Anda di halaman 1dari 4

Panitera : (berdiri) "Majelis hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon untuk berdiri.

"
Majelis hakim : (memasuki ruangan, duduk)
Panitera : “Semua hadirin dipersilahkan untuk duduk kembali.”
1. Panitera : (berdiri) Tata tertib menghadiri persidangan Sebelum sidang dimulai,
Panitera, Penuntut Umum, Penasihat Hukum, Para Pihak dan Pengunjung Sidang
duduk di tempatnya masing-masing dalam ruangan sidang.
2. Pada saat Hakim memasuki dan meninggalkan ruang sidang, pejabat yang bertugas
sebagai protokol mempersilakan yang hadir dalam ruang sidang untuk berdiri
menghormati Hakim.
3. Setiap orang di dalam ruang sidang wajib menunjukkan sikap sopan dan tertib.
4. Ketua Majelis Hakim memimpin pemeriksaan dan memelihara tata tertib di
persidangan.
5. Ketua Majelis Hakim dapat menentukan bahwa anak yang belum mencapai umur
delapan belas tahun tidak diperkenankan menghadiri sidang.
6. Kehadiran anak-anak di dalam persidangan hanya dimungkinkan sepanjang sesuai
dengan Undang-Undang tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
7. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Hakim Ketua Majelis untuk memelihara tata
tertib di persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat.
8. Pengunjung sidang yang bersikap tidak sesuai dengan martabat pengadilan dan tidak
mematuhi tata tertib, setelah mendapat peringatan dari Ketua Majelis Hakim maka
atas perintahnya, yang bersangkutan dikeluarkan dari ruang sidang.
9. Dalam hal pelanggaran tata tertib sebagaimana dimaksud pada angka 7 bersifat suatu
tindakan pidana, akan dilakukan penuntutan terhadap pelakunya.
10. Selama sidang berlangsung setiap orang yang keluar masuk ruang sidang diwajibkan
memberi hormat kepada Majelis dengan menganggukkan kepala.
Panitera : (Duduk) “Silakan yang mulia.”
Hakim ketua : “Sidang perkara pidana pengadilan negeri kabupaten Cilacap yang
memeriksa dan mengadili perkara pidana nomor 1016/pidana B/2024/pengadilan negeri
kabupaten Cilacap atas nama terdakwa Nanda dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.”
(Ketok palu 3 kali)
Hakim ketua : “Baiklah saya akan menanyakan identitas saudara terlebih dahulu nama
Nanda. Tempat dan tanggal lahir Cilacap, 1 Januari 1980 agama Islam. Alamat Jl. Tentara
pelajar nomor 20 Cilacap, pekerjaan karyawan swasta. Saudara terdakwa, apakah saudara
terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani? dan siap mengikuti persidangan pada
hari ini?”
Terdakwa : “Baik yang mulia, saya dalam keadaan sehat dan siap mengikuti persidangan
pada hari ini.”
Hakim ketua : “Apakah saudara didampingi oleh penasihat hukum?”
Terdakwa : “Iya, saya didampingi oleh penasihat hukum.”
Hakim ketua : “Apakah saudara benar penasihat hukum terdakwa?”
Pengacara terdakwa: “Ya, benar.”
Hakim pen. 1 : “Baiklah kepada saudara jaksa penuntut umum apakah Anda siap untuk
membacakan tuduhan yang ditunjukkan kepada terdakwa?”
JPU : “Siap yang mulia.”
Hakim pen.1 : “Baiklah, silakan untuk jaksa penuntut umum.”
JPU : “Baik, saya di sini akan membacakan tuntutan yang ditujukan kepada terdakwa yaitu
saudara Nanda. Saya menuntut terdakwa dakwa Pasal 44 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Setelah dilakukan penyelidikan bahwa
tersangka Nanda Telah terbukti melakukan kdrt dengan istri Anda sendiri yaitu saudari Darli
dan menurut hasil visum membuktikan korban mengalami luka yang cukup parah dan trauma
yang cukup mendalam. Oleh karena itu, saya meminta para hakim untuk menuntut terdakwa
dengan tuntutan 5 tahun penjara dan denda 15 juta rupiah, terima kasih.”
Hakim pen. 1 : “Baik apakah saudara jaksa penuntut umum membawa hasil visum dan bukti
fisik yang dialami oleh korban.”
JPU : “Ya yang mulia” (ngasih kertas)
Hakim pen.1 : “Baiklah kepada saudara hukum terdakwa apakah Anda melakukan tanggapan
mengenai keterangan tersebut.”
Pengacara terdakwa: “Iya yang mulai (berdiri) seperti yang diketahui saudara Nanda
mengakui atas kejadian tersebut di mana dia sangat menyesal apa yang dia lakukan, tetapi
kita tahu saudara Nanda melakukan hal tersebut karena ketidaksengajaan, di mana dia
melakukan kekerasan terhadap istrinya itu terjadi karena adanya PHK dari perusahaan yang
menyebabkan ia berhenti dari pekerjaannya tersebut. Tetapi istri selalu menginginkan
ekonomi yang tinggi yang tidak disanggupi oleh terdakwa. menyebabkan pertengkaran antara
keduanya dan menyebabkan saudara Nanda memukul istrinya dengan ketidaksengajaan. Oleh
karena itu saya mohon kepada yang mulai untuk mengurai hukuman atau dakwaan terhadap
terdakwa karena yang di mana dia juga warga negara yang berhak atas pembiayaan atau
pengurangan hukuman sebagai terdakwa.”
Hakim pen1 : “Baik apakah ada tanggapan dari jasa penuntut umum mengenai pernyataan
penasihat hukum.”
JPU : “Ada yang mulia, baik saya keberatan dengan pernyataan dari penasihat hukum sebab
terdakwa tidak melakukannya sekali tetapi berkali-kali sehingga menyebabkan korban
tersebut mengalami luka yang cukup banyak dan trauma yang mendalam oleh karena itu yang
mulia saya keberatan dengan pernyataan dari penasihat hukum.”
Hakim ketua : “Dengan demikian kami hakim memutuskan Keputusan sementara terdakwa
Nanda akan dihukum selama 3 tahun dengan denda 10 juta menurut pasal 44 UU Nomor 23
tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.”
Hakim ketua : “Kepada saksi dipersilakan untuk memasuki ruang sidang.”
Saksi : (masuk, berdiri)
Hakim pen 1 : (Membawa buku di atas kepala saksi)
Hakim ketua : “Mohon untuk saksi mengulangi ucapan saya. Saya bersumpah saya akan
menyampaikan yang sebenar-benarnya dan tiada yang lain selain yang sebenar-benarnya.”
Saksi : “Saya bersumpah saya akan menyampaikan yang sebenar-benarnya dan tiada yang
lain selain yang sebenar-benarnya.”
Hakim ketua : “Silakan kepada saksi untuk menyampaikan kesaksiannya.”
Saksi : (berdiri) “Nama saya Delia. Saya tidak menyangka bahwa ayah saya melakukan
kekerasan kepada ibu saya, setau saya mereka memang sering bertengkar setelah ayah saya
di PHK dari perusahaan, mungkin saya tidak tega melihat hal tersebut saya sering meminta
ibu saya pergi dari rumah tapi ibu saya menolak sehingga kejadian tersebut sering terulang.”
Hakim ketua: “Baik. Saudara Nanda. Tolong jelaskan bagaimana kronologi kejadiannya dan
jelaskan apa yang menyebabkan terdakwa melakukan hal tersebut.”
Terdakwa: “Baik yang mulia. Jadi pada tanggal 5 Januari 2024 sekitar pukul 9 malam saya
baru pulang dari rumah, tapi istri saya memarahi saya karena karena saya belum juga dapat
kerja baru padahal saat itu saya sudah ke sana kemari untuk melamar kerja. Karena saya lelah
dan tersulut emosi saya melakukan kekerasan dengan memukul korban tapi tidak sampai
mencekik yang mulia.”
Korban : “Mohon interupsi yang mulia.”
Hakim ketua : “Baik, silakan”
Korban : “Pada saat itu saya memergoki suami saya pulang diantar temannya yang suka
minum² dan untuk mencekik memang tidak dilakukan pada hari itu tapi lebih tepatnya sekitar
3 hari sebelumnya.”
Hakim ketua : “Baik saya kan bertanya, apakah dari saksi pernah mendapat pukulan dari
terdakwa?”
Saksi : “Tidak yang mulia.”
Hakim ketua : “Baik, saksi silakan meninggalkan ruang sidang.”
Hakim pen.2 : “Baiklah jaksa penuntut umum silakan menyampaikan tuntutan terdakwa.”
JPU : “Baik yang mulia, dengan kasus ini saya menuntut terdakwa 5 tahun penjara dan denda
15 juta rupiah dengan Pasal 44 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga, karena setelah mendengar keterangan saksi dan pernyataan terdakwa
sendiri membuktikan bahwa terdakwa melakukan kdrt kepada istri Anda sendiri yaitu
saudari ...
Hakim ketua : “Kepada penasihat hukum apakah ada pembelaan kepada terdakwa?”
Pengacara terdakwa: “Ya yang mulia, saya sebagai penasihat hukum saya akan mengatakan
pembelaan untuk terdakwa seperti yang ketahui bahwa terdakwa melakukan hal tersebut
karena ketidaksengajaan oleh karena itu yang mulia bisa mengurangi hukuman terdakwa
dengan pemikiran yang sebaik-baiknya di mana terdakwa tersebut akan memperbaiki
sikapnya dan menerima hukuman atas apa yang telah diperoleh. Oleh karena itu saya
meminta tuntutan hukum yang sebaik-baiknya.”
Ketua hukum : “Jaksa penuntut umum apakah ada tanggapan dari pembelaan penasihat
hukum terdakwa.”
JPU : “Ada yang mulia, jika memang terdakwa melakukan dengan sengaja mengapa
melakukan berkali-kali itu bukan tindakan ketidaksengajaan tetapi kebiasaan. Jadi saya
menuntut terdakwa itu sesuai pasal yang sudah saya sebutkan bahwa terdakwa dituntut
dengan tuntutan 5 tahun penjara dan denda 15 juta rupiah. Terima kasih.”
Hukum ketua : “Sehubung adanya saksi dan bukti yang kuat, kami memutuskan saudara
Nanda akan dihukum selama 3 tahun penjara dengan denda 11 juta sesuai dengan pasal 44
UU nomor 23.” (ketok 1 kali)
Hakim ketua : “Baiklah demikian pemeriksaan pidana dengan nomor 1016/pidana
B/2024/pengadilan negeri kabupaten Cilacap atas nama terdakwa Nanda dinyatakan selesai
dan persidangan ini kami nyatakan ditutup.” (ketok 3 kali)
Majelis hukum : (meninggalkan ruangan)
Semua orang : (berdiri) ... (duduk lagi)
Panitera: “Demikian persidangan hari ini, seluruh hadirin diperkenankan meninggalkan
ruangan.”

Anda mungkin juga menyukai