Anda di halaman 1dari 11

Anggota Kelompok 4 :

1. Muhammad Dzikry Aulia, sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) 1


2. Nara Aninda Agil, sebagai Terdakwa
3. Muhammad Dafiq Syawqi A. sebagai Hakim Ketua
4. Reza Dwi Putra W. sebagai Hakim Anggota 1
5. Sami Muhammad sebagai Saksi Korban
6. Salsabila sebagai Saksi Ahli
7. Muhammad Dzakwan Hady sebagai Panitera
8. Kheisya Nabila Savaira sebagai Hakim Anggota 2
9. Arlita Andriana Pratiwi sebagai Pengacara

Naskah Persidangan Kasus Pembunuhan Berencana

Panitera : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sidang pengadilan negeri Kota


Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana kasus
pembunuhan pada tingkat pertama dengan saudara terdakwa NA, akan dilaksanakan
pada pagi hari ini, Rabu 31 feberuari 2024.
Untuk itu, diingatkan kepada seluruh peserta sidang untuk menonaktifkan seluruh
alat komunikasi dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
persidangan.
Demi lancarnya acara persidangan, marilah kita berdoa menurut kepercayaan
masing-masing. Berdoa dipersilahkan.
(Berdoa sejenak)
Panitera : Hadirin dimohon berdiri, majelis hakim dipersilahkan untuk masuk.
(Para hakim memasuki ruang sidang kemudian duduk di tempat yang disediakan, hadirin tetap
berdiri)
Panitera : Hadirin dipersilahkan duduk kembali.
(Para hadirin duduk, panitera menyerahkan berita acara kepada majelis hakim)
Panitera : Majelis hakim dipersilahkan.
Hakim Ketua : Sidang pengadilan Kota Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-
pekara pidana kasus pembunuhan pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan
saudari NA pada hari Rabu (31 feberuari 2024) dinyatakan dibuka untuk umum.

(Hakim ketua mengetuk palu tiga kali)


Hakim Ketua : Kepada saudara jaksa penuntut umum dipersilahkan untuk menghadirkan
saudari terdakwa ke ruang sidang.
JPU : Kepada saudari terdakwa dipersilahkan masuk ke ruang persidangan.
(Terdakwa datang ke ruang persidangan, kemudian duduk)
Hakim Ketua : Baik, saya akan menanyakan identitas saudari yang sebagaimana telah
tercantum dalam berita acara pemeriksaan.
Nama : Nara Aninda
Tempat/Tanggal Lahir
: 21 Agustus 2003
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Diponegoro
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Apakah identitas yang tercantum dalam berita acara pemeriksaan ini benar
milik saudari?
Terdakwa : Benar, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Saudari terdakwa, apakah saudari dalam keadaan sehat baik jasmani maupun
rohani, dan siap mengikuti persidangan ini?
Terdakwa : Iya, saya dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan saya siap mengikuti
persidangan ini, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Dalam kasus ini, apakah terdakwa didampingi oleh kuasa hukum?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia.
Pengacara : (Berdiri) Benar, Yang Mulia. (Duduk)
Hakim Ketua : Mohon perlihatkan surat kuasa dan surat pengacara.
(Pengacara menyerahkan surat tersebut kepada majelis hakim dan JPU)
Hakim Ketua : Untuk saat ini perkara akan dipersidangkan di pengadilan negeri dan segala
sesuatu perkataan yang ada di dalam persidangan mohon untuk didengarkan
dengan baik.
Panitera : Selanjutnya, hakim agung memerintahkan kepada jaksa penuntut umum untuk
membacakan dakwa.
Hakim Ketua : Kepada saudara jaksa penuntut umum, apakah sudah siap membacakan
dakwaannya?
JPU : Sudah siap, majelis hakim yang terhormat.
Hakim Ketua : Baik, silahkan dibacakan saudara jaksa penuntut umum.
(Jaksa penuntut umum membacakan dakwaannya)
Hakim Ketua : Baik, saudara penasihat hukum terdakwa. Apakah saudari mengerti dengan
dakwaan yang dibacakan saudara jaksa penuntut umum?
Pengacara : Mengerti, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudari akan mengajukan eksepsi?
Pengacara : Iya, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baik. Kepada saudari dipersilahkan.
Pengacara : Terima kasih, Yang Mulia. Baik, saudari Nara Aninda tidak mungkin melakukan
tindak pidana pembunuhan berencana yang memakan korban. Saudari Nara Aninda
dikenal sebagai pribadi yang baik dan taat oleh keluarga dan teman-temannya.
Saudari Nara Aninda adalah pribadi yang sangat mementingkan pendidikannya,
saudari Nara Aninda hanya berfokus terhadap persiapan untuk mencalonkan diri
menjadi Ketua BEM di kampusnya.
Hakim Ketua : Bagaimana saudara jaksa penuntut umum? Apakah ada tambahan tuntutan?
JPU : Ada, Yang Mulia. Meskipun saudari penasehat hukum terdakwa menyatakan bahwa
saudari Nara Aninda adalah pribadi yang baik, taat, dan memprioritaskan
pendidikannya, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa saudari Nara Aninda
melakukan tindak pidana pembunuhan berencana. Dan kami memiliki barang bukti
serta saksi-saksi yang memperkuat tuntutan kami, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudara jaksa penuntut umum telah siap untuk menghadirkan barang
bukti dan saksi-saksi ke persidangan?
JPU : Majelis hakim yang terhormat, kami telah siap untuk mengajukan barang bukti dan saksi-
saksi untuk sidang tindak pidana ini.
Hakim Ketua : Saudara terdakwa dipersilahkan untuk duduk di samping penasehat hukumnya.
(Terdakwa duduk di samping penasehat hukumnya)
Hakim Ketua : Berapa banyak saksi yang dibawa oleh saudara jaksa penuntut umum?
JPU : Kami menghadirkan dua orang saksi dalam persidangan ini, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Silahkan dihadirkan saksi pertamanya.
JPU : Yang terhormat panitera, mohon hadirkan saksi pertama atas nama Salsabila
Panitera : Saksi atas nama Salsabila dipersilahkan memasuki ruangan persidangan.
(Saksi 1 memasuki ruang persidangan, kemudian duduk di tempat yang sudah ditentukan).
Hakim Anggota 1 : Saudara jaksa penuntut umum, saksi di sini sebagai saksi apa?
JPU : Saksi ini merupakan dokter forensik yang menemukan fakta-fakta tentang kematian
korban dengan inisial DI.
Hakim Anggota 1 : Baik. Sebelumnya, apakah saudari saksi dalam keadaan sehat, baik jasmani
maupun rohani, dan siap untuk memberikan keterangan yang sejujur-
jujurnya untuk persidangan ini?
Saksi Ahli : Saya dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani, dan saya siap untuk
memberikan keterangan sejujur-jujurnya yang diperlukan dalam persidangan ini,
Yang Mulia Hakim.
Hakim Anggota 1 : Saya akan menanyakan identitas saudari sebagaimana terdapat dalam berita
acara pemeriksaan dan diharapkan saudari menjawabnya dengan jelas.
Nama : Salsabila
Tempat/Tanggal Lahir : 31 Desember
1985
Usia : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Delima
Agama : Islam
Pekerjaan : Dokter Forensik
Apakah benar identitas ini milik saudari saksi?
Saksi Ahli : Identitas tersebut benar merupakan identitas saya, Yang Mulia.
Hakim Anggota 1 : Sebelum saudari saksi memberikan keterangan di persidangan ini, menurut
Undang-Undang, saudari harus bersumpah dan berjanji terlebih dahulu akan
memberikan keterangan yang jujur selama persidangan. Apakah saudari
bersedia untuk bersumpah dan berjanji?
Saksi Ahli : Saya bersedia untuk disumpah, Yang Mulia.
Hakim Anggota 1 : Saudari, mohon ikuti saya. Saya berjanji, bahwa saya sebagai saksi dalam
perkara ini akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya
Hakim Anggota 1 : Saudari saksi telah berjanji menurut agama yang saudari anut. Untuk itu
saudari dapat memberikan keterangan yang benar karena apabila saudari
terbukti memberi keterangan palsu maka saudari dapat diancam dengan
tindak pidana selama-lamanya 7 tahun sebagai mana di atur dalam Pasal 242
KUHP, apakah saudari saksi mengerti?

Saksi 1 : Mengerti, Yang Mulia.


Hakim Ketua : Apakah saudari mengenal dengan saudari terdakwa Nara Aninda?
Saksi 1 : Tidak, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Saudari saksi apakah mengetahui terkait perkara apa saudari diperiksa dalam
persidangan ini?
Saksi 1 : Saya mengetahui terkait perkara apa sehingga saya diperiksa dalam persidangan ini.
Hakim Ketua : Bagaimana saudari mengetahui bahwa terdapat kekerasan dalam kematian para
korban?
Saksi 1 : Pada korban terdapat tikaman pada bagian perut , retak pada tulang bagian belakang
kepala dan bekas luka akibat hantaman benda tumpul.
Hakim Ketua : Terima kasih atas kesaksiannya. Silakan kepada jaksa penuntut umum untuk
menyerahkan barang bukti ke majelis hakim.
(Barang bukti dibawa oleh JPU ke meja hakim)
Hakim Ketua : Apakah benar ini merupakan hasil autopsi dari para korban?
Saksi 1 : Benar, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Silakan kepada saudara jaksa penuntut umum untuk mengajukan pertanyaan
kepada saudari saksi.
JPU : Terima kasih Yang Mulia. Saudari saksi, apa benar luka tikaman pada pada perut adalah
hasil benda tajam?
Saksi 1 : Benar. Luka tersebut merupakan hasil tikaman, pada umumnya ini akibat sayatan
benda tajam.
JPU : Saudari saksi, apa benar tulang retak dan bekas luka yang dialami oleh korban akibat
hasil hantaman benda tumpul?
Saksi 1 : Benar. Retakan tersebut merupakan hasil hantaman benda tumpul, namun tidak dapat
dipastikan apakah itu merupakan akibat dari tekanan yang diberikan seseorang.
Namun, pada umumnya ini akibat tekanan yang kuat.
Hakim Ketua : Kepada penasihat hukum terdakwa, apakah ada yang ingin dipertanyakan?
Pengacara : Ada, Yang Mulia. Saudari Saksi, menurut hasil reka ulang kejadian di tempat
perkara, kami beserta tim kami menemukan fakta, bahwa terdakwa menikam perut
korban karena menemukan korban telah merenggang nyawa. Hasil forensik kami
menemukan bekas luka dibagian perut, tetapi tidak terdapat sidik jari pada tubuh
korban, Apakah hal tersebut dapat membuktikan bahwa saudari Nara Aninda yang
membunuh korban?
Saksi 1 : Tentu, hal ini sangat rasional. Bisa saja terdakwa memiliki motif dendam, sehingga
terdakwa memiliki keinginan untuk membunuh korban
Pengacara : Baik, pertanyaan dari kami sementara ini sudah cukup, Yang Mulia Hakim.
Hakim Ketua : Hakim 1, apakah ada yang ingin ditanyakan kepada saksi?
Hakim Anggota 1 : Untuk saat ini belum ada yang ingin ditanyakan, Yang Mulia.

Hakim Ketua : Hakim 2, apakah ada yang ingin ditanyakan kepada saksi?
Hakim Anggota 2 : Untuk saat ini belum ada yang ingin ditanyakan yang mulia.
Hakim Ketua : Baik. Apakah penuntut umum ada yang ingin ditanyakan kembali?
JPU 1 : Tidak ada, Yang Mulia
Hakim Ketua : Keterangan dari saksi dianggap sudah cukup, dan kami ucapkan terima kasih.
Apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudari
saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silakan saudari
saksi dapat menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap
dengan saksi atau ahli lainnya.
Saksi 1 : Baik, Yang Mulia
Hakim Ketua : Kepada Penuntut Umum, silakan hadirkan saksi berikutnya.
Panitera : Saksi atas nama Sami Muhammad dipersilakan masuk ke dalam ruang sidang.
(Saksi memasuki ruang sidang dan duduk di tempat yang sudah ditentukan)
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan ini?
Saksi 2: Saya sehat jasmani dan rohani, serta saya bersedia untuk memberikan keterangan
dalam persidangan ini, Yang Mulia.
Hakim Ketua: Sebelumnya, apakah saudara dapat melihatkan kepada kami kartu identitas
saudara?
Saksi 2: (Melihatkan kartu identitas kepada hakim)
Hakim Ketua: Pertama-tama, saya akan menanyakan identitas saudara dan saya meminta
jawaban saudara untuk menjawab dengan jelas.
Nama: Sami Muhammad
Tanggal lahir: 09 Juli 1995 Jenis
kelamin: Laki-Laki Usia: 28
tahun
Agama: Islam
Alamat: Jalan Paus
Pekerjaan: Mekanik
Apakah benar identitas ini milik
saudari saksi?
Saksi 2 : Benar, itu adalah identitas saya, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini, menurut
undang-undang saudara harus bersumpah atau berjanji terlebih dahulu untuk itu
saudara bersedia disumpah atau berjanji?
Saksi 2 : Saya bersedia, Yang Mulia.
Hakim Anggota 2 : Saudara, mohon ikuti saya. ”Saya berjanji bahwa saya sebagai saksi dalam
perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari
yang sebenarnya”.
Hakim Anggota 2 : Saudara saksi telah berjanji menurut agama yang saudari anut, untuk itu
kami berharap saudari dapat memberikan keterangan yang benar, karena
apabila terbukti saudari memberikan keterangan palsu, maka saudari dapat
diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun, sebagaimana diatur
Pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi mengerti?

Saksi 2 : Ya, saya mengerti, Yang Mulia.


Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara mengerti mengapa saudara dimintai keterangan
dalam sidang kali ini?
Saksi 2 : Saya mengerti, Yang Mulia. Sidang ini merupakan sidang kasus pembunuhan yang
dilakukan di tempat saya bekerja, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baik. kepada penasehat hukum terdakwa, apakah ada yang ingin ditanyakan ke
pada saksi?
Pengacara : Ada yang ingin kami tanyakan pada saksi, Yang Mulia. Saudara saksi,
bagaimana hubungan antara saudara saksi dan terdakwa?
Saksi 2 : Saya dan terdakwa tidak memiliki hubungan keluarga, saya hanya tukang servis AC di
kosan terdakwa.
Pengacara : Saudara saksi apakah menemukan sesuatu hal yang ganjil dari korban beberapa hari
sebelum kejadian?
Saksi 2 : Tidak tau, saya hanya melihat kejadian tersebut di TKP
Pengacara : Terima kasih atas jawabannya. Saya kira hanya itu pertanyaan dari kami, Yang
Mulia.
Hakim Ketua : Baik. Selanjutnya ke pada saudara jaksa penuntut umum, apakah ada yang
ingin ditanyakan?
JPU 1 : Tidak ada yang mulia, saya rasa sudah cukup.
Hakim Ketua : Silakan ke pada Hakim anggota 1, apakah ada yang ingin ditanyakan?
Hakim Anggota 1 : Tidak, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Apakah ada yang ingin ditanyakan oleh Hakim anggota 2?
Hakim Anggota 2 : Terima kasih, Yang Mulia. apakah ada keterangan yang dapat memperkuat
dakwaan bahwa saudari terdakwa Nara aninda terbukti melakukan tindakah
pembunuhan?
Saksi 2 : Ada, Yang Mulia. Pada hari dimana korban dibunuh, saya ditugaskan untuk
memperbaiki ac di kamar kosan dekat TKP. Pada saat saya memperbaiki saya
mendengar suara jeritan korban dan suara keras dari hantaman benda tumpul. Saya
bergegas untuk mengecek dan sempat melihat terdakwa berlari menuju mobilnya. Lalu
saya menuju kamar kosan korban dan menemukan korban sudah tewas dengan luka
tikaman di perut dan bekas luka akibat hantaman benda tumpul. Itu bukanlah suatu
kebetulan, Yang Mulia.

Hakim Anggota 2 : Terima kasih. Hanya itu pertanyaan saya.


Hakim Ketua : Baik. Keterangan dari saksi dianggap sudah cukup, dan kami ucapkan terima
kasih. Apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap
saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silakan
saudara saksi dapat menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-
cakap dengan saksi atau ahli lainnya.
Hakim Ketua: Baiklah, selanjutnya kami akan melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa.
Apakah saudari dalam keadaan sehat jasmani dan rohani untuk memberikan
keterangan dalam sidang kali ini?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Apakah saudari mengenal korban?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baik, kepada penuntut umum dipersilakan untuk memberi pertanyaan ke pada.
JPU : Terima kasih, Yang Mulia.
JPU : Apakah saudari melihat korban sering melukai diri sendiri?
Terdakwa: Tidak, Yang Mulia.
JPU : Apakah saudari melihat secara langsung korban membunuh dirinya sendiri?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia.
JPU : Apa yang saudari lakukan di kosan saat korban ditemukan?
Terdakwa : Berkunjung ke tempat teman saya di kosan yang sama, Yang Mulia
JPU : Baik Yang Mulia, pertanyaan dari kami cukup sampai di sini.
Hakim Ketua : Apakah saudari penasihat hukum terdakwa memiliki pertanyaan untuk diajukan
kepada terdakwa?
Pengacara : Ada, Yang Mulia.
Pengacara : Apakah pada saat kejadian saudari hanya berdua dengan korban?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia.
Pengacara : Apakah korban sering menjauhi diri dari saudari?
Terdakwa : Tidak, Yang Mulia.
Pengacara : Apakah saudari telah menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya?
Terdakwa: Iya, Yang Mulia.
Pengacara : Kami rasa, pertanyaan dari kami hanya sampai di sini.
Hakim Ketua : Baik, kepada hakim 1 ada yang ingin ditanyakan?
Hakim Anggota 1 : Tidak ada, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Bagaimana hakim 2?
Hakim Anggota 2 : Ada, Yang Mulia. Apakah pada saat kejadian saudari ada melakukan upaya
untuk menyelamatkan nyawa korban?
Terdakwa : (Pura-pura menangis) Iya, Yang Mulia.
Hakim Anggota 2 : Baik Yang Mulia. Hanya itu pertanyaan dari saya.
Hakim Ketua : Baiklah. Jika tidak ada pertanyaan lagi, apakah penuntut umum telah siap untuk
membacakan tuntutannya?
JPU : Kami siap Yang Mulia.
JPU : Dalam kasus ini, saudari Nara Aninda dituntut dengan Pasal 340 KUHP yang berbunyi
“Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun”. Sehingga
saudari Nara Aninda dituntut dengan pidana 20 tahun penjara.
JPU : Saudari Nara Aninda kami tuntut atas tindak pidana pembunuhan berencana dengan
bukti-bukti yang didapatkan dari hasil autopsi ketiga korban sebagai berikut:
1. Luka tikaman pada bagian perut
2. Retak tulang belakang tengkorak
3. Bekas luka akibat benda tumpul
Hal tersebut merupakan bukti bahwasannya saudari Nara Aninda melakukan tindak
kekerasan dengan tujuan menghabisi nyawa korban secara berencana.
Hakim Ketua : Terima kasih. Kepada penasihat hukum terdakwa dipersilakan memberikan
tanggapan.
Pengacara : Atas dasar pemberian vonis terhadap terdakwa, maka kami tidak akan memberikan
pembelaan apa pun, melainkan menginginkan agar Yang Mulia dapat berlaku
seadil-adilnya.
Hakim Ketua : Baik, terima kasih. Mohon kepada seluruh hadirin persidangan ini untuk tetap
berada dalam ruang persidangan karena sebentar lagi akan pembacaan tuntutan.
(Pura-pura berdiskusi)
Hakim Ketua : Apakah penasihat hukum serta terdakwa siap untuk mendengarkan pembacaan
putusan dalam sidang ini?
Pengacara : Siap, Yang Mulia.
(Hakim ketua membaca putusan majelis hakim)
Hakim Ketua : Berdasarkan catatan sidang tadi, maka sekarang adalah pembacaan keputusan
sebagai berikut:
Mengadili

1. Menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana pembunuhan berencana
2. Menghukum terdakwa oleh karna itu dengan hukuman penjara selama 17 tahun

3. Menyatakan lamanya terdakwa dalam tahanan di kurangkan seluruh nya dari pidana yang di
jatuhkan.
4. Menyatakan terdakwa tetap dalam tahanan

5. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar RP.10.000.

Demikian di putuskan dalam musyawarah majelis hakim pada hari Rabu tanggal (…) dibacakan
dalam persidangan ini oleh kami, saya Muhammad Dafiq Syawqi S.H M.H sebagai hakim
ketua Reza Dwiputra S.H M.H sebagai Hakim Anggota, dan Kheisya Nabila Savaira S.H
M.H sebagai hakim anggota di bantu oleh Muhammad Dzakwan Hady S.H M.H sebagai
panitera pada Pengadilan Negeri Pekanbaru di hadiri oleh Muhammad Dzikry Aulia S.H M.H
sebagai jaksa penuntut umum pada kejaksaan negeri pekanbaru, Terdakwa Nara Aninda Agil di
dampingi oleh Arlita Andriana Pratiwi S.H M.H sebagai Penasihat Hukum Terdakwa.
Hakim Ketua : Baik, demikian putusan majelis hakim, diberitahukan bahwa apabila keberatan
dengan keputusan ini, dapat mengajukan upaya banding selambat-lambatnya 14
hari sejak putusan ini dibacakan.
Kepada terdakwa apakah saudari mengerti dengan putusan ini?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baiklah, dengan demikian pemeriksaan perkara pidana peradilan dengan nomor
registrasi 221/pidana umum/2023/PN XI 3 atas nama terdakwa Nara Adinda
dinyatakan selesai dan sidang ini kami nyatakan ditutup. (ketuk palu 3 kali)

Anda mungkin juga menyukai