Jaman dahulu kala, di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis cantik Bernama bawang putih. Mereka
keluarga yang Bahagia. Namun, suatu hari ibu bawang putih menderita sakit sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Ayahnya sangat berduka
demikian pula bawang putih.
Di des aitu tinggal seorang janda yang memiliki anak bernama bawang merah. Semenjak ibu bawang putih meninggal, ibu bawang merah sering
berkunjung ke rumah bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih, membereskan rumah, atau hanya menemani
bawang putih dan ayahnya berbincang.
Ibu tiri : “ya, sama – sama, ya sudah ibu pamit pulang dulu ya”
Pada akhirnya ayah bawang putih berfikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu bawang merah. Dengan pertimbangan
dari bawang putih, maka ayah bawang putih menikah dengan ibu bawang merah.
Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun, lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan.
Mereka kerap memarahi bawang putih dan kerap memberinya pekerjaan yang berat saat ayah bawang putih tidak berada di rumah. Tentu saja
ayah bawang putih tidak mengetahui karena bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Ibu tiri : “ putih, kamu harus mengepel , cuci piring, dan semua pekerjaan rumah harus kamu selesaikan”
Suatu hari ayah bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Ayah bawang putih menitipkan pesan kepada kepada ibu bawang
merah untuk merawat bawang putih selayaknya anak sendiri. Sebaliknya, ibu bawang merah makin semena-mena memperlakukan bawang
putih layaknya pembantu.
Ibu tiri : “ bawang putih! Cepat kau cuci semua pakaian ku dan anakku! Jangan sampai ada yang hilang!”
Bawang putih bergegas membawa semua pakai kotor ke sungai untuk dicuci. Karena terlalu asyik, bawang putih tidak menyadari bahwa
selendang kesayangan bawang merah hanyut terbawa arus. Bawang putih putus asa kembali ke rumah dan menceritakan kepada bawang
merah.
Bawang merah: “ apa??!! Dasar ceroboh!! Aku tidak mau tahu sekarang kamu harus cari selendang ku sampai ketemu”
Bawang putih segera kembali ke sungai dan tidak sengaja bertemu dengan seorang Wanita tua dan menanyakannya.
Bawang putih : “ apakah nenek ada melihat selendang yang hanyut di dekat sini?”
Nenek : “ oh tadi selendang itu tersangkut di pohon depan rumahku, saying sekali padahal aku sangat menyukai selendang itu. Baiklah, aku
kaan mengembalikan selendang itu dengan syarat kamu harus menemano aku selama seminggu, aku sudah lama tidak mengobrol dengan
siapapun”
Selama seminggu bawang putih tinggal Bersama nenek itu. Setiap hari bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu
saja nenek merasa senang. Hingga akhirnya genap sdah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih”
Nenek: “ nak, sudah seminggu lebih kau tinggal disini dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau
boleh membawa pulang selendang itu, dan satu lagi kamu boleh memilih salah satu dari labu kuning ini sebagai hadiah”
Nenek: (tersenyum)
Bawang putih pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya, alangkah terkejutnya bawang putih Ketika labu yang terbelah berisi emas
permata yang sangat banyak.
Bawang putih : “ hah, emas, ibu kau dapat emas permata bu”
Bawang merah: “ hahh, gembel seperti kamu dapat emas permata ini dari mana?”
Bawang putih : “ waktu itu aku mencari selendang bawang merah yang hanyut terbawa arus, kemudian karna sudah larut aku menginap di
rumah seorang nenek yang letaknya di pinggir sungai, aku diminta untuk menemaninya selama seminggu, alhasil aku di beri hadiah ini”
Setelah mendengar cerita bawang putih, bawang merah pun berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang
melakukannya.”
Ibu tiri: “ bawang merah, kamu harus melakukan apa yang dilakukan oleh anak sialan itu, cepat merah!”
Ibu tiri: : besok pagi, kau harus pergi menginap di tempat Wanita tua itu”
Bawang merah: baik bu, aku akan segera pergi besok pagi”
Keesokannya harinya, bawang merah pun menghanyutkan selendangnya ke sungai, dan sampailah dia dirumah nenek itu.
Bawang merah :” Nek, nekk tau tidak selendang yang hanyut tadi??”
Nenek : “ nenek tau, tapi kamu harus menginap disini selama seminggu”
Selama seminggu itu bawang merah selalu bermalas-malasan, kalau ada pekrjaa yang dikerjakan pasti hasilnya tidak memuaskan karena ia
mengerjakan dengan asal-asalan, akhirnya setelah seminggu sang nenek membolehkan bawang merah untuk pulang”
Bawang merah : “ bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena sudah menemanimu selama seminggu?”
Nenek: “ ya sudah nak, silahkan kamu memilih salah satu dari labu ini”
Sesampainya di rumah, bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya.
Jaman dahulu kala, di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis cantik Bernama bawang putih. Mereka
keluarga yang Bahagia. Namun, suatu hari ibu bawang putih menderita sakit sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Ayahnya sangat berduka
demikian pula bawang putih.
Di des aitu tinggal seorang janda yang memiliki anak bernama bawang merah. Semenjak ibu bawang putih meninggal, ibu bawang merah sering
berkunjung ke rumah bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih, membereskan rumah, atau hanya menemani
bawang putih dan ayahnya berbincang.
Ibu tiri : “ya, sama – sama, ya sudah ibu pamit pulang dulu ya”
Pada akhirnya ayah bawang putih berfikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu bawang merah. Dengan pertimbangan
dari bawang putih, maka ayah bawang putih menikah dengan ibu bawang merah.
Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun, lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan.
Mereka kerap memarahi bawang putih dan kerap memberinya pekerjaan yang berat saat ayah bawang putih tidak berada di rumah. Tentu saja
ayah bawang putih tidak mengetahui karena bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Ibu tiri : “ putih, kamu harus mengepel , cuci piring, dan semua pekerjaan rumah harus kamu selesaikan”
Suatu hari ayah bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Ayah bawang putih menitipkan pesan kepada kepada ibu bawang
merah untuk merawat bawang putih selayaknya anak sendiri. Sebaliknya, ibu bawang merah makin semena-mena memperlakukan bawang
putih layaknya pembantu.
Ibu tiri : “ bawang putih! Cepat kau cuci semua pakaian ku dan anakku! Jangan sampai ada yang hilang!”
Bawang putih bergegas membawa semua pakai kotor ke sungai untuk dicuci. Karena terlalu asyik, bawang putih tidak menyadari bahwa
selendang kesayangan bawang merah hanyut terbawa arus. Bawang putih putus asa kembali ke rumah dan menceritakan kepada bawang
merah.
Bawang merah: “ apa??!! Dasar ceroboh!! Aku tidak mau tahu sekarang kamu harus cari selendang ku sampai ketemu”
Bawang putih segera kembali ke sungai dan tidak sengaja bertemu dengan seorang Wanita tua dan menanyakannya.
Bawang putih : “ apakah nenek ada melihat selendang yang hanyut di dekat sini?”
Nenek : “ oh tadi selendang itu tersangkut di pohon depan rumahku, saying sekali padahal aku sangat menyukai selendang itu. Baiklah, aku
kaan mengembalikan selendang itu dengan syarat kamu harus menemano aku selama seminggu, aku sudah lama tidak mengobrol dengan
siapapun”
Selama seminggu bawang putih tinggal Bersama nenek itu. Setiap hari bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu
saja nenek merasa senang. Hingga akhirnya genap sdah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih”
Nenek: “ nak, sudah seminggu lebih kau tinggal disini dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau
boleh membawa pulang selendang itu, dan satu lagi kamu boleh memilih salah satu dari labu kuning ini sebagai hadiah”
Nenek: (tersenyum)
Bawang putih pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya, alangkah terkejutnya bawang putih Ketika labu yang terbelah berisi emas
permata yang sangat banyak.
Bawang putih : “ hah, emas, ibu kau dapat emas permata bu”
Bawang merah: “ hahh, gembel seperti kamu dapat emas permata ini dari mana?”
Bawang putih : “ waktu itu aku mencari selendang bawang merah yang hanyut terbawa arus, kemudian karna sudah larut aku menginap di
rumah seorang nenek yang letaknya di pinggir sungai, aku diminta untuk menemaninya selama seminggu, alhasil aku di beri hadiah ini”
Setelah mendengar cerita bawang putih, bawang merah pun berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang
melakukannya.”
Ibu tiri: “ bawang merah, kamu harus melakukan apa yang dilakukan oleh anak sialan itu, cepat merah!”
Ibu tiri: : besok pagi, kau harus pergi menginap di tempat Wanita tua itu”
Bawang merah: baik bu, aku akan segera pergi besok pagi”
Keesokannya harinya, bawang merah pun menghanyutkan selendangnya ke sungai, dan sampailah dia dirumah nenek itu.
Bawang merah :” Nek, nekk tau tidak selendang yang hanyut tadi??”
Nenek : “ nenek tau, tapi kamu harus menginap disini selama seminggu”
Selama seminggu itu bawang merah selalu bermalas-malasan, kalau ada pekrjaa yang dikerjakan pasti hasilnya tidak memuaskan karena ia
mengerjakan dengan asal-asalan, akhirnya setelah seminggu sang nenek membolehkan bawang merah untuk pulang”
Bawang merah : “ bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena sudah menemanimu selama seminggu?”
Nenek: “ ya sudah nak, silahkan kamu memilih salah satu dari labu ini”
Sesampainya di rumah, bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya.