Anda di halaman 1dari 14

1.

HAKIM KETUA
2. HAKIM ANGGOTA 1
3. HAKIM ANGGOTA 2
4. JAKSA PENUNTUT UMUM
5. TERDAKWA
6. PENGACARA/ PENASEHAT HUKUM
7. PANITERA, ROHANIAWAN, POLISI
8. KORBAN
9. SAKSI AHLI

NASKAH SIDANG PERADILAN PIDANA

Panitera: Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri. (semua sama sama serentak
berdiri)

Panitera (Shafira) : hadirin dipersilahkan duduk kembali (para majelis dulu duduk, baru yang lainnya
duduk) seperti aryo, findira, melisa, kevin, danish

(panitera menyerahkan berita acara kepada majelis hakim).

Hakim Ketua : Sidang Perkara Pidana PN PANGKALAN KERINCI yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2017/PN DPS, atas nama Terdakwa Najwan dinyatakan
dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

JPU : apakah Terdakwa sudah siap?

Panitera : Sudah Pak Hakim.

JPU : Kepada Saudara terdakwa, dipersilahkan untuk masuk dalam ruang persidangan
(terdakwa dalam keadaan bebas dan didampingi kuasa hukumnya

Hakim Ketua : Baiklah Saya Akan Menanyakan Identitas Saudara sebagaimana yang telah
terdapat didalam BAP:

Nama Saudara : M. Najwan Nulhakim

Tempat Lahir/Umur : Pangkalan Kerinci, 15 Oktober 1996

Jenis Kelamin : Laki laki

Kewarganegaraan : WNI

Alamat : SP 5

Agama : Islam

1
Pekerjaan : Wirausaha

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat, baik jasmani
maupun rohani dan siap mengikuti persidangan hari ini?

Terdakwa : Ya, saya dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan saya siap
mengikuti persidangan hari ini.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, saudara oleh penunutut umum di dakwa melakukan
tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan Pemberatan pasal 45 ayat (1) No 23 Tahun
2004 KUHP , apakah saat ini saudara di dampingi oleh penasehat hukum saudara?

Terdakwa : Ya Pak hakim, saat ini saya didampingi oleh penasehat hukum saya.

Hakim Ketua : Apakah benar itu penasehat hukum saudara ?

Terdakwa : Betul Pak Hakim

Hakim Ketua : Saudara penasehat hukum, apakah saudara membawa surat kuasa khusus
dari terdakwa dan kartu Advokat saudara? Jika ada mohon ditunjukkan.

PH Terdakwa : Ya, Majelis Hakim yang terhormat, kami membawanya (PH menunjukkan
surat kuasa dan surat tugas pada Majelis Hakim / serta surat kuasa dan kartu Advokatnya di tinggalkan
di meja Hakim)

Hakim Ketua : (Setelah hakim ketua menerima kedua surat tersebut, kemudian
menunjukkkan pada Hakim 1 dan 2 dan menunjukan kepada Penuntut Umum Untuk memeriksa)

Hakim Ketua : Baiklah, kepada saudara Jaksa penuntut umum, apakah sudah siap
membacakan dakwaannya?

JPU : Sudah siap Majelis Hakim yang terhormat.

Hakim Ketua : Baiklah silakan dibacakan saudara Jaksa Penuntut Umum.

JPU : perkara pidana Nomor 1777Pid.B/2023/PN PANGKALAN KERINCI, atas nama


Terdakwa najwan melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan akan diproses mengenai saksi
maupun bukti-bukti dalam melakukan kejahatan pidana yang telah dilakukan.

Hakim Ketua : Baik saudara terdakwa, Apakah saudara terdakwa mengerti dengan dakwaan
yang dibacakan oleh Jaksa penuntut umum?

Terdakwa : Saya mengerti Pak Hakim.

Hakim Ketua : Apakah saudara akan mengajukan eksepsi terhadap dakwaan Jaksa penuntut
umum?

2
Terdakwa : Untuk eksepsi saya serahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum saya Pak
Hakim.

Hakim Ketua : Apakah Penasehat Hukum terdakwa akan mengajukan eksepsi?

PH Terdakwa: Majelis Hakim yang terhormat, kami tidak mengajukan eksepsi, oleh karena terdakwa
sudah memahami dakwaan tersebut Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baik, karena Penasehat Hukum tidak mengajukan eksepsi maka sidang kita
lanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti dan saksi – saksi kepada jaksa penuntut umum apakah telah
siap dengan barang bukti dan saksi – saksinya?

JPU : Siap yang mulia.

(Pemeriksaan Alat Bukti dan Keterangan Saksi – Saksi)


Panitera (Shafira): Pada waktu dini hari saatnya pihak yang berwenang untuk dapat melalukan
pemeriksaan berupa barang bukti yang ada maupun keterangan saksi, waktu dan tempat
dipersilahkan. Dimohon bantuannya kepada pihak polisi untuk dapat mengambilkan barang
bukti yang telah dibawa dan di berikan kepada Jaksa Penuntut Umum.

Polisi (Ihsan): Baik, ini pak.

JPU (kevin): Terima Kasih, silahkan kembali kembali ke tempat.

Polisi (Ihsan): Siap pak.

Hakim Ketua : Kepada saudara Terdakwa dipersilahkan mengambil tempat disamping


penasehat hukumnya (Terdakwa pindah duduk disamping penasehat hukumnya)

Hakim Ketua : Baik selanjutnya ada berapa orang saksi yang akan dihadirkan di persidangan
ini Jaksa Penuntut Umum?

JPU : 2 orang saksi yang mulia

Hakim Ketua : Silahkan dihadirkan saksi pertamanya

JPU : Baik pak hakim, Polisi mohon hadirkan Saksi I atas nama Risma Junita ke
persidangan

(Saksi sekaligus korban masuk ke dalam persidangan dan duduk ditengah)

Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penuntut Umum Saksi di sini sebagai apa?

JPU : Saksi di sini, merupakan seseorang yang mempunyai informasi dengan sukarela
atau terpaksa memberikan alat bukti kesaksian dalam perkara suatu masalah yang mereka lihat Pak
Hakim.

3
Hakim Ketua : Baiklah, Saudara Saksi dalam masalah ini, apakah saudara dalam keadaan
sehat jasmani dan rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan hari ini ?

Saksi 1 (Risma) : Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini Pak Hakim

Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas Saudara,


sebagaimana terdapat didalam BAP dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.

N a m a : Risma Junita

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 19 Juni 1984

Jenis Kelamin : Perempuan

U m u r : 39 tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl.Cempaka

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Janda / Single Parent)

(Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera) Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan
di persidangan ini, menurut Undang-Undang saudara harus bersumpah atau berjanji terlebih dahulu
untuk itu saudara bersedia disumpah atau berjanji ?

Saksi 1 (Risma) : Saya bersedia disumpah Bapak Hakim

Panitera : Kepada Petugas Rohaniawan dipersilahkan agar mengambil tempat.

Panitera (Shafira): Saksi 1 dimohon untuk dapat berdiri

ROHANIAWAN : Saudara ikut kata-kata saya, ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini,
akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”

Panitera (Shafira): Dipersilahkan untuk dapat duduk kembali, kepada Rohaniawan silahkan kembali
ketempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah berjanji menurut Agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti saudara
memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun, sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara saksi mengerti?

Saksi 1 (Risma) : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Saudara kenal dengan Terdakwa ?

4
Saksi 1 (Risma) : Iya kenal pak hakim

Hakim Ketua : Apakah saudara mengetahui terkait perkara apa saudara diperiksa dalam
persidangan ini?

Saksi 1 (Risma) : Saya mengetahuinya pak hakim , terkait mendapat perlakuan kekerasan dalam rumah
tangga yang terjadi terhadap tetangga saya yakni korban.

Hakim Ketua : Baik Coba saudara jelaskan, saat saudara mengetahui apa saja yang saudara
dapatkan selama beberapa waktu silam terkait masalah yang dihadapi oleh tetangga saudara tersebut?
Dan bagaimana perlakuan terdakwa kepada korban yang saudara ketahui di tempat kediaman mereka?

Saksi 1 (Risma) : ada pak hakim, yaitu saya sering kali mendengar suara kerusuhan dan ribut yang
terjadi di area sebelah rumah saya pak. Hal itu saya dengarnya tidak cuma sekali atau dua kali saja pak.
Bisa dibilang lumayan sering, apalagi dalam waktu satu minggu ini.

Hakim Ketua : Baiklah kalau begitu, berikutnya saudara jaksa penuntut umum, dipersilahkan
untuk mengajukan pertanyaan.

JPU : Baik Terimakasih pak hakim, Saudara saksi disini, Apakah benar pada saat itu
saudara sendiri yang melihat ataupun mendengar kejadian tersebut dengan secara jelas?

Saksi 1 (Risma): loh iya benar toh pak, orang udah jelas saya tetangga nya kok. Gimana sih bapak ini

JPU : Iya saudara maaf, saya paham. Namun adakah hal lain yang saudara dapatkan
selain dari hanya melihat ataupun mendengarkan kerusuhan dan keributan yang terjadi dirumah
korban?

Saksi 1 (Risma) : Iya ada Pak, Ada satu hari gitu dimana saya ada sempat mendengarkan suara pukulan
gitu pak, *PLLAAAAKKK *GEDEEBBUUGG dari rumah tetangga saya itu. Nahh tapi saya tidak berani
langsung pergi untuk memeriksanya kesana pak. Takut sayanya yang juga kena pukulannya.

JPU : Baiklah, apakah sudah itu saja saudara?

Saksi 1 (Risma): Iya pak, saya rasa cukup sekian itu saja

JPU (Kevin): Baiklah, terima kasih atas informasinya. Saya kembalikan kepada pak hakim, saya rasa
bagian pertanyaan dan jawaban tadi sudah cukup dari saya pak hakim.

Hakim Ketua : Baik, Kepada penasehat hukum terdakwa, apakah ada pertanyaan yang ingin
di tanyakan kepada saksi?

PH.Terdakwa : Ada pak hakim. Terimakasih sebelumnya

PH.Terdakwa : Kepada Saudara, kapan pertama kali saudara mengetahui adanya hal
tindakan keributan yang terjadi pada tetangga saudara tersebut?

5
Saksi 1 (Risma) : Pada saat itu, pagi pagi kan saya masak untuk sarapan suami dan bekal sekolah
anak. Di dapur itu, saya mendengar suara tetangga saya itu ribut dari tetangga saya itu. Awalnya sih saya
mengira kalau itu mungkin hanya suara rusuh mau nangkap tikus kali yaa.. Jadi saya biarin aja dulu.

PH.Terdakwa : Lalu, apa yang menjadi bagian perhatian dari saudara, sehingga saudara
mengira bahwa kejadian tersebut menjadi serius seakan adanya kekerasan?

Saksi 1 (Risma) : Awalnya saya tidak ingin mempertanyakan hal tersebut kepada tetangga saya
itu secara langsung, tapi ada waktu kemarin saya pergi membeli sayur ke warung, saya bertemu dengan
korban di tempat yang sama. Saat itu saya berpapasan dengan korban, lalu saya melihat ada yang
membekas seperti pukulan gitu di bagian pipi nya. Mau saya tanyakan, tapi segan ah ga enakan.. Masa
banyak nanya, kepo sama orang lain. Jadi saya berpositif pikiran aja dulu, mana tau korban sebenarnya
cuma habis mukul nyamuk yang ada di pipinya itu. Tapi yaa saya mikir, masa iya mukul nyamuk bisa
sekeras itu sampai membekas pukulannya dipipinya.

PH.Terdakwa : Saudara Saya tanyakan lagi, apa benar saudara mendengarkan kerusuhan
ataupun keributan yang terjadi dirumah korban tidak terjadi hanya dalam sekali saja? Melainkan
beberapa kali kejadian?

Saksi 1 (Risma) : Benar Pak, lumayan sering saya mendengarkan keributan dirumah tetangga saya itu
pak.

PH.Terdakwa : Baiklah saudara, pertanyaan dari kami untuk sementara cukup Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Baik Silahkan Hakim Anggota I, pertanyaan untuk Saudara Saksi sekaligus
korban disini?

Hakim Anggota I : Terimakasih Pak Ketua, Saudara saksi apakah saudara sempat mencari
keterangan atau informasi kepada tetangga lain saudara terkait hal masalah yang saudara ketahui yang
di alami oleh korban?

Korban : Ya Pak hakim, saya sempat bertanya kepada tetangga saya, ternyata juga ada
tetangga saya yang lainnya juga ikut mengetahui hal tersebut pak hakim.

Hakim Anggota I : Baik Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : Silahkan Hakim Anggota II Apakah ada pertanyaan untuk Saudara Saksi?

Hakim Anggota II : Tidak, Saya Rasa Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah ada yang ingin di tanyakan lagi kepada
Saksi sekaligus korban disini?

JPU : Tidak ada yang mulia.

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi sekaligus korban dianggap cukup.

6
Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penutut Umum silahkan hadirkan Saksi berikutnya.

JPU : Baik Yang Mulia

Petugas Mohon Hadirkan Saksi II atas nama Gadiza ke Persidangan


Panitera: (Memanggil Saksi) Saksi atas nama Gadiza di persilahkan memasuki ruang Sidang.

Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi II : Ya Pak Hakim, saya sehat dan siap memberikan keterangan dalam persidangan
ini

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa(KTP)?

Saksi II : Iya bisa pak hakim

Panitera (Shafira): Kepada pihak polisi dimohoj unguk dapat membantu mengambilkan KTP dari milik
saksi 2 dan memberikannya kepada hakim ketua

Polisi (Ihsan): (maju menghampiri saksi 2, lalu mengambil KTP nya dan memberikan kartu identitasnya
ke Pak Hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas dari saudara dan
saya minta saudara menjawabnya dengan jelas

N a m a : Zamianti Gadiza Lubis

Tempat tanggal lahir : Medan, 13 September 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

U m u r : 33 Tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lingkar

Pekerjaan : Tukang Kredit Tupperware

Setelah Hakim ketua melihat, mengecek, dan menanyakan atas identitas dari saksi ke 2, selanjutnya KTP
tersebut di serahkan ke Panitera

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera) Baiklah sebelum
saudara memberikan keterangan di persidangan ini menurut UU, saudara harus disumpah atau berjanji,
untuk itu saudara bersedia disumpah atau berjanji?

7
Saksi II : Saya Bersumpah Bapak Hakim

Panitera : Kepada Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil tempat, saksi ke 2 dimohon


untuk berdiri

ROHANIAWAN : Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi dalam perkara
ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”, (silahkan duduk,
kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut, untuk itu
kami berharap saudara dapat meberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti saudara
memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara saksi mengerti ?

Saksi II : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Saudara Saksi, Apakah saudara kenal dengan Terdakwa?

Saksi II : Ya Pak Hakim,

Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara ada hubungan keluarga dengan Terdakwa?

Saksi II : Tidak, Pak Hakim.

Hakim Ketua : Saudara Saksi, Mengertikah saudara mengapa dimintai keterangan sebagai
saksi dipersidangan ini?

Saksi II : Mengerti Yang Mulia, Terkait kasus kekerasan dalam rumah tangga yang telah
dialami oleh tetangga saya itu yang mulia, yakni korban.

Hakim Ketua : Baik. Silahkan Penuntut Umum apakah ada pertanyaan yang akan diajukan
kepada saksi?

JPU : Ada Pak Hakim, Apakah benar saudara memiliki opini yang sama dengan
saksi ke 1 terkait hal yang kalian dengar maupun lihat dari kejadian keributan maupun kerusuhan yang
terjadi dirumah korban?

Saksi II : Awalnya saya berpikir sudah tau bahwa, mungkin memang adanya suatu hal
keributan dirumah korban karena ada masalah kecil ataupun besar dalam rumah tangga itu kan sudaj
hal yang wajar dan biasa pak

JPU : Namun apa bagian yang menjadikan saudara merasa menganggap masalah
keributan itu menjadi hal yang diseriuskan seperti pada sidang ini?

Saksi II : Waktu kemarin itu, korban ada sempat pernah mampir kerumah saya pak.
Karena dia mau membeli beberapa barang yang saya perjual belikan dirumah itu seperti Tupperware.
Nahh tapi yang menjadi perhatian saya terhadap korban pada saat itu adalah, saya melihat ada

8
beberapa bagian pada muka korban yang merah dan lebam seperti luka sehabis dipukul begitu pak. Tapi
saya sempat berani menanyakan nya kepada korban, walaupun sedikit ga enakan nanya hal yang
seperti itu, mungkin kan itu hal yang privasi pak kalau dalam rumah tangga. Tapi pas sudah saya
tanyakan, ternyata korban malah memberi tahukan nya kepada saya secara jujur dan menceritakan
semua hal yang terjadi dalam rumah tangganya kepada saya pak.. yaa tentu saya pada saat itu langsung
kaget dong pak, dan merasa syok setelah mendengarkan cerita yang disampaikan korban tentang
masalah yang ada dirumahnya itu pak.

JPU : Maka dari itu, saudara juga turut ingin menindak lajuti masalah ini agar tetangga saudara
itu mendapatkan perlakuan yang adil dalam rumah tangganya terhadap masalah yang telah di alami?

Saksi II : Yaiyalah pak, kasihan saya melihat tetangga saya itu.

JPU : Baik cukup Pak Hakim pertanyaan dari kami

Hakim Ketua : Baik saudara JPU, selanjutnya kepada saudara Penasehat Hukum Terdakwa apakah ada
yang perlu ditanyakan?

Penasehat Hukum : Ada, Pak Hakim, baik Saudara Saksi, Darimana anda mengetahui bahwa
terdakwa yang melakukan kekerasan terhadap istrinya?

Saksi II : Saya pernah lewat depan rumah korban pak, karena saya mau kerumah
tetangga saya, ibuk risma buat antar barang belanjaan tupperwarenya. Jadi pas sayaa lewat depan
rumahnya itu saya ada mendengar seperti suara pukul yang keras gitu pak. Berulang kali juga. Saya
mengira yang melakukannya itu adalah suami dari korban pak. Karena pada saat itu yang mungkin hanya
ada dirumah tersebut adalah korban bersama suami nya saja pak. Pagi pagi itu anak anak pada pergi
sekolah. Jadi mana mungkin ada orang lain selain korban dan suaminya saja yang dirumah itu pak.

Penasehat Hukum : Lalu bagimana dengan adanya barang bukti yang ditemukan di sekiran TKP? Bisakah
saudara menjelaskan bagaimana kronologi nya sedikit saja yang saudara ketahui?

Saksi II : Iya Pak, Ada waktu itu saya sore sore lagi nyapuin halaman depan rumah saya
pak. Terus saya melihat ada suaminya korban pergi Ke depan rumahnya. Lalu saya lihat suami korban
seperti ada membuang suatu kayu gitu pak ke tempat sampah mereka. Yaa lumayan besar tapi juga ga
terlalu kecil pak.

Penasehat Hukum : Darimana saudara mengetahui kalau barang bukti berupa kayu tersebut
menjadi alat yang dipergunakan oleh suami korban untuk melakukan kekerasan dan menganiaya korban
sebagai bentuk perlakuan kasus KDRTnya?

Saksi II : Saya bersama ibuk Risma, membicarakan hal tersebut waktu saya ada mampir
kerumahnya buk Risma. Sehingga kami mencurigai kalau suaminya lah yang sampai tega melakukan
kekerasan pada korban yang sampai mau menggunakan benda menyakitkan seperti itu pak

9
Penasehat Hukum : Apakah benar saudara terdakwa yang memang benar melakukan kekerasan
tersebut kepada istrinya?

Saksi II : Waduh, nah itu pak. Saya juga tidak terlalu yakin dan kurang tahu. Soalnya kan
yang namanya ada keributan dalam rumah tangga, biasanya itu dilakukan hanya didalam rumah masing
masing saja pak.

Penasihat Hukum : Berarti saudara saksi tidak sepenuhnya mengetahui hal apa aja yang
sebenarnya terjadi terhadap terdakwa atas perlakuan yang ia lakukan kepada istrinya kan?

Saksi II : Iya sih pak, bener juga.

Penasehat Hukum : Baik Pak Hakim, pertanyaan dari saya cukup.

Hakim Ketua : Selanjutnya pada Hakim Anggota I, apakah ada pertanyaan?

Hakim Anggota I : Ada pak hakim ketua. Terima kasih pak ketua. Saudara saksi, apakah saudara
melihat yang dialami korban tersebut seperti bekas pukulan dan luka yang lebam itu terjadi secara
sering, berkali kali, atau ganya cuma sekali

Saksi 2 (Gadiza) : Tidak pak kami. Hanya sekali itu saja.

Hakim Anggota 1 (melisa) : Baik, terima kasih atas informasinya saudara saksi

Hakim Ketua : Hakim Anggota II, apakah ada yang ingin di pertanyakan?

Hakim Anggota II : Ada, terimakasih Pak Ketua, Saudara saksi, apakah setelah adanya beberapa
kajadian yang dialami oleh korban tersebut, korban pernah ada sempat lagi menceritakan terkait
kekerasa yang dia dapatkan atas perlakuan dari suaminya itu kepada saudara saksi?

Saksi 2 (Gadiza) : Iya pak hakim ada. Malahan korban juga curhat ke saya sambil nangis gitu
pak.

Hakim Anggota II : Baik Cukup Yang Mulia. Terima kasih

Hakim Ketua : Kepada Jaksa penuntut umum, apakah ada yang ingin di tanyakan lagi kepada
Saksi?

JPU : Tidak ada Pak Hakim

Hakim Ketua : Baik Saudara saksi, apakah saudara saksi akan menambahkan keterangan
yang saudara ketahui lagi?

Saksi II : cukup Pak Hakim keterangan dari saya.

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi?

Terdakwa : Hmm, saya rasa ada yang tidak benar pak

10
Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan terima kasih.

(saksi kembali dan duduk ditempat yang semula)

(Pemeriksaan Keterangan Terdakwa)


Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, apakah saudara kenal dengan korban ?

Terdakwa : Kenal pak Hakim,

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apa benar saudara yang melakukan kekerasan terhadap
istri anda selaku korban secara terang terangan?

Terdakwa : Tidak ada pak hakim

Hakim ketua: Kenapa tidak? Lalu bagaimana dengan argumen yang kami dapatkan dari beberapa saksi
yang telah menyampaikannya?

Terdakwa : Sebenarnya saya berada dirumah bisa di bilang cukup jarang pak hakim. Karen saya ada
urusan kesibukan terkait dengan pekerjaan saya selaku wirausaha di luar kota. Nahh namun untuk
beberapa minggu yang lalu ini saya memang pulang dulu untuk sementara, jadi saya tentunya berada
dirumah saya sendiri pak hakim.

Hakim ketua: Baiklah, lalu bagaimana bisa dari argumen yang kami dapatkan menyatakan bahwa
saudara terdakwalah yang telah melakukan pemukulan terhadap istri saudara tersebut? sehingga istri
saudara mendapatkan perlakuan yang tidak sepatutnya dari saudara sendiri.

Terdakwa : Mohon maaf pak hakim. Mungkin disini ada beberapa kesalah pahaman yang diperoleh dari
beberapaa saksi sekalian. Karena saya merasa dari semua argumen yang saya dengar tidaklah
sepenuhnya benar pak hakim.

Hakim ketua: Mengapa demikian saudara? apa argumen yang dapat saudara jelaskan terlebih dahulu
kepada kami supaya kami juga dapat mempertimbangkannya dari kedua belah pihak yang saling
menyampaikan argumen masing².

Terdakwak : Seperti yang telah kita dengar tadi bersama, Bahwasanya saya pernah ada melakukan
pukulan dirumah saya itu tapi bukan terhadap istri saya. Melainkan saya sedang mebersihkan tempat
tidur dengan menggunakan pukulan rotan. Jadi mungkin kesannya memberikan efek suara pukulan,
yang kemudian terdengarlah sampai ke tetangga, namun salah perspektif. Kemudian, tidak lama
beberapa setelah hari itu, pukulan rotan milik saya itu rusak sehingga mengakibatkan pukulan rotan
saya itu menjadi patah. Tentunya saya ingin mengganti pukulan rotan yang baru. Tetapi pada hari
esoknya, saya berniat untuk membuat pukulan sapu yang baru, dengan menggunakan kayu

Berupa :

1 Buah Plat BM 1234 AB

11
Terdakwa : Ya, benar pak Hakim (sambil menganggukan kepala)

Hakim Ketua : Baik. kepada Jaksa Penuntut Umum, apakah ada yang ingin ditanyakan ?

JPU : (Ada Pak Hakim), Saudara Terdakwa, apakah benar saudara yang melakukan pencurian?

Terdakwa : Iya pak

JPU : Baik, saudara terdakwa apakah sebelumnya saudara merencanakan pencurian tersebut?

Terdakwa : Sebelumnya saya tidak berencana untuk melakukan pencurian tersebut, tetapi karena
saya melihat kondisi rumah yang sepi, saya langsung berniat untuk melakukan pencurian bersama
teman saya pak yang masih DPO pak.

JPU : Apakah saudara sebelumnya pernah melakukan pencurian sepeda motor ?

Terdakwa : Pernah pak, beberapa kali saya lupa.

JPU : Saudara coba jelaskan kronologis saat saudara melakukan pencurian


tersebut.

Terdakwa : Sebenarnya pada tengah malam sekitar jam 2 an saya diajak keluar oleh
teman saya wahyu tanpa tujuan hanya sekedar cari angin. Nah, lewat di depan rumah korban saya
melihat kondisi rumah yang sepi dan agak gelap, sehingga menimbulkan pikiran untuk mengambil
sepeda motor yang ada di dalam rumah, kemudian saya dan teman saya masuk dengan merusak
gembok pagar rumah terlebih dahulu, lalu mengeluarkan sepeda motor scoopy tersebut, lalu membobol
sepeda motor tesebut dengan menggunakan obeng agar bisa dikendarai.

JPU : Kemudian saudara apakan motor milik korban?

Terdakwa : Motornya telah dijual oleh teman saya wahyu dengan harga 4 juta rupiah.

JPU : Baik, Pak Hakim pertanyakan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Apakah saudara Penasehat Hukum, apakah ada pertanyaan yang ingin
diajukan untuk Terdakwa ?

JPU : (Ada Pak Hakim) terima kasih. Saudara Terdakwa saat anda dimintai keterangan
apakah anda sudah meberikan atau mengatakan semua keterangan dengan sejujur-jujurnya?

Terdakwa : Iya Pak. Saya sudah mengatakan semua dengan jujur dan terbuka.

JPU : Saudara terdakwa, apa saat anda memberi keterangan anda sudah mengakui semua perbuatan
anda?

JPU : Iya Pak, saya sudah mengakui melakukan pencurian itu dan menceritakan semua
kronologinya kepada petugas.

12
JPU : Berarti pada saat saudara melakukan pencurian itu, siapa yag mengajak pertama kali
melakukan tersebut?

Terdakwa : Rekan saya mengajak keluar dan saya disuruh menunggu didepan rumah
sedangkan rekan saya yang masuk untuk mengambil sepeda motor tersebut.

JPU : Saudara terdakwa apakah saudara mengetahui akibat hukum dari tindakan saudara?

Terdakwa : Iya, pak saya mengetahui.

JPU : Apakah saudara Terdakwa menyesal setelah melakukan pencurian itu?

Terdakwa : Iya Pak, saya sangat menyesal.

JPU : Baik, yang mulia pertanyaan dari kami cukup

Hakim Ketua : Baik Hakim Anggota I ada yang ingin ditanyakan?

Hakim Anggota I : Terimakasih Pak Ketua, Saudara terdakwa bagaimana situasi rumah korban
saat saudara pergi membawa sepeda motor milik korban?

Terdakwa : Saat itu masih belum ada tanda-tanda bahwa ada orang yang terganggu
atau terbangun dengan tindak pencurian yang saya lakukan bersama rekan saya

Hakim Anggota I : Baik Cukup yang mulia.

Hakim Ketua : Silahkan Hakim Anggota II ada yang perlu ditanyakan?

Hakim Anggota II : Terimakasih yang mulia, Saudara terdakwa tadi anda mengatakan bahwa
sepeda motor milik korban telah dijual dengan harga 4 juta rupiah, lantas saudara mendapatkan berapa
rupiah bagian dari penjualan tersebut?

Terdakwa : Saya mendapat 2 juta dari teman saya pak hakim.

Hakim Anggota II : Baik Cukup yang mulia.

Hakim Ketua : Kepada JPU apakah ada yang ingin di tanyakan lagi kepada Terdakwa?

JPU : Tidak ada lagi Pak Hakim

(Pembacaan Putusan)

Hakim Ketua : setelah beberapa lama proses persidangan dilakukan saatnya adalah
pembacaan putusan Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, diberitahukan bahwa acara persidangan pada hari ini
adalah pembacaan putusan pengadilan.

Hakim Ketua : Apakah Saudara Terdakwa sudah siap mendengar putusan sidang hari ini?

13
Terdakwa : Ya, sudah siap Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, dengan demikian pemeriksaan perkara pidana Peradilan Semu
dengan Nomor Reg : 1777Pid.B/2017/PN Pekanbaru, atas nama Terdakwa YOSEL telah melakukan pasal
362 KUHP tentang pencurian dengan hukuman penjara selama 5 tahun.

(Ketua Majelis membacakan putusan sebagaimana terlampir, dan apabila selesai membaca putusan
Majelis Hakim mengetuk Palu 1 kali)

Hakim Ketua : Baik demikian putusan Majelis Hakim, Diberitahukan bahwa apabila keberatan
dengan keputusan ini, dapat mengajukan upaya Banding selambat-lambatnya 14 hari sejak putusan ini
di bacakan.

Hakim Ketua : Kepada Terdakwa apakah saudara mengerti dengan putusan ini?

Terdakwa : Saya mengerti pak hakim.

Hakim Ketua : Saudara penasihat hukum siap membantu apabila terdakwa akan mengajukan
banding.

PH Terdakwa : Baik pak hakim.

Hakim Ketua : ( Setelah dibacakan putusan ) Baiklah, dengan berakhirnya pembacaan putusan perkara
pidana Peradilan Semu dengan Nomor Reg : 1777Pid.B/2017/PN Pekanbaru, atas nama Terdakwa YOSEL
dinyatakan selesai dan sidang ini kami nyatakan di tutup (ketuk palu 3 kali)

14

Anda mungkin juga menyukai