Anda di halaman 1dari 3

Judul : Semua Karna Uang.

Tema : pelajaran hidup untuk menghadapi akibat dari uang.


Latar, Tempat : kantor pengadilan, trotoar.
Waktu : siang, sore.
Alur : maju mundur
Pesan yang disampaikan : orang yang bersyukur akan selalu merasa Bahagia,
tetapi orang yang tak pernah bersyukur akan selalu merasa kurang dalam
setiap yang dilakukan atau yang dilakukan orang lain.
Anggota, Peran :
• Nafisha : remaja berumur 19 tahun yang berjalan pulang dengan santai,
ramah, baik hati, murah senyum tetapi sedikit cerewet. Juga sebagai
saksi di pengadilan
• Oni : hakim yang berwibawa dan teguh pendirian juga tegas
• Yunika : tersangka kasus penipuan yang tidak menerima keputusan
dengan mudah
• Ahmad : tukang batagor keliling yang selalu berputus asa dan tak
pernah bersyukur
• Refi : pengemis yang pura-pura buta dan tak pernah mau berusaha
• Rio : teman refi, penuntun hani ketika menjalankan tugas dijalankan dan
sering mengeluh capek
• Maria : tukang sapu yang selalu ikut nimbrung walau tak tau apa-apa
• Damis : tukang parkir asal Jogjakarta yang penyabar, sering bersyukur
dan selalu semangat
• Felly : tukang koran yang baik hati dan ramah
• Jasmine : saksi di pengadilan yang bersemangat
• Sindy : saksi di pengadilan yang suka meneriaki Yunika
• Nazril : saksi di pengadilan yang teriak-teriak tak jelas meneriaki orang-
orang

Bagi Sebagian orang miskin, punya uang banyak itu kebahagiaan dan
kesempurnaan. Tak perlu bersusah payah dan bekerja terlalu keras. Banyak
orang berdemo ingin gaji bulanannya naik. Tapi nyatanya usaha mereka dari
subuh hingga petang meneriaki Gedung pemerintah itu nihil. Mereka hanya
bisa menuntut tanpa berfikir. Banyak orang mencuri, memalak, menodong
hanya untuk uang. Mereka itu miskin karena uang, atau miskin karena kurang
bersyukur? Sepertinya yang kedua itu 50% benar. Buktinya, koruptor. Sudah
kaya, masih ingin uang. Mereka para koruptor tak melihat orang bawahan
mereka. Dan Adapun para orang kaya yang rela mengeluarkan banyak uang
demi tak mau repot. Seperti hari kemarin. Sinta memergoki orang kaya
menyodorkan uang pada hakim setelah persidangan ditutup.
Siang hari didalam ruang siding…
Oni : “bahwa benar serta jelas berdasarkan keterangan saksi-saksi yang
dikuatkan dengan adanya barang bukti yang berhasil disita bahwa sejak bulan
januari 2022 sampai dengan bulan januari 2023 telah terjadi tindak pidana
penipuan barang berupa uang senilai Rp 200.000,00 dari hasil kejahatan di
jalan kita Bersama kecamatan punggul kabupaten sidoarjo. Maka dengan
begitu tersangka yunika dikenai hukuman 2 tahun penjara (mengetuk palu 3
kali)

Palu diketuk 3 kali oleh hakim menandakan siding telah berakhir dengan
keputusan yang telah ditentukan dan dipertimbangkan. Dan semua saksi
bersorak sorai bergembira. Tetapi dibelakang persidangan setelah penutupan,
yunika menghampiri oni. Dan nafisha tak sengaja memergokinya..
Yunika : “permisi pak, saya mohon ringan kan hukuman saya..”
(memohon, memasang muka sedih)
Oni : “maaf bu, tidak bisa. Ini sudah keputusan hakim” (lalu pergi)
Yunika : (mengejar) “pak tolong, saya mohon. Ini ada banyak uang
didalamnya untuk bapak. Tapi saya mohon ringankan hukumannya”
(menyodorkan kotak berisikan uang yang telah dipersiapkannya)
Oni : “MAAF BU, TIDAK BISA!” (suara tinggi, lalu pergi)
Yunika : (tidak mengejar, wajah kesal)
Nafisha : (lalu pergi berjalan kaki)
Hakim itu tidak tergiur ternyata. Hukuman, memang harus berjalan adil. Negeri
ini memang butuh hakim tegas yang menolak mentah-mentah uang dalam
koper. Dengan begitu, orang bawahan akan merasa adil. Tetapi, seadil apapun
pemerintah bagi orang miskin yang jauh akan bersyukur pasti tak akan pernah
tau keadilan itu. Setelah melihat orang kaya menyuap uang dengan mudahnya,
nafisha pergi dan berhenti di pinggiran trotoar untuk membeli makanan kaki 5.
Duduk seketika sambal menikmati cuaca yang panasnya merasuk ke dalam
baju dan membuat keringat becucuran ditubuh yang kepanasan.
Sore, diatas trotoar jalan pulang kerumah nafisha..
Nafisha : “bah beli batagornya satu aja ya, ga pake timun, gak pake saos,
gak pake sambel, gak pake pangsitnya. Bumbunya agak banyak bah” (lalu
duduk, menunggu)
Ahmad : “iya neng, sekalian jangan pake batagornya ya”
Nafisha : “haha bisa aja abah” (memainkan handphone)
Datang refi dan

Anda mungkin juga menyukai