Anda di halaman 1dari 27

Pengadilan Negeri Palembang Kelas IA Khusus

Hakim :

1. ( )
2. ( )
3. ( )

Jaksa Penuntut Umum :

1. ( )
2. ( )

Pengacara / Penasihat Hukum :


1. ( )
2. ( )\

Panitera :

1. ( )

Terdakwa :

1. ( )

Saksi :
1. ( ) Saksi dari JPU
2. ( ) Saksi dari JPU
3. ( ) Saksi dari JPU
4. ( ) Ahli dari JPU
5. ( ) Saksi dari Penasihat Hukum

Petugas Ruang Sidang :

1. ( )

Narator :

1. ( )

Petugas Kejaksan :

1. ( )
NASKAH SIDANG PERADILAN PIDANA

Petugas Ruang Sidang : Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri. (setelah
hakim duduk, hadirin dipersilahkan duduk kembali panitera menyerahkan berita acara kepada majelis
hakim).

Hakim Ketua : Sidang Perkara Pidana Pengadilan Negri Palembang yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2023/PN PLG, atas nama Terdakwa (
) dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali). Penuntut
Umum apakah Terdakwa sudah siap ? kepada penuntut umum dipersilahkan untuk menghadirkan
terdakwa ke ruang sidang.

JPU : Saudara terdakwa, dipersilahkan masuk dalam ruang persidangan (terdakwa dalam
keadaan bebas dan didampingi kuasa hukumnya)

Hakim Ketua : Baiklah Saya Akan Menanyakan Identitas Saudara sebagaimana yang telah
terdapat didalam BAP:

Nama Saudara :
Tempat Lahir/Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri, No. 1 Palembang
Agama : Islam
Pekerjaan : Serabutan

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah saudara dalam keadaan sehat, baik jasmani
maupun rohani dan siap mengikuti persidangan hari ini?

Terdakwa : Ya, saya dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani dan saya
siap mengikuti persidangan hari ini.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, saudara oleh penunutut umum di dakwa melakukan
tindak pidana pemerkosaan dan penganiayaan pasal 285 KUHP, apakah saat ini saudara di
dampingi oleh penasehat hukum saudara?

Terdakwa : Ya, saat ini saya didampingi oleh penasehat hukum saya.

Hakim Ketua : Betul mereka penasehat hukum saudara ?

Terdakwa : Betul Pak Hakim

Hakim Ketua : Saudara penasehat hukum, apakah saudara membawa surat kuasa khusus
dari terdakwa dan kartu Advokat saudara? Jika ada mohon ditunjukkan.

PH Terdakwa : Ya, Majelis Hakim yang terhormat, kami membawanya (PH


menunjukkan surat kuasa dan Kartu Tanda Advokat serta Berita Acara Sumpah Advokat
(BAS) pada Majelis Hakim / serta surat kuasa (ASLI), kartu Advokatnya dan Berita Acara
Sumpah (copy) di tinggalkan di meja Hakim.

Hakim Ketua : Setelah hakim ketua menerima kedua surat tersebut, kemudian
menunjukkkan pada Hakim 1 dan 2 dan menunjukan kepada Penuntut Umum u ntuk memeriksa.

Hakim Ketua : Baiklah, kepada saudara Jaksa penuntut umum, apakah sudah siap
membacakan dakwaannya?

JPU : Sudah siap Majelis Hakim yang terhormat.

Hakim Ketua : Baiklah silakan dibacakan saudara Jaksa Penuntut Umum.

JPU : (membacakan dakwaannya sambil berdiri)

Hakim Ketua : Baik saudara terdakwa, Apakah saudara terdakwa mengerti dengan
dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa penuntut umum?

Terdakwa : Saya mengerti Pak Hakim.

Hakim Ketua : Apakah saudara akan mengajukan eksepsi/tangkisan terhadap


dakwaan Jaksa penuntut umum?

Terdakwa : Untuk eksepsi/tangkisan saya serahkan sepenuhnya kepada


Penasehat Hukum saya Pak Hakim.

Hakim Ketua : Apakah Penasehat Hukum terdakwa akan mengajukan eksepsi?

Penasehat Hukum : Majelis Hakim yang terhormat, kami tidak mengajukan eksepsi, oleh
karena terdakwa sudah memahami dakwaan tersebut Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baik, karena Penasehat Hukum tidak mengajukan eksepsi maka
sidang kita lanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti dan saksi – saksi. kepada jaksa penuntut
umum apakah telah siap dengan barang bukti dan saksi – saksinya?

JPU : Majelis Hakim yang terhormat, kami akan mengajukan alat bukti
dan saksi-saksi, namun pada persidangan ini kami belum siap untuk itu kami mohon agar
persidangan ini bisa ditunda Pak Hakim.

Hakim Ketua : Panitera, satu minggu dari sekarang jatuh pada tanggal berapa?

Panitera : 02 Februari 2022, Yang Mulia.

Hakim Ketua : Baiklah, Apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang ini untuk
ditunda.

PH Terdkwa : Kami setuju Majelis hakim.


Hakim Ketua : (BEREMBUK Sejenak dengan Hakim Ang.I dan Hakim Ang.2)
Baiklah, sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 02 Februari 2022, pukul
09.00 WIB dengan agenda Acara pemeriksaan alat bukti dan saksi-saksi kepada Jaksa penuntut
umum agar menghadapkan kembali terdakwa dan menghadirkan alat bukti dan saksi- saksi pada
persidangan berikut. Dengan demikian maka sidang dinyatakan ditunda dan ditutup (Ketua
mengetuk palu 3 kali).

Sidang II Rabu, 02 Februari 2022 (Pemeriksaan Alat Bukti dan Keterangan Saksi – Saksi)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana Pengadilan Negeri Palembang yang
memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2023/PN PLG, atas nama
Terdakwa ( ) dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai berita acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan alat bukti dan saksi – saksi, saudara JPU, apakah alat bukti dan
saksi – saksi sudah siap dihadirkan di persidangan ini?

JPU : Sudah siap Pak Hakim.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa dipersilahkan mengambil tempat disamping


penasehat hukumnya (Terdakwa pindah duduk disamping
penasehat hukumnya)

Hakim Ketua : Baik selanjutnya ada berapa orang saksi yang akan dihadirkan di
persidangan ini Jaksa Penuntut Umum?

JPU : 3 orang saksi Pak Hakim

Hakim Ketua : Silahkan dihadirkan saksi pertamanya

JPU : Baik Yang Mulia Petugas mohon hadirkan Saksi I atas nama (
) ke persidangan

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) Saksi atas nama ANNISA NUR di persilahkan
memasuki ruang sidang.

Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penuntut Umum Saksi di sini sebagai apa?

JPU : Saksi di sini, merupakan Saksi Korban Pak Hakim

Hakim Ketua : Baiklah, Saudara Saksi, apakah saudara dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam
persidangan hari ini ?

Saksi Korban : Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan siap
memberikan keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim
Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas Saudara,
sebagaimana terdapat didalam BAP dan saya minta saudara
menjawabnya dengan jelas.

Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kecubung
Pekerjaan : Pegawai di perusahaan Swasta
Kebangsaan : Indonesia

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti) Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di
persidangan ini, menurut Undang-Undang saudara harus bersumpah
atau berjanji terlebih dahulu untuk itu saudara bersedia disumpah
atau berjanji ?

Saksi Korban : Saya bersedia disumpah Bapak Hakim

Hakim Ketua : Kepada Petugas Sumpah agar mengambil tempat.

Hakim Ang. I : (Silakan berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, ” Demi Allah saya
bersumpah bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya” (silahkan duduk, kepada Annisa silahkan kembali
ketempat)

Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut Agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan
palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya 7 tahun, sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP,
Apakah saudara saksi mengerti?

Saksi Korban : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Saudara kenal dengan Terdakwa ?

Saksi Korban : Kenal Pak Hakim

Hakim Ketua : Saudara Saksi apakah mengetahui terkait perkara apa saudara
diperiksa dalam persidangan ini?
Saksi Korban : Saya mengetahuinya pak hakim, terkait pemerkosaan yang terjadi
pada salah satu kenalan saya.

Hakim Ketua : Saudara Saksi tahu dari mana bahwa korban mengalami
pemerkosaan yang dilakukan oleh terdakwa?

Saksi Korban : Saya mengetahuinya saat terdengar samar-samar suara teriakan


korban dari dalam kontrakan. Beberapa saat kemudian terdengar isak
tangis korban. Saya pikir korban telah putus dengan pacarnya, yaitu
terdakwa.

Hakim Ketua : Baiklah, bisa saudari jelaskan bagaimana kejadiaan yang lebih
spesifik terkait kesaksiaan yang anda lihat?

Saksi Korban : Bisa pak hakim, saat itu pukul 18.30 saya baru pulang setelah
bekerja. Saat itu saya melihat korban dan terdakwa sedang duduk
berdua di depan pintu kontrakan sambil minum dan ngobrol. Karena
saya mengira mereka sedang pacaran, jadi saya hanya menyapa lalu
masuk ke kontrakan saya. Beberapa saat setelah saya masuk ke dalam,
terdengar suara gebrakan pintu. Setelah itu samar-samar saya dengar
suara teriakan dari korban. Saya berpikir mereka lagi berantem, jadi
saya masih anggap maklum.

Hakim Ketua : Baik saudara Jaksa Penuntut Umum silahkan serahkan barang
bukti ke Majelis Hakim.

JPU : Baik Majelis Hakim yang terhormat (JPU maju membawa BB


(Baju ke meja Hakim)

Hakim Ketua : (Baik) Saudara Jaksa Penuntut Umum, Silahkan untuk mengajukan
pertanyaan.

JPU I : Baik Terimakasih Yang Mulia, Saudara saksi, Apakah benar pada
saat itu hanya terdakwa yang terlihat bersama korban?

Saksi Korban : Benar Pak, saya melihatnya langsung dengan kepala mata saya
sendiri.

JPU II : Saudara saksi, apakah geraik-gerik terdakwa terlihat


mencurigakan?

Saksi Korban : tidak pak. Karena saat itu terdakwa hanya minum sambil ngobrol
bersama korban. Jadi saya pikir mereka sedang ngapel saja.

JPU : Baik pak hakim, pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Kepada penasehat hukum terdakwa, apakah ada pertanyaan yang
ingin di tanyakan kepada saksi?

PH.Terdakwa : Ada pak hakim. Terimakasih

PH.Terdakwa : Kepada Saudara saksi, ingin saya tanyakan, apakah benar lelaki
yang anda lihat itu adalah terdakwa?

Saksi Korban : Benar.

PH Terdakwa : Bagaimana anda bisa tahu kalau itu adalah terdakwa?

Saksi Korban : Karena saat itu Saya bertatapan dengan terdakwa karena saya
sempat menegur mereka berdua.

PH.Terdakwa : Saudara saksi Saya tanyakan lagi, apakah terdakwa tidak terlihat
sama sekali berniat melakukan pemerkosaan kepada korban?

Saksi Korban : Tidak pak.

PH.Terdakwa : Baiklah Yang Mulia, pertanyaan saya sudah cukup terhadap saksi.

Hakim Ketua : (Baik) Silahkan, Kepada Jaksa Penuntut Umum apakah ada yang
ingin di tanyakan lagi kepada Saksi?

JPU : Tidak ada Pak Hakim

Hakim Ketua : saudara terdakwa, bagaimana dengan keterangan dari saudara saksi
?

Terdakwa : Benar Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi
lagi, kami berharap saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir
kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat menuju
tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi
atau ahli lainnya.

Hakim Ketua : Saudara Jaksa Penutut Umum silahkan hadirkan Saksi berikut.

JPU : Baik Yang Mulia Petugas Mohon Hadirkan Saksi II atas nama (
) ke Persidangan !

Petugas Sidang : (Memanggil Saksi) Saksi atas nama ( )


di persilahkan memasuki ruang Sidang.

Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi II : Ya Pak Hakim, saya sehat dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa(KTP)?

Saksi III : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, pertama-tama saya akan menanyakan identitas dari


saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.

Nama :
Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :

Hakim Ketua : (Hakim Anggota I menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti) Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di
persidangan ini menurut UU, saudara harus disumpah atau berjanji,
untuk itu saudara bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi : Siap yang mulia hakim

Hakim Ketua : Kepada petugas sumpah dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim Anggota. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikuti kata-kata saya, “Demi Allah Saya
bersumpah bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang
sebenarnya”, (silahkan duduk, kepada petugas sumpah silahkan
kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat meberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu,
maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, Apakah saudara
saksi mengerti ?

Saksi II : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Saudara Saksi, Apakah saudara kenal dengan Terdakwa?

Saksi II : Ya, Pak Hakim


Hakim Ketua : Saudara Saksi, apakah saudara ada hubungan keluarga dengan
Terdakwa?

Saksi II : Tidak, Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baik. Silahkan Penuntut Umum apakah ada pertanyaan yang akan
diajukan kepada saksi?

JPU : Ada Pak Hakim, Bisa saudara ceritakan bagaimana hubungan


korban dan terdakwa yang sebenarnya?

Saksi II : Mereka berdua ada hubungan pacaran dan setau saya mereka baru
pacaran 6 bulan

JPU : Apakah sebelum kejadian ini mereka sering bertengkar?

Saksi II : Tidak

JPU : Apa yang korban ceritakan kepada saudara terkait kejadian itu?

Saksi II : Korban menceritakan kalau ia diperkosa oleh Terdakwa, pacarnya


sendiri. Ia mengatakan malam itu awalnya berjalan seperti biasa.
Namun lama kelamaan pacarnya seperti tidak terkontrol dan langsung
melakukan tindakan tersebut.

JPU : Apakah ada informasi lain yang korban beri tahu kepada Saudara?

Saksi II : Ada. Ia mengeluhkan rasa perih di kedua tangannya serta


kemaluannya terasa sakit ketika berjalan

JPU : Baik cukup Pak Hakim pertanyaan dari kami

Hakim Ketua : Baik saudara JPU, selanjutnya kepada saudara Penasehat Hukum
Terdakwa apakah ada yang perlu ditanyakan?

Penasehat Hukum : Ada, Pak Hakim, baik Saudara Saksi, Bagaimana saudara tau bahwa
terdakwa yang melakukan pemekosaan?

Saksi II : Jadi korban adalah teman dekat saya. Setelah kejadian tersebut,
korban tidak ingin pulang ke rumah karena takut ibu nya mengetahui
hal tsb. Lalu korban bercerita bahwa ia telah diperkosa pacarnya
sendiri.

Penasehat Hukum : Darimana saudara tau bahwa terdakwa merupakan pacar korban?

Saksi II : Saya sempat bertemu dengan terdakwa beberapa kali karena saya
dikenalkan oleh korban, Yang Mulia

Penasehat Hukum : Menurut saudara bagaimana perilaku terdakwa ketika bersama


korban?

Saksi II : Yang saya lihat waktu itu terdakwa memang pendiam dan seperti
memikirkan sesuatu.

Penasehat Hukum : Apakah saudara berpikiran bahwa terdakwa akan melakukan


tindakan seperti itu pada korban?

Saksi II : Tidak Pak. Saya pikir terdakwa merupakan orang yang baik karena
tutur katanya sopan dan selalu berpakaian rapih

Penasehat Hukum : Baik Pak Hakim, pertanyaan dari saya cukup.

Hakim Ketua : Selanjutnya pada Hakim Anggota I, apakah ada pertanyaan?

Hakim Anggota I : Tidak, Pak Ketua.

Hakim Ketua : Hakim Anggota II, apakah ada pertanyaan?

Hakim Anggota II : Terimakasih Pak Ketua, Saudara saksi, apakah saat melakukan
penangkapan terdakwa hanya seorang diri di lokasi ?

Saksi Korban : Ya, pada saat itu terdakwa seorang diri sedang beristirahat.

Hakim Anggota II : Baik Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : Kepada Jaksa penuntut umum, apakah ada yang ingin di tanyakan
lagi kepada Saksi?

JPU : Tidak ada Pak Hakim

Hakim Ketua : Baik Saudara saksi, apakah saudara saksi akan menambahkan
keterangan yang saudara ketahui lagi?

Saksi II : Baik, untuk sementara cukup Pak Hakim keterangan dari saya.

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi
lagi, kami berharap saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir
kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat menuju tempat
yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau
ahli lainnya

Hakim Ketua : Saudara JPU silahkan dihadirkan Saksi III ke ruang persidangan!
JPU : Baik Yang Mulia. Petugas Mohon hadirkan Saksi III ke
persidangan!

Petugas Sidang : Saksi atas nama ( ) di persilahkan memasuki


Ruang Sidang

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi III : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?

Saksi III : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan


identitas diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan
jelas.

Nama :
Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :

Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti)

Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini


menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara
bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi III : Saya besumpah Bapak Hakim

Hakim Ketua : Kepada petugas sumpah dipersilahkan untuk mengambil tempat

Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, Demi Allah saya
bersumpah, bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan
memberikan keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya
(silahkan duduk, kepada petugas sumpah silahkan kembali
ketempat)

Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang benar, karena apabila terbukti
saudara memberikan keterangan palsu, maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara saksi
mengerti?

Saksi III : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa

Saksi III : Iya Pak Hakim

Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan keluarga dengan terdakwa?

Saksi III : Tidak Pak Hakim

Hakim Ketua : Baik. Silahkan Jaksa Penuntut umum untuk mengajukan


pertanyaan.

JPU : Baik Terimakasih Yang Mulia, Bisa saudara ceritakan yang saudara
ketahui tentang kasus ini?

Saksi III : Korban adalah anak saya sendiri. Setelah kejadian itu, ia beberapa
hari tidak pulang ke rumah, padahal tiap 3 hari sekali biasanya pulang.
Setelah 3 hari ia pulang, namun ia berbeda dari biasanya. Setelah saya
interogasi akhirnya ia mengaku bahwa ia telah di perkosa pacarnya
sendiri

JPU : Bagaimana perubahan perilaku korban saat di rumah?

Saksi III : Sangat signifikan Pak. Yang biasanya anak saya ceria ketika di
rumah jadi terlihat murung dan tatapannya pun kosong. Tidak mau
makan dan selalu mengurung diri di kamar.

JPU : Apakah ada perilaku lain yang tidak seperti biasanya?

Saksi III : Ada Pak. Ia sering menangis ketika tengah malam, dan samar- samar
saya mendengar ia memanggil nama Gilang

JPU : Baik Yang Mulia, pertanyaan saya cukup


Hakim ketua : (Baik saudara Jaksa Penuntut Umum) selanjutnya Penasehat
Hukum Terdakwa apakah ada yang perlu dipertanyakan ?

PH Terdakwa : Iya ada Majelis Hakim yang terhormat.

Hakim ketua : Silahkan Penasehat Hukum Terdakwa.

PH Terdakwa : Baik saudara saksi, apa yang anda ketahui tentang terdakwa?

Saksi III : Terdakwa saya ketahui merupakan pacar anak saya. Ia sempat
beberapa kali jemput anak saya ke rumah Pak.

PH. Terdakwa : Apakah Saudara berpikir bahwa terdakwa akan melakukan tindakan
seperti itu terhadap korban?

Saksi III : Tidak Pak. Saya melihat bahwa terdakwa ini merupakan orang yang
baik baik, sopan, dan tidak kaku

PH. Terdakwa : Bagaimana Saudara akhirnya tau jika terdakwa melakukan


perbuatan ini?

Saksi III : Jadi setelah saya paksa cerita, akhirnya anak saya mengaku bahwa ia
telah di perkosa Gilang di kontrakannya Pak. Saya ga tega karena ia
seperti orang linglung Pak

PH Terdakwa : Baik Majelis Hakim, pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua :Baik, saudara Hakim Anggota I, apakah ada yang perlu ditanyakan
kepada Saudara Saksi?

Hakim Anggota I : Tidak Pak Ketua.

Hakim Ketua : Saudara Hakim Anggota II apakah ada yang perlu dipertanyakan
kepada Saksi?

Hakim Anggota II : Tidak Pak Ketua.

Hakim ketua : Kepada JPU apakah masih ada yang ingin di tanyaka kepada Saksi?

JPU : Tidak ada lagi Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan keterangan
saudara lagi ?

Saksi III : Cukup pak Hakim

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi
lagi, kami berharap saudara saksi tidak berkeberatan untuk hadir
kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat menuju
tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi
atau ahli lainnya.

Hakim Ketua : Saudara JPU apakah masih ada saksi yang ingin diajukan di
persidangan ini lagi ?

JPU : Tidak ada, Pak Hakim.

Hakim Ketua : Selanjutnya kepada PH.Terdakwa apakah ada saksi yang di


hadirkan untuk meringankan terdakwa?

PH.Terdakwa : Iya kami akan menghadirkan 1 orang saksi pak hakim.

Hakim Ketua : Apakah saksi sudah siap?

PH.Terdakwa : Sudah Yang Mulia

Hakim Ketua : Baik silahkan hadirkan saksi pertama kedalam ruang persidangan.

PH.Terdakwa : Baik, Yang Mulia Mohon ijin untuk menghadirkan saksi atas nama
Stefani Muliati ke dalam ruang persidangan.

Hakim Ketua : Petugas Silahkan hadirkan saksi atas nama Stefani Muliati ke dalam
ruang persidangan.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap
untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi I (PH) : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan
dalam persidangan ini Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?

Saksi I (PH) : (maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan


identitas diri saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan
jelas.

Nama :
Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Alamat :

Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti)

Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini


menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara
bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi I (PH) : Saya besumpah Bapak Hakim

Hakim Ketua : Kepada petugas Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil


tempat

Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, saya bersumpah
bahwa saya sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan
keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya (silahkan
duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara Saksi telah berjanji menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu,
maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara
saksi mengerti?

Saksi I (PH) : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa

Saksi I (PH) : Ya, Pak Hakim saya mengenal Terdakwa.

Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?

Saksi I (PH) : Tidak Pak

Hakim Ketua : Baik. Silahkan Penasihat Hukum untuk mengajukan pertanyaan.

PH Terdakwa : Terimakasih Yang Mulia. Saudara saksi seberapa dekat saudara


dengan terdakwa?
Saksi I (PH) : Hubungan saya dengan terdakwa hanya sebatas teman main di
lingkungan rumah saja Pak

Terdakwa :Kemudian apakah saudara mengetahui kegiatan sehari-hari terdakwa ?

Saksi I (PH) : Untuk sehari-harinya saya tidak mengetahui secara pasti pak, namun
yang saya ketahui terdakwa bekerja serabutan. Kadang ikut proyek
pembangunan jalan, kadang jadi kuli bangunan.

PH Terdakwa : Apa yang saudara ketahui terkait dengan kondisi ekonomi terdakwa?

Saksi I (PH) : ya namanya kerja serabutan pak, tidak terus pegang uang. Kadang
juga dia meminjam uang dari saya tapi setelah punya uang pasti
langsung dibayar.

PH Terdakwa : Apakah saudara pernah diceritakan oleh terdakwa terkai kedekatan


terdakwa dengan korban?

Saksi I (PH) : Iya Pak, terdakwa pernah bercerita kepada saya kalau dia sedang
dekat dengan salah satu perempuan yang saya tahu kalau itu adaah
korban.

JPU : Saudara saksi, bisa tolong jelaskan apa saja cerita yang anda dengar
dari terdakwa?

Saksi I (PH) : Bisa, Pak. Terdakwa bercerita kepada saya kalau dia mengenal
korban melalui media sosial dan tertarik karena korban terlihat cantik
menurut terdakwa, lalu suatu hari terdakwa bercerita lagi epada saya
kalau dia mulai dekat dengan korban melalui pesan online dan saat itu
pernah sekali terdakwa bercerita kalau dia akan bertemu dengan
korban untuk pertama kalinya.

JPU : Saudara saksi, bisa beritahu kapan tepatnya pertemuan pertama itu?

Saksi I (PH) : Kalau sepengetahuan saya, itu sekitar beberapa bulan yang lalu.

JPU : Lalu, apakah terdakwa bercerita lagi tentang pertemuan pertama


terdakwa dengan korban?

Saksi I : Dia hanya bercerita kalau mereka hanya bertemu dengan


membahas masa lalu mereka lalu kalau tidak salah, terdakwa juga
bercerita kepada saya kalau mereka sudah berpacaran.

JPU : kapan mereka resmi berpacaran ?

Saksi I : Seingat saya itu enam bulan yang lalu.


JPU : Baiklah, apa ada lagi informasi yang ingin saudara saksi sampaikan?

Saksi I : Ada, Pak hakim. Terdakwa memang teman saya, tapi saya harus
memberitahukan kebenaran atas perkara ini karena hal buruk yang dialami
korban akan selalu membekas dan saya tidak mau ada korban lagi.

JPU : Saudara Saksi, hal apa yang ingin anda sampaikan? Jelaskan secara rinci.

Saksi I : terdakwa pernah bercerita kalau saat sangat membenci perempuan, karena
saat kecil dia pernah dilecehkan oleh tantenya dan itulah penyebab terdakwa
membenci perempuan. Kebenciannya itu membuat terdakwa sudah beberapa
kali melakukan pelecehan dan kekerasan seksual pada beberapa perempuan
lain selain korban.

JPU : Yang Mulia, saya izin mengajukan pertanyaan kepada terdakwa.

Hakim : Iya, silahkan.

JPU : Terima kasih Yang Mulia, baiklah Saudara Terdakwa, apakah benar
keterangan yang diberikan oleh Saksi terkait masa lalu anda?

Terdakwa : *diam saja*

JPU : Saudara Terdakwa, apakah benar keterangan yang diberikan oleh


saksi?

JPU : Saudara, anda mendengar pertanyaan saya? Bisa anda jawab


mengenai pernyataan saksi?

Penasehat Hukum : Mohon maaf yang mulia, saya keberatan atas pertanyaan Jaksa
Penuntut Umum yang terkesan memaksa klien saya untuk menjawab,
maka dari itu saya mengambil tindakan untuk mengambil alih
pertanyaan pihak Jaksa.

Hakim Ketua : Baiklah.

Penasihat Hukum : Yang Mulia, kesaksian yang diberikan oleh saksi tidak bisa dianggap
sah karena itu hanya sebuah omongan belaka tanpa adanya bukti yang
bisa membenarkan kesaksian saksi.

JPU : Keberatan Yang Mulia, karena kesaksian yang diberikan oleh pihak
saksi sudah cukup menjelaskan mengapa terdakwa bisa melakukan hal
keji tersebut pada korban dan kesaksian bisa dalam bentuk lisan
maupun tulisan make menurut saya kesaksian itu sah.

Penasihat Hukum : Bagaimana kalau kesaksian saksi hanya mengada-ngada karena saksi
merasa dendam dengan terdakwa?
JPU : Keberatan Yang Mulia! Penasihat Hukum hanya membuat spekulasi
tanpa adanya bukti.

Hakim Ketua : Baiklah, pihak Penasihat Hukum, apakah anda memiliki bukti?

Penasihat Hukum : Ada Yang Mulia *memberikan file*. Dalam bukti tambahan yang
saya ajukan, dalam foto tersebut tergambar isi percakapan antara klien
saya dengan pihak saksi, klien saya menagih hutang yang dimiliki oleh
pihak saksi namun pihak saksi malah tidak mau membayar dan pihak
saksi bisa saja merasa dendam dan berusaha menjatuhkan klien saya.

Hakim Ketua : Bagaimana, saksi? Apakah benar pernyataan penasihat hukum?

*saksi terdiam*

JPU : Maaf Yang Mulia, saya izin menghadirkan saksi tambahan.

*Hakim berunding*

Penasihat Hukum : Keberatan Yang Mulia, saksi yang dihadirkan JPU tidak masuk dalam
saksi yang akan dihadirkan hari ini.

Hakim Ketua : Permintaan JPU dikabulkan, silahkan berikan berkas mengenai saksi yang
akan dihadirkan dan untuk Saudara Helmi Atallah, Anda dipersilahkan
meninggalkan kursi saksi.

*Jpu memberikan berkas*

Hakim Ketua : Baiklah, Petugas Silahkan hadirkan saksi atas nama ( )


ke dalam ruang persidangan.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara sehat jasmani dan rohani dan siap untuk
memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Saksi II (PH) : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan keterangan dalam
persidangan ini Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, bisa lihat kartu identitas saudara berupa (KTP)?

Saksi II (PH) :(maju dan memberikan kartu identitasnya ke Pak Hakim)

Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi pertama-tama saya akan menanyakan identitas diri
saudara dan saya minta saudara menjawabnya dengan jelas.
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Alamat :

Hakim Ketua : (Hakim Anggota menyerahkan KTP kepada Panitera


pengganti)

Hakim Ketua : Baiklah sebelum saudara memberikan keterangan di persidangan ini


menurut UU, saudara harus bersumpah atau berjanji, untuk itu saudara
bersedia disumpah atau berjanji?

Saksi II (PH) : Siap untuk disumaph ayng mulia

Hakim Ketua : Kepada petugas Rohaniawan dipersilahkan untuk mengambil


tempat

Hakim Ang. I : (Silahkan Berdiri) Saudara ikut kata-kata saya, saya bersumpah
bahwa saya sebagai ahli dalam perkara ini, akan memberikan
keterangan yang benar dan tidak lain dari yang sebenarnya (silahkan
duduk, kepada Rohaniawan silahkan kembali ketempat)

Hakim Ketua : Saudara Saksi telah bersumpah menurut agama yang saudara anut,
untuk itu kami berharap saudara dapat memberikan keterangan yang
benar, karena apabila terbukti saudara memberikan keterangan palsu,
maka saudara dapat diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 7
tahun sebagaimana diatur dalam pasal 242 KUHP, apakah saudara
saksi mengerti?

Saksi II (PH) : Saya mengerti Bapak Hakim

Hakim Ketua : Apakah Saudara mengenal Terdakwa

Saksi II (PH) : Tidak, Pak Hakim.

Hakim Ketua : Apakah Saudara memiliki hubungan darah dengan terdakwa?

Saksi II (PH) : Tidak Pak, saya hanya sebagai saksi ahli.

Hakim Ketua : Baiklah, JPU silahkan menanyakan pertanyaan kepada pihak saksi ahli
JPU : Sebelumnya, saya sudah memberikan berkas mengenai pernyataan
yang akan dijelaskan oleh pihak saksi ahli, dalam berkas tersebut terdapat hasil tes
kejiwaan terdakwa yang bisa menjawab mengenai kebenaran pernyataan saksi
sebelumnya. Saudara Saksi Ahli, keterangan apa saja yang anda dapatkan dari hasil
tes kejiwaan terdakwa?

Saksi II (PH) : dari hasil tes tidak ada gangguan kejiwaan terhadap terdakwa .......

JPU : Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : Baik, saudara Hakim Anggota I, apakah ada yang perlu ditanyakan
kepada Saudara Saksi?

Hakim Anggota I : Tidak Pak Ketua.

Hakim Ketua : Saudara Hakim Anggota II apakah ada yang perlu dipertanyakan
kepada Saksi?

Hakim Anggota II : Tidak Pak Ketua.

Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah saudara saksi ingin menambahkan keterangan
lain ?

Saksi II (PH) : Cukup pak Hakim

Hakim Ketua : Baik keterangan dari saksi dianggap cukup, dan kami ucapkan
terima kasih, dan apabila kami membutuhkan keterangan dari saksi lagi, kami berharap saudara
saksi tidak berkeberatan untuk hadir kembali di persidangan ini, silahkan saudara saksi dapat
menuju tempat yang telah disediakan dan jangan bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Hakim Ketua : Saudara Penasihat Hukum apakah ada saksi lain yang akan
dihadirkan lagi ke dalam ruang persidangan ?

PH.Terdakwa : Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : (BEREMBUK dengan Hakim Ang. I dan Hakim Ang.2)


Dengan demikian, sidang hari ini kami tunda selama 1 (satu) minggu, dan dilanjutkan pada
hari Rabu tanggal 2023, jam 09.00 WIB dengan Agenda Acara pemeriksaan
Terdakwa. Kepada JPU agar dapat menghadirkan kembali Terdakwa dan barang Bukti
pada persidangan yang akan datang. Maka dengan demikian Sidang hari ini dinyatakan
ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali).

SIDANG III Rabu, 09 Februari 2022 (Pemeriksaan Keterangan Terdakawa)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Palembang yang


memeriksa dan mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2023/PN PLG, atas nama
Terdakwa ( ) dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pemeriksaan Terdakwa, kepada terdakwa dipersilahkan mengambil tempat kembali didepan.

Hakim Ketua : (Baik kepada Saudara terdakwa silahkan kembali mengambil


tempat duduk saudara di depan) Baik, Saudara Terdakwa, apakah saudara sehat jasmani dan
rohani dan siap untuk memberikan keterangan dalam persidangan pada hari ini?

Terdakwa : Ya, saya sehat jasmani dan rohani, dan siap memberikan
keterangan dalam persidangan ini Pak Hakim.

Hakim Ketua : Baiklah sebagaimana identitas saudara sudah jelas di dalam BAP.
Maka kita lanjutkan saja persidangan ini.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, apakah saudara kenal dengan korban ?

Terdakwa : Kenal pak Hakim,

Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apa benda ini saksi mengetahuinya? (sambil
menunjukkan barang bukti kepada terdakwa)
Berupa :

1 (satu) buah pakaian)

Terdakwa : Ya, benar saya mengatahuinya dan itu benar milik saya
(sambil menganggukan kepala)

Hakim Ketua : Baik. kepada Jaksa Penuntut Umum, apakah ada yang ingin
ditanyakan ?

JPU : (Ada Pak Hakim), Saudara Terdakwa, apakah benar saudara


pernah mengajak korban pergi kekontrak saudara ?

Terdakwa : Iya Benar.

JPU : Baik, kpn saudara mengajak korban ke kontrakan


saudara?

Terdakwa : Sebelumnya saya tidak berencana untuk mengajak korban ke


kontrakan saya, saya hanya ingin mengajak korban berkencan saja namun karena waktu itu hari
hujan jadi saya berteduh di kontrakan saya.

JPU : Apakah saudara sebelumnya saudara pernah mengajak korban


kekontrak saudara ?

Terdakwa : Pernah, beberapa kali saya lupa.


JPU : Saudara terdakwa, coba saudara jelaskan apakah ada orang lain
yang ada di kontrak saudara selain saudara dan korban?

Terdakwa : tidak ada hanya kami berdua

JPU : Saudara coba jelaskan kronologis saat saudara melakukan


pemerkosaan tersebut.

Terdakwa : Sebenarnya pada tengah malam sekitar jam 19 :30 an saya dan
korban keluar untuk berjalan atau kencan biasa namun karena hujan saya berteduh di kontrak dan
melakukan perbuatan tersebut namun korban menolak dan mencoba berteriak dan saya memukul
korban hingga pinsan lalu saya melakukan aksi tersebut.

JPU : setelah saudara melakukan hal apa yang saudara lakukan ?

Terdakwa : setelah saya melakukan hal tersebut korban saya tinggal di


kontrakan saya dan besok korban pulang kerumah sendirian

JPU : Baik, Pak Hakim pertanyakan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Apakah saudara Penasehat Hukum, apakah ada pertanyaan yang
ingin diajukan untuk Terdakwa ?

PH Terdakwa : (Ada Pak Hakim) terima kasih. Saudara Terdakwa saat anda
dimintai keterangan apakah anda sudah meberikan atau mengatakan semua keterangan dengan
sejujur-jujurnya?

Terdakwa :Iya Pak. Saya sudah mengatakan semua dengan jujur dan terbuka.

PH Terdakwa : Saudara terdakwa, apa saat anda memberi keterangan anda sudah
mengakui semua perbuatan anda?

Terdakwa : Iya Pak, saya sudah mengakui melakukan pemerkosaan itu dan
menceritakan semua kronologinya kepada petugas.

PH Terdakwa : Berarti saat saudara melakukan pemerkosaan itu ?

Terdakwa : Iya Pak benar,

PH Terdakwa : Saudara terdakwa apakah saudara mengetahui akibat hukum dari


tindakan saudara?

Terdakwa : Iya, pak saya mengetahui.

PH Terdakwa : Apakah saudara Terdakwa menyesal setelah melakukan


pemerkosaan itu?
Terdakwa : Iya Pak, saya sangat menyesal.

PH Terdakwa : Baik, Bapak Majelis Hakim pertanyaan dari kami cukup.

Hakim Ketua : Baik Hakim Anggota I silahkan mengajukan pertanyaan.

Hakim Anggota I : Terimakasih Pak Ketua, Saudara terdakwa bagaimana situasi


rumah korban saat saudara pergi meniggalkan korban di kontrakan saudara?

Terdakwa : Saat itu korban masih pingsan.

Hakim Anggota I : Baik Cukup Pak Ketua.

Hakim Ketua : Silahkan Hakim Anggota II masih ada yang perlu ditanyakan.

Hakim Anggota II : saudara pergi meniggalkan korban di kontrakan saudara, lalu


kemana saudara pergi?

Terdakwa : Saya sembunyi ketempat rumah teman saya

Hakim Anggota II : Apakah teman saudara tahum kalau saudara melakukan tindak
pemerkosaan tersebut

Terdakwa : Tidak mengetahui yang mulia

Hakim Anggota II : Baik Cukup Pak Ketua.

Hakim Ketua : Kepada JPU apakah ada yang ingin di tanyakan lagi kepada
Terdakwa?

JPU : Tidak ada lagi Pak Hakim


Hakim Ketua : Baiklah jika tidak ada pertanyaan lagi, kepada saudara Penuntut
Umum, apakah sudah siap untuk membacakan tuntutannya pada sidang hari ini?

JPU : Kami belum mempersiapakan tuntutannya, maka kami mohon ke


Majelis Hakim yang terhormat agar menunda sidang ini 1 minggu ke depan, agar kami dapat
mempersiapkan tuntutan kami Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Baik apakah Penasehat Hukum terdakwa setuju sidang di tunda 1
minggu ke depan?

PH Terdakwa : Iya Pak Hakim, kami setuju sidang ditunda 1 minggu ke depan.

Hakim Ketua : (Berembuk dengan Hakim Anggota), baiklah Sidang hari ini
Rabu tanggal 2023, kami rasa cukup dan kami tunda selama 1 (satu) minggu
kedepan, yaitu pada hari Rabu tanggal 2022 dengan Agenda Pembacaan
Tuntutan Penuntut Umum, untuk itu kami beritahu kepada saudara Penuntut Umum agar
menyiapkan tuntutannya, serta menghadirkan Terdakwa pada persidangan yang akan datang dan
kepada Penasehat Hukum agar hadir kembali pada persidangan yang akan datang tanpa dipanggil
kembali. Dengan demikian, sidang pada hari ini kami nyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3
kali).

Sidang IV Rabu, 23 Februari 2022 (Pembacaan Tuntutan)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Denpasar yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2022/PN PLG, atas nama Terdakwa (
) dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai Berita Acara sidang yang lalu, maka sidang hari ini adalah
pembacaan tuntutan. Apakah Saudara Jaksa Penuntut Umum sudah siap membacakan tuntutannya?

JPU : Tuntutannya sudah siap, Pak Hakim.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa agar dapat mengambil tempat duduk kembali di
depan. Silahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membacakannya (membacakan tuntutan pidana
sebagaiman terlampir)

JPU : (membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua : Demikianlah tuntutan pidana yang telah dibacakan oleh Jaksa
Penuntut Umum, kepada Terdakwa, apakah saudara akan mengajukan pembelaan atas tuntutan
pidana tersebut?

Terdakwa : Saya serahkan sepenuhnya kepada PH saya Pak Hakim

Hakim Ketua : Bagaimana Penasehat Hukum Terdakwa apakah akan mengajukan


pembelaan atasa tuntutan tersebut?
Terdakwa : Kami akan mengajukan pembelaan, dan kami mohon Majelis Hakim
memberikan waktu untuk mempersiapkan pembelaan

Hakim Ketua : Bagaimana Jaksa Penuntut Umum, apakah saudara bersedia Sidang
ini di tunda?

JPU : Iya Majelis Hakim, kami setuju sidang ini ditunda.

Hakim Ketua : (BEREMBUK), baiklah sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan
pada hari Rabu Tanggal 2023 Jam 09.00 WIB dengan agenda acara pembacaan
pembelaan dari Terdakwa atau Penasehat Hukum kepada Jaksa Penuntut Umum, kami perintahkan
untuk menghadirkan kembali Terdakwa dan kepada Terdakwa atau Penasehat Hukum agar
mempersiapkan pembelannya pada hari sidang yang sudah ditetapkan, sidang hari ini dinyatakan
ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali)

SIDANG V, Rabu 02 Maret 2022 (Pembacaan Pembelaan / Pledoi Terdakwa)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Denpasar yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2023/PN PLG, atas nama Terdakwa (
) dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai dengan berita acara sidang minggu lalu, maka agenda sidang
hari ini adalah mendengar pembelaan dari terdakwa atau Penasehat Hukum kepada saudara
Terdakwa atau Penasehat Hukum apakah saudara sudah siap untuk membacakan pembelaan atau
pledoinya?

Terdakwa : Sudah siap Pak Hakim.

Terdakwa : (Iya, Kami sudah siapkan Pak Hakim)

Hakim Ketua : Silahkan dibacakan (Penasehat Hukum membacakan pembelaan


sebagaimana terlampir).

PH Terdakwa : (Membacakan sambil berdiri)

Hakim Ketua : Baiklah demikian pembelaan dari PH.Terdakwa, Kepada JPU


apakah akan mengajukan Replik atas pembelaan dari PH.Terdakwa?

JPU : Baik terima kasih majelis hakim, Kami tidak mengajukan Replik
dan kami tetap pada tuntutan kami Majelis Hakim.

Hakim Ketua : baik karena JPU tidak mengajukan Replik dengan demikian
PH.Terdakwa tidak mengajukan Duplik
Hakim Ketua : Baiklah Sidang hari ini dinyatakan cukup dan selanjutnya
memberikan kesempatan Majelis Hakim bermusyawarah mengambil keputusan, dan sidang ini
ditunda dua minggu kedepan dengan pada hari Rabu, 2023 dengan agenda
pembacaan putusan. Kepada Jaksa Penunut Umum, Penasehat Hukum, dan Terdakwa diharapkan
hadir dalam persidangan tanpa dipanggil kembali, maka dengan demikian sidang hari ini
dinyatakan ditunda dan ditutup (ketuk palu 3 kali)

Hakim Ketua : Sidang Lanjutan Perkara Pidana PN Denpasar yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana Nomor : 20175/Pid.B/2023/PN PLG, atas nama Terdakwa (
) dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, (Ketuk palu 3 kali).

Hakim Ketua : Sesuai dengan berita acara sidang yang lalu maka sidang hari ini
adalah pembacaan putusan Majelis Hakim.

Hakim Ketua : Saudara Terdakwa, diberitahukan bahwa acara persidangan pada


hari ini adalah pembacaan putusan pengadilan.

Hakim Ketua : Apakah Saudara Terdakwa sudah siap mendengar putusan sidang
hari ini?

Terdakwa : Ya, sudah siap Pak Hakim.

(Ketua Majelis membacakan putusan sebagaimana terlampir, dan apabila selesai membaca
putusan Majelis Hakim mengetuk Palu 1 kali)

Hakim Ketua : Baik demikian putusan Majelis Hakim, Diberitahukan bahwa


apabila keberatan dengan keputusan ini, dapat mengajukan upaya Banding selambat- lambatnya 7
hari sejak putusan ini di bacakan.

Hakim Ketua : Kepada Terdakwa apakah saudara mengerti dengan putusan ini?

Terdakwa : Saya mengerti pak hakim.

Hakim Ketua : Saudara penasihat hukum siap dibantu ya apabila terdakwa akan
mengajukan banding.

PH Terdakwa : Baik pak hakim.

Hakim Ketua : Baiklah, dengan demikian pemeriksaan perkara pidana Lab.


Peradilan Semu Fakultas Syariah dan Hukum UIN RF Palembang tahun 2023 dengan
Nomor : 20175/Pid.B/2023/PN PLG, atas nama Terdakwa ( ) dinyatakan
selesai dan sidang ini kami nyatakan di tutup (ketuk palu 3 kali.
PETUGAS SIDANG MENYAMPAIKAN

1. Penuntut Umum, Penasehat Hukum, Panitera Pengganti dan Rohaniawan memasuki


ruang sidang dan duduk di tempatnya masing-masing.
2. Tempat duduk Jaksa Penutut Umum di sebelah kanan, Penasehat hukum di sebelah
kiri, sedangkan petugas sumpah (rohaniawan duduk di sebelah kiri Majelis hakim)
3. Petugas pengadilan berbicara
4. Majelis hakim memasuki ruang sidang, Panitera memerintahkan hadirin/pengunjung
untuk berdiri, setelah majelis hakim duduk, hadirin diminta duduk kembali

PEMBACAAN TATA TERTIB PERSIDANGAN

1. Sebelum sidang dimulai, panitera, penuntut umum, penasihat hukum dan pengunjung
sidang duduk di tempatnya masing – masing.

2. Dalam ruang sidang siapapun wajib menunjukkan sikap hormat kepada pengadilan.

3. Selama sidang berlangsung, pengunjung sidang harus duduk dengan sopan dan tertib di
tempat masing – masing: memberi hormat pada hakim, apabila ke luar dan masuk
ruang sidang, dan memelihara ketertiban dalam sidang.

4. Pengambilan foto, rekaman suara, atau rekaman TV, harus meminta izin kepada
Hakim Ketua sidang.

5. Pengunjung sidang dilarang makan, minum, merokok, membaca koran, atau


melakukan tindakan yang dapat mengganggu jalannya persidangan.

6. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh hakim ketua sidang untuk memelihara tata
tertib persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat.

7. Di dalam ruang sidang, siapapun dilarang membawa senjata api, senjata tajam, bahan
peledak, atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan sidang dan
siapa yang membawanya wajib menitipkan di tempat yang khusus disediakan untuk itu.

Anda mungkin juga menyukai