Anda di halaman 1dari 10

SKENARIO PERSIDANGAN

KASUS PENGANIAYAAN BERENCANA SENJA

1. Penuntut Umum, Penasehat Hukum, Panitera Pengganti dan Rohaniawan memasuki


ruang sidang dan duduk di tempatnya masing-masing.
2. Tempat duduk Jaksa Penutut Umum di sebelah kanan, Penasehat hukum di sebelah kiri,
sedangkan petugas sumpah (rohaniawan duduk di sebelah kiri Yang Mulia hakim)
3. Petugas pengadilan berbicara
4. Yang Mulia hakim memasuki ruang sidang, Panitera memerintahkan hadirin/pengunjung
untuk berdiri, setelah Yang Mulia hakim duduk,hadirin diminta duduk kembali

Panitera : Assalamualaikum wr.wb


Selamat pagi pada hari ini akan dilaksanakan sidang pidana kasus penganiayaan seorang
karyawati di PT Maju bersama oleh rekan kerjamya Sebelum sidang dimulai saya akan
membacakan tata tertib persidangan terlebih dahulu.
pembacaan tata tertib persidangan :
1. Sebelum sidang dimulai, panitera, penuntut umum, penasihat hukum dan pengunjung
sidang duduk di tempatnya masing – masing.

2. Dalam ruang sidang siapapun wajib menunjukkan sikap hormat kepada pengadilan.

3. Selama sidang berlangsung, pengunjung sidang harus duduk dengan sopan dan tertib di
tempat masing – masing: memberi hormat pada hakim, apabila ke luar dan masuk ruang
sidang, dan memelihara ketertiban dalam sidang.

4. Pengambilan foto, rekaman suara, atau rekaman TV, harus meminta izin kepada Hakim
Ketua sidang.

5. Pengunjung sidang dilarang makan, minum, merokok, membaca koran, atau melakukan
tindakan yang dapat mengganggu jalannya persidangan.

6. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh hakim ketua sidang untuk memelihara tata tertib
persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat.
7. Di dalam ruang sidang, siapapun dilarang membawa senjata api, senjata tajam, bahan
peledak, atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan sidang dan siapa
yang membawanya wajib menitipkan di tempat yang khusus disediakan untuk itu.

Panitera : Pembacaan tata tertib persidangan selesai. Yang Mulia hakim memasuki ruang
sidang, hadirin dimohon untuk berdiri (PU &PH berdiri)(Yang Mulia hakim
masuk, hakim ketua yang paling depan). Hadirin dipersilakan duduk kembali.

Hakim Ketua :Sebelum persidangan dimulai harap menonaktifkan segala bentuk alat
komunikasi dan dimohon untuk bersikap sopan dan tertib, marilah kita
berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. berdoa
mulai...selesai. Panitera dan rohaniawan siap? Penuntut Umum dan
Penasehat Hukum siap?
Sidang Pengadilan Negeri IBLAM yang memeriksa dan mengadili
perkara pidana Nomor 23/Pid.B/2023.IBLAM, atas nama Terdakwa
Claudia pada hari ini Minggu, tanggal 2 desember 2023 dengan ini
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum” (tok 3x)

Hakim Ketua :Saudara Penuntut Umum apakah saudara sudah siap untuk menghadirkan
terdakwa kedalam persidangan?
PU : Kami sudah siap, Yang Mulia. Kepada petugas diperintahkan untuk
menghadirkan terdakwa kedalam ruang persidangan!
Petugas : Siap…(mengiring terdakwa masuk ruang sidang).Terdakwa sudah siap,
Yang Mulia!
Hakim ketua : Terima kasih. Selamat Pagi Saudara dan saudari Terdakwa, hari ini akan
diperiksa sehubungan dengan tindak pidana yang didakwakan apakah
Saudara sudah siap?
Terdakwa : siap Yang Mulia
Hakim ketua :Apakah saudara dan saudari dalam keadaan sehat jasmani maupun
rohani?
Terdakwa : iya Yang Mulia
Hakim Ketua : Saudara Saudari terdakwa, hari ini akan dimulai pemeriksaan terhadap
perkara pidana saudara, akan tetapi sebelumnya Yang Mulia hakim ingin
mengetahui identitas saudari terlebih dahulu.

Tergugat Nama : Claudia


TTL : Jakarta, 11 november 1998
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Kemang raya no 25 jakarta selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan : S1
Hakim ketua : Saudara saudari Terdakwa, saudara oleh penunutut umum di dakwa
melakukan tindak pidana penganiayaan Pasal 353 KUHP Pasal 354
KUHP, apakah saat ini saudara/i di dampingi oleh penasehat hukum
saudara?
Terdakwa : Ya, Yang Mulia.
Hakim ketua : Saudara Penasehat Hukum, apakah Saudara sudah menerima surat kuasa
dari Terdakwa untuk bertindak sebagai Penasehat Hukum terdakwa?
PH (Krisna) : Sudah Yang Mulia.
Hakim ketua : Silakan maju untuk menunjukan surat kuasa beserta surat izin beracara
saudara. Saudara Penuntut umum silahkan maju untuk memeriksa surat
kuasa beserta surat ijin beracara penasehat hukum!
PH (Krisna) : Baik, Yang Mulia (PH dan PU maju).
Hakim ketua : Baik, saudara/i penuntut umum dan penasehat hukum dipersilahkan
untuk duduk kembali.
Saudara Terdakwa, guna memperlancar jalannya persidangan, Yang Mulia
hakim memerintahkan Saudara Untuk memberikan keterangan dengan
jelas dan lengkap, serta tidak berbelit-belit, apakah Saudara bersedia ?
Terdakwa : Bersedia, Yang Mulia.
Hakim ketua :Saudari penuntut umum, apakah saudari sudah siap dengan surat dakwaan
saudara?
JPU : Siap Yang Mulia.
Hakim ketua :Silakan dibacakan.
JPU : baik Yang Mulia(Surat dakwaan dibacakan). cukup Yang Mulia.
Hakim ketua : saudari terdakwa, apakah saudari sudah mengerti isi surat dakwaan yang
telah dibacakan oleh penuntut umum?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia.
Hakim ketua : saudari terdakwa, apakah saudara akan mengajukan nota keberatan
terhadap surat dakwaan penuntut umum?
Terdakwa : Saya serahkah kepada penasehat hukum saya Yang Mulia.
Hakim Yang Mulia : Bagaimana penasehat hukum ?
PH (Apriya,dkk) : Kami tidak mengajukan keberatan Yang Mulia.
Hakim Yang Mulia : karena terdakwa tidak mengajukan nota keberatan, maka sidang
dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi-saksi. Apakah saudara PU akan
mengajukan saksi-saksi atau ahli di dalam persidangan?
JPU : iya Yang Mulia, kami telah siap dengan alat bukti kami, Yang Mulia,
disini kami akan menghadirkan 2 orang saksi yaitu, Saksi Fitri dan
Shaccha.
Hakim ketua : Saudara Terdakwa silakan menempatkan diri disamping Penasehat
Hukum Saudara!
Terdakwa : baik Yang Mulia…(pindah tempat)
Hakim ketua : Saudara Penuntut Umum silakan menghadirkan saksi yang pertama
ke dalam persidangan!
JPU : baik Yang Mulia. kepada petugas kejaksaan diperintahkan untuk
menghadirkan saksi hengki ke dalam ruang persidangan.
Petugas Kejaksaan : siap….(memanggil saksi)
saksi Hengki sudah siap, Yang Mulia!
Hakim Ketua :terimakasih…Selamat Pagi Saudara saksi, hari ini sdr akan
diperiksa terkait dengan tindak pidana yang didakwakan pada
terdakwa Claudia apakah sdr bersedia?
Saksi (Shaccha) : bersedia, Yang Mulia
Hakim Ketua : Sebelum Saudara memberikan keterangan, Yang Mulia hakim ingin
mengetahui identitas Saudara
Nama : Hengki
Umur : 33 tahun
Tempat tinggal : Bandung,10 desember 1990
Kebangsaan : Indonesia
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : s1
Pekerjaan : karyawan swasta
Hakim Ketua : sebelum saudara memberikan keterangan, maka saudara akan disumpah
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan saudara,apakah
saudara bersedia?
Saksi : Saya bersedia, Yang Mulia.
Hakim Ketua : kepada rohaniawan diperintahkan untuk menempatkan diri. Dan kepada
saksi silahkan berdiri. Silahkan hakim anggota 1.
Hakim Ketua : Saudari saksi silakan berdiri, tirukan lafal sumpah yang saya
ucapkan,“DEMI PKN, SAYA BERSUMPAH SAYA AKAN
MENERANGKAN DENGAN SEBENARNYA DAN TIADA LAIN
DARIPADA YANG SEBENARNYA”(saksi mengikuti)
Hakim Ketua : silakan duduk kembali!
Hakim Ketua : Saudari saksi telah disumpah, maka saudari wajib memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya tentang apa yang saudari lihat, dengar
atau alami sendiri dan jangan sekali-kali memberikan keterangan yang
palsu karena saudari dapat diancam dengan sanksi pidana, saudari
mengerti?
Saksi : Saya mengerti, Yang Mulia
Hakim Ketua :Apakah saudari dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani?
Saksi : Sehat Yang Mulia
Hakim Ketua :Apakah saudari mengerti dan dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar?
Saksi : iya
Hakim Ketua :Apakah saudari dapat mengikuti jalannya persidangan pada hari ini?”
Saksi : Dapat Yang Mulia
(SAKSI SHACCHA)
Hakim Ketua : Apakah saudara mengenal terdakwa?
(Shaccha) : iya Yang Mulia
Hakim Ketua : Apakah saudara memiliki hubungan darah atau hubungan pekerjaan
dengan terdakwa?
(Shaccha) : Hanya hubungan pekerjaan Yang Mulia
Hakim Ketua :Apakah saudara mengenal Penuntut Umum?
(Shaccha) : Tidak Yang Mulia
Hakim Ketua : Apakah saudara mengenal Penasehat Hukum?
(Shaccha) : Tidak Yang Mulia
Hakim Ketua : Apakah saudara mengenal kami selaku Yang Mulia hakim dan panitera?
(shacca) : tidak, Yang mulia
Saudara saksi silahkan maju kedepan untuk melihat BAP saudara?
(Shaccha) : (maju ke depan)
Hakim Ketua : Apa benar ini isi BAP saudara?
(Shaccha) : benar Yang Mulia
Hakim ketua : apa benar ini tanda tangan saudara?
(Shaccha) : benar yang Mulia
Hakim ketua : Apakah seluruh BAP ini benar atau ada yg saudara sangkal?
(Shaccha) : tidak Yang Mulia
Hakim Ketua : apakah saudara mengerti alasan mengapa dipanggil ke persidangan?
(Shaccha) : iya Yang Mulia, di sini saya dipanggil sebagai saksi atas kasus
penganiayaan berencana kepada Senja
Hakim : Sudah berapa lama anda bekerja dengan Claudia ?
Shaccha : Sejak 3th, yang mulia
Hakim : Apakah serinhg senja disiksa oleh terdakwa?
Shaccha : Tidak, senja di siksa sejak terjadi perselisihan dengan claudia, yang
mulia
Hakim : Apa yang anda lakukan saat korban dianiaya?
Shaccha : Saya hanya diam yang mulia
Hakim : Baiklah, JPU apakah ada yang ingin saudara tanyakan?
JPU : Ada, Yang mulia saya akan mengajukan beberapa pertanyaan
Hakim : silahkan
JPU : Apakah anda berada di TKP saat kejadian berlangsung?
Shaccha : Benar, saya ada di TKP. Pada saat itu saya hendak memasuki ruang kerja
claudia karena saya mendengar suara senja yang berteriak. Setelah itu saya
melihat korban terkapar di lantai.
JPU : Apa yang anda lakukan setelah mengetahui kejadian tersebut?
SHACCHA : Saya terdiam kemudian saya disuruh oleh claudia mengambil kursi yamg
patah kalau tidak saya diancam untuk dibunuh lalu saya mengambilnya
namun saya tidak berani melakukannya.
JPU : Cukup Hakim Ketua
Hakim ketua : kalau begitu saudara saksi dapat meninggalkan ruang sidang dan silahkan
mengambil kembali kartu identitas saudara.
Hakim ketua : baiklah, jaksa penuntut umum silahkan panggil saksi selanjutnya
JPU 1 :siap hakim ketua ( JPU memanggil saksi sdr.shaccha)
Hakim ketua : saudara, apakah anda sudah siap ?
SHACCHA : siap
Hakim Ketua : Sebelum Saudara memberikan keterangan, Yang Mulia hakim ingin
mengetahui identitas Saudara
Nama : Dian Natasya
Umur : 32 tahun
Tempat tinggal : Jakarta , 17 januari 1991
Kebangsaan : Indonesia
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : s1
Pekerjaan : karyawan swasta
Hakim Ketua : sebelum saudari memberikan keterangan, maka saudari akan disumpah
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan saudari, apakah
saudari bersedia?
Saksi : Saya bersedia, Yang Mulia.
Hakim Ketua : kepada rohaniawan diperintahkan untuk menempatkan diri. Dan kepada
saksi silahkan berdiri. Silahkan hakim anggota 1.
Hakim Ketua : Saudari saksi silakan berdiri, tirukan lafal sumpah yang saya
ucapkan,“DEMI PKN, SAYA BERSUMPAH SAYA AKAN
MENERANGKAN DENGAN SEBENARNYA DAN TIADA LAIN
DARIPADA YANG SEBENARNYA”(saksi mengikuti)
Hakim Ketua : silakan duduk kembali! saksi apakah anda mengenal terdakwa?
SHACCHA : Ya saya, rekan kerjanya
Hakim ketua : apakah anda menyaksikan sendiri peristiwa penganiayaan itu terjadi
ataukah mendengarkan cerita dari orang lain?
SHACCHA : tidak yang mulia
Hakim : baik, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan
Hakim : Sudah berapa lama anda mengenal korban?
Shaccha : Sejak Bekerja yang mulia
Hakim : Bagaimana perlakuan terdakwa sehari-hari kepada korban?
Shaccha : Menurut pandangan saya, terdakwa sangat baik kepada saya dan juga
kepada korban, namun ketika senja menghilang saya menjadi curiga
karena terdakwa tidak membolehkan saya bertemu lagi dengan senja
Hakim ketua : baiklah jaksa penuntut umum apakah ada yang ingin saudara tanyakan ?
JPU 1 : tidak ada, yang mulia.
Hakim ketua : kalau begitu saudara saksi dapat meninggalkan ruang sidang dan
mengambil kartu identitas saudara.
Shaccha : Baik Yang Mulia Hakim (keluar ruang sidang dengan dikawal petugas
keamanan)
Hakim Ketua : silahkan terdakwa untuk duduk dihadapan Yang Mulia hakim, apakah
benar semua keterangan yang saksi berikan tadi?
Claudia : tidak, yang mulia saya tidak menganiaya senja, saya serahkan kuasa
hukum saya untuk berbicara
Hakim ketua : baiklah, silahkan kuasa hukum Claudia untuk berbicara
Pengacara : terdakwa, Claudia tidak bersalah dan tidak membunuh korban, karena
tidak ditemukan sidik jari saudari clauda dari setiap alat dan barang bukti
yang sudah di periksa oleh pihak polisi, Yang Mulia.
JPU : saya izin berbicara yang mulia
Hakim : ya silahkan JPU untuk berbicara
yang disediakan. Untuk Penasehat hukum atau penuntut umum ada yang ingin mengajukan
pertanyaan atau sanggahan?
PH terdakwa : Saya izin mengajukan sanggahan yang digugat oleh penuntut umum
Hakim Ketua : Silahkan
PH terdakwa : berdasarkan pernyataan dari saksi dan ahli saya menyimpulkan bahwa
pernyataannya menyudutkan bahwa saksi adalah orang yang menyaniaya
korban, karena dari pernyataan saksi ialah orang yang menganiaya
menggunakann kursi memukul ke kepala korban
JPU : saya izin menyanggah yang mulia
Hakim : silahkan
JPU : Saksi tidak memberi pernyataan bahwa dia membunuh senja menggunakan
kursi, dan dia menyatakan diri bahwa ia tidak melakukannya karna tidak berani
PH terdakwa :saya izin menyanggah lagi yang mulia
Hakim : silahkan
Ph terdakwa : saksi memang menyatakan bahwa dia tidak berani melakukannya tapi dari
pernyataan ahli hasil visum menemukan kursi patah dengan sidik jari saksi
Shaccha hengki
Hakim : silahkan untuk penuntut ada yang ingin disanggah
JPU : ada yang mulia,, saksi tidak berani sehingga kursi patah bukan lah penyebab
cideranya. Korban cidera karena pendarahan otak yang disebabkan
terbenturnya kepala ke tembok saat dijambak oleh terdakwa. Terimakasih yang
Mulia cukup.
Hakim Ketua : Baik penasehat hukum apakah ada yang ingin disanggah lagi?
Ph terdakwa : tidak ada yang mulia
Hakim Ketua : baiklah kalua begitu Diperintahkan kepada PU, Terdakwa dan Penasehat hukum
untuk mendengarkan secara seksama. putusan dibacakan Yang Mulia secara
bergantian dan pada saat amar putusan dibacakan,terdakwa diperintahkan
untuk berdiri.
Yang Mulia Hakim : PUTUSAN (tok 1x) saudara terdakwa, apakah sudah mengerti isi
putusan?
Terdakwa : Saya mengerti, Yang Mulia.
Hakim Ketua : atas putusan tersebut maka saudara mempunyai hak-hak :
Menolak atau menerima putusan, mempelajari putusan sebelum menerima
atau pikir-pikir, minta penangguhan pelaksanaan putusan untuk mengajukan
grasi. Saudara terdakwa, akan menggunakan hak yang mana?
Terdakwa : saya akan menyerahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum saya.
PH : saya menyetujui putusan yang dibacakan oleh hakim, Yang Mulia.
Hakim Ketua : baik, kepada PU atas putusan tersebut apakah saudara akan menolak atau
menerima putusan, mempelajari putusan sebelum menerima atau pikir-pikir,
minta penangguhan pelaksanaan putusan untuk mengajukan grasi?
PU : saya juga setuju, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baiklah dengan itu demikian seluruh proses persidangan yang mengadili
pidana dengan terdakwa, Claudia pada hari ini Minggu,2 desember 2023
dengan ini dinyatakan ditutup ” (tok 3x)
(ketuk palu 3X)
protokoler : Yang Mulia Hakim akan meninggalkan ruang sidang, hadirin dimohon berdiri
(Yang Mulia hakim keluar)
Hadirin dipersilakan duduk kembali. Demikianlah proses persidangan pada
perkara Nomor 23/Pid.B/2023.IBLAM dengan Terdakwa Claudia.pada hari ini
Minggu,2 desember 2023 dengan ini dinyatakan selesai dan ditutup.

THE END

Bikin surat dakwaan, surat putusan hakim, siapin alat bukti, surat boongan ttg identitas

Anda mungkin juga menyukai