Anda di halaman 1dari 17

Nama : Merlin Regina

NIM :1930303060
PRODI : Ilmu Hadits

1. Kitab : Iman
Bab : Malu Sebagian Dari Iman

‫َح َّد َثَنا َع ْب ُد اِهَّلل ْبُن ُم َح َّم ٍد اْلُجْع ِفُّي َق اَل َح َّد َثَنا َأُب و َعاِم ٍر اْلَع َق ِد ُّي َق اَل َح َّد َثَنا ُس َلْيَم اُن ْبُن ِباَل ٍل َع ْن َع ْب ِد اِهَّلل ْبِن ِد يَن اٍر َع ْن َأيِب‬
‫َص اِلٍح َع ْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر َيِض اُهَّلل َع ْن ُه َع ْن الَّنِّيِب َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َق اَل ا َمياُن ِبْض ٌع َو ِس ُّتوَن ُش ْع َبًة َو اْلَح َي اُء ُش ْع َبٌة ِم ْن‬
‫ِإْل‬
‫ا َمياِن‬
‫ِإْل‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi dia berkata,
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi yang berkata, bahwa Telah menceritakan
kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari
Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda: "Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah
bagian dari iman". (HR. Bukhori)

 Redaksi Hadits: Hadits ini juga terdapat di shahih muslim nomor 50, juga terdapat di sunan
abu daud nomor 4162, terdapat juga di sunan an-nasa’i nomor 4918, tedapat juga di sunan
ibnu majah nomor 57, dan juga terdapat di musnad ahmad nomor 9333.

 Makna umum:
Malu menurut penuturan dalam hadis di atas dapat dijadikan sebagai barometer seseorang
dalam menjalankan semua kehendaknya. Seseorang yang mempuyai rasa malu yang tinggi
niscaya akan selalu terkendalikan oleh perasaan itu dalam melakukan semua kehendaknya. Dia
senantiasa akan bertanya apakah perbuatan ini sesuai dengan perintah Allah ataukah tidak.
Sebaliknya orang yang tidak mempunyai rasa malu, dia tidak akan memperdulikan apapun dan
juga siapapun dalam melakukan semua keinginan-keinginannya. Tidak pernah ada dalam dirinya
pertimbangan-pertimbangan untuk melakukan semua kehendaknya, apakah sudah sesuai denga

1
perintah Allah ataukah tidak, yang penting bagi dirinya adalah tercapai semua keinginannya,
walaupun itu terhadap sesuatu yang dilarang oleh Allah. Karena malu sudah tidak dipunyai lagi
maka imannya pun menjadi tercabut dari diriya.
Hadis-hadis tentang malu adalah sebagian dari iman seharusnya dimaknai secara kontekstual,
karena teks hadis sudah sangat jelas menyatakan bahwa sifat malu merupakan bagian dari iman
dan merefleksikan keimanan seseorang. Dari beberapa hadis yang sudah disuguhkan di atas, bisa
diketahui bahwasanya sifat malu merupakan bagian dari iman, malu adalah sifat atau perasaan
yang bisa mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan yang jelek maupun merampas hak-
hak orang lain. Malu adalah akhlaq yang penting yangmempengaruhi individu, keluarga dan
masyarakat. Ketika rasa malu menghilang, maka rusaklah tatanan masyarakat. Malu adalah
akhlaq yang apabila kita menghiasi diri dengannya, maka masyarakat akan menjadi tenang dan
damai, setiap kali rasa malu mangalami penurunan dari individu, maka problem di masyarakat
akan selalu meningkaSifat malu mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengendalikan
hawa nafsu seseorang. Dengan sifat malu, seseorang tidak akan melakukan perbuatan tercela.
Seseorang yang memiliki sifat malu tidak akan mampu melihat dirinya tercela di hadapan Allah,
di hadapan manusia, dan bahkan di hadapan dirinya sendiri. Orang yang memiliki sifat malu
adalah orang yang mulia. Sifat malu akan menjadikan seseorang mulia di hadapan Allah, di
hadapan manusia, dan di hadapan dirinya sendiri.

 Jarh Wa Ta’dil
a. Abu hurairah. Nama aslinya adalah Abdu al-Rahman bin Sakhr, tergolong pada tabaqah
sahabat, nasabnya Dausi al-Yaman, kunniahnya Abu Hurairah. lahir di Madinah, wafat juga
di Madinah pada tahun 58 H. Guru-gurunya antara lain : Rasulullah saw, Abu bin Ka’ab bin
Qais, Basrah bin Abu Basrah, Hasan bin Sa’bit bin Munzir, Sa’id bin Malik bin Sunan bin
‘Ubaid, ‘Aisyah Binti Abu Bakr al-Siddiq, Usman bin ‘Affan bin Ibn al-Asi bin
Amiyah,’Ali bin Abi Thalib bin Abd al-Muthallib bin Hasyim bin Abu Manaf, Umar bin
Nufail dan lain-lain. Sedangkan mereka yang berguru kepadanya, antara lain: Abdu al-
Rahman bin Ya’qub, ‘Ata’ bin Yazid, Amru bin Aswad, Malik bin ‘Abdu Amir, al-Mugirah
bin Hakim, Yahya bin Abu Thalib, Halal bin Yazid, Abu Salih dan lain-lain. Para Ulama
hadis sepakat bahwa kesiqahan Abu Hurairah tidak diragukan lagi. Abu Hurairah juga
dikenal sebagai salah seorang sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis.

2
b. Abu salih. Nama aslinya adalah Dzakwan, tabaqahnya termasuk al-Wustha Min al-Tabi’in,
nasabnya al-Saman al-Ziyat, memiliki Kunyah Abu Salih. Ia lahir di Madinah dan wafat
juga di Madinah pada tahun 101 H. Guru-gurunya antara lain, Ibrahim bin Abdillah bin
Qaridz, Ishaq Maula Zaidah, Jabir bin Abdillah bin ‘Amr bin Haram, Zaid bin Khalid, Zaid
bin al-Shamit, Sa’id bin Tharif, Sa’id bin Jubair bin Hisyam, ‘A>isyah Binti Abu Bakar,
Abdu al- Abdu al-Rahman bin Sakhr (Abu Sakhr (Abu Sakhr (Abu Hurairah) Hurairah)
Hurairah) dan lain-lain. Sedangkan murid-muridnya antara lain : Ibrahim bin Abi
Maimunah, Azraq bin Qais, Ishaq bin ‘Abdillah bin Abi> Talhah Zaid Bi Sahl, Bakir bin
Abdillah bin al-Asyaj, Habib bin Abi Sabit Qais bin Dinar, al-Hakam bin ‘Utaibah, Zaid bin
Aslam, Sulaiman bin Mahran, Sulaiman bin Yasar, Abdullah Abdullah Abdullah bin Dinar
Maula r Maula r Maula Ibn ‘Umar Ibn ‘Umar dan lain-lain. Pendapat ‘ulama hadis tentang
beliau, Ahmad bin Hanbal mengatakan siqaht, Yahya bin Mu’in juga mengatakan siqah,
Abu Hatim al-Razi berpendapat tSiqah-salih al-Hadis. Kredibilitasnya sebagai periwayat
dapat diterima oleh ahli hadis. Sanadnya kepada Abu Hurairah bersambung karena adanya
hubungan guru dan murid.

c. Abdullah bin dinar. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Dinar Maula Ibn ‘Umar,
tabaqahnya termasuk Duna Wustha Min al-Tabi’in, nasabnya al-‘Adawi al-Madani,
memiliki Kunyah Abu Abd al-Rahman. Ia lahir di Madinah dan wafat pada tahun 127 H.
Guru-gurunya antara lain, Anas bin Malik bin al-Nadhar bin Dhom-dhom bin Zaid bin
Haram dzakwan, Dzakwan, Sa’id bin al-Musayyab bin Hazan bin Abi Wahab bin ‘Amr,
Sa’id bin Yasar, Sulaiman bin Yasar, Safiyyah Binti Syaibah bin ‘Usman bin Abi Talhah,
‘Abdullah bin ‘Umar bin Khattab bin Nufail, ‘Urwah bin al-Zubair bin al-‘Awa>m bin
Khuwailid bin Asad, Nafi’ Muaula Ibn ‘Umar dan lain-lain. Adapun murid-muridnya antara
lain : Ibrahim bin Abdillah bin haris, Isma’il bin Ja’far bin Abi Kasir, Hamzah bin Abi
Muhammad, Rabi’ah bin Abi Abd al-Rahman Faruh, Sufyan bin Sa’id Bi Masruq, Sufyan
bin ‘Uyainah bin Abi ‘Amran Maimun, Sulaiman bin Bilal, Sulaiman bin Sufyan, Suhail
bin Abi Salih Dzakwa lih Dzakwa lih Dzakwan dan lain-lain. Pendapat ‘ulama tentang
beliau, Ahmad bin Hanbal megatakan Siqah-Mustaqim al-Hadis, Yahya bin Mu’in, al-Nasai
dan Abu Hatim al-Razi semua berpendapat Siqah. Tidak ada salah satu pun dari kritikus

3
hadis yang mencelanya, oleh karena itu kredibilitas beliau sebagai periwayat dapat
diterima,sanadnya dengan Dzakwa>n juga bersambung karena adanya hubungan guru dan
murid.

d. Sulaiman bin bilal


 Nama Kuniyah: Abu Muhammad
 Kalangan: Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
 Negeri Semasa Hidup: Madinah
 Wafat: 172 H
 Riwayat Hadits: 107 hadits dalam Shahih Bukhari. 76 hadits dalam Shahih
Muslim. 27 hadits dalam Sunan Abu Daud. 9 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 13 hadits dalam
Sunan Nasa'i. 12 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 65 hadits dalam Musnad
Ahmad. 10 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama:
a. Yahya bin Ma'in berpendapat Sulaiman bin Bilal Tsiqah,
b. Ya'kub Ibnu Syaibah berpendapat Sulaiman bin Bilal Tsiqah,
c. An Nasa'i berpendapat Sulaiman bin Bilal Tsiqah,
d. Ibnu 'Adi berpendapat Sulaiman bin Bilal Tsiqah,
e. Ibnu Hajar al 'Asqalani berpendapat Sulaiman bin Bilal Tsiqah,
f. Ibnu Hibban berpendapat Sulaiman bin Bilal disebutkan dalam 'ats tsiqaat,
g. Ibnu Syahin berpendapat Sulaiman bin Bilal disebutkan dalam 'ats tsiqaat,
h. Ahmad bin Hambal berpendapat Sulaiman bin Bilal la ba`sa bih,
i. Adz Dzahabi berpendapat Sulaiman bin Bilal tsiqah Imam.

e. Abu ‘Amir Al ‘Aqali


 Nama Kuniyah: Abu 'Amir
 Kalangan: Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa
 Negeri Semasa Hidup: Bashrah
 Wafat: 204 H
 Riwayat Hadits: 26 hadits dalam Shahih Bukhari. 32 hadits dalam Shahih
Muslim. 28 hadits dalam Sunan Abu Daud. 37 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 16 hadits

4
dalam Sunan Nasa'i. 22 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 282 hadits dalam Musnad
Ahmad. 6 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama:
a. Adz Dzahabi berpendapat Abdul Malik bin 'Amru Hafizh,
b. Ibnu Hajar berpendapat Abdul Malik bin 'Amru tsiqah,
c. Yahya bin Ma'in berpendapat Abdul Malik bin 'Amru Tsiqah,
d. Abu Hatim berpendapat Abdul Malik bin 'Amru Shaduuq,
e. An Nasa'i berpendapat Abdul Malik bin 'Amru tsiqah ma`mun,
f. Ibnu Sa'ad berpendapat Abdul Malik bin 'Amru Tsiqah,
g. Ibnu Hibban berpendapat Abdul Malik bin 'Amru disebutkan dalam 'ats tsiqaat.

F. Abdullah bin Muhammad Al Ju’fi


 Nama Kuniyah: Abu Ja'far
 Kalangan: Tabi'ul Atba' kalangan tua
 Negeri Semasa Hidup: Bukhara
 Wafat: 229 H
 Riwayat Hadits: 200 hadits dalam Shahih Bukhari. 1 hadits dalam Sunan Tirmidzi.
 Pendapat Ulama:
a. Abu Hatim berpendapat Abdullah bin Muhammad bin 'Abdullah bin Ja'far bin Al
Yaman Shaduuq,
b. Ibnu Hibban berpendapat Abdullah bin Muhammad bin 'Abdullah bin Ja'far bin Al
Yaman disebutkan dalam 'ats tsiqaat,
c. bnu Hajar berpendapat Abdullah bin Muhammad bin 'Abdullah bin Ja'far bin Al
Yaman tsiqoh hafidz,
d. Adz Dzahabi berpendapat Abdullah bin Muhammad bin 'Abdullah bin Ja'far bin Al
Yaman Hafizh

2. Kitab : Iman
Bab : Manisnya Iman

5
‫َح َّد َثَنا ُم َح َّم ُد ْبُن اْلُم َثىَّن َقاَل َح َّد َثَنا َع ْب ُد اْلَو َّهاِب الَّثَقِفُّي َقاَل َح َّد َثَنا َأُّيوُب َع ْن َأيِب ِق اَل َبَة َع ْن َأَنِس ْبِن َم اٍكِل َر َيِض اُهَّلل َع ْنُه َع ْن‬
‫الَّنِّيِب َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َق اَل َثاَل ٌث َمْن ُكَّن ِف ي ِه َو َج َد َح اَل َو َة ا َمياِن َأْن َيُك وَن اُهَّلل َو َر ُس وُهُل َأَحَّب َلْي ِه ِم َّم ا ِس َو اَمُها َو َأْن‬
‫ِإ‬ ‫ِإْل‬
‫ِحُي َّب اْلَمْر َء اَل ِحُي ُّبُه اَّل ِهَّلِل َو َأْن َيْكَر َه َأْن َيُع وَد يِف اْلُكْف ِر اَمَك َيْكَر ُه َأْن ُيْقَذ َف يِف الَّناِر‬
‫ِإ‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah
menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada
kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda: "Tiga
perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:
Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai
seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran
seperti dia benci bila dilempar ke neraka". (HR. Bukhori)

 Redaksi Hadits : Shahih Bukhari No 20, Shahih Bukhari No 6428, Shahih Muslim No 60,
Sunan Tirmidzi No 2548, Sunan Nasa'i No 4901, Sunan Nasa'i No 4902, Sunan Nasa'i No
4903, Sunan Ibnu Majah No 4023, Musnad Ahmad No 12321, Musnad Ahmad No 12927,
Musnad Ahmad No 13102, Musnad Ahmad No 13556

 Makna Hadits:
Manisnya iman tidak bisa dirasakan kecuali bagi orang yang beriman. Iman akan membuat
hidup bahagia, dan dada menjadi lapang. Siapapun yang merasakan manisnya iman maka ia akan
merasakan kelezatan dalam beribadah, ia akan berjuang di atas jalan-Nya, dan akan berkorban
apapun demi Allah. Jika manisnya iman telah merasuk dalam relung hati maka akan menjadikan
pemiliknya selalu bersama Allah di setiap waktu dan di setiap tempat, dalam gerakannya dan
diamnya, siang dan malam, ia selalu bersama Penciptanya dan Penolongnya. Meninggalkan
maksiat karena Allah, orang yang meninggalkan maksiat karena takut dan malu kepada Allah
maka ia akan merasakan manisnya Iman. Beberapa hikmah dari hadis di atas adalah:
a. Keutamaan mendahulukan kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya daripada selain keduanya.
b. Keutamaan mencintai Allah
c. Orang Mukmin mencintai Allah dengan cinta yang tulus.

6
d. Orang yang memiliki tiga sifat ini adalah yang paling utama daripada yang tidak
memilikinya walau orang yang memilikinya dahulu kafir dan masuk Islam atau dahulu
adalah orang yang terjerumus dalam kubangan dosa lalu bertaubat.
e. Wajib membenci kekafiran dan pelaku kekafiran (orang kafir) karena barangsiapa yang
membenci sesuatu, ia juga harus membenci pelaku yang memiliki sifat tersebut. Begitu
pula dengan maksiat.
Siapa yang ridha Allah sebagai Rabbnya, maka ia akan mencintai-Nya dan bertawakkal
kepada-Nya serta memohon pertolongan hanya kepada-Nya. Ia merasa cukup dengan-Nya. Ia
tidak akan meminta kepada selain-Nya, karena selain-Nya adalah lemah dan tidak mampu.
Siapa yang tidak merasa cukup dengan Allah maka tidak sesuatupun yang akan
mencukupkannya, dan siapa yang ridha kepada Allah maka ia akan meraih segalanya, siapa yang
merasa cukup dengan Allah maka ia tidak akan butuh kepada apapun, dan siapa yang merasa
mulia dengan Allah maka ia tidak akan hina kepada sesuatu pun.
Siapa yang ridha Muhammad sebagai Rasul, maka ia akan mencukupkan Muhammad sebagai
teladannya dan pemimpinnya, serta pemberi arahan baginya, dan ia akan semangat untuk
mempelajari sejarahnya dan menjalankan sunnahnya.
Siapa yang ridha Islam sebagai agama maka ia akan merasa cukup dengan Islam, ia akan
menjalankan kewajiban-kewajiban dalam Islam, menjauhi yang dilarang, dan meyakini bahwa
semua yang ada dalam ajaran islam adalah benar, adil, dan petunjuk.
Harga manisnya iman adalah ”Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada selainnya.“ Yaitu
Allah dalam bacaan Qur’annya dan Nabi dalam sunnahnya lebih dicintai oleh seorang Mukmin
daripada selain keduanya.

 Jarh Wa Ta’dil
a. Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid
 Nama Kuniyah: Abu Musa
 Kalangan: Tabi'ul Atba' kalangan tua
 Negeri Semasa Hidup: Bashrah
 Wafat: 252 H

7
 Riwayat Hadits: 106 hadits dalam Shahih Bukhari. 720 hadits dalam Shahih
Muslim. 106 hadits dalam Sunan Abu Daud. 76 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 196 hadits
dalam Sunan Nasa'i. 49 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 8 hadits dalam Musnad Ahmad.
 Pendapat Ulama:
a. Yahya bin Ma'in berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid Tsiqah
b. Abu Hatim berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid shalihul hadits
c. Abu Hatim berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid Shaduuq
d. Ibnu Hibban berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid disebutkan dalam 'ats
tsiqaat
e. Maslamah bin Qasim berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid tsiqah
masyhur
f. Maslamah bin Qasim berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid Minal
huffaad
g. Adz Dzahabi berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid Tsiqah
h. Ibnu Hajar al 'Asqalani berpendapat Muhammad bin Al Mutsannaa bin 'Ubaid Tsiqah
Tsabat.

b. Abdul Wahhab bin 'Abdul Majid bin Ash Shalti


 Nama Kuniyah: Abu Muhammad
 Kalangan: Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
 Negeri Semasa Hidup: Bashrah
 Wafat: 194 H
 Riwayat Hadits: 74 hadits dalam Shahih Bukhari. 91 hadits dalam Shahih
Muslim. 16 hadits dalam Sunan Abu Daud. 37 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 21 hadits
dalam Sunan Nasa'i. 28 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 51 hadits dalam Musnad
Ahmad. 5 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama:
a. Ibnu Hibban berpendapat Abdul Wahhab bin 'Abdul Majid bin Ash Shalti disebutkan
dalam 'ats tsiqaat
b. Al 'Ajli berpendapat Abdul Wahhab bin 'Abdul Majid bin Ash Shalti tsiqah
c. Ibnu Hajar berpendapat Abdul Wahhab bin 'Abdul Majid bin Ash Shalti Tsiqah

8
d. Adz Dzahabi berpendapat Abdul Wahhab bin 'Abdul Majid bin Ash Shalti Hafizh.

c. Ayyub bin Abi Tamimah Kaysan


 Nama Kuniyah: Abu Bakar
 Kalangan: Tabi'in kalangan biasa
 Negeri Semasa Hidup: Bashrah
 Wafat: 131 H
 Riwayat Hadits: 239 hadits dalam Shahih Bukhari. 186 hadits dalam Shahih
Muslim. 134 hadits dalam Sunan Abu Daud. 105 hadits dalam Sunan
Tirmidzi. 160 hadits dalam Sunan Nasa'i. 55 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 537 hadits
dalam Musnad Ahmad. 7 hadits dalam Muwatha' Malik. 70 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama:
a. Yahya bin Ma'in berpendapat Ayyub bin Abi Tamimah Kaysan Tsiqah
b. An Nasa'i berpendapat Ayyub bin Abi Tamimah Kaysan Tsiqah Tsabat
c. Muhammad bin Sa'd berpendapat Ayyub bin Abi Tamimah Kaysan Tsiqah Tsabat
d. Adz Dzahabi berpendapat Ayyub bin Abi Tamimah Kaysan Imam.

d. Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil


 Nama Kuniyah: Abu Qilabah
 Kalangan: Tabi'in kalangan pertengahan
 Negeri Semasa Hidup: Bashrah
 Wafat: 104 H
 Riwayat Hadits: 73 hadits dalam Shahih Bukhari. 46 hadits dalam Shahih
Muslim. 41 hadits dalam Sunan Abu Daud. 40 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 62 hadits
dalam Sunan Nasa'i. 27 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 203 hadits dalam Musnad
Ahmad. 47 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama:
a. Ibnu Sa'd berpendapat Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil Tsiqah
b. Ibnu Kharasy berpendapat Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil Tsiqah
c. Ibnu Sirin berpendapat Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil Tsiqah
d. Ibnu Hibban berpendapat Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil Tsiqah

9
e. Al 'Ajli berpendapat Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil Tsiqah
f. Abu Hatim berpendapat Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil Tsiqah
g. Ibnu Hajar Al Atsqalani berpendapat Abdullah bin Zaid bin 'Amru bin Nabil tsiqah fadlil.

e. Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram
 Nama Kuniyah: Abu Hamzah
 Kalangan: Shahabat
 Negeri Semasa Hidup: Bashrah
 Wafat: 91 H
 Riwayat Hadits: 829 hadits dalam Shahih Bukhari. 485 hadits dalam Shahih
Muslim. 257 hadits dalam Sunan Abu Daud. 367 hadits dalam Sunan
Tirmidzi. 366 hadits dalam Sunan Nasa'i. 279 hadits dalam Sunan Ibnu
Majah. 2189 hadits dalam Musnad Ahmad. 35 hadits dalam Muwatha' Malik. 157 hadits
dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama:
a. Ibnu Hajar al 'Asqalani berpendapat Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin
Zaid bin Haram Shahabat.

3. Kitab : Takdir
Bab : Setiap Anak Dilahirkan Dalam Keadaan Fitrah. “Hukum Anak-anak Yang
Meninggal Dunia Dari Golongan Kafir atau Kaum Muslimin.

‫ َقاَل‬: ‫َح َّد َثَنا َع ْب َد اُن َاْخ َرَب اَن َع ْب ُد ُهللا َاْخ َرَب اَن َيوُنُس َع ن َّز ْه ِر ّي َاْخ َرَب يِن َاُبو َس َلَم َة بُن َع ْب ِد الَّر َمْح ِن َاَّن َااَب ُه َر ْيَر َة َر َيِض ُهللا َعنُه َقاَل‬
‫ َم ا ِم ن َم وُلوٍد َااَّل ُيوُدَل َعىَل اْلِفْط َر ِة َف َاَبَو اُه َهُيِّو َد اِن ِه َو ُيَنَرِّص اِنِه َاْو ُيَم ِّج َس اِنِه اَمَك ُتْنَتُج اْلِهَب َميُة ِهَب َميًة‬، ‫َر ُس وُل ُهللا َص َّل ُهللا َعَليِه َو َس َمَّل‬

‫ْمَج َع اَء َه ْل ِحُت ُّيوَن ِف َهيا ِم ْن َج َّد َعاَء‬

Artinya : “Abdan menceritakan kepada kami (dengan berkata) 'Abdullâh memberitahukan


kepada kami (yang berkata) Yunus menceritakan kepada kami (yang berasal) dari al-Zuhri (yang
menyatakan) Abu Salamah bin 'Abd al-Rahmân memberitahukan kepadaku bahwa Abu Hurairah

10
ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Setiap anak lahir (dalam keadaan) fitrah, Kedua orang
tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan
beragama Majusi, sebagaimana binatang ternak memperanakkan seekor binatang (yang
sempurna anggota tubuhnya). Apakah anda melihat anak binatang itu ada yang cacat (putus
telinganya atau anggota tubuhnya yang lain). “HR. Bukhori”

 Redaksi Hadits:
Hadits ini juga terdapat di kitab Shahih muslim jilid IV, kitab Al-Qadr, Bab ma’na kullu
illa yulad ‘al al-fitrah nomor 2658. Dan juga terdapat di kitab at-tirmidzi, kitab takdir, Bab setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah momor 2138.

 Makna Hadits:
Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa menurut hadits ini manusia lahir membawa
kemampuan-kemampuan; kemampuan itulah yang disebut pembawaan: fitrah yang disebut
dalam hadits ini adalah potensi. Potensi adalah kemampuan; jadi, fitrah yang dimaksud disini
adalah pembawaan. Ayah-ibu dalam hadits ini adalah lingkungan sebagaimana yang dimaksud
oleh para ahli pendidikan. Kedua-duanya itu lah, menurut hadits ini, yang menentukan
perkembangan seseorang.
Pengaruh itu terjadi baik pada aspek jasmani, akal maupun aspek rohani. Aspek jasmani
banyak dipengaruhi oleh alam fisik (selain oleh pembawaan); aspek akal banyak dipengaruhi
oleh lingkungan budaya (selain oleh pembawaan); dan aspek ruhani banyak dipengaruhi oleh
kedua lingkungan itu (selain oleh pembawaan). Pengaruh itu menurut al-Syaibani sebagaimana
dikutip ahmad Tafsir bahwa dimulai sejak bayi berupa embrio, dan barulah berakhir setelah
kematian orang tersebut. Tingkat dan kadar pengaruh tersebut berbeda antara seseorang dan
orang lain, sesuai dengan segi-segi pertumbuhan masing-masing; kadar pengaruh tersebut
berbeda juga menurut perbedaan umur dan perbedaan fase perkembangan masing-masing. Faktor
pembawaan lebih dominan pengaruhnya tatkala orang masih bayi; lingkungan (alam dan budaya)
lebih dominan pengaruhnya tatkala orang mulai dewasa.
Manusia adalah makhluk yang berkembang karena dipengaruhi pembawaan dan
lingkungan, adalah salah satu hakikat wujud manusia. Dalam perkembanganya, manusia itu
cenderung beragama; inilah hakikat wujud yang lain.

11
Manusia mempunyai banyak kecenderungan; ini disebabkan oleh banyaknya potensi yang
dibawanya. Dalam garis besarnya, kecenderungan itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu
kecenderungan menjadi orang yang baik dan kecenderungan menjadi orang yang jahat. Fitrah
disini dapat dimaknai pula sebagai potensi untuk berbuat kebaikan, kemuliaan, keshalihan,
pembangunan ada dan potensi untuk merusak, atau berbuat buruk. Kencenderungan beragama
termasuk kedalam kecenderungan menjadi baik.

 Jarh Wa Ta’dil
a. Abu Hurairah (19 H – 59 H). Nama lengkapnya adalah ‘Abd al-Rahman bin Shakhr al-
Dausi alYamani. Pada masa Jahiliyah, nama Abu Hurairah tidak dikenal secara jelas, bahkan
menurut beberapa riwayat, ia memiliki banyak nama. Menurut satu riwayat ia bernama
‘Umair bin ‘Amir bin ‘Abd. Riwayat lain mengatakan ‘Abd ‘Amr bin ‘Abd Ghanam. Ada
juga yang berpendapat ‘Abd al-Syams. Pada masa Islam, namanya adalah ‘Abdullah, tetapi
ada yang menyebutnya ‘Abd al-Rahman. Ia kemudian diberi gelar Abu Hurairah oleh Nabi
saw, karena kecintaannya pada kucing. Abu Hurairah termasuk salah seorang sahabat yang
paling banyak meriwayatkan hadis, yang menurut Imam al-Bukhari 800 orang sahabat dan
tabi’in meriwayatkan hadis darinya. Menurut penuturan al-Haitsam bin ‘Ady, ia meninggal
pada tahun 58 H. Sedangkan menurut al-Waqidi, ia meninggal dunia pada tahun 59 H.
Berdasarkan kaidah umum dalam ilmu hadis, al-shahabah kulluhum ‘udul, maka dia
dimasukkan ke dalamnya yang berarti keadilan dan kedhabit-annya dapat diterima.

b. Abu Salamah (w. 94 H .) Nama lengkapnya adalah ‘Abdullah bin ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf
alZuhri. Ia termasuk salah seorang tabi’in yang menetap dan meninggal di Madinah pada
tahun 94 H. Guru Abu Salamah diantaranya adalah Abu Hurairah, Ibrahim bin ‘Abdullâh bin
Qaridl, Abu al-Radad, Abu Sufyân bin Sa’id bin Mughirah, Usamah bin Zaid bin Haritsah,
Abu Hurairah, dan lain-lain. Murid Abu Salamah antara lain adalah Ibrahim bin ‘Ablah
Syamr bin Yaqdlan, Ibrahim Sa’ad bin Ibrahim, Ismail bin Umayyah, Muhammad bin
Muslim bin Syihab al-Zuhri, dan lain-lain. Penilaian kritikus hadis terhadapnya dapat dilihat
sebagaimana yang disampaikan oleh Abû Zar’ah al-Râzi yang mengatakan bahwa ia adalah
tsiqah (orang yang terpercaya), imam (panutan). Ibn Sa’ad menilainya tsiqah. Al-Dzahabi

12
menilainya ahad al-aimmah (salah seorang imam/panutan). Adapun Ibn Hibban
memasukkannya ke dalam kitab AlTsiqât-nya.

c. Al-Zuhri (50 H – 124 H). Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Muslim bin ‘Ubaid
Allâh bin bin ‘Abd Allâh bin Syihâb bin ‘Abdillâh bin al-Hârith bin Zuhrah bin Kilâb bin
Murrah al-Quraisyi al-Zuhri al-Madani. Ia adalah salah seorang Imam dan ulama Hijaz dan
Syam. Ia meninggal pada tahun 124 H. Gurunya antara lain adalah ‘Abdullâh bin ‘Umar bin
al-Khaththâb, ‘Abdullâh bin Ja’far, Rabî’ah bin ‘Abbâd, al-Mismar bin Makhramah, Anas,
Jâbir, ‘Abdullâh bin ‘Âmir bin Rabî’ah, Abû al-Thufail, dan lain-lain. Muridnya di antaranya
adalah ‘Athâ` bin Abi Rabâh, Abu al-Zubair alMakki, ‘Umar bin ‘Abd al-‘Azîz, ‘Amr bin
Dînar, al-Auza’i, Shâlih bin Kaisân, Yunus bin Yazid, Ma’mar, al-Zubaidi, dan lain-lain.
Penilaian kritikus hadis seperti Ibn Sa’ad menyatakan bahwa al-Zuhri adalah tsiqah, al-
Khathîb mengatakan dia adalah mutqin (orang yang meyakinkan), ‘alim (orang yang ahli),
dan hafidz (orang yang hafal). Ibn Hibban memasukkannnya ke dalam kitab Al-Tsiqât-nya.

d. Yûnus bin Yazîd (w. 159 H). Nama lengkapnya adalah Yûnus bin Yazîd bin Abi al-Najjâd.
Ia juga dikenal dengan Ibn Musykân bin Abi al-Najjâd. Gurunya antara lain adalah Abu ‘Ali
bin Yazid, al-Zuhri, Nâfi’ (maula Ibn ‘Umar), Hisyâm bin ‘Urwah, ‘Ikrimah, ‘Umârah bin
Ghaziyyah, dan lainlain. Muridnya antara lain Jarîr, ‘Amr bin al-Hârits, ‘Anbasah bin Khâlid
bin Yazid, (‘Abdullah) Ibn al-Mubarak, al-Laits, al-Auza’i, Sulaiman bin Bilâl, dan lain-lain.
Penilaian kritikus hadis terhadapnya antara lain dikatakan oleh ‘Abdullah bin al-Mubarak
yang menilainya kitabuhu shahih (kitabnya baik/valid), Yahya bin Ma’în mengatakan tsiqah
(orang yang terpercaya), alNasâ’i menyatakan tsiqah, al-‘Ijli mengatakan tsiqah, dan Abu
Zur’ah menilainya la ba’sa bihi (dia tidak bermasalah/orang yang tidak cacat).

e. ‘Abdullah (w. 181 H). Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abd al-Rahmân ‘Abd Allâh bin
alMubârak bin Wâdhih al-Handlali al-Tamimi al-Marwazi. Gurunya antara lain Sulaimân al-
Taimi, Humaid al-Thawîl, Ismâ’îl bin Abi Khâlid, Yahya bin Sa’îd al-Anshâri, Sa’ad bin
Sa’îd al-Anshâri, Ibrâhim bin Abi ‘Ablah, Khaldah Khâlid bin Dînâr, ‘Âshim al-Ahwal,
Yunus bin Yazîd, dan lain-lain. Muridnya antara lain al-Tsauri, Ma’mar bin Râsyid, Abu
Ishâq alFazâri, Ja’far bin Sulaimân al-Dhab’i, Baqiyyah bin al-Walîd, Ibn ‘Uyainah, dan lain-

13
lain. Penilaian ulama terhadapnya disampaikan oleh al-‘Ijli yang menilainya tsiqah (orang
yang terpercaya), Yahya bin Ma’in juga menilainya tsiqah, dan Ibn Hibbân memasukkannya
ke dalam kitabnya al-Tsiqât.

f. ‘Abdan (w. 221 H). Nama lengkapnya adalah ‘Abd Allâh bin Utsmân bin Jabalah bin Abi
Rawwâd al-Azdi al-‘Ataki, yang kemudian diberi gelar ‘Abdân. Ia meninggal pada tahun 221
H. Gurunya antara lain ayahnya yang bernama Abu Hamzah al-Sukari, Yazîd bin Zurai’, Ibn
al-Mubârak, Jarîr bin ‘Abd al-Hamîd, Syu’bah, Hammâd bin Zaid, Isâ bin ‘Ubaid, Muslim
bin Khâlid al-Zanji, dan lainlain. Muridnya antara lain al-Bukhari, Muhammad bin ‘Abd
Allâh bin Quhzâdz, Ahmad bin Muhammad bin Syibawaih, Muhammad bin ‘Ali bin al-
Hasan, dan lain-lain Penilaian ulama terhadapnya menurut pernyataan Abu Rajâ’
Muhammad, dia adalah tsiqah ma’mun (orang terpercaya lagi kredibel), Imam al-Hâkim
mengatakan dia adalah imam ahl al-hadits bi baladih (imam ahli hadis di negaranya). Imam
al-Bukhari meriwayatkan hadis darinya sebanyak 110 hadis.Ibn Hibban memasukkannya ke
dalam kitabnya alTsiqât.

4. Kitab : Takdir
Bab : Allah Menghalangi Antara Seorang Hamba Dan Hatinya

‫َح َّد َثَنا ُم َح َّم ُد ْبُن ُم َقاِتٍل َأُبو اْلَح َس ِن َأْخ َرَب اَن َع ْب ُد اِهَّلل َأْخ َرَب اَن ُم وىَس ْبُن ُع ْقَب َة َع ْن َس اِلٍم َع ْن َع ْب ِد اِهَّلل َق اَل َكِثًري ا ِم َّم ا اَك َن الَّنُّيِب‬
‫َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل ْحَي ِلُف اَل َو ُم َقِّلِب اْلُقُلوِب‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil Abul Hasan telah
mengabarkan kepada kami Abdullah telah memberitakan kepada kami Musa bin
Uqbah dari Salim dari Abdullah berkata; Yang sering digunakan Nabi ‫ ﷺ‬untuk bersumpah
adalah ucapan: "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati." (HR. Bukhori)

 Redaksi Hadits: Shahih Bukhari No 6138, Shahih Bukhari No 6842, Sunan Abu Daud No
2840, Sunan Tirmidzi No 1460, Sunan Nasa'i No 3701, Sunan Nasa'i No 3702, Sunan Ibnu

14
Majah No 2083, Musnad Ahmad No 4557, Musnad Ahmad No 5113, Musnad Ahmad No
5835, Sunan Darimi No 2244.

 Makna Hadits:
Allah adalah dzat yang maha membolak-balikkan hati manusia. Ia yang menggenggam hati
keturunan Adam diantara dua jemari Ar-Rahman Yang Maha Pengasih, dengan kehendak-Nya.
Rasulullah SaW sering menggunakkan kata-kata ini dalam bersumpah, karena pada dasarnya
hanya Allah lah yang maha pemilik segalanya.

 Jarh Wa Ta’dil
a. Muhammad bin Muqatil
 Nama Kuniyah: Abu Al Hasan
 Kalangan: Tabi'in kalangan biasa
 Negeri Semasa Hidup: Baghdad
 Wafat: 226 H
 Riwayat HaditsL 85 hadits dalam Shahih Bukhari. 4 hadits dalam Musnad Ahmad.
 Pendapat Ulama:
a. Abu Hatim berpendapat Muhammad bin Muqatil Shaduuq
b. Abu Bakar AlKhatib berpendapat Muhammad bin Muqatil Tsiqah
c. Ibnu Hibban berpendapat Muhammad bin Muqatil disebutkan dalam 'ats tsiqaat
d. Adz Dzahabi berpendapat Muhammad bin Muqatil Tsiqah

b. Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih


 Nama Kuniyah: Abu 'Abdur Rahman
 Kalangan: Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
 Negeri Semasa Hidup: Himash
 Wafat: 181 H
 Riwayat Hadits: 241 hadits dalam Shahih Bukhari. 44 hadits dalam Shahih
Muslim. 60 hadits dalam Sunan Abu Daud. 149 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 290 hadits
dalam Sunan Nasa'i. 30 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 358 hadits dalam Musnad
Ahmad. 34 hadits dalam Sunan Darimi.

15
 Pendapat Ulama
a. Ahmad bin Hambal berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih Hafizh
b. Ibnul Madini berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih Tsiqah
c. Yahya bin Ma'in berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih tsiqah tsabat
d. Abu Hatim berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih tsiqah imam
e. Ibnu Sa'd berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih tsiqah ma`mun.

c. Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy


 Nama Kuniyah: Abu Muhammad
 Kalangan: Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
 Negeri Semasa Hidup: Madinah
 Wafat: 141 H
 Riwayat Hadits: 99 hadits dalam Shahih Bukhari. 57 hadits dalam Shahih
Muslim. 20 hadits dalam Sunan Abu Daud. 19 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 28 hadits
dalam Sunan Nasa'i. 16 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 108 hadits dalam Musnad
Ahmad. 3 hadits dalam Muwatha' Malik. 12 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama
a. Ahmad bin Hambal berpendapat Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy Tsiqah
b. Yahya bin Ma'in berpendapat Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy Tsiqah
c. Abu Hatim berpendapat Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy Tsiqah
d. Al 'Ajli berpendapat Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy Tsiqah
e. An Nasa'i berpendapat Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy Tsiqah
f. Ibnu Hajar al 'Asqalani berpendapat Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy "tsiqah,faqih"
g. Adz Dzahabi berpendapat Musa bin 'Uqbah bin Abi 'Ayyasy tsiqah mufti.

d. Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab


 Nama Kuniyah: Abu 'Umar
 Kalangan: Tabi'in kalangan pertengahan
 Negeri Semasa Hidup: Madinah
 Wafat: 106 H

16
 Riwayat Hadits: 176 hadits dalam Shahih Bukhari. 112 hadits dalam Shahih
Muslim. 54 hadits dalam Sunan Abu Daud. 63 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 118 hadits
dalam Sunan Nasa'i. 54 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 339 hadits dalam Musnad
Ahmad. 40 hadits dalam Muwatha' Malik. 35 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama:
a. Ibnu Hibban berpendapat Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab disebutkan
dalam 'ats tsiqaat
b. Muhammad bin Sa'd berpendapat Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Al
Khaththab Tsiqah
c. Al 'Ajli berpendapat Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab Tsiqah
d. Ibnu Hajar al 'Asqalani berpendapat Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Al
Khaththab Tsabat 'Abid Fadil
e. Ibnu Hajar al 'Asqalani berpendapat Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Al
Khaththab salah Satu Ahli fikih yg tujuh

e. Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih


 Nama Kuniyah: Abu 'Abdur Rahman
 Kalangan: Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
 Negeri Semasa Hidup: Himash
 Wafat: 181 H
 Riwayat Hadits: 241 hadits dalam Shahih Bukhari. 44 hadits dalam Shahih
Muslim. 60 hadits dalam Sunan Abu Daud. 149 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 290 hadits
dalam Sunan Nasa'i. 30 hadits dalam Sunan Ibnu Majah. 358 hadits dalam Musnad
Ahmad. 34 hadits dalam Sunan Darimi.
 Pendapat Ulama
a. Ahmad bin Hambal berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih Hafizh
b. Ibnul Madini berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih Tsiqah
c. Yahya bin Ma'in berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih tsiqah tsabat
d. Abu Hatim berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih tsiqah imam
e. Ibnu Sa'd berpendapat Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih tsiqah ma`mun.

17

Anda mungkin juga menyukai