Anda di halaman 1dari 5

BAWANG MERAH & BAWANG PUTIH

Narator: Di sebuah desa, hiduplah satu keluarga yaitu Bawang Putih bersama sang ibu tiri dan sauda ra
tirinya, yaitu Bawang Merah. Bawang Putih hidup menderita dengan siksaan dan hinaan dari saudara dan
ibu tirinya.Hingga di suatu hari yang cerah.....

Bawang Merah: “Putih.....Putih....(berteriak-teriak). Kesini kamu. Kenapa ruang tamu masih kotor
??? dasar pemalas. Cepat bersihkan ruang tamu samapi bersih!!!“

Bawang Putih: “Baik Bawang Merah."

Narator: Baru saja Bawang Putih mulai membersihkan ruang tamu, tiba-tiba terdengar teriakan ibu tiri
memanggil namanya.

Ibu tiri : "Putih....Putih.....(berteriak - teriak)."

Bawang Putih: "Iya ibu, ada apa?"

Ibu tiri: "Dimana sih kamu?"

Bawang Putih: "Saya di ruang tamu, bu."

Ibu tiri: "Kenapa dari tadi dipanggil tidak dijawab??? Tuli ya kamu ??"

Bawang Putih: “Maaf Ibu, saya keasyikan bersih-bersih, jadi tidak terdengar."

Ibu tiri: "halah...... alasan saja. Memang dasar anak pemalas. Cuci baju baju itu. Cucian
menumpuk dibiarkan saja. “

Bawang Putih "Baik ibu. Tapi saya selesaikan ini dulu, ya?."

Ibu tiri:"Dasar pembangkang, cepat cuci baju itu 'SEKARANG' juga!!!"

Bawang Putih "Baik ibu."

Narator: Belum sempat berdiri, tiba-tiba muncul Bawang Merah dengan membawa setumpuk baju.

Bawang Merah :"Nih, cuci semua, awas kalau ada yang rusak......yang wangi, gak pakelama!! "

Bawang Putih "Iya, Merah"

Narator: Dengan hati yang terluka, Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci baju -baju kotor ibu dan
kakak tirinya.

Bawang Putih "Uh, dasar ibu dan kakak tiri cerewet, nyebelin banget."

Narator: Sesampainya di sungai, Bawang Putih segera mencuci baju - baju itu. Tiba- tiba seekor Ikan Mas
datang menghampirinya.

Ikan Mas: "Hai gadis cantik, siapa namamu?"

Bawang Putih: "Hai, Ikan Mas.... namaku Bawang Putih.


Ikan Mas: "Wah....banyak sekali cucianmu, teman."

Bawang Putih "Iya Ikan Mas, ini baju milik ibu dan kakak tiriku yang sangat jahat."

Ikan Mas: "Kasihan sekali kamu, teman.Bolehkah aku membantumu??"

Bawang Putih: "Tentu saja. Tetapi kamu mau membantu apa??"

Ikan Mas :"Lihat sajananti. Sekarang mundurlah."

Narator: Tiba-tiba Ikan Mas mengeluarkan sihirnya dan sekejap cucian kotor itu menjadi bersih.

Bawang Putih: “Wah.....kamu hebat, cucian sebanyak ini bisa bersih seketika. Terima kasih Ikan
Mas. Aku harus pulang sebelum mereka marah kepadaku.”

Ikan Mas : "Iya teman, hati-hati di jalan ya."

Narator: Sesampainya di rumah, ibu dan kakak tirinya sedang bersantai di depan rumah dan mereka
tidak percaya Bawang Putih datang secepat itu.

Bawang Merah: "Cepat sekali kamu mencucinya?? Kamu cuci apa tidak baju-bajuku?? Sini lihat."
Bawang Putih: “Saya cuci kok kak, "(sambil menyodorkan hasil cuciannya)

Bawang Merah: “Apa ini?? Masih kotor semua kayak begini kamu bilang sudah dicuci?? "(sambil
membuang baju-baju yang telah dicuci)

Bawang Putih: "Jangan dibuangi kak, baju itu sudah bersih. "

Bawang Merah: "Halah....dasar pemalas, cepat cuci ulang semua baju-baju ini!!"

Bawang Putih: "Tapi kak....."

Ibu tiri :"Jangan banyak bicara, cepat cuci lagi."

Bawang Putih: “Baik ibu."

Narator: Dengan sangat terpaksa, akhirnya Bawang Putih kembali pergi ke sungai untuk mencuci
baju-baju itu. Saat Bawang Putih sedang mencuci baju milik Bawang Merah, tiba tiba arus sungai sedikit
lebih deras sehingga baju milik Bawang Merah hanyut terbawa arus sungai.

Bawang Putih: "Wah....celaka, baju Bawang Merah hanyut, bisa dibunuh kalau sampai tidak
ketemu. Aku harus menyusuri sungai ini sampai baju itu ketemu."

Narator: hampir 1 jam berlalu, tetapi Bawang Putih masih terus menyusuri sungai untuk mencari baju
Bawang Merah. Hingga akhirnya ia bertemu Ikan Mas tentang baju Bawang Merah.

Bawang Putih: "Hai Ikan Mas, aku ingin bertanya. Apakah kamu melihat sebuah baju berwarna
merah yang hayut terbawa arus sungai ini ??”

Ikan Mas: "Iya, tadi aku melihat ada baju terbawa sungai, tetapi karena saya tidak tau kalau itu
baju milik mu, maka aku biarkan saja baju itu."

Bawang Putih: “Baiklah terima kasih Ikan Mas, saya akan mencoba mencarinya lagi."
Narator: Bawang Putih pun mencari baju yang hanyut tadi. Hingga akhirnya ia bertemu dengan 2 orang
Raksasa. Dengan menahan rasa takut, Bawang Putih bertanya pada si Raksasa.

Bawang Putih: "Hai Raksasa yang baik hati, kenalkan nama saya Bawang Putih. Bolehkah saya
bertanya padamu??"

Raksasa: "Kau ingin bertanya apa, Bawang Putih??"

Bawang Putih: “Apakah kamu melihat sebuah baju berwarna merah yang hayut terbawa arus
sungai ini?"

Raksasa: “Apakah ini yang kamu maksud?"(sambil menunjukkan sebuah baju merah)

Bawang Putih: “Wah...benar, ini yang saya cari wahai Raksasa. Bolehkah saya meminta baju itu?
karena ini milik kakak tiriku yang jahat. Kalau saya pulang dan tidak membawa baju itu, saya bisa
di hukum."

Raksasa: "Tentu saja boleh, bawalah baju ini pulang."

Bawang Putih "Terima kasih tuan Raksasa yang baik hati."

Raksasa: “Eh…tunggu dulu. Sebelum kamu pulang ambilah salah satu barang ini yang kamu
sukai, ini sebagai tanda kebaikan hatimu"

Bawang Putih "Saya memilih ini saja. "(sambil mengambil barang yang lebih kecil)

Raksasa: "Pilihan yang tepat, pulanglah segera dan bukalah bungkusan itu sesanpainya di
rumah."

Narator: Bawang putih pun bergegas pulan ke rumah, sebelum kakak dan ibu tirinya marah.

Ibu tiri:"Kenapa kamu mencuci lama sekali??"

Bawang Merah :"Halah...paling-palin dia main dulu,bu."

Ibu tiri: ”Apa itu yang kamu bawa??"

Bawang Putih: "Bukan apa apakok, bu. Ini hanya pemberian seorang Raksasa."

Bawang Merah: "Cepat bawa sini deh dan buka bungkusan itu."

Narator: Kemudian Bawang Merah Bawang Putih dan ibu tirinya membuka bungkusan itu, merekapun
terkejut saat melihat isi bungkusan yang dibawa Bawang Putih adalah sekotak perhiasan. Munculah sifat
iri dan niat buruk pada diri Bawang Merah dan ibunya.

Bawang Merah :" Ibu, kita juga harus pergi ke tempat Raksasa itu dan kita minta bungkusan lebih
besar dari bungkusan si Putih tadi."

Ibu tiri : "Kau betul anakku, isi bungkusan itu pasti akan lebih banyak dari ini dan kita bisa
menjadi kaya.”

Bawang Merah :" Tunggu apa lagi bu, ayo kita berangkat!”
Narator: Mereka pun berangkat menuju ke tempat Raksasa itu berada. Dan sesampainya di sana, tanpa
basa - basi mereka pun langsung meminta bungkusan pada raksasa itu.

Bawang Merah: "Hai Raksasa jelek, kau kan yang memberikan bungkusan yang berisi perhiasan
kepada Bawang Putih ??"

Raksasa : "Kok kalian tahu sih, memang kenapa?"

Ibu tiri: "Cepat berikan juga kepada kami. "

Raksasa : "Baiklah, aku akan bungkusasn pada kalian.(sambil mengeluarkan 1 bukusan besar dan
1 bungkusan kecil) Silahkan kalian ambil salah satu dari bungkusan ini.”

Narator: Tanpa berpikir panjang, Bawang Merah dan ibunya langsung memilih bungkusan yang besar.

Bawang Merah: "Tentu saja kami memilih bungkusan ini."

Ibu tiri: "Nah, sekarang kita sudah mendapatkan bungkusan ini, ayo kita pulang dan buka
bungkusan ini."

Bawang Merah: "Iya ibu,ayo kita pulang, dah... Raksasa jelek."

Narator: Mereka pun pulang. Sesampainya di rumah, mereka segera membuka bungkusan itu.

Ibu tiri: "Wahh....tidak sabar melihat isi bungkusan ini. Bawang Merah :" lya ibu, aku juga ingin
lihat isinya, pasti isinya perhiasan yang sangat banyak."

Narator: Saat membuka bungkusan itu, ternyata yang mereka pilih, bukan perhiasan yang sangat banyak,
tetapi ular berbisa yang sangat bayak. Akhirnya, mereka pun meninggal karena tergigit oleh ular ular itu.
Dan akhirnya Bawang Putih terbebas dari siksaan ibu dan kakak tirinya yang jahat.

Narator: akhirnya bawang putih hanya tinggal seorang diri. ia merasa kesepian, lalu ia berniat untuk pergi
ke sungai dan bertemu dengan ikan mas, tetapi ketika diperjalanan pergi ke sungai, bawang putih
bertemu dengan seorang pangeran yang tampan denga 2 orang prajurit nya, pangeran terpukau Dengan
kecantikan si bawang putih. lalu pangeran pun menghampiri bawang putih dan bertanya siapakah
namanya, tetapi tidak disangka sangka bahwa gadis dihadapan nya ini adalah gadis yg sedang ia cari
keberadaan nya.

Prajurit 1: “Lihat lah pangeran ada seorang gadis cantik.”

Prajurit 2: “Apakah pangeran tidak mau bertanya dahulu pada gadis itu? siapa tahu dia mengenal
bawang putih atau mungkin dia lah bawang putih itupangeran baiklah ayo kita datangi gadis itu.”

Pangeran: “Permisi bolehkah aku tau siapa namamu wahai gadis cantik.”

Bawang putih: “Namaku bawang putih wahai pangeran.”

Pangeran: “Jadi kau bawang putih? akhirnya aku menemukan mu.”

Bawang putih: “Maaf pangeran memang nya ada apa engkau mencari ku?
Pangeran: “Jadi begini aku itu sedang mencari calon istri, lalu aku bekerja sama dengan raksasa
untuk mencarikan ku gadis yang baik hati untuk dijadikan istri ku, dan aku meminta raksasa itu
untu memberi pilihan barang yg besar atau yg lebih kecil pada seorang gadis yg bertemu dengan
raksasa itu untuk dibawa nya pulang, jika ada gadis yg bertemu dengan raksasa itu lalu memilih
barang yg lebih kecil artinya dia adalah seorang yang tidak tamak, maka itu lah yang akan aku
jadikan istriku. Dan kamu lah orang nya bawang putih, jadi bersediakah engkau untuk menjadi
istriku?”

Bawang putih: “Iya pangeran aku bersedia”

Narator: lalu bawang putih dan pangeran pun hidup bahagia.

Anda mungkin juga menyukai