Putih
Babak 1
Ibu Bawang Daun : “nah itu dia lagi nyapu di depan, putiih...”
Ibu Bawang Daun : “itu nak ayahmu mau pamit kerja, ayah jadi berangkat sekarang?”
Ibu Bawang Daun : “Iya Yah hati-hati di jalan. Nanti Bawang Putih mengantarkan makan siang
untukmu ke pasar.”
Ayah Bawang : “aamiin, baiklah, ayah tunggu nanti siang, kalau begitu ayah pergi dulu ya...
Assalamualaikum. (Salim).”
Babak 2
Ayah bawang putih pun pergi ke pasar. Dia berjualan di lapak miliknya. Tinggallah bawang putih dan
ibunya di rumah tersebut, karena tidak tega melihat ibunya yang sedang sakit itu mencuci di sungai,
bawang putih pun menggantikan ibunya.
Ibu Bawang Daun : “Putih,ibu mau mencuci baju di sungai, Kamu jaga rumah ya nak...”
Bawang Putih : “ biar putih saja bu yang pergi ke sungai,ibu di rumah saja”.
Ibu Bawang Daun : “kamu memang anak yang sangat baik putih, ibu bangga mempunyai anak
sepertimu (membelai Bawang Putih)”
Bawang Putih : “Putih juga senang punya orang tua seperti ayah dan ibu (memeluk ibunya)
Ibu Bawang Daun : “ibu juga sayang sekali sama kamu nak. Ya sudah, pergilah sebelum
matahari terlalu terik”.
Bawang Putih : “baiklah bu, Putih ambil baju kotornya dulu. (mengambil baju kotor).”
Ibu Bawang Daun : “waalaikumsalam Nak, hati-hati di jalan, “putih... Putih tak terasa kini kau
telah tumbuh dewasa,cantik,baik,Dan berbakti pada orang tua. Betapa bahagianya ibu mempunyai
anak seperti mu. Ya Tuhan terimakasih atas anugerah terindah dalam hidup hamba yang telah
engkau berikan kepada kami.”
Babak 3
Bawang Putih pun pergi ke sungai untuk mencuci. Ternyata Bawang merah dan ibunya Sudah
mengintai Dari balik pohon dan merencanakan hal buruk sambil tersenyum jahat.
Bawang Merah : “Ya benar Bu! Ayo cepat mumpung Ibu Bawang Daun lagi sendirian tuh!”
Ibu Bawang Merah : “ Selamat pagi Jeng. Sendirian aja nih?Kemana si putih?
Ibu Bawang Daun : “eh ibu, itu si putih sedang mencuci baju di sungai. Oh iya ngomong-
ngomong ada apa ibu datang kemari?”
Bawang Merah : “ini Bi, kami bawakan kue yang sangatttt enakkkk!”
Ibu Bawang Merah : “tidak ada acara apa-apa sih jeng. Kebetulan saya lagi mencoba resep
baru.”
Ibu Bawang Daun : “keliatannya enak sekali ya jeng. Terima kasih ya. Ayoo Jeng,mari masuk
dulu mari kita makan bersama.
Bawang Merah : “oh tidak-tidak bi, terima kasih, tadi kami sudah makan di rumah. Yang ini
kita bawakan khusus untuk bibi.”
Ibu Bawang Daun : “oh begitu, sekali lagi terima kasih yaa, kue nya pasti akan ku habiskan.”
Ibu Bawang Merah : “yasudah jeng, kalau begitu kita pulang dulu ya. Assalamualaikum.”
Ibu Bawang Daun :”walaikumsalam. “tapi.. Aneh sekali,tidak biasanya mereka bersikap baik
seperti ini,ah tidak,mungkin ini hanya perasaanku saja. Aku tidak boleh berprasangka buruk
terhadap mereka.”
Babak 4
Ibu bawang daun pun memakan kue pemberian dari Bawang Merah dan Ibunya.
Ibu Bawang Merah : “rasakan kau… hahahahaaa resepku ternyata manjur juga…tak lama lagi
semua Kebahagiaanmu selama ini pasti juga akan aku rasakan… selamat tinggal wanita bodoh!!”
Bawang Merah : “benar itu bu! Setelah ini kita akan jadi kaya raya! Dan ini kesempatan aku
untuk menyiksa Bawang Putih(senyum licik)”
Babak 5
Akhirnya ibu bawang daun menghembuskan napas terakhirnya. Beberapa saat kemudian Bawang
Putih pulang dari sungai. Dia sangat terkejut melihat ibunya tergeletak di lantai dan sudah tak
bernyawa. Bawang putih menjatuhkan keranjang cuciannya dan berteriak histeris. Di lanjut dengan
Ayah Bawang yang baru pulang dari pasar. Ia terkejut melihat putih berteriak histeris, lalu Ayah
Bawang menghampiri Bawang putih dan melihat istrinya yang tewas di tempat.
Bawang Putih : “Aku tidak tauu ayahh, aku datang ibu sudah tergeletak tak bernyawa
seperti ini (nangis)”
Babak 6
Sejak kehilangan sosok ibu yang sangat menyayanginya, bawang putih amat merasa kesepian dan
kerap menyendiri di kamarnya. Pada saat itu Ibu Bawang Merah sering berkunjung ke rumahnya
untuk membawa makanan, bahkan membantu bawang putih membersihkan rumah dan memasak.
Hal itulah yang membuat Ayah Bawang tertarik untuk menikahi Ibu Bawang Merah agar putrinya
tidak kesepian lagi. Pernikahan dirayakan dengan sangat sederhana. Hanya beberapa tetangga dan
keluarga yang datang menghadiri acara ini.
Babak 7
Setelah menunggu lama akhirnya penghulu datang juga, Dia datang dengan tergopoh-gopoh.
Ibu Bawang Merah :”Bapak ini dari mana aja sih”(sambil berlari menghampiri penghulu)
Penghulu :”baiklah,mari kita mulai ijab qabul nya, ya saya nikahkan bapaknya bawang
putih dengan ibunya bawang merah dengan mas kawin seperangkat bumbu dapur dibayar
tuuuunaiii.”
Ayah Bawang :”saya terima nikahnya Ibu Bawang Merah dengan mas kawin seperangkat
bumbu dapur di bayar tunai.”
Saksi :”saaaahhhh~alhamdulillah.”
Babak 8
Setelah acara pernikahan itu. Ayah bawang,ibu bawang merah,bawang putih,dan bawang merah
hidup bersama di rumah bawang putih. Ketika ayah bawang du rumah, mereka memperlakukan
bawang putih dengan sangat baik. Namun,ketika ayah keluar rumah mereka berlaku buruk terhadap
bawang putih. Mereka selalu memarahi dan menyiksa bawang putih dan memberinya pekerjaan
berat.
Ibu Bawang Merah. :”hey kau bawang merah, sapu-sapu dong yang rajin seperti bawang putih.
Sapu sampai bersih ya.”
Ibu Bawang Merah :”nanti dulu lah yah,minum teh dulu,sebentar saja(bergegas menuju dapur)
Ayah Bawang :”nggak usah lah nak. Kamu di rumah saja. Meraaaah,kemarilah,duduklah di
sini.”
Ayah Bawang :”kalian ini memang anak-anak yang rajin,ayah bangga dengan kalian
berdua.”
Bawang Merah :”oh ya putih,setelah ini kamu bisa membantuku mencuci di sungai?”
Bawang Putih :”oh dengan senang hati,aku ambil baju kotor dulu ya...”(mengambil baju
kotor)
Ibu Bawang Merah :”oo begitu, ini diminum dulu yah teh nya”
Babak 9
Ayah bawang meminum teh yang ternyata sudah di campuri racun oleh Ibu Bawang Merah.
Beberapa saat kemudian dia merasakan perutnya sangat sakit. Ayah bawang mengalami nasib yang
sama seperti istrinya, ia meninggal dunia di racuni oleh Ibu Bawang Merah.
Ibu Bawang Merah :”Kenapa yah?kau baik baik saja kan?”(pura-pura perduli)
Ayah Bawang :”Sakit sekalii.. aku sudah tidak tahann lagii, aduhhh.. ahh..”(terjatuh dilantai)
Beberapa saat kemudian Bawang Putih pulang dari sungai. Namun dia mendapati kabar bahwa
ayahnya sudah tak bernyawa. Ketika ia mengetahui ayahnya sudah tiada,ia menangis tersedu-sedu.
Ayah?.bangunnn ayah...”
Peri :”Lihat saja. Kelak akan ada bencana besar yang menimpa Bawang Merah dan
Ibunya. Karena apa yang mereka perbuat akan mendapatkan balasan yang setimpal” *triiiing
Babak 11
Kini ayah dan ibu Bawang Putih telah tiada. Bawang Putih merasa sangat sedih dan hidup sebatang
kara, dia selalu dijadikan pembantu oleh ibu tirinya dan bawang merah. bawang putih tidak pernah
melawan, dan bawang putih selalu menuruti kata ibu dan saudara tirinya
Ibu Bawang Merah : “(menjitak kepala putih dan menjorokkannya hingga terjatuh dan
Menendangnya)”Anak kurang ajar!!,Ibu menyuruhmu untuk membersikan tempat ini tapi kau Tak
selesaikan juga.”
Ibu Bawang Merah : kau ingin menyalahkan anakku,dasar kau (menggunjit bawang putih)
Ibu Bawang Merah :”sekarang selesaikan tugas ini atau kalau tidak ibu akan hukum kamu.”
Bawang merah :(menghampiri bawang putih dan menggeret bajunya dan membawanya
Kekamar)”Kau harus turuti kemauanku.” (mendorong putih hingga tersungkur di lantai)
Bawang putih :”auuuu sakit merah.”
Babak 12
Ibu Bawang dan Bawang Merah pun pergi jalan-jalan ke pasar sedangkan bawang putih harus
membereskan pekerjaan rumah, beberapa saat kemudian,datanglah cabe ijo...
Cabe ijo :”ini aku mengantarkan undangan pesta panen dari pangeran. pangeran
mengundang semua warga di desa bumbu ini. kau jangan lupa datang ya, kalau bisa kamu jangan
beri tau bawang merah dan ibu tirinya! biar mereka tahu rasa.”
Ibu Bawang Merah :”heyy bocah ingusan! berani-beraninya kau!! pergi sana!!”
Bawang Putih :”sudah cabe ijo ayo kita pergi, antarkan aku ke sungai.”(Bawang Putih dan cabe
ijo pun pergi ke sungai)
Ibu Bawang Merah :”hanya kita berdua saja yang boleh datang ke pesta panen ini. Dan biarkan
bawang putih sendirian di sini!!”
Babak 13
Saat di sungai Bawang putih dan cabe ijo bertemu dengan bawang bombay, bawang bombay adalah
teman baik bawang merah.
Bawang Bombay :”tadinya sih baik, tapi karena ada kamu jadi buruk deh!”
Cabe ijo :”biasa aja deh! Bawang putih kan nanya baik-baik!”
Bawang Bombay :”kamu tuh ga di ajak,udh diem aja deh kamu!, heh bawang putih.. Itu baju
milik ibu tiri mu yaa?”
Bawang Putih :”kenapa kamu melakukanya bawang bombay?cabe ijo bantu aku mengejar
baju itu.”
Bawang Bombay :”maaf ya bawang putih yang malang. Ini perintah dari bawang merah, aku
akan segera melaporkannya kepada bawang merah.”
Babak 14
Bawang putih dan cabe ijo terus mengejar baju yang hanyut di sungai, sayangnya baju itu sudah
menghilang entah hanyut kemana.
Cabe ijo :”kamu pasti akan kena marah oleh ibu tirimu.”
Bawang putih :”bagaimana ini,aduuhhhh ibu akan sangat marah besar padaku.” (nangis)
Babak 15
Akhirnya bawang putih memutuskan untuk pulang ke rumah dan menceritakan kepada ibu nya atas
baju yang hanyut itu.
Ibu Bawang Merah :”DASAR ANAK CEROBOH,bodoh sekali kau!!” (menampar dan menyeret
bawang putih)
Bawang Merah :”maaf maaf! Enak aja kamu minta maaf, kamu tau gak?itu baju mahal !! Cari
baju itu sampai ketemu!”
Ibu Bawang Merah :”heh ! jangan pulang sampai BAJU ITU DITEMUKAN, NGERTII !!
Babak 16
Akhirnya bawang putih kembali pergi ke sungai, dengan sedih bawang putih terus mencari baju yang
hilang itu sampai larut malam. Disana di temui oleh seorang peri.
Bawang Putih. :”bagaimana ini, sudah larut malam tapi baju itu belum juga ditemukan.”
Peri :”putih... Aku adalah seorang peri, disini aku akan membantumu untuk
menemukan baju ibu tirimu yang hilang.”
Peri :”iya,pasti.”
Bawang Putih :”terima kasih peri, sekarang apa yang harus aku lakukan?”
Peri :”sekarang pergilah ke sebuah rumah mewah. Disanalah kau akan menemukan
baju itu.”
Bawang Putih :”hah,itu kan rumah pangeran yang akan mengadakan pesta panen itu?”
Babak 17
Bawang putih dan peri pun pergi ke rumah pangeran yang sedang mengadakan pesta panen.
(Istana)
Bawang Putih :”peri~ disinikah?tapi bagaimana bisa? Aku dekil, pasti tidak di bolehkan untuk
masuk.”
Pengawal :”undangan pesta panen, jika kau punya undangan maka kau boleh masuk.”
Bawang Putih :”perii ~ bagaimana ini? Aku harus menemukan baju itu sekarang ?”
Peri :”tenanglah putihh, Kemarilah ~ pegang tanganku. Aku akan membuat pengawal
itu mengijinkan mu masuk, aku akan menghipnotis dia.” *bimsalabim huftttttt~~
Babak 18
Peri :”pergilah ke samping istana ini tempat dimana air sungai mengalir,disana kau
akan menemukan baju ibu mu.”
Babak 19
Setelah berhasil masuk kedalam rumah mewah itu. Bawang putih pun pergi kesamping rumah itu.
Sedangkan bawang merah dan ibunya sudah berada di antara ramainya tamu yang datang, bawang
merah dan ibunya kemudian menemui pangeran.
Bawang Merah :”halo ~ pangeran tampan, apa kabar?”(dengan nada suara yang menggoda)
Ibu Bawang Merah :”wah wah, pangeran kau sangat tampan sekali malam ini, begitu pula dengan
putriku yang cantik jelita.”
Pangeran :”terima kasih, ku dengar kau mempunyain saudara yang bernama bawang
putih. Dimana dia?”
Bawang Merah :”sungguh pangeran!,aku tak membohongi mu ~ kalau kau tak percaya kau bisa
tanya pada bawang bombay.”
Pangeran :”bawang bombay, apakah benar dia tak mempunyai saudara yang bernama
bawang putih?”
Bawang Bombay :”benar itu pangeran,bawang putih hanyalah seorang pesuruh saja.”
Babak 20
Di sungai tepat dirumah itu,akhirnya bawang putih berhasil menemukan baju yang hanyut.
Peri :”sama-sama putihh,ini sudah menjadi tugas ku untuk menolong orang yang
sedang membutuhkan bantuan ku,seperti kamu. Oh iya ini aku punya beberapa perhiasan untuk
mu,pakailah. Jika ada orang lain yang memakainya, maka dia akan mendapatkan bahaya.
Bawang Putih berjalan menuju gerbang istana untuk pulang. Pangeran melihat Bawang Putih yang
berjalan terburu- buru menuju gerbang.
Pangeran : “Kau !! Kau !! Kau bawang putih ??”
Bawang Putih : “Maaf pangeran. Tadi aku mengambil baju Ibu Tiriku yang hanyut di aliran
sungai belakang istana ini.”
Ibu Bawang Merah : “Bawang Putih? Kenapa kau ada di sini ? Seharusnya kau membersihkan
rumah!”
Pangeran : “Oh jadi benar Bawang Putih adalah saudara kalian. Kenapa kalian
memperlakukannya seperti itu?”
Bawang Bombay : “Tidak pangeran! Sungguh dia hanyalah pesuruh di rumah bawang merah.”
Bawang Merah :”Lihatlah pengaran! Bawang Putih mencuri kotak perhiasanku, berikan!!”
Ibu Bawang Merah : “Dasar kau ! Anak tak punya malu !!”
Bawang Merah : “Lihat pangeran, perhiasan ini lebih cocok dipakai olehku dan Ibu ku. “
Bawang Bombay :”ini karena aku baik hati aku berikan satu perhiasan untuk mu bawang
bombay!”
Babak 22
Bawang Merah,Bawang Bombay Dan Ibu Bawang Merah memakai perhiasan itu.
Bawang Merah : “Ah tidak ! Kenapa kulitku gatal gatal begini perih !! Ada apa ini.”
Pangeran : “Kalian pasti selalu jahat pada Bawang Putih. Dan itu ganjaran untuk kalian.
Sekarang cepat minta maaf pada bawang putih !!”
Peri : “Apa yang kalian lakukan pada Bawang Putih selama ini sungguh sangat jahat.
Dan sekarang kalian telah mendapatkan balasan yang setimpal. Cepat minta maaf pada Bawang
Putih, jika tidak keadaan kalian akan terus seperti ini.”
Pangeran : “Sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu pada Bawang Putih.”
Bawang Merah : “Bawang Putih ! Aku mohon maafkan aku. Maaf karna sikapku selalu jahat
padamu. Sungguh aku minta maaf.”
Ibu Bawang Merah : “Maafkan Ibu Nak, ibu sudah berperilaku kasar padamu. Maafkan ibu.”
Bawang Bombay. :”Maafkan aku juga bawang putih,aku sudah menjadi teman yang jahat
padamu.”
Bawang Putih : “Sudahlah. Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian bisa berubah.”
Bawang Merah : “Terimakasih Bawang Putih. Kau memang sangat baik.”(memeluk bawang
putih)
Ibu Bawang Merah :”maafkan kamu pangeran,kami telah membuat kegaduhan di istana ini.”
Pangeran :”baiklah,aku maafkan asalkan kalian berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Sekarang kalian boleh pulang.”
Babak 23
Pengawal mengantar Bawang merah,Ibu Bawang merah,dan Bawang Bombay pulang ke rumah.
Bawang Putih :”maafkan saya pangeran. Tapi saya hanya gadis desa, apa pantas saya
menjadi istri seorang pangeran.”
Pangeran :”kenapa tidak putih,kamu cantik dan kamu mempunyai hati yang
baik,kamu layak bersamaku,aku mohon...”
Akhirnya Pangeran melamar bawang putih, dan meminta izin pada ibu tirinya untuk menikahi
bawang putih. Pada saat yang telah ditentukan, Bawang Putih dan Pangeran menikah, pesta dansa
pun digelar cukup meriah, bunga berwarna-warni menghiasi setiap sudut rumah, beraneka macam
hidangan lezat disajikan, kebahagiaan tampak menyelimuti rumah mewah itu dan mereka hidup
bahagia selamanya.