Sidang Pertama.
Panitera: “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi semuanya. Pada
pagi hari ini, Kamis (sesuaikan tanggal) 2023 sidang perkara pidana nomor registrasi 31
akan dilaksanakan pada hari ini. Majelis hakim dipersilakan untuk memasuki ruang sidang,
hadirin dimohon berdiri. (Setelah hakim masuk) hadirin dipersilakan duduk kembali.
(Panitera menyerahkan berita acara kepada majelis hakim)”
Hakim Ketua: “Sidang perkara pidana PN XI MIPA 6 yang memeriksa serta mengadili
perkara pidana Nomor 227 Pidana Umum/2023/PN XI MIPA 6, atas nama terdakwa
Muhammad Zahran dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. Penuntut umum apakah
terdakwa sudah siap? Ke pada penuntut umum dipersilakan untuk menghadirkan terdakwa
ke ruang sidang.”
Hakim Ketua: "Baik. Saya akan menanyakan identitas saudara yang sebagaimana telah
tercantum dalam berita acara pemeriksaan."
Nama: Muhammad Zahran
Umur: 17 Tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Kewarganegaraan: Indonesia
Alamat: Villa Bunga Raya
Agama: Islam
Pekerjaan: Pelajar
Hakim Ketua: Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat baik jasmani
maupun rohani? Dan siap mengikuti persidangan ini?
Pengacara: Maaf yang Mulia, saudara Muhammad Zahran memiliki gangguan mental.
Yakni gangguan spektrum autisme, sehingga saya selaku penasihat hukum terdakwa akan
menjawab pertanyaan hakim.
Hakim Anggota: Bagaimana anda dapat memastikan bahwa itu merupakan jawaban
sebenarnya dari terdakwa?
Pengacara: Yang Mulia, kami memiliki pendekatan tersendiri dengan terdakwa, sehingga
kami akan menanyakan pertanyaan yang diberikan oleh Yang Mulia Hakim kepada terdakwa
dengan pendekatan spesial. Dan karenanya jawaban yang dipaparkan adalah jawaban
sesungguhnya terdakwa.
Hakim Ketua: Baiklah, kepada saudara jaksa penuntut umum, apakah sudah siap
membacakan dakwaannya?
JPU M: Baik. Saudara Muhammad Zahran, saudara kami tuntut atas tindak pidana
pembunuhan berencana. Bukti-bukti tindak pidana terdakwa sebagaimana yang telah
terdapat dalam hasil otopsi korban adalah sebagai berikut:
1. 22 tulang rusuk patah
2. Patah tulang depan akibat resusitasi jantung
3. Bentuk retakan tulang akibat guncangan yang hebat
4. 11 tulang lain patah.
5. Dan, terdapat trauma toraks
Hal ini merupakan bukti bahwasanya saudara Muhammad Zahran telah melakukan tindak
kekerasan dengan tujuan untuk menghabisi nyawa korban secara berencana.
JPU S: Oleh sebab itu, maka saudara Muhammad Zahran kami tuntut atas tindak pidana
pembunuhan berencana dengan pemberatan Pasal 340 KUHP. Dengan tuntutan pidana 20
tahun penjara.
Hakim Ketua: Baik. Saudara penasihat hukum terdakwa. Apakah saudara mengerti dengan
dakwaan yang dibacakan oleh penuntut umum?
Hakim Ketua: Baik, karena penasehat hukum tidak mengajukan eksepsi maka sidang kita
lanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti dan saksi – saksi kepada jaksa penuntut umum
apakah telah siap dengan barang bukti dan saksi – saksinya?
JPU S: Majelis hakim yang terhormat, kami akan mengajukan bukti serta saksi, tetapi pada
persidangan ini kami belum siap untuk itu kami mohon agar persidangan ini bisa ditunda pak
hakim.
Hakim Ketua: Apakah penasihat hukum terdakwa setuju untuk sidang ini ditunda?
Pengacara: Yang Mulia, kami juga tidak membawa saksi-saksi atas kasus ini. Sehingga,
kami menyetujui untuk menunda sidang ini.
Hakim Ketua: (Berdiskusi sejenak). Baik, maka sidang hari ini resmi ditunda, dan akan
dilanjutkan pada Kamis, 02 Maret 2023, pukul 11.00. Sidang selanjutnya merupakan agenda
pemeriksaan saksi serta barang bukti. Dan kepada penuntut umum, juga pengacara
terdakwa diharapkan untuk kembali menghadapkan kembali terdakwa dan menghadirkan
saksi-saksi serta barang bukti. Dengan demikian sidang ini resmi ditunda dan ditutup (ketuk
palu 3 kali)
Sidang Kedua.
Hakim Ketua: Sidang lanjutan perkara pidana PN XI MIPA 6 yang memeriksa dan mengadili
perkara pidana Nomor 227 Pidana Umum/2023/PN XI MIPA 6. Atas nama terdakwa
Muhammad Zahran dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (ketuk palu tiga kali).
Hakim Ketua: Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan alat bukti dan saksi-saksi. Saudara JPU, apakah alat bukti dan saksi-saksi
telah dihadirkan di persidangan ini?
Hakim Ketua: Baik. Selanjutnya, ada berapa orang saksi yang dibawa oleh pihak penuntut
umum?
JPU S: Kami menghadirkan 3 orang saksi di dalam persidangan kali ini, Yang Mulia.
JPU S: Yang terhormat Panitera, mohon hadirkan saksi pertama atas nama Khalisha Nur
Amaliya
Panitera: Saksi atas nama Khalisha Nur Amaliya silakan memasuki ruang persidangan.
Hakim Anggota: Saudara Jaksa Penuntut Umum, saksi di sini sebagai saksi apa?
JPU S: Saksi ini merupakan dokter forensik yang menemukan fakta-fakta tentang kematian
korban atas nama Muhammad Bintang Nadhif Hasibuan
Hakim Ketua: Baik. Sebelumnya apakah saudari saksi dalam keadaan sehat jasmani serta
rohani, dan dapat memberikan keterangan-keterangan dalam persidangan hari ini?
Saksi 1: Saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, Dan saya siap memberikan
keterangan yang diperlukan oleh Yang Mulia Hakim.
Hakim Ketua: Baiklah, saya akan menanyakan identitas saudari, sebagaimana terdapat di
dalam bap dan saya minta saudari menjawabnya dengan jelas.
Nama: Khalisha Nur Amaliya
Tanggal lahir: 30 November 1982
Jenis kelamin: Perempuan
Usia: 41 tahun
Agama: Islam
Alamat: Perum Aur Kuning
Pekerjaan: Dokter forensik
Hakim Anggota: Saudari, mohon ikuti saya. ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi
dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya”
Hakim Anggota: Saudari saksi telah berjanji menurut agama yang saudari anut, untuk itu
kami berharap saudari dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudari memberikan keterangan palsu, maka saudari dapat diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tahun, sebagaimana diatur pasal 242 kuhp, apakah saudari saksi
mengerti?
Hakim Ketua: Saudari saksi apakah mengetahui terkait perkara apa saudari diperiksa
dalam persidangan ini?
Saksi 1: Saya mengetahui terkait perkara apa sehingga saya diperiksa dalam persidangan
ini.
Hakim Ketua: Bagaimana saudari mengetahui bahwa terdapat kekerasan dalam kematian
korban?
Saksi 1: Yang Mulia, izinkan saya memaparkan hasil forensik kematian korban. Terdapat
luka trauma di bagian toraks korban, 22 tulang rusuk patah, retakan pada tulang depan yang
mengakibatkan patah akibat guncangan, dan sebanyak 11 tulang lainnya patah. Hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat guncangan yang hebat akibat resusitasi jantung. 22 tulang
rusuk, 11 tulang lain, dan trauma pada toraks yang patah menandakan bahwasanya korban
terjatuh akibat terbanting. Sehingga hal ini dapat menjadi bukti yang menguatkan dan
memberatkan terdakwa.
Hakim Ketua: Terima kasih atas kesaksiannya. Silakan kepada Jaksa Penuntut Umum
untuk menyerahkan barang bukti ke majelis hakim
Hakim Ketua: Apakah benar ini merupakan hasil rontgen dari korban?
Hakim Ketua: Silakan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk mengajukan pertanyaan
kepada Saksi.
JPU M: Terima kasih Yang Mulia. Saudari saksi, apa benar retakan di bagian tulang depan
adalah hasil guncangan hebat atau pun tekanan?
Saksi 1: Benar. Retakan tersebut merupakan hasil guncangan hebat, akan tetapi tidak
dapat dipastikan apakah itu merupakan akibat dari tekanan yang diberikan seseorang.
Namun, pada umumnya ini akibat tekanan yang kuat.
JPU M: Saudari saksi, trauma di bagian toraks korban dapatkah bisa disimpulkan akibat
korban dipukul dengan keras?
Saksi 1: Bisa. Karena apabila korban tidak terpukul dengan keras, maka toraks tidak akan
mengalami cidera maupun trauma.
JPU M: Baik. Terima kasih atas jawabannya. Yang Mulia Hakim hanya itu pertanyaan dari
kami.
Hakim Ketua: Kepada penasihat hukum terdakwa, apakah ada yang ingin dipertanyakan?
Pengacara: Ada, Yang Mulia. Saudari Saksi, menurut hasil reka ulang kejadian di tempat
perkara, kami beserta tim kami menemukan fakta, bahwa terdakwa mengguncang tubuh
korban karena menemukan korban telah merenggang nyawa. Hasil forensik kami
menemukan bekas samar dibagian leher,yang mana berkemungkinan dari tali yang
digunakan untuk bunuh diri , Apakah hal tersebut dapat membuktikan bahwa terdakwa
membunuh korban?
Saksi 1: Tentu, hal ini sangat rasional. Terdakwa memiliki gangguan mental, sehingga
terdakwa tidak dapat mengontrol emosinya sehingga tidak sengaja membunuh korban
Pengacara: Baik, pertanyaan dari kami sementara ini sudah cukup, Yang Mulia Hakim.
Hakim Ketua: Hakim 1, apakah ada yang ingin ditanyakan kepada saksi?
Hakim Anggota: Untuk saat ini belum ada yang ingin ditanyakan, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Hakim 2, apakah ada yang ingin ditanyakan kepada saksi?
Hakim Anggota : Untuk saat ini belum ada yang ingin ditanyakan yang mulia.
Hakim Ketua: Baik. Apakah penuntut umum ada yang ingin ditanyakan kembali?
Hakim Ketua: Keterangan dari saksi dianggap sudah cukup, dan kami ucapkan terima
kasih. Apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudari saksi
tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silakan saudari saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli
lainnya.
JPU S: Yang Mulia. Panitera, tolong hadirkan saksi 2 atas nama Najwa Afifah Ridwan.
Panitera: Saksi atas nama Najwa Afifah Ridwan dipersilakan masuk ke dalam ruang sidang.
Hakim Ketua: Saudari saksi, apakah saudari dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan
siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan ini?
Saksi 2: Saya sehat jasmani dan rohani, serta saya bersedia untuk memberikan keterangan
dalam persidangan ini, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Sebelumnya, apakah saudari dapat melihatkan kepada kami kartu identitas
saudari?
Hakim Ketua: Pertama-tama, saya akan menanyakan identitas saudari dan saya meminta
jawaban saudari untuk menjawab dengan jelas.
Nama: Najwa Afifah Ridwan
Tanggal lahir: 08 Juni 1980
Jenis kelamin: Perempuan
Usia: 43 tahun
Agama: Islam
Alamat: Villa Bunga Raya
Pekerjaan: Karyawan Swasta
Hakim Anggota: Saudari, mohon ikuti saya. ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi dalam
perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”
Saksi 2: Saudari saksi telah berjanji menurut agama yang saudari anut, untuk itu kami
berharap saudari dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti saudari
memberikan keterangan palsu, maka saudari dapat diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tahun, sebagaimana diatur pasal 242 kuhp, apakah saudari saksi
mengerti?
Hakim Ketua: Saudari saksi, apakah saudari mengerti mengapa saudari dimintai
keterangan dalam sidang kali ini?
Saksi 2: Saya mengerti, Yang Mulia. Sidang ini merupakan sidang kasus meninggal
dunianya putra saya, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Baik. kepada penasehat hukum terdakwa, apakah ada yang ingin ditanyakan
ke pada saksi?
Pengacara : Ada yang ingin kami tanyakan pada saksi, Yang Mulia. Saudari saksi,
bagaimana hubungan antara terdakwa dan korban?
Saksi 2: anak saya memiliki hubungan yang sangat dekat. Anak saya begitu menyayangi
adeknya, pun sebaliknya.
Saksi 2: Tidak. Selama ini terdakwa selalu menyayangi korban, tidak pernah sekali pun
terdakwa melukai korban.
Pengacara: baik , Saudari saksi apakah menemukan sesuatu hal yang ganjil dari korban
beberapa hari sebelum kejadian?
Saksi 2: Tidak ada yang begitu aneh, anak saya hanya selalu belajar, belajar, dan belajar.
Pengacara: Selain itu, apakah saudari ada menemukan hal-hal lain yang mencurigakan?
Saksi 2: ada , Saya merasa bahwa anak saya sedikit menarik diri dari kehidupan sosialnya
,dan saya merasa anak saya sering terlihat murung ,namun saya merasa dia hanya sedang
berusaha fokus belajar saja
Pengacara: Terima kasih atas jawabannya. Saya kira hanya itu pertanyaan dari kami, Yang
Mulia.
Hakim Ketua: Baik. Selanjutnya ke pada penutut umum, apakah ada yang ingin
ditanyakan?
Hakim Ketua: Silakan ke pada Hakim 1, apakah ada yang ingin ditanyakan?
Hakim Anggota: Terima kasih, Yang Mulia. Apakah korban pernah menceritakan
kehidupannya ke pada saudari?
Hakim Ketua: Baik. Keterangan dari saksi dianggap sudah cukup, dan kami ucapkan terima
kasih. Apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudari saksi
tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silakan saudari saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli
lainnya.
JPU S : Baik, Yang Mulia. Panitera tolong hadirkan saksi ke-3 atas nama Maulana Aprilian
Nanda.
Panitera: Saksi atas nama Maulana Aprilian Nanda dipersilakan masuk ke dalam ruang
sidang.
Hakim Ketua: Saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani maupun
rohani untuk memberikan pernyataan yang benar dalam persidangan kali ini?
Saksi 3: Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani rohani, dan saya akan memberikan
keterangan yang benar dalam persidangan ini, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Saudara saksi, mohon perlihatkan ke pada kami kartu Identitas saudara
Hakim Anggota: Saudari, mohon ikuti saya. ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi
dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya”
Hakim Ketua: Saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 kuhp, apakah
saudara saksi mengerti?
Hakim Ketua: Apakah saudara mengetahui mengapa saudara dipanggil ke persidangan ini?
Hakim Ketua: Baik. Silakan kepada penuntut umum untuk memberikan pertanyaan ke pada
saksi
JPU S : Saudara saksi, apakah pada saat kejadian, saudara berada di tempat kejadian
perkara?
Saksi 3: Saya melihat korban sudah tergeletak tak bernyawa di lantai dengan kondisi yang
buruk. Dan, saya mendengar terdakwa berteriak “mati, jangan!“ selama beberapa kali.
JPU S : Baik, pertanyaan dari kami hanya itu. Terima kasih, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Selanjutnya, ke pada penasihat hukum terdakwa apakah ada yang ingin
ditanyakan?
Pengacara: ada yang mulia,apakah saksi mengetahui kesehatan mental dari korban?
Saksi 3 : tau, saya sangat mengenal anak saya,dia merupakan anak yang sangat pintar, ia
merupakan lulusan terbaik di smanya dulu dan saya yakin dia memiliki kesehatan mental
yang sangat baik
Pengacara : bagaimana saksi yakin bahwa korban memiliki kesehatan mental yang baik?
Saksi 3 : saya sangat yakin ,karena selama dia hidup saya selalu memberikan fasilitas serta
kebutuhan finansial yang lebih dari cukup , dan saya sangat yakin anak saya bahagia
dengan hal itu
Pengacara: baik,apakah saudara sering menghabiskan waktu bersama dengan anak anak
saudara?
Saksi : tidak namun saya yakin mereka mengerti dengan kesibukan saya , kan saya kerja
buat mereka juga , mereka selalu saya berikan fasilitas dan kebutuhan finansial yang lebih
dari cukup,mereka bisa sajakan bersenang senang dengan uang yang saya berikan
Hakim Ketua: Saudara saksi, apakah saudara ingin memberikan keterangan lebih lanjut?
Saksi 3: Saya menganggap terdakwa telah melakukan kekerasan kepada anak saya yang
di mana mengakibatkan anak saya meninggal dunia, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Baik. Keterangan dari saksi dianggap sudah cukup, dan kami ucapkan terima
kasih. Apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudari saksi
tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silakan saudari saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli
lainnya.
Hakim Ketua: Baik. Selanjutnya ke pada penasihat hukum terdakwa, apakah ada saksi
yang kalian hadirkan?
Panitera: Saksi atas nama Rhafa Qubila silakan memasuki ruang persidangan.
Hakim Ketua: Saudari saksi, apakah saudari dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani
untuk memberikan pernyataan yang benar dalam persidangan kali ini?
Saksi PH: Saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan juga saya bersedia
memberikan pernyataan dalam persidangan kali ini, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Baiklah, silakan saudari menunjukkan kartu Identitas kepada kami.
Hakim Ketua: Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan identitas diri
saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama: Rhafa Qubila
Tanggal lahir: 1 Januari 1984
Jenis kelamin: Perempuan
Usia: 39 tahun
Agama: Islam
Alamat: Jl. Mahang III
Pekerjaan: Psikolog
Hakim Anggota: Saudari, mohon ikuti saya. ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi
dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya”
Hakim Ketua: Saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 kuhp, apakah
saudara saksi mengerti?
Hakim ketua : baik, saya ingin bertanya apakah korban sering menggunjungi anda untuk
berkonsultasi ?
Saksi PH : sangat sering yang mulia ,akhir akhir ini korban sering mengunjungi saya untuk
berkonsultasi mengenai permasalahannya , dan saya juga memiliki bukti rekaman video
korban saat mengalami tahapan stres nya
Hakim ketua : bagaimana anda bisa mendapatkan video tahapan stres korban?
Saksi PH : saya memiliki cara pengobatan dimana saya harus melihat perkembangan dari
kesehatan mental korban tersebut, dan saya selalu menyuruh korban untuk
mendokumentasikannya agar saya bisa mengambil kesimpulan untuk memberikan
pengobatan yang tepat,kami akan menunjukkan vidionya yang mulia
Hakim ketua : Baik terima kasih, apakah jaksa penuntut umum ingin memberikan
pernyataan ?
JPU S : Terima kasih yang mulia, kami ingin bertanya kepada saksi , apakah saksi bisa
membuktikan bahwa korban bunuh diri akibat mengalami depresi ?
Saksi PH : Saya tidak yakin, tetapi selama dia berkonsultasi dengan saya dia mengatakan
bahwa dia sangat tertekan dengan ekspetasi ayahnya sehingga dia mengalami depresi
JPU S : Apakah dengan hal itu anda bisa memastikan bahwa korban melakukan bunuh diri
akibat orang tuanya
JPU S : baik terimakasih kepada saksi , yang mulia izinkan saya memberikan bukti bahwa
terdakwa telah lama di tkp, dan dapat diartikan bahwa terdakwa sudah berencana
membunuh korban dengan bukti banyak terdapat sidik jari terdakwa pada tubuh korban
( memberikan bukti kepada ketua )
Hakim ketua : Baik. Apakah pihak penasihat hukum ingin kembali mengajukan pertanyaan
kepada saksi?
Hakim Ketua: Baik. Keterangan dari saksi dianggap sudah cukup, dan kami ucapkan terima
kasih. Apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudari saksi
tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silakan saudari saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli
lainnya.
Panitera : Saksi atas nama Angkasa Hasibuan dipersilakan masuk ke dalam ruang sidang.
Hakim Ketua: Saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani maupun
rohani untuk memberikan pernyataan yang benar dalam persidangan kali ini?
Saksi 2: Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani rohani, dan saya akan memberikan
keterangan yang benar dalam persidangan ini, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Saudara saksi, mohon perlihatkan ke pada kami kartu Identitas saudara
Hakim Ketua: Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan identitas diri
saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama: Angkasa Hasibuan
Tanggal lahir: 11 Agustus 1998
Jenis kelamin: Laki-llaki
Usia: 25 tahun
Agama: Islam
Alamat: Jl. Pertanian
Pekerjaan: Ahli forensik
Hakim Anggota: Saudara, mohon ikuti saya. ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi
dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya”
Hakim Ketua: Saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 kuhp, apakah
saudara saksi mengerti?
Hakim Ketua: Apakah saudara mengetahui mengapa saudara dipanggil ke persidangan ini?
Hakim ketua : Tolong anda jelaskan mengenai hasil otopsi dari mayat korban
Saksi 2: tentu yang mulia saya akan memaparkan hasil dari otopsi kami ( membacakan
hasil otopsi )
JPU M : ada yang mulia, bagaimana anda bisa yakin bahwa hal tersebut terjadi akibat
benturan keras , bukan dari pukulan yang dilakukan oleh terdakwa ?
Saksi 2 : seperti yang saya katakan sebelumnya karena sangat sulit bagi terdakwa untuk
memukul dengan posisi garis lurus dan sulit untuk korban mendapatkan jenis patah tulang
ini , namun jika terdakwa berusaha menyelamatkan korban dengan metode menyelamatkan
korban jatuh dengan punggungnya duluan jatuh ke lantai itu bisa saja terjadi akibat benturan
yang keras
( maul meledak karna tidak terima bahwa korban meninggal akibat bunuh diri )
Hakim ketua : baik apakah ada lagi pernyataan dari penasehat hukum terdakwa ?
Pengacara : ada yang mulia kami ingin menunjukkan bukti terakhir kami yang mulia, berupa
rekaman pesan terakhir korban yang kami dapatkan dari usb drive milik korban .
Hakim Ketua: Dengan demikian, sidang hari ini kami tunda, dan sidang selanjutnya akan
digelar dengan agenda acara pemeriksaan terdakwa. Kepada JPU agar dapat
menghadirkan kembali terdakwa dan barang bukti pada persidangan yang akan datang.
Maka dengan demikian sidang hari ini dinyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali).
Sidang Ketiga
Hakim Ketua: Sidang perkara pidana PN XI MIPA 6 yang memeriksa serta mengadili
perkara pidana Nomor 227 Pidana Umum/2023/PN XI MIPA 6, atas nama terdakwa
Muhammad Zahran dibuka dan terbuka untuk umum.
Hakim Ketua: sesuai dengan berita acara sidang yang lalu, sidang kali ini adalah
pemeriksaan terdakwa. Kepada terdakwa dipersilakan mengambil tempat di depan.
Hakim Ketua:Apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani untuk memberikan
keterangan dalam sidang kali ini?
Terdakwa: Ya
Terdakwa: Ya
Hakim Ketua: Baik, kepada penuntut umum dipersilakan untuk memberi pertanyaan ke
pada terdakwa.
Terdakwa: Ya
JPU: Apakah saudara melihat secara langsung korban membunuh dirinya sendiri?
Terdakwa: Ya
JPU: Apakah saudara tahu korban saat itu sudah meninggal dunia atau belum
Terdakwa: Tidak
JPU: Baik Yang Mulia, pertanyaan dari kami cukup sampai di sini.
Hakim Ketua: Apakah Penasihat Hukum terdakwa memiliki pertanyaan untuk diajukan
kepada terdakwa?
Pengacara: Apakah pada saat kejadian saudara hanya berdua dengan korban?
Terdakwa: Ya
Terdakwa: Ya
Terdakwa: Ya
Hakim 2: Ada, Yang Mulia. Apakah pada saat kejadian saudara berusaha menyelamatkan
korban dengan cara menjatuhkan korban dari jeratan tali di leher korban?
Ketua Hakim: Baiklah. Jika tidak ada pertanyaan lagi, apakah penuntut umum telah siap
untuk membacakan tuntutannya?
Pengacara: Atas dasar pemberian vonis bebas terhadap terdakwa, maka kami tidak akan
memberikan pembelaan apa pun, melainkan menginginkan agar Yang Mulia dapat berlaku
seadil-adilnya.
Hakim Ketua: Baik, terima kasih. Mohon kepada seluruh hadirin persidangan ini untuk tetap
berada dalam ruang persidangan karena sebentar lagi akan pembacaan tuntutan
Hakim Ketua: Apakah penasihat hukum serta terdakwa siap untuk mendengarkan
pembacaan putusan dalam sidang ini?
Hakim Ketua: baik demikian putusan majelis hakim, diberitahukan bahwa apabila keberatan
dengan keputusan ini, dapat mengajukan upaya banding selambat-lambatnya 14 hari sejak
putusan ini dibacakan.
Hakim Ketua: Kepada terdakwa apakah saudara mengerti dengan putusan ini?
Terdakwa: Ya
Hakim Ketua: baiklah, dengan demikian pemeriksaan perkara pidana peradilan dengan
nomor registrasi 227/pidana umum/2023/PN XI MIPA 6 atas nama terdakwa Muhammad
Zahran dinyatakan selesai dan sidang ini kami nyatakan ditutup (ketuk palu 3 kali)