Anda di halaman 1dari 4

ANEKDOT

Kelompok 3 :

1. Anita C.
2. Daffa F.
3. Kevin A. T.
4. Ravi R. H.
5. Rilla V.
“HUKUM PERADILAN”

Disebuah ruangan pengadilan terjadilah sebuah perdebatan yang menghebohkan dan


menegangkan. Suasana yang begitu ramai dan ribut membuat peristiwa yang semakin
menjadi-jadi.

Kevin : “ yang mulia hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan gerobak
beserta kuda dan dagangan didalamnya yang hanyut kesungai karena jembatan yang dilalui
oleh saya itu roboh. Pembuat jembatan itu harus dihukum!”

Ravi : “ tenang-tenang, baiklah saya akan mengabulkan permintaan anda dan


memanggil si Pembuat Jembatan itu kehadapan saya untuk diintrogasi atas kesalahannya.”

Datanglah si Pembuat Jembatan itu kehadapan Yang Mulia Hakim dengan keadaan
yang biasa saja tanpa ada rasa gugup.

Daffa : “ada yang bisa saya bantu Yang Mulia Hakim? Mengapa saya dipanggil
kepersidangan ini? Apa kesalahan yang saya lakukan?”

Ravi : “ ya tentu jelas anda dipanggil ke persidangan ini karena untuk disidang
bukan disuruh nyate! Anda telah membuat kesalahan dengan membuat jembatan yang
kurang bagus dan rapuh, sehingga keluarga pemilik gerobak kehilangan harta bendanya
karena jatuh dari jembatan itu dan hanyut ke sungai”

Daffa : “ aih lah kok saya yang disalahkan Yang Mulia Hakim? Seharusnya si
Tukang Kayu yang disalahkan karena dialah yang membawa kayu yang tidak bagus untuk
membuat jembatan yang akan saya buat.”

Ravi : “ oh, jadi yang salah itu si Tukang Kayu toh? Baiklah saya akan
memanggilnya kemari untuk diadili. Kalau begitu terimakasih atas informasinya”

Yang Mulia Hakim memanggil si Tukang Kayu untuk diadili di Persidangan. Kemudian,
datanglah si Tukang Kayu dengan jalan yang santai.

Rilla : “ ada apa Yang Mulia Hakim? Apa kesalahan saya sehingga saya dipanggil
ke Persidangan ini?”

Ravi : “ ada apa – ada apa? Anda telah membuat kesalahan yang besar! Kayu yang
anda bawa itu jelek dan rapuh, sehingga si Pemilik gerobak itu jatuh kesungai dan barang-
barangnya hanyut.”

Rilla : “ loh loh loh kok saya yang disalahkan? Seharusnya si Penjual Kayu,
karena dia telah menjual kayu yang jelek dan rapuh kepada saya.”

Ravi : “ oh, iyaya benar juga kamu itu. Okelah kalau begitu saya akan memanggil si
Penjual Kayu itu.”
Lalu, Yang Mulia Hakim memanggil si Penjual Kau untuk diadili. Datanglah si Penjual
Kayu kehapan Yang Mulia Hakim.

Anita : “ Yang Mulia Hakim apa kesalahn saya sehingga saya dipanggil ke
persidangan ini?”

Ravi : “ kesalahan anda sangat besar segede gunung, anda telah menjual kayu
yang jelek seperti muka kamu itu kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya
tidak kukuh dan membuat si Pemilik gerobak jatuh kesungai.”

Anita : “ apaaa? Kok saya yang salah? Seharusnya si Pembantu saya yang salah.
Dialah yang menyediakan macam-macam kayu dan dialah yang memberikan kayu yang
jelek kepada si Tukang Kayu.”

Yang Mulia Hakim berfikir bahwa yang dikatakannya itu benar dan akhirnya si
Pembantu dipanggil olehnya.

Pembantu tinggi dan gemuk : “ Yang Mulia Hakim apa kesalah saya sehingga saya
dipanggil kesini?”

Ravi : “ anda telah memberikan kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu dan
membuat jembatan itu roboh! Anda harus dihukum!”

Pembantu tinggi dan gemuk : “ baiklah kalau itu kesalahan saya, saya terima dengan hati
yang ikhlas dan ridho untuk dihukum.”

Dimasukkanlah Pembantu Tinggi Gemuk itu kedalam penjara yang sempit dan
menyita uangnya.

Kevin : “ Yang Mulia Hakim, ternyata tempat penjaraannya tidak cukup


untuk si Pembantu Tinggi Gemuk itu, karena tubuhnya terlalu besar untuk dimasukkan
kedalam penjaraanya dan dia tidak punya uang untuk disita,”

Ravi : “ hahaha.... bodoh kamu! Carilah Pembantu Pendek Kurus dan punya uang
untuk bisa dimasukkan kedalam penjaraannya.”

Kevin : “ baiklah kalau begitu saya akan mencarinya.”

Kemudian si Pemilik Gerobak mencari Pembantu Pendek Kurus dan punya uang. Lalu,
membawanya kehadapan Yang Mulia Hakim untuk dipenjara.

Pembantu Pendek Kurus : “ wahai, Yang Mulia Hakim apa kesalahan saya sehingga saya
harus dipenjara?”

Ravi : “ kesalahanmu itu berbadan pendek, kurus, punya uang hidup pula. Maka
dari itu anda harus dipenjara.”
Pembantu Pendek Kurus : “ oh begitu, okehlah jika itu kesalahan saya, saya terima
walau sakit hati.”

Kemudian, dimasukkanlah si pembantu Pendek Kurus itu kedalam sel penjara.

Ravi : “ saudara-saudara, apakah hukuman penjara untuk si Pembantu Pendek


Kurus dan punya uang tadi adil?”

Masyarakat : “ iya, sangat adil Yang Mulia Hakim.”

Akhirnya perdebatan itu telah selesai dibincang-bincangkan dan mereka semua telah
pergi meninggalkan ruangan pengadilan dan pulang kerumah masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai