setelahnya, dan korban juga tidak menjalankan otopsi hanya
pengambilan sampel di lambung saja.”

Jaksa 1 : “Baik terima kasih saksi atas semua jawabannya, sekian dari kami yang mulia, terima kasih.”

Hakim ketua : “Terima kasih atas kesaksiannya. Selanjutnya apakah saksi kedua hadir dalam
persidangan hari ini? Dan sudah siap dengan kesaksiannya?”

Penasehat hukum 2 : “Baik yang mulia, saksi kedua sudah hadir dan bersedia memberikan
kesaksiannya.”

Panitera : “Kepada saksi pertama silahkan kembali ke bangku belakang. Dan kepada saksi kedua
silahkan menduduki kursi saksi.”
Hakim Ketua : “Bagaimana kabar saudara saksi saat ini, apakah sudah siap memberikan kesaksian?”

Saksi 2 : “Siap yang mulia.”

Pertanyaan

Hakim ketua : “Terima kasih atas kesaksiannya, setelah mendengar kesaksiannya kepada jaksa
penuntut umum apakah ada timbangan terakhir yang ingin disampaikan?”

Jaksa 1 : “Baik, ada yang mulia tetap pada tuntutan awal yang mengacu pada kasus

Hakim ketua : “Selanjutnya kepada penasehat hukum, apakah ada timbangan terakhir yang ingin
disampaikan?”

Penasehat hukum 2 : “Baik terima kasih yang mulia, terdakwa memang terbukti bersalah namun
dengan segala hormat yang mulia, mohon untuk pertimbangkan kembali, karena pada saat kejadian
berlangsung terdakwa….

Panitera : “Saksi dimohon kembali untuk menduduki kursi yang sudah disediakan. Selanjutnya akan
dilakukan pembacaan putusan dan vonis untuk terdakwa oleh hakim ketua. Kepada terdakwa silahkan
menduduki kursi terdakwa kembali.”

Hakim ketua : “Baik, agenda sekarang adalah pembacaan putusan final. Kepada terdakwa
dipersilahkan untuk berdiri.”

Hakim ketua : “Pengadilan menyatakan Tari Salwa telah terbukti secara sah dan diyakinkan
melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap saudari Mirna. Keputusan menjatuhkan pidana atas
pelanggaran hukum yang sesuai dengan pasal 340 KUHP mengenai pembunuhana berencana.
Terdakwa Tari Salwa di tetapkan sanksi hukuman selama 20 tahun penjara. Dengan ini
memerintahkan kepada terdakwa agar tetap berada dalam tahanan dan barang bukti dikembalikan
kepada pemilik (Ketuk palu sekali). Demikian diputuskan dalam permusyawaratan majelis hakim
pengadilan negeri kabupaten Xempat pada hari Rabu 9 November 2022 Oleh kami Muhammad zaky
alisapi S.H Selaku hakim ketua, Nayla Hasna S.H dan Ikhsan Afigo S.H. Masing-masing selaku
hakim anggota (Ketuk palu sekali). Dengan ini persidangan resmi di tutup (Ketuk palu 3 kali).”

Panitera : “Sidang hari Rabu 9 november 2022 pengadilan negeri kabupaten Xempat berakhir dengan
hasil terdakwa Tari Salwa dijatuhkan hukuman 20 tahun penjara. Kepada Majelis hakim dipersilahkan
untuk meninggalkan ruang sidang. Hadirin di mohon berdiri. (Hakim keluar) Hadirin dimohon duduk
kembali. Wassalamualaikum wr wb.”

Anda mungkin juga menyukai