Anda di halaman 1dari 24

Pengadilan Negeri Palembang Kelas IA Khusus

Hakim :

1. ( Dwi Kristanto )
2. ( Awalia Rizkiana P )
3. ( Titin Nurhasanah )

Jaksa Penuntut Umum :

1. ( Ridho )
2. ( Alif )

Pengacara / Penasihat Hukum :


1. ( Miftahul Jannah )
2. ( Fadhila Diniesya )\

Panitera :

1. ( Farah Muthi’ah S )

Terdakwa :

1. ( Rama Jayandi )

Saksi :
1. ( Nur Amelia ) Saksi dari JPU
2. ( Mutarisa Fitria ) Saksi dari JPU
3. ( Fadoli ) Saksi dari JPU
4. ( Indriyani ) Saksi dari Penasihat Hukum

Petugas Ruang Sidang :

1. ( )

Narator :

1. ( )

Petugas Kejaksan :

1. ( )
NASKAH SIDANG PERADILAN PIDANA

Petugas Ruang Sidang : Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri. (setelah
hakim duduk, hadirin dipersilahkan duduk kembali panitera menyerahkan berita acara kepada majelis
hakim).

Hakim Ketua : Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negeri Palembang yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor :1096/Pid.B/2024/PN.PLG, atas nama Terdakwa Rama Jayandi
dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali). Penuntut Umum apakah
Terdakwa sudah siap ? kepada penuntut umum dipersilahkan untuk menghadirkan terdakwa ke
ruang sidang.

JPU : Saudara terdakwa, dipersilahkan masuk dalam ruang persidangan (terdakwa dalam
keadaan bebas dan didampingi kuasa hukumnya)

Hakim Ketua : Baiklah Saya Akan Menanyakan Identitas Saudara sebagaimana yang telah
terdapat didalam BAP:

Nama Saudara : Rama Jayandi


Tempat Lahir/Umur : Palembang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat :Jalan Pangeran Ratu Rt.29 Rw.08 Kelurahan Ulu Kec. Jakabaring
Kota Palembang
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh harian lepas

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat, baik jasmani
maupun rohani dan siap mengikuti persidangan hari ini?

Terdakwa : Ya, saya dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan saya
siap mengikuti persidangan hari ini.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, saudara oleh penunutut umum di dakwa melakukan
tindak pidana penganiayaan pasal 251 KUHP, apakah saat ini saudara di dampingi oleh penasehat
hukum saudara?

Terdakwa : Ya, saat ini saya didampingi oleh penasehat hukum saya.

Hakim Ketua : Betul mereka penasehat hukum saudara ?

Terdakwa : Betul yang mulia

Hakim Ketua : Saudara penasehat hukum, apakah saudara membawa surat kuasa
khusus dari terdakwa dan kartu Advokat saudara? Jika ada mohon ditunjukkan.

PH Terdakwa : Ya, Majelis Hakim yang terhormat, kami membawanya (PH


menunjukkan surat kuasa dan Kartu Tanda Advokat serta Berita Acara Sumpah Advokat
(BAS) pada Majelis Hakim / serta surat kuasa (ASLI), kartu Advokatnya dan Berita Acara
Sumpah (copy) di tinggalkan di meja Hakim.

Hakim Ketua : Setelah hakim ketua menerima kedua surat tersebut, kemudian
menunjukkkan pada Hakim 1 dan 2 dan menunjukan kepada Penuntut Umum untuk memeriksa.

Hakim Ketua : Baiklah, kepada saudara Jaksa penuntut umum, apakah sudah siap
membacakan dakwaannya?

JPU : Sudah siap Majelis Hakim yang terhormat.

Hakim Ketua : Baiklah silakan dibacakan saudara Jaksa Penuntut Umum.

JPU : (membacakan dakwaannya sambil berdiri)

Hakim Ketua : Baik saudara terdakwa, Apakah saudara terdakwa mengerti dengan
dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa penuntut umum?

Terdakwa : Saya mengerti yang mulia.

Hakim Ketua : Apakah saudara akan mengajukan eksepsi/tangkisan terhadap


dakwaan Jaksa penuntut umum?

Terdakwa : Untuk eksepsi/tangkisan saya serahkan sepenuhnya kepada


Penasehat Hukum saya yang mulia.

Hakim Ketua : Apakah Penasehat Hukum terdakwa akan mengajukan eksepsi?

Penasehat Hukum : Majelis Hakim yang terhormat, kami tidak mengajukan eksepsi, oleh
karena terdakwa sudah memahami dakwaan tersebut yang mulia.

Hakim Ketua : Baik, karena Penasehat Hukum tidak mengajukan eksepsi maka
sidang kita lanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti dan saksi – saksi. kepada jaksa penuntut
umum apakah telah siap dengan barang bukti dan saksi – saksinya?

JPU : Majelis Hakim yang terhormat, kami akan mengajukan alat bukti
dan saksi-saksi, namun pada persidangan ini kami belum siap untuk itu kami mohon agar
persidangan ini bisa ditunda yang mulia.

Hakim Ketua : Panitera, satu minggu dari sekarang jatuh pada tanggal berapa?

Panitera : 02 Februari 2024, Yang Mulia.

Hakim Ketua : Baiklah, Apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang ini untuk
ditunda.
PH Terdkwa : Kami setuju Majelis hakim.

Hakim Ketua : (BEREMBUK Sejenak dengan Hakim Ang.I dan Hakim Ang.2)
Baiklah, sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 02 Februari 2024, pukul
09.00 WIB dengan agenda Acara pemeriksaan alat bukti dan saksi-saksi kepada Jaksa penuntut
umum agar menghadapkan kembali terdakwa dan menghadirkan alat bukti dan saksi- saksi pada
persidangan berikut. Dengan demikian maka sidang dinyatakan ditunda dan ditutup (Ketua
mengetuk palu 3 kali).

Sidang II Rabu, 02 Februari 2024 (Pemeriksaan Alat Bukti dan Keterangan Saksi – Saksi)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana Pengadilan Negeri Palembang yang
memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2024/PN PLG, atas nama
Terdakwa Rama Jayandi dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan alat bukti dan saksi – saksi, saudara JPU, apakah alat bukti dan
saksi – saksi sudah siap dihadirkan di persidangan ini?

JPU : Sudah siap yang mulia.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa dipersilahkan mengambil tempat disamping


penasehat hukumnya (Terdakwa pindah duduk disamping
penasehat hukumnya)

Hakim Ketua : Baik selanjutnya ada berapa orang saksi yang akan dihadirkan di
persidangan ini Jaksa Penuntut Umum?

JPU : 3 orang saksi yang mulia

Hakim Ketua : Silahkan dihadirkan saksi pertamanya

JPU : Baik Yang Mulia Petugas mohon hadirkan Saksi I atas nama Nur
Amelia ke persidangan

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) Saksi atas nama Nur Amelia di persilahkan
memasuki ruang sidang.

Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penuntut Umum Saksi di sini sebagai apa?

JPU : Saksi di sini, merupakan Saksi Korban yang mulia

Hakim Ketua : Baiklah, Saudara Saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam
persidangan hari ini ?

Saksi Korban : Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan siap
memberikan keterangan dalam persidangan ini yang mulia

Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas Saudara,


sebagaimana terdapat didalam BAP dan saya minta saudara
menjawabnya dengan jelas.

Nama : Nur Amelia


Tempat/Tanggal Lahir : Palembang,
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kecubung
Pekerjaan : Pegawai di perusahaan Swasta
Kebangsaan : Indonesia

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti) Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di
persidangan ini, menurut Undang-Undang saudara harus bersumpah
atau berjanji terlebih dahulu untuk itu saudara bersedia disumpah
atau berjanji ?

Saksi Korban : Saya bersedia disumpah Bayang mulia

Hakim Ketua : Kepada Petugas Sumpah agar mengambil tempat.

Hakim Ang. I : (Silakan berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, ” Demi Allah saya
bersumpah bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya” (silahkan duduk, kepada Nur silahkan kembali
ketempat)

Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut Agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan
palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya 7 tahun, sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP,
Apakah saudara saksi mengerti?

Saksi Korban : Saya mengerti Bayang mulia

Hakim Ketua : Saudara kenal dengan Terdakwa ?

Saksi Korban : Kenal yang mulia

Hakim Ketua : Saudara Saksi apakah mengetahui terkait perkara apa saudara
diperiksa dalam persidangan ini?
Saksi Korban : Saya mengetahuinya yang mulia, terkait penganiayaan yang terjadi
pada Ibu saya.

Hakim Ketua : Saudara Saksi tahu dari mana bahwa korban mengalami
Penganiayaan yang dilakukan oleh terdakwa?

Saksi Korban : Saya mengetahuinya saat terdengar suara cekcok antara ibu saya
dan terdakwa
Hakim Ketua : Baiklah, bisa saudari jelaskan bagaimana kejadiaan yang lebih
spesifik terkait kesaksiaan yang anda lihat?

Saksi Korban : Bisa yang mulia, saat itu pukul 18.15 wib pada tanggal 05 mei 2023
saya sedang menyapu kamar saya tiba tiba saya mendengar suara
cekcok dari luar yang tidak lain suara antara ibu saya dan juga
terdakwa rama jayandi, dan disana saya sempat menghentikan cekcok
mulut dikarenakan terdakwa memukuli kepala ibu saya sebanyak satu
kali dan terdakwa berteriak ingin menggambil parang dirumahnya, dan
disitulah saya bergegas untuk mengajak masuk ibu saya yang dalam
kondisi terjatuh akibat dipukul oleh terdakwa.
Hakim Ketua : Baik saudara Jaksa Penuntut Umum silahkan serahkan barang
bukti ke Majelis Hakim.

JPU : Baik Majelis Hakim yang terhormat (JPU maju membawa


Barang Bukti berupa hasil Visum)

Hakim Ketua : (Baik) Saudara Jaksa Penuntut Umum, Silahkan untuk mengajukan
pertanyaan.

JPU I : Baik Terimakasih Yang Mulia, Saudara saksi, Apakah benar pada
saat itu terdakwa Memukuli Kepala Korban sehingga mengakibatkan
korban terjatuh?

Saksi Korban : Benar Pak, saya melihatnya langsung dengan kepala mata saya
sendiri.

JPU II : Saudara saksi tau karena apa terdakwa marah ?

Saksi Korban : tidak pak. Karena saat itu saya sedang menyapu kamar dan tiba tiba
mendengar suara cekcok dari luar.

JPU : Baik yang mulia, pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Kepada penasehat hukum terdakwa, apakah ada pertanyaan yang
ingin di tanyakan kepada saksi?

PH.Terdakwa : Ada yang mulia. Terimakasih


PH.Terdakwa : Kepada Saudara saksi, ingin saya tanyakan, apakah benar lelaki
yang memukuli ibu saksi adalah terdakwa Rama jayandi?

Saksi Korban : Benar.

PH Terdakwa : Bagaimana anda bisa tahu kalau itu adalah terdakwa?

Saksi Korban : Karena saat itu saya melihat dengan mata saya sendiri bahwa
terdakwa betul yang memukul ibu saya dan terdakwa adalah tetangga
saya.

PH.Terdakwa : Baiklah Yang Mulia, pertanyaan saya sudah cukup terhadap saksi.

Hakim Ketua : (Baik) Silahkan, Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah ada yang
ingin di tanyakan lagi kepada Saksi?

JPU : Tidak ada yang mulia

Hakim Ketua : saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara


saksi ?

Terdakwa : Benar yang mulia.

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi
lagi, kami berharap saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir
kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat menuju
tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi
atau ahli lainnya.

Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penutut Umum silahkan hadirkan Saksi berikut.

JPU : Baik Yang Mulia Petugas Mohon Hadirkan Saksi II atas nama
Mutarisa Fitriah ke Persidangan !

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) Saksi atas nama Mutarisa fitria di persilahkan
memasuki ruang Sidang.

Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi II : Ya yang mulia, saya sehat dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?
Saksi III : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke yang mulia)

Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas dari saudara
dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.

Nama : Mutarisa fitria


Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti) Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di
persidangan ini menurut UU, saudara harus disumpah atau berjanji,
untuk itu saudara bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi : Siap yang mulia hakim

Hakim Ketua : Kepada petugas sumpah dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim Anggota. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikuti kata-kata saya, “Demi Allah Saya
bersumpah bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya”, (silahkan duduk, kepada petugas sumpah silahkan
kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat meberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu,
maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara
saksi mengerti ?

Saksi II : Saya mengerti Bayang mulia

Hakim Ketua : Saudara Saksi, Apakah saudara kenal dengan Terdakwa?

Saksi II : Ya, yang mulia

Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara ada hubungan keluarga dengan
Terdakwa?

Saksi II : Tidak, yang mulia saya tetangganya.


Hakim Ketua : Baik. Silahkan Penuntut Umum apakah ada pertanyaan yang akan
diajukan kepada saksi?

JPU : Ada yang mulia, Bisa saudara ceritakan bagaimana Kronologis dari
Kejadian yang sebenarnya?

Saksi II : Awalnya bermula dari terdakwa yang kesal terhadap korban karena
korban meletakan bahan material pasir di pinggir jalan didepan
halaman rumah terdakwa, dan terdakwa tiba tiba mendatangi rumah
korban, dan disitulah terjadi cekcok antara korban dan terdakwa, dan
terdakwa ini karena kesal ia memukul kepala bagian kiri didekat telinga
korban yang mengakibatkan korban terjatuh, dan terdakwa masih
tersulut emosi sehingga terdakwa mengambil sebilah pisau namun
masih sempat dilerai oleh anak korban.

JPU : Apakah sebelum kejadian ini mereka sering bertengkar?

Saksi II : Tidak

JPU : Apakah terdakwa baru kali ini memukul Korban?

Saksi II : Setau saya iya, Karena Terdakwa ini Mudah sekali Marah, pernah
satu kejadian terdakwa melempari kaca rumah Korban dikarenakan
Merasa risih dengan KOrban yang baru membeli mobil baru

JPU : Baik cukup yang mulia pertanyaan dari kami

Hakim Ketua : Baik saudara JPU, selanjutnya kepada saudara Penasehat Hukum
Terdakwa apakah ada yang perlu ditanyakan?

Penasehat Hukum : Ada, yang mulia, baik Saudara Saksi, Bagaimana saudara tau bahwa
terdakwa yang melakukan penganiayaan?

Saksi II : JKarena saya adalah tetangga korban dan terdakwa dan saya melihat
secara langsung bahwa terdakwa memukuli korban dan saya juga
hendak melerai pertikaian tersebut.

Penasehat Hukum : Menurut saudara bagaimana perilaku terdakwa selama ini?

Saksi II : Yang saya lihat bahwa terdakwa ini memang mudah sekali emosi
dan marah.

Penasehat Hukum : Baik yang mulia, pertanyaan dari saya cukup.

Hakim Ketua : Selanjutnya pada Hakim Anggota I, apakah ada pertanyaan?

Hakim Anggota I : Tidak, Pak Ketua.


Hakim Ketua : Hakim Anggota II, apakah ada pertanyaan?

Hakim Anggota II : Terimakasih Pak Ketua, Saudara saksi, apakah saat melakukan
penangkapan terdakwa hanya seorang diri di lokasi ?

Saksi Korban : Ya, pada saat itu terdakwa seorang diri sedang beristirahat.

Hakim Anggota II : Baik Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : Kepada Jaksa penuntut umum, apakah ada yang ingin di tanyakan
lagi kepada Saksi?

JPU : Tidak ada yang mulia

Hakim Ketua : Baik Saudara saksi, apakah saudara saksi akan menambahkan
keterangan yang saudara ketahui lagi?

Saksi II : Baik, untuk sementara cukup yang mulia keterangan dari saya.

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi
lagi, kami berharap saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir
kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat menuju tempat
yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau
ahli lainnya

Hakim Ketua : Saudara JPU silahkan dihadirkan Saksi III ke ruang persidangan!

JPU : Baik Yang Mulia. Petugas Mohon hadirkan Saksi III ke


persidangan!

Petugas Sidang : Saksi atas nama Fadoli di persilahkan memasuki Ruang Sidang

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi III : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini yang mulia.

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?

Saksi III : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke yang mulia)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan


identitas diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan
jelas.
Nama : Fadoli
Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :

Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti)

Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan


ini menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu
saudara bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi III : Saya besumpah Bayang mulia

Hakim Ketua : Kepada petugas sumpah dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, Demi Allah saya
bersumpah, bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya
(silahkan duduk, kepada petugas sumpah silahkan kembali
ketempat)

Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu,
maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara
saksi mengerti?

Saksi III : Saya mengerti Bayang mulia

Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa

Saksi III : Iya yang mulia

Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan keluarga dengan terdakwa?

Saksi III : Tidak yang mulia

Hakim Ketua : Baik. Silahkan Jaksa Penuntut umum untuk mengajukan


pertanyaan.

JPU : Baik Terimakasih Yang Mulia, Bisa saudara ceritakan yang saudara
ketahui tentang kasus ini?

Saksi III : Korban adalah Istri saya sendiri, dan saat itu saya sedang tidak dirumah
dan ketika saya pulang istri saya ini sudah dibawah kerumah sakit oleh
anak saya dan saya sempat melihat dibagian pipi sebelah kiri didekat
telinga istri saya terdapat memar biru dan saya menanyakan ke istri saya
terkait memar yang ada di pipi sebelah kiri dan istri saya pun
menceritakan bahwa ia telah di pukuli oleh terdakwa.

JPU : Baik Yang Mulia, pertanyaan saya cukup


Hakim ketua : (Baik saudara Jaksa Penuntut Umum) selanjutnya Penasehat
Hukum Terdakwa apakah ada yang perlu dipertanyakan ?

PH Terdakwa : Iya ada Majelis Hakim yang terhormat.

Hakim ketua : Silahkan Penasehat Hukum Terdakwa.

PH Terdakwa : Baik saudara saksi, apa yang anda ketahui tentang terdakwa?

Saksi III : Terdakwa yang saya ketahui adalah tetangga didepan rumah saya. Ia
memang sempat beberapa kali terlihat tidak senang dengan keluarga
kami dan sempat juga melempari kaca rumah kami dengan batu krikil..

PH Terdakwa : Baik Majelis Hakim, pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua :Baik, saudara Hakim Anggota I, apakah ada yang perlu ditanyakan
kepada Saudara Saksi?

Hakim Anggota I : Tidak Pak Ketua.

Hakim Ketua : Saudara Hakim Anggota II apakah ada yang perlu dipertanyakan
kepada Saksi?

Hakim Anggota II : Tidak Pak Ketua.

Hakim ketua : Kepada JPU apakah masih ada yang ingin di tanyaka kepada Saksi?

JPU : Tidak ada lagi Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan keterangan
saudara lagi ?

Saksi III : Cukup yang mulia

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi
lagi, kami berharap saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir
kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat menuju
tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi
atau ahli lainnya.

Hakim Ketua : Saudara JPU apakah masih ada saksi yang ingin diajukan di
persidangan ini lagi ?

JPU : Tidak ada, yang mulia.

Hakim Ketua : Selanjutnya kepada PH.Terdakwa apakah ada saksi yang di


hadirkan untuk meringankan terdakwa?

PH.Terdakwa : Iya kami akan menghadirkan 1 orang saksi yang mulia.

Hakim Ketua : Apakah saksi sudah siap?

PH.Terdakwa : Sudah Yang Mulia

Hakim Ketua : Baik silahkan hadirkan saksi pertama kedalam ruang persidangan.

PH.Terdakwa : Baik, Yang Mulia Mohon ijin untuk menghadirkan saksi atas nama
Indriyani ke dalam ruang persidangan.

Hakim Ketua : Petugas Silahkan hadirkan saksi atas nama Indriyani ke dalam
ruang persidangan.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi I (PH) : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini yang mulia.

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?

Saksi I (PH) : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke yang mulia)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan


identitas diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan
jelas.

Nama : Indriyani
Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Alamat :

Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti)

Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan


ini menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu
saudara bersedia disumpah atau berjanji?
Saksi I (PH) : Saya besumpah Bayang mulia

Hakim Ketua : Kepada petugas Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil


tempat

Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, saya bersumpah
bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan
keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya (silahkan
duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu,
maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara
saksi mengerti?

Saksi I (PH) : Saya mengerti Bayang mulia

Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa

Saksi I (PH) : Ya, yang mulia saya mengenal Terdakwa.

Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?

Saksi I (PH) : Iya yang mulia terdakwa adalah suami saya

Hakim Ketua : Baik. Silahkan Penasihat Hukum untuk mengajukan pertanyaan.

PH Terdakwa : Terimakasih Yang Mulia. Saudara saksi tau bagaimana kronologi


terjadinya percekcokan antara terdakwa dan korban?
Saksi I (PH) : Iya, awal mula terjadinya cekcok dikarenakan korban yang meletakan
bahan materil pasir di pinggir jalan didepan halaman rumah kami, dan
disitulah suami saya merasa marah dan mendatangi rumah korban dan
disitulah terjadi cekcok yang membuat emosi suami saya semakin
tersulut.

PH Terdakwa :Kemudian apakah saudara mengetahui bahwa terakwa memukuli


kepala bagian kiri korban dan hendak mau menusuk korban dengan
sebilah pisau?

Saksi I (PH) : Tidak saya tidak tau, yang saya ketahui bahwa memang sempat
terdengar suara cekcok suami saya dan korban dan tiba tiba suami saya
pulang dan mengambil sebilah pisau.

PH Terdakwa : lalu bagaima terdakwa tau bahwa terdakwa tersulut emosi karena
bahan pasir yang diletakan dipinggir jalan di halaman rumah terdakwa?

Saksi I (PH) : Karena pada saat itu suami saya mengoceh dirumah dan mengatakan
bahwa tetangga didepan rumah menaruh pasir dipinggir jalan tepat
didepan halaman rumah kami dan juga tanpa persetujuan dari kami.

JPU : Saudara saksi, Bukankah sebelumnya terdakwa juga pernah


melempari batu krikil kerumah korban karena dalih tidak senang
dengan korban? Dan bukannya manaruh pasir dipinggir jalan tidak
membuat jalan dan halaman rumah terdakwa terhalangi?

Saksi I (PH) : Untuk melempari batu krikil saya tidak tau pak, namun memang
betul menaruh pasir memang tidak menghalangi jalan dan halaman
saya namun tetap saja membutuhkan persetujuan saya.

JPU : Saudara saksi, kenapa saudara tidak mendampingi terdakwa ketika


mendatangi rumah korban dan kenapa bukan saudara saksi yang
menegur korban?

Saksi I (PH) : Karena pada saat itu saya sedang memasak makan malam dan saya
tidak tau bahwa suami saya hendak menegur tetangga didepan rumah.

JPU : Lalu, ketika terdakwa membawa sebilah pisau terdakwa tidak


bertanya kenapa?

Saksi I : saya sempat bertanya namun suami saya seperti bergegas buru- buru
sambil membawa sebilah pisau

JPU : dan saudara tidak menghentikannya

Saksi I : karena saya tidak tau bahwa sebilah pisau itu ditujukan kepada
tetangga diseberang rumah.
JPU : Saudara saksi ini bagaimana? Bukankan saudara bilang bahwa saudara
mendengar percekcokan antara terdakwa dan korban, lalu kenapa saudara saksi bilang tidak tau
kenapa terdakwa membawa pisau? Bukan kah seharusnya saudara saksi sudah curiga?

Saksi I : Memang betul saya mendengar percekcokan, namun saya memang tidak
tau bahwa suami saya membawah pisau dengan bermaksud ditujukan ke
pada korban

JPU : Yang Mulia, saya izin mengajukan pertanyaan kepada terdakwa.

Hakim : Iya, silahkan.

JPU : Terima kasih Yang Mulia, baiklah Saudara Terdakwa, apakah benar
keterangan yang diberikan oleh Saksi 1 dan 2 terkait saudara yang
tidak senang terhadap korban ?

Terdakwa : *diam saja*

JPU : Saudara Terdakwa, apakah benar keterangan yang diberikan oleh


saksi?

JPU : Saudara, anda mendengar pertanyaan saya? Bisa anda jawab


mengenai pernyataan saksi?

Penasehat Hukum : Mohon maaf yang mulia, saya keberatan atas pertanyaan Jaksa
Penuntut Umum yang terkesan memaksa klien saya untuk menjawab,
maka dari itu saya mengambil tindakan untuk mengambil alih
pertanyaan pihak Jaksa.

Hakim Ketua : Baiklah.

Penasihat Hukum : Yang Mulia, kesaksian yang diberikan oleh saksi tidak bisa dianggap
sah karena itu hanya sebuah omongan belaka tanpa adanya bukti yang
bisa membenarkan kesaksian saksi.

JPU : Keberatan Yang Mulia, karena kesaksian yang diberikan oleh pihak
saksi sudah cukup menjelaskan mengapa terdakwa bisa melakukan
penganiayaan pada korban dan kesaksian bisa dalam bentuk lisan
maupun tulisan maka menurut saya kesaksian itu sah.

Penasihat Hukum : Bagaimana kalau kesaksian saksi hanya mengada-ngada karena saksi
merasa dendam dengan terdakwa?

JPU : Keberatan Yang Mulia! Penasihat Hukum hanya membuat spekulasi


tanpa adanya bukti padahal sudah jelas adanya bukti visum dan saksi saksi.

Hakim Ketua : diharapkan untuk tidak ribut dipersidangan ( mengetuk palu satu kali) untuk
Saudara Indriyani, Anda dipersilahkan meninggalkan kursi saksi. Apakah
dari PH dan juga JPU Akan mengajukan saksi tambahan?

PH.Terdakwa : Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : (BEREMBUK dengan Hakim Ang. I dan Hakim Ang.2)


Dengan demikian, sidang hari ini kami tunda selama 1 (satu) minggu, dan
dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 2024, jam 09.00 WIB
dengan Agenda Acara pemeriksaan Terdakwa. Kepada JPU agar
dapat menghadirkan kembali Terdakwa dan barang Bukti pada
persidangan yang akan datang. Maka dengan demikian Sidang
hari ini dinyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali).

SIDANG III Rabu, 09 Februari 2024 (Pemeriksaan Keterangan Terdakawa)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Palembang yang


memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2024/PN PLG, atas nama
Terdakwa Rama Jayandi dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan Terdakwa, kepada terdakwa dipersilahkan mengambil tempat kembali didepan.

Hakim Ketua : (Baik kepada Saudara terdakwa silahkan kembali mengambil


tempat duduk saudara di depan) Baik, Saudara Terdakwa, apakah saudara sehat jasmani dan
rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Terdakwa : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini yang mulia.

Hakim Ketua : Baiklah sebagaimana identitas saudara sudah jelas di dalam BAP.
Maka kita lanjutkan saja persidangan ini.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, apakah saudara kenal dengan korban ?

Terdakwa : Kenal yang mulia, Korban adalah tetangga saya

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apa saksi tau ini apa? (sambil menunjukkan
barang bukti Visum kepada terdakwa)
Berupa :
Bukti Visum

Terdakwa : Ya, yang mulia itu adalah hasil Visum yang mulia

Hakim Ketua : Baik. kepada Jaksa Penuntut Umum, apakah ada yang ingin
ditanyakan ?

JPU : (Ada yang mulia), Saudara Terdakwa, apakah benar saudara


Memukuli korban karena tersulut emosi?

Terdakwa : Iya Benar.

JPU : dan benar saudara hendak mengambil pisau dengan bermaksud


Ingin menusuk korban?

Terdakwa : Saya tidak bermaksud ingin menusuk korban saya hanya


mengancam saja dengan menakut nakuti korban karena saya kesal.

JPU : Tapi saudara mengakui bahwa terdakwa memukuli kepala bagian


kiri korban hingga korban terjatuh

Terdakwa : memang benar saya memukuli kepala korban namun korban


duluan yang memancing emosi saya dengan menunjuk nunjuk muka saya

JPU : namun pada intinya saudara mengakui bahwa saudara memukuli


korban?

Terdakwa : iya

JPU : Baik, yang mulia pertanyakan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Apakah saudara Penasehat Hukum, apakah ada pertanyaan yang
ingin diajukan untuk Terdakwa ?

PH Terdakwa : (Ada yang mulia) terima kasih. Saudara Terdakwa saat anda
dimintai keterangan apakah anda sudah meberikan atau mengatakan semua keterangan dengan
sejujur-jujurnya?

Terdakwa :Iya Pak. Saya sudah mengatakan semua dengan jujur dan terbuka.

PH Terdakwa : Saudara terdakwa, apa saat anda memberi keterangan anda


sudah mengakui semua perbuatan anda?

Terdakwa : Iya Pak, saya sudah mengakui melakukan Penganiayaan itu dan
Menjawab dengan jujur pertanyaan petugas.
PH Terdakwa : Saudara terdakwa apakah saudara mengetahui akibat hukum dari
tindakan saudara?

Terdakwa : Iya, pak saya mengetahui.

PH Terdakwa : Apakah saudara Terdakwa menyesal setelah melakukan


Penganiayaan itu?

Terdakwa : Iya Pak, saya sangat menyesal.

PH Terdakwa : Baik, Bapak Majelis Hakim pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Baik Hakim Anggota I silahkan mengajukan pertanyaan.

Hakim Anggota I : Terimakasih Pak Ketua, Saudara terdakwa bagaimana situasi

Terdakwa : Saat itu korban masih pingsan.

Hakim Anggota I : Baik Cukup Pak Ketua.

Hakim Ketua : Silahkan Hakim Anggota II & III masih ada yang perlu
ditanyakan?

Hakim Anggota II & III : Sudah Cukup yang Mulia

Hakim Ketua : Kepada JPU apakah ada yang ingin di tanyakan lagi kepada
Terdakwa?

JPU : Tidak ada lagi yang mulia


Hakim Ketua : Baiklah jika tidak ada pertanyaan lagi, kepada saudara Penuntut
Umum, apakah sudah siap untuk membacakan tuntutannya pada sidang hari ini?

JPU : Kami belum mempersiapakan tuntutannya, maka kami mohon ke


Majelis Hakim yang terhormat agar menunda sidang ini 1 minggu ke depan, agar kami dapat
mempersiapkan tuntutan kami Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Baik apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang di tunda 1
minggu ke depan?

PH Terdakwa : Iya yang mulia, kami setuju sidang ditunda 1 minggu ke depan.

Hakim Ketua : (Berembuk dengan Hakim Anggota), baiklah Sidang hari ini
Rabu tanggal 2024, kami rasa cukup dan kami tunda selama 1 (satu) minggu
kedepan, yaitu pada hari Rabu tanggal 2024 dengan Agenda Pembacaan
Tuntutan Penuntut Umum, untuk itu kami beritahu kepada saudara Penuntut Umum agar
menyiapkan tuntutannya, serta menghadirkan Terdakwa pada persidangan yang akan datang dan
kepada Penasehat Hukum agar hadir kembali pada persidangan yang akan datang tanpa dipanggil
kembali. Dengan demikian, sidang pada hari ini kami nyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3
kali).

Sidang IV Rabu, 23 Februari 2024 (Pembacaan Tuntutan)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Palembang yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2024/PN PLG, atas nama Terdakwa Rama
Jayandi dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pembacaan tuntutan. Apakah Saudara Jaksa Penuntut Umum sudah siap membacakan tuntutannya?

JPU : Tuntutannya sudah siap, yang mulia.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa agar dapat mengambil tempat duduk kembali di
depan. Silahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membacakannya (membacakan tuntutan pidana
sebagaiman terlampir)

JPU : (membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua : Demikianlah tuntutan pidana yang telah dibacakan oleh Jaksa
Penuntut Umum, kepada Terdakwa, apakah saudara akan mengajukan pembelaan atas tuntutan
pidana tersebut?

Terdakwa : Saya serahkan sepenuhnya kepada PH saya yang mulia

Hakim Ketua : Bagaimana Penasehat Hukum Terdakwa apakah akan mengajukan


pembelaan atasa tuntutan tersebut?
Terdakwa : Kami akan mengajukan pembelaan, dan kami mohon Majelis Hakim
memberikan waktu untuk mempersiapkan pembelaan

Hakim Ketua : Bagaimana Jaksa Penuntut Umum, apakah saudara bersedia Sidang
ini di tunda?

JPU : Iya Majelis Hakim, kami setuju sidang ini ditunda.

Hakim Ketua : (BEREMBUK), baiklah sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan
pada hari Rabu Tanggal 2024 Jam 09.00 WIB dengan agenda acara pembacaan
pembelaan dari Terdakwa atau Penasehat Hukum kepada Jaksa Penuntut Umum, kami perintahkan
untuk menghadirkan kembali Terdakwa dan kepada Terdakwa atau Penasehat Hukum agar
mempersiapkan pembelannya pada hari sidang yang sudah ditetapkan, sidang hari ini dinyatakan
ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali)

SIDANG V, Rabu 02 Maret 2024 (Pembacaan Pembelaan / Pledoi Terdakwa)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Palembang yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2024/PN PLG, atas nama Terdakwa Rama
jayandi dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai dengan berita acara sidang minggu lalu, maka agenda sidang
hari ini adalah mendengar pembelaan dari terdakwa atau Penasehat Hukum kepada saudara
Terdakwa atau Penasehat Hukum apakah saudara sudah siap untuk membacakan pembelaan atau
pledoinya?

Terdakwa : Sudah siap yang mulia.

Terdakwa : (Iya, Kami sudah siapkan yang mulia)

Hakim Ketua : Silahkan dibacakan (Penasehat Hukum membacakan pembelaan


sebagaimana terlampir).

PH Terdakwa : (Membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua : Baiklah demikian pembelaan dari PH.Terdakwa, Kepada JPU


apakah akan mengajukan Replik atas pembelaan dari PH.Terdakwa?

JPU : Baik terima kasih majelis hakim, Kami tidak mengajukan Replik
dan kami tetap pada tuntutan kami Majelis Hakim.

Hakim Ketua : baik karena JPU tidak mengajukan Replik dengan demikian
PH.Terdakwa tidak mengajukan Duplik
Hakim Ketua : Baiklah Sidang hari ini dinyatakan cukup dan selanjutnya
memberikan kesempatan Majelis Hakim bermusyawarah mengambil keputusan, dan sidang ini
ditunda dua minggu kedepan dengan pada hari Rabu, 2024 dengan agenda
pembacaan putusan. Kepada Jaksa Penunut Umum, Penasehat Hukum, dan Terdakwa diharapkan
hadir dalam persidangan tanpa dipanggil kembali, maka dengan demikian sidang hari ini
dinyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Palembang yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2024/PN PLG, atas nama Terdakwa rama
Jayandi dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai dengan berita acara sidang yang lalu maka sidang hari ini
adalah pembacaan putusan Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, diberitahukan bahwa acara persidangan pada


hari ini adalah pembacaan putusan pengadilan.

Hakim Ketua : Apakah Saudara Terdakwa sudah siap mendengar putusan sidang
hari ini?

Terdakwa : Ya, sudah siap yang mulia.

(Ketua Majelis membacakan putusan sebagaimana terlampir, dan apabila selesai membaca
putusan Majelis Hakim mengetuk Palu 1 kali)

Hakim Ketua : Baik demikian putusan Majelis Hakim, Diberitahukan bahwa


apabila keberatan dengan keputusan ini, dapat mengajukan upaya Banding selambat- lambatnya 7
hari sejak putusan ini di bacakan.

Hakim Ketua : Kepada Terdakwa apakah saudara mengerti dengan putusan ini?

Terdakwa : Saya mengerti yang mulia.

Hakim Ketua : Saudara penasihat hukum siap dibantu ya apabila terdakwa akan
mengajukan banding.

PH Terdakwa : Baik yang mulia.

Hakim Ketua : Baiklah, dengan demikian pemeriksaan perkara pidana Lab.


Peradilan Semu Fakultas Syariah dan Hukum UIN RF Palembang tahun 2024 dengan
Nomor : 1096/Pid.B/2024/PN PLG, atas nama Terdakwa Rama Jayandi dinyatakan selesai dan
sidang ini kami nyatakan di tutup (ketuk palu 3 kali.)
PETUGAS SIDANG MENYAMPAIKAN

1. Penuntut Umum, Penasehat Hukum, Panitera Pengganti dan Rohaniawan memasuki


ruang sidang dan duduk di tempatnya masing-masing.
2. Tempat duduk Jaksa Penutut Umum di sebelah kanan, Penasehat hukum di sebelah
kiri, sedangkan petugas sumpah (rohaniawan duduk di sebelah kiri Majelis hakim)
3. Petugas pengadilan berbicara
4. Majelis hakim memasuki ruang sidang, Panitera memerintahkan hadirin/pengunjung
untuk berdiri, setelah majelis hakim duduk, hadirin diminta duduk kembali

PEMBACAAN TATA TERTIB PERSIDANGAN

1. Sebelum sidang dimulai, panitera, penuntut umum, penasihat hukum dan pengunjung
sidang duduk di tempatnya masing – masing.

2. Dalam ruang sidang siapapun wajib menunjukkan sikap hormat kepada pengadilan.

3. Selama sidang berlangsung, pengunjung sidang harus duduk dengan sopan dan tertib di
tempat masing – masing: memberi hormat pada hakim, apabila ke luar dan masuk
ruang sidang, dan memelihara ketertiban dalam sidang.

4. Pengambilan foto, rekaman suara, atau rekaman TV, harus meminta izin kepada
Hakim Ketua sidang.

5. Pengunjung sidang dilarang makan, minum, merokok, membaca koran, atau


melakukan tindakan yang dapat mengganggu jalannya persidangan.

6. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh hakim ketua sidang untuk memelihara tata
tertib persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat.

7. Di dalam ruang sidang, siapapun dilarang membawa senjata api, senjata tajam, bahan
peledak, atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan sidang dan
siapa yang membawanya wajib menitipkan di tempat yang khusus disediakan untuk itu.

Anda mungkin juga menyukai