Anda di halaman 1dari 7

SIDANG NARKOBOY

Hakim Ketua : Sherila

Penuntut Umum: Dewi

Penasihat Umum: Rifan

Terdakwa : Edrea

Saksi : Viona, Sandya

Polisi/petugas : Nabila, Nanda

Panitera : Adnan

Juru Sumpah : Farhan

Panitera : “Bissmillahirahmaanirrahiim.. Assalaamualaikium Warahmatullahi Wabarakatuh...


Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Pada hari ini, Rabu,19 Oktober
2022 akan dilaksanakan Sidang Perkara Anak No. 300/Pid.Sus/2022/Pengadilan
Negeri Semarang atas nama terdakwa Edrea Shafa L.J. segera dimulai.”

Panitera : “Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri.”

Panitera : “Hadirin dipersilahkan duduk kembali.”

Panitera : “Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, hari ini, Rabu tanggal 19
Oktober 2022 akan diadakan sidang perkara tindak pidana narkotika atas terdakwa
Edrea Shafa, tetapi sebelum sidang dimulai, saya mengingatkan kepada para
pengunjung sidang untuk senantiasa mentaati dan menghormati tata tertib
persidangan, kemudian untuk pers dan media disini majelis hakim mengizinkan untuk
meliput dan mengambil gambar dan sesuai dengan SEMA No. 17 tahun 2019 majelis
hakim mengingatkan kepada para pengunjung sidang untuk membantu Pengadilan
Negeri Semarang menjadi wilayah yang bebas grativikasi. Jadi apabila saudara
sekalian melihat atau menemukan hal tersebut langsung saja melaporkan pada
Pengadilan Negeri Semarang”

Hakim Ketua :”Bisa dipahami ya?”

Hakim Ketua : “Baik sidang akan segera saya mulai.”

Hakim Ketua : “Apakah sidang sudah bisa dimulai?”

Panitera : “Sudah Yang Mulia.”

Hakim Ketua : “Penuntut umum, berkas-berkas sudah siap?”

Penuntut Umum: “Sudah Yang Mulia.”

Hakim Ketua : “Penasehat hukum bagaimana?”

Penasihat Umum: “Sudah Yang Mulia.”

Hakim Ketua : “Sidang perkara tindak pidana narkotika pada pengadilan negeri Semarang dengan
nomor 300/pid.Sus/2022/PN Semarang atas nama terdakwa Edrea Shafa
dengan ini dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Hakim Ketua : [Mengetuk palu 3 kali]


Hakim Ketua : “Penuntut Umum, panggil dan hadapkan terdakwa ke ruang sidang.”

Penuntut Umum: “Petugas, hadapkan terdakwa ke ruang sidang!”

Petugas : “Siap.”

Hakim Ketua : “Saudara terdakwa sehat?”

Terdakwa : “Sehat.”

Hakim Ketua : “Siap mengikuti sidang hari ini?”

Terdakwa : “Siap Bu hakim.”

Hakim Ketua : “Penasihat hukum terdakwa?”

Penasihat Hukum: “Iya, majelis hakim?”

Hakim Ketua : “Sudah menyelesaikan surat kuasa atau advokat saudara?”

Penasihat Hukum: “Sudah majelis hakim.”

Hakim Ketua : “Tunjukkan!”

Hakim Ketua : “Diberitahukan kepada seluruh peserta sidang bahwa agenda sidang hari ini
pembacaan surat tuntutan oleh penuntut umum.”

Hakim Ketua : “Penuntut umum, sudah siap dengan tuntutan saudara?”

Penuntut Umum: “Sudah majelis hakim.”

Hakim Ketua : “tetap diingatkan kepada saudara untuk memperhatikan tuntutan yang akan
dibacakan, karena pada saatnya nanti saudara memiliki hak untuk menanggapinya,
begitu pula dengan penasihat hukum.”

Hakim Ketua : “Saudara-saudara mengerti?”

PH/Terdakwa : “Mengerti”

Hakim Ketua : “Penuntut umum, silahkan dengan tuntutan saudara!”

Penuntut Umum: “Terima kasih majelis hakim.”

Penuntut Umum: “Kejaksaan Negeri Kota Semarang untuk keadilan. Surat Tuntutan dengan nomor
register 300/Pid.Sus/2022/Pengadilan Negeri Semarang atas nama
terdakwa Edrea Shafa L.J. identitas :

Nama: Edrea Shafa L.J.

TTL :

Umur : 17

Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan : WNI

Tempat Tinggal :

Penuntut Umum: “Berdasarkan penyidikan yang dilakukan oleh petugas Polri Unit Narkoba Polsek
Genuk Semarang saudara Nanda dan Nabila. Pada penyidikan 19 Oktober 2022
ditangkap dua orang sedang melakukan transaksi narkoba di tempat yang dilaporkan
sering terjadi hal sedemikian rupa. Dan dengan didorong oleh kesaksian para saksi,
petugas memeriksa dan menangkap terdakwa sehari setelah mendapat informasi.”

Penuntut Umum: “Berdasarkan hal tersebut dengan ini saya menyatakan Terdakwa Edrea Shafa telah
terbukti meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana "Secara bersama-sama menggunakan
narkotika golongan I bagi diri sendiri" sebagaimana diatur dalam Ketiga Pasal 127
ayat (1) huruf a UU No.35 tahun2009 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP serta menahan
terdakwa dengan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Edrea Shafa L.J. dengan
pidana penjara selama 1(satu) tahun dikurangi selama terdakwa ditahan dalam
tahanan sementara, dengan perintah terdakwa tetap dalam tahanan.
2. Terdakwa Edrea Shafa “Memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman”
3. Terdakwa Edrea Shafa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara dalam
jual beli Narkotika Golongan I” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
dakwaan primair melanggar Pasal 114 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika Jo. UU No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak

Hakim Ketua : “Saudara terdakwa, mengerti dengan surat tuntutan yang telah dibacakan?”

Terdakwa : “Mengerti Bu hakim.”

Hakim Ketua : “Apakah ada barang atau alat-alat bukti, penuntut umum?”

Penuntut Umum: “Ada, majelis hakim. Kami mengajukan barang bukti yang kami beri tanda

P-1 s.d. P-3 dan 2 orang saksi.

Hakim Ketua : “Penuntut umum, panggil dan hadapkan saksi-saksi ke ruang sidang!”

Penuntut Umum: “Petugas, hadapkan para saksi ke ruang sidang!”

Petugas : “Siap.”

Hakim Ketua : “Para saksi dalam keadaan sehat?”

Saksi : “Sehat.”

Hakim Ketua : “Siap mengikuti sidang hari ini?”

Saksi : “Siap”

Hakim Ketua : “Tunjukan identitas saudara”

Saksi : [menunjukkan kartu identitas]

Hakim Ketua : “Saudara Vio

TTL : ...

Umur : 17

Kerja : Teman sekelas

Jenis kelamin : Perempuan kayanya

Alamat : Jl. Kaligawe gang guan jiwa

Agama : Alhamdulillah Islam

Kebangsaan : WNI ”

Hakim Ketua : “Saudara mengenal terdakwa?”

Saksi Vio : “Kenal yang mulia”

Hakim Ketua : “Saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?”


Saksi Vio : “Tidak”

Hakim Ketua : “Saudara Sandya

TTL : ...

Umur : ...

Kerja : Pegawai

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : ...

Agama : Krislam

Kebangsaan : WNI”

Hakim Ketua : “Saudara mengenal terdakwa?”

Saksi ayuk : “Tidak yang mulia”

Hakim Ketua : “Saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?”

Saksi ayuk : “Tidak”

Penasihat Hukum: “Para saksi sebelum memberi kesaksian, terlebih dahulu para saksi akan
bersumpah, bersedia untuk disumpah?”

Saksi : “Bersedia majelis hakim”

Hakim Ketua : “Kepada saksi silahkan berdiri untuk disumpah, juru sumpah silahkan!”

Juru Sumpah : “Baik, majelis hakim”

Juru Sumpah : “Demi Tuhan saya bersumpah sebagai saksi dalam perkara ini akan memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya dan tidak lain dari apa yang sebenarnya."

Hakim Ketua : “Baik, para saksi telah disumpah, sumpah tersebut mengandung arti bahwa para
saksi harus memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengan apa yang
saudara lihat, dengar dan apa yang saudara ketahui. Sumpah tersebut tidak hanya
mengandung arti pertanggungjawaban kepada hukum tapi juga kepada Tuhan dan
apabila saudara terbukti memberikan keterangan palsu maka saudara dapat diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan sesuai dengan pasal 224 KUHP,
para saksi mengerti?”

Saksi : “Mengerti”

Hakim Ketua : “Penuntut umum, saksi mana yang terlebih dulu akan diperiksa?”

Penuntut Umum: “Sesuai yang tertera dalam BAP Majelis Hakim”

Hakim Ketua : “Saudara Vio, saudara tetap di tempat. Kepada saksi Sandya silahkan meninggalkan
ruang sidang dan menunggu untuk dipanggil kembali, namun sebelumnya kami
ingatkan kepada saudara untuk tidak berkomunikasi terkait dengan perkara ini,
saudara mengerti?”

Saksi : “Mengerti Bu hakim.”

Ketua Hakim : “Silahkan.”

Saksi Vio : 1. Saksi mengenal dan mengetahui Terdakwa sejak Terdakwa masih kecil.

2. Terdakwa dikenal sebagai anak baik, tidak neko-neko dan belum mendapat
masalah sebelumnya.
3. Terdakwa mudah disuruh atau dimintai tolong seseorang untuk melakukan
sesuatu.
4. Tak pernah mendengar atau tahu kalau sebelumnya Terdakwa tersandung
masalah hukum.
5. Tidak tahu tempat kejadian sering digunakan transaksi tersebut.

6. Tahu dan sering melihat kalau di daerah tempat tinggalnya dijadikan tempat
transaksi narkoba. Tapi saksi tak pernah melihat atau memergoki Terdakwa ikut
terlibat di dalamnya.
7. Terdakwa tak terlihat sebagai bagian dari kumpulan pemakai narkotika.
8. Di sekolah mata terdakwa terlihat lebih merah dan penampilan lebih pucat dari
biasanya.
9. Mengetahui ditemukannya sabu yang disimpan di kediaman terdakwa.

Hakim Ketua : “ Saudara terdakwa apakah ada tanggapan?”

Terdakwa : “Sepenuhnya saya serahkan kepada penasihat hukum saya.”

Hakim Ketua : “Bagaimana penasihat hukum?”

Penasihat Hukum: “Saya ingin mendengarkan kesaksian selanjutnya.”

Hakim Ketua : “Penasihat Hukum, hadirkan saksi selanjutnya !”

Penasihat Hukum: “Petugas Hadirkan  Saudari Sandya ke ruang sidang !”

Petugas : “Siap”
Saksi Sandya : 1. Pada tanggal 18 Oktober pukul 15.00 WIB saksi keluar rumah untuk memancing
2. Mengetahui sungai yang ia tempati dekat dengan tempat yang sering digunakan
transaksi sabu.
3. Melihat terdakwa memungut barang yang diduga sabu.
Hakim Ketua : “Penasihat Hukum ada tanggapan?”
Penasihat Hukum: “Ada yang mulia. Saya Keberatan dengan unsur primair yang disampaikan
penuntut umum mengenai `percobaan atau permufakatan jahat tanpa hak atau
melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual membeli, menerima, menjadi
perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I’ tidak
dapat dibuktikan secara langsung karena tidak ada bukti transaksi yang dilakukan
oleh terdakwa.”
Penasihat Hukum: “Maka dari itu, saya meminta penghilangan unsur primair tersebut dan
peringanan sanksi terdakwa sesuai dengan undang-undang serta peraturan yang
berlaku.”
Hakim Ketua : “Diterima”
Hakim Ketua : “Penuntut Umum apakah ada tanggapan?”
Penuntut Umum: “Ada majelis hakim. Maka unsur primair yang telah saya sebutkan pada awal sidang
dengan unsur primair yang disepakati akan dihilangkan tetap menjatuhkan pidana
penjara bagi terdakwa selama 5 (lima) tahun dikurangi dengan masa penahanan
dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dan denda sebesar Rp1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah) subsidair 6 (enam bulan) penjara."
Penasihat Hukum: “Keberatan majelis hakim”
Hakim Ketua : “Silahkan penasihat umum memberikan tanggapannya”
Penasihat Umum: “Terima kasih majelis hakim.”
Penasihat Umum: “Dari kesaksian para saksi secara tidak langsung membuktikan bahwa unsur
primair kedua yang dinyatakan oleh penasihat umum yang menyatakan terdakwa
Edrea Shafa “Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan tanaman” terbukti tidak benar. Karena Terdakwa hanya
menemukan barang tersebut.
Hakim Ketua : “Penuntut Umum ada tanggapan?”
Penuntut Umum: “ Cukup sekian majelis hakim, saya ingin mengetahui kesaksian terdakwa”

Hakim Ketua : “Karena pemeriksaan saksi-saksi telah selesai maka sidang dilanjutkan pada tahap
pemeriksaan terdakwa.”

Hakim Ketua : “Saudari terdakwa di mohon memposisikan diri di hadapan majelis hakim.”

[Memeriksa Keterangan Terdakwa]

Hakim Ketua : “Saudara terdakwa siap memberikan kesaksian?”


Terdakwa : “Siap yang mulia.”
Terdakwa : 1. Pada 18 Oktober, Terdakwa melewati berjalan pulang melewati jalur yang
berbeda dari biasanya. Karena mencari kodok untuk bahan percobaan kimia.
2. Menemukan kantung sabu yang diletakkan sembarangan.
3. Mengaku menggunakan sabu-sabu.
4. Menyesal dan tak akan mengulangi perbuatannya
Hakim Ketua : “Penuntut Umum silahkan memberikan pertanyaan”
Penuntut Umum: “Apa saudara terdakwa tahu bahwa TKP sering menjadi tempat transaksi barang
terlarang?”
Terdakwa : “Tidak tahu.”
Penuntut Umum: “Apakah saudara tahu jika menggunakan barang tersebut harus menggunakan izin
pihak berwajib?”
Terdakwa : “Tidak tahu.”
Penuntut Umum: “Apa saudara mengakui telah mengambil dan menggunakan barang atau hak orang
lain secara sadar yang dapat memberatkan hukuman saudara?”
Terdakwa : “Iya, saya mengakui”
Penuntut Umum: “Cukup majelis hakim.”
Hakim Ketua : “Penasihat Umum ingin mengajukan pertanyaan?”
Penasihat Umum: “Iya, majelis hakim.”
Hakim Ketua : “Silahkan”
Penasihat Hukum: “Apakah benar saudara tidak terlibat dalam transaksi apapun?”
Terdakwa : “Benar”
Penasihat Umum: “Apakah saudara melihat ada tersangka lain?”
Terdakwa : “Tidak”
Penasihat Umum: “Cukup majelis hakim”
Hakim Ketua : “Karena pemeriksaan terhadap terdakwa telah selesai maka sidang akan dilanjutkan
pada tahap penuntutan”
Hakim Ketua : “Penuntut Umum,sudah siap dengan tuntutan saudara?”
Penuntut Umum: “Siap, majelis hakim.”
Hakim Ketua : “Tunjukkan!”
Panitera : “Baik, agenda sidang pada hari ini adalah pembacaan putusan oleh majelis hakim.
Kepada penuntut umum dan penasihat umum mohon diperhatikan,”
Hakim Ketua : “ Berdasarkan dakwaan primair (dianggap telah dibacarakan) pada sidang
sebelumnya. Dengan unsur yang dapat dibuktikan. Terdakwa mohon diperhatikan”
Hakim Ketua : “UU Kekuasaan kehakiman, DUHAM, serta Peraturan Perundang-undangan lain
mengadili
1. yang pertama bahwa Edrea Shafa L.J. telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana "Secara bersama-sama menggunakan narkotika
golongan I bagi diri sendiri" sebagaimana diatur dalam Ketiga Pasal 127 ayat (1)
huruf a UU No.35 tahun2009 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
2. Menjatuhkan pidana terhadap ia terdakwa Edrea Shafa L.J. dengan pidana penjara
selama 1(satu) tahun dikurangi selama terdakwa ditahan dalam tahanan sementara,
dengan perintah terdakwa tetap dalam tahanan.
3. Menyatakan barang bukti berupa : dianggap telah dibacakan, dikembalikan
kepada penuntut umum untuk digunakan dalam persidangan lain.
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,-
(dua ribu rupiah)
Hakim Ketua : [Mengetuk Palu satu kali]
Hakim Ketua : “Dengan demikian diputuskan dalam Sidang Perkara Anak Semarang yang
diucapkan pada Hari Rabu, 19 Oktober 2022 di sidang yang dibuka dan terbuka
untuk umum oleh hakim ketua, dibantu oleh panitera dan juru sumpah, dihadiri oleh
penuntut umum, serta terdakwa dengan penasihat hukumnya.”
Hakim Ketua : “Sesuai dengan pasal 196 Hukum DUHAM. Terdakwa masih memiliki beberapa hak
hukum, yaitu menerima putusan, menolak putusan, mempelajar putusan, atau
mengajukan banding, bagaimana?
Terdakwa : “Saya menerima putusan dan menyesali perbuatan saya yang mulia. Saya berjanji
tidak akan melakukan kesalahan yang sama.”
Hakim Ketua : “Baik, karena terdakwa menerima putusan dan menyesali perbuatan serta berjanji
tidak akan mengulanginya kembali maka akan diberi keringanan hukuman atau
dijatuhi hukuman seringan-ringannya.”
Hakim Ketua : “Sidang Perkara Anak No. 300/Pid.Sus/2022/Pengadilan Negeri Semarang
nama terdakwa Edrea Shafa L.J. dengan ini dinyatakan selesai dan ditutup.
Hakim Ketua : [Mengetuk palu tiga kali]
Panitera : “Sidang telah selesai, hadirin dimohon berdiri karena majelis hakim akan
meninggalkan ruang sidang.”
Semua : [pergi yey]

Anda mungkin juga menyukai