Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

SURI TELADAN 4 MAZHAB FIKIH

DISUSUN OLEH:
Nharaya Dhio Rachmatika
Riyan Hidayatulloh
Muhammad Ariel
Madi

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbanganbaik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………….. 1


B. Tujuan ………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN

A. Imam Abu Hanifah ………………………………….. 2


B. Imam Malik……………………………………… 3
C. Imam Syafi’i………………………………………………….. 5
D. Imam Ahmad bin Hanbal……………………………………..6

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ulama empat mazhab adalah para figur yang mengedepankan kesatuan
pendapat, dan tidak egois dengan pendapatnya. Meski memiliki pandapat sendiri
dalam mazhab, namun masing-masing mazhab selalu melihat pendapat.mazhab
lain, dan melakukan upaya untuk meminimalisir perbedaan, yang biasa disebut
muru atul Khilaf, dimana masing-masing mazhab bersepakat bahwa keluar dari
ranah khilaf merupakan perkara yang mustahab. Di dalam hukum Islam atau fikih,
terdapat empat mazhab besar yang diakui, di antaranya Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hanbal. Tahukah kamu, sifat keteladanan in,
kamu akan mempelajari tentang sifat-sifat kesufian Imam Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hanbal Guna memahaminya, mari kita
simak materi ini dengan saksama!
B. Tujuan
Agar kita bisa meneladani sifat keempat mazhab

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Imam Abu Hanifah


Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi'in yaitu generasi setelah Sahabat
Nabi Muhammad saw. Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali
menyusun kitab fikih berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian
(taharah).
1. Biografi Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah yang dikenal dengan sebutan Imam Hanafi. Abu Hanifah
memiliki nama lengkap an-Nu'man bin Tsabit bin Marzuban. Lahir di Kufah pada
tahun 80 H (699 M), pada masa kekhalifahan Bani Umayyah Abdul Malik bin
Marwan. Beliau digelari "Abu Hanifah" (suci dan lurus) karena kesungguhannya
dalam beribadah sejak masa kecil, berakhlak mulia, serta menjauhi perbuatan dosa
dan keji.
Pada masa remajanya, dengan segala kecerdasannya Imam Hanafi telah
menunjukkan kecintaannya kepada ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan
dengan hukum islam, kendati beliau anak seorang saudagar kaya namun beliau
sangat menjauhi hidup yang Disamping kesungguhannya dalam menuntut ilmu
fikih, beliau juga mendalami ilmu tafsir hadis, bahasa Arab dan ilmu hikmah, yang
telah mengantarkannya sebagai ahli fikih, dan keahliannya itu diakui oleh ulama
ulama di zamannya, seperti Imam Hammad bin Abi Sulaiman yang
mempercayakannya untuk memberi fatwa dan pelajaran fikih kepada murid
muridnya
Setelah Abu Hanifah menjadi seorang ulama besar, dan terkenal disegenap
kota-kota besar, serta terkenal di sekitar Jazirah Arabiyah pada umumnya, maka
beliau dikenal pula dengan gelar Imam Abu Hanifah. Setelah ijtihad dan buah
penyelidikan beliau tentang hukum-hukum keagamaan diakui serta diikut oleh
banyak orang dengan sebutan "Mazhab Imam Hanafi"
2. Keteladanan Imam Abu Hanifah
Beberapa sifat Abu Hanifah yang perlu kita teladani diantaranya sebagai berikut.

a. Sikap Taqwa
Imam Hanafi adalah seorang hamba Allah Swt. yang bertakwa dan soleh,
seluruh waktunya lebih banyak diisi dengan amal ibadah. Jika beliau berdoa
matanya bercucuran air mata demi mengharapkan rida Allah Swt.. Berani b.
b. Berani
Sifat keberanian beliau adalah berani menegakkan dan mempertahankan
kebenaran. Untuk kebenaran, ia tidak takut sengsara atau bahaya yang akan
diterimanya. Dengan keberaniannya itu, beliau selalu mencegah orang-orang yang
melakukan perbuatan munkar, kerana menurut Imam Hanafi kalau kemunkaran
tidak dicegah, bukan orang yang berbuat kejahatan saja yang akan merasakan
akibatnya, melainkan semuanya, termasuk orang-orang yang baik yang ada di
tempat tersebut.
c. Abu Hanifah adalah seorang yang teguh pendirian, yang tidak dapat
diombang-ambingkan
d. pengaruh-pengaruh luar. Abu Hanifah mempunyai jiwa merdeka, tidak
mudah larut dalam pribadi orang lain.
e. Abu Hanifah adalah seseorang yang suka meneliti suatu hal yang dihadapi,
tidak berhenti pada kulit-kulit saja, tetapi terus mendalami isinya.
f. Abu Hanifah mempunyai daya tangkap luar biasa untuk mematahkan hujjah
lawan.

B. Imam Malik
1. Biografi Imam Malik
Imam Malik bin Anas memiliki nama lengkap Malik bin Anas bin Malik bin
Amr, al-Imam, Abu Abd Allah al-Humyari al-Asbahi al-Madani. Beliau lahir di
Madinah pada tahun 714 (93 H), dan meninggal pada tahun 800 (179 H)). Beliau
adalah pakar ilmu fikih dan hadis, serta pendiri Mazhab Maliki. Beliau berasal dari
keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah
datangnya Islam.
Keluarga Imam Malik bin Anas merupakan ulama ahli hadis, maka Imam Malik
pun menekuni pelajaran hadis kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati
demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi
Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa Yahya bin Said al
3
Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah
Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadis, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga
Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Pada usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya
kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia
pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari al-Mansur, al-Mahdi, Hadi
Harun, dan Ma'mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu
Hanifah dan Imam Syafi'i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi
ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal
Imam Malik mencapai 1.300 orang.
2. Keteladanan Imam Malik
a. Imam Malik memiliki kepribadian yang kokoh dan berwibawa
Orang-orang yang menghadiri majlis ilmu Imam Malik sangat merasakan
wibawa imam besar tersebut. Tidak ada seorang pun yang berani berbicara saat ia
menyampaikan ilmu, Wibawa itu tidak hanya dirasakan oleh para penuntut ilmu,
bahkan para khalifah pun menghormati dan mendengarkan nasihatnya.
b. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketenteraman, dan rasa
hormat murid kepada gurunya
Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan la menegur
keras murid- muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah
Mansur membahas sebuah hadis dengan nada agak keras. Sang imam marah dan
berkata, "Jangan melengking bila sedang membahas hadis Nabi.
c. Pemberani
Manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan
aqidah Islamiah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya.
d. Imam Malik adalah seorang yang sangat perhatian dengan
penampilannya.
Pakaian yang ia kenakan selalu rapi, bersih, dan harum dengan parfumnya.
e. Imam Malik sangat berhati-hati dalam berfatwa
Meskipun telah mencapai derajat "mufti" (ahli fatwa) dan "mujtahid" (ahli
ijtihad), Imam Malik adalah pribadi yang sangat berhati-hati dalam berfatwa.
4
Gelar Imam Darul Hijrah, tidaklah membuat Imam Malik bermudah-mudahan
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan kepada beliau. Atau merasa malu
ketika tidak bisa menjawabnya. Sungguh hal ini mencerminkan tawadhunya beliau
sebagai seorang ulama besar.

C. Imam Syafi’i
1. Biografi Imam Syafi’i
Imam Syafi'i memiliki nama lengkap Muhammad bin idris bin Abbas bin
Uthman bin Syafi Bin Saib bin Abdu Yazid Bin Hasyim bin Abdul Mutalib bin
Abdul Manaf. Imam Syafi'i berasal dari keturunan arab Quraisy. Nasabnya berkait
dengan Nabi Muhammad saw Bellau dilahirkan di Kota Gaza Palestina pada bulan
Rajab 150 Hijrah.
Gurunya yang pertama ialah ibunya sendiri. Ibunya mengajar beliau mengenal
huruf dan mengaj Al-Qur'an. Setelah berumur 9 tahun beliau sudah dapat
menghafal Al-Qur'an. Kemudian ibunya membawa Imam Syafi'i untuk berguru
dengan Imam Ismail Kustantani, seorang guru ilmu Al-Qur'an yang terkenal waktu
itu, Imam Ismail pada mulanya menolak kerana Imam Syafi'i baru berusia 9 tahun
sedangkan dia hanya menerima orang menjadi muridnya setelah berumur 12 tahun.
namun setelah dia menguji hafalan dan ingatan Imam Syafi'i tentang Al-Qur'an,
beliau sangat tertarik dengan daya ingatan dan suara Imam Syafi'i yang merdu.
Imam Syafi'i juga amat meminati syair dan puisi, beliau pernah berguru dengan
Mas'ab bin Zubair seorang penyair terkenal. Dalam masa 3 bulan saja, Imam syafie
mampu menghafal 10.000 rangkap syair kaum Bani Huzail. Pernah suatu kali
Imam Syafi'i memasuki pertandingan syair atas desakan kawan-kawannya, lalu
mengalahkan gurunya Mas'ab.
2. Keteladanan Imam Syafi’i
a. Imam Syafi'i adalah orang yang cerdas dan gemar menuntut ilmu
Imam Syafi'i adalah seorang sastrawan dan ahli bahasa. Ahli nasab dan sejarah.
Ia juga terampil dalam berkuda dan memanah. Selain itu, Imam Syafi'i juga ahli
ilmu falak dan memiliki ilmu dasar kedokteran.

5
b. Imam Syafi'i adalah orang yang wara', zuhud dan bertakwa
Imam Syafi'i biasa membagi malamnya menjadi tiga bagian, sepertiga untuk
menu sepertiga untuk shalat dan sepertiganya untuk istirahat.
c. Ahli Sedekah
Imam Syafi'i juga ahli sedekah. Seluruh harta yang didapatkannya segera la
sedekahk kepada orang yang membutuhkan, Karenanya, ia tidak hanya dimuliakan
orang-orang ya berilmu, tetapi juga dicintai oleh masyarakat umum.

D. Imam Ahmad bin Hanbal


1. Biografi Imam Ahmad
Imam Ahmad dilahirkan di ibu kota kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, Irak,
pada tahun 164 H/780 M. Saat itu, Baghdad menjadi pusat peradaban dunia
dimana para ahli dalam bidangnya masing-masing berkumpul untuk belajar
ataupun mengajarkan ilmu. Dengan lingkungan keluarga yang memiliki tradisi
menjadi orang besar, lalu tinggal di lingkungan pusat peradaban dunia, tentu saja
menjadikan Imam Ahmad memiliki lingkungan yang sangat kondusif dan
kesempatan besar untuk menjadi seorang yang besar.
Imam Ahmad berhasil menghafalkan Al-Qur'an secara sempurna saat berumur
10 tahun. Setelah itu la baru memulai mempelajari hadis. Guru pertama Ahmad bin
Hanbal muda adalah murid senior dari Imam Abu Hanifah yakni Abu Yusuf al-
Qadhi. la belajar dasar-dasar ilmu fikih, kaidah-kaidah ijtihad, dan metodologi kias
dari Abu Yusuf. Setelah memahami prinsip-prinsip Mazhab Hanafi, Imam Ahmad
mempelajari hadis dari seorang ahli hadis Baghdad, Haitsam bin Bishr.
Beliau juga pergi mengunjungi kota-kota ilmu lainnya seperti Makkah,
Madinah, Suriah, dan yaman. Dalam perjalanan tersebut ia bertemu dengan Imam
Syafi'i di Makkah, lalu la manfaatkan kesempatan berharga tersebut untuk
menimba ilmu dari beliau selama empat tahun. Walaupun sangat menghormati dan
menuntut ilmu kepada ulama-ulama Mazhab Hanafi dan Imam Syafi'i, namun
Imam Ahmad memiliki arah pemikiran fikih tersendiri. Ini menunjukkan bahwa
beliau adalah seorang yang tidak fanatik dan membuka diri.

6
2. Keteladanan Imam Ahmad
a. Hidup sederhana
Imam Ahmad tetap hidup sederhana dan menolak untuk masuk dalam
kehidupan yang mewah. Beliau tetap rendah hati, menghindari hadiah-hadiah,
terutama dari para tokoh politik. Beliau khawatir dengan menerima hadiah-hadiah
tersebut menghalanginya untuk bebas dalam berpendapat dan berdakwah..
b. Cerdas dan gigih dalam menuntut ilmu
Ketika ada seseorang yang bertanya kepada beliau "sampai kapan engkau akan
menuntut ilmu beliau menjawab, "Aku akan membawa dawat tinta ini hingga ke
liang lahat." Pernyataan tersebut mempertegas kegigihannya di dalam mencari
ilmu. Artinya, ia tidak akan berhenti mencari ilmu hingga ajal menemuinya.

Anda mungkin juga menyukai