1) SIDANG PERTAMA
panitera pengganti (niki): "majelis hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon untuk berdiri”.
majelis hakim memasuki ruangan sidang melalui pintu khusus, kemudian hakim duduk di tempat
duduknya.
hakim (alfarizi): sidang pengadilan negeri kota kisaran, atas nama Raiq Afif Muhammad, pada hari kamis,
tanggal 9 Februari 2023, dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. (ketuk palu 3×)
2. petugas membawa terdakwa ke ruang sidang dan mempersilahkan terdakwa duduk di kursi
pemeriksaan.
hakim: "apakah terdakwa dalam keadaan sehat dan siap untuk mengikuti persidangan?"
hakim: "atas nama Raiq Afif Muhammad, umur 38 tahun, alamat Sentang Jln Jeruk lingkungan 3 nomor
25, pekerjaan sebagai pedagang keliling".
hakim: "apakah benar dalam sidang ini anda bertindak sebagai penasehat hukum terdakwa?".
penasehat hukum (lucky): "benar, saya sebagai penasehat hukum terdakwa R.A"
hakim: "saya meminta kepada terdakwa untuk mendengarkan dengan seksama pembacaan surat
dakwaan".
penasehat: ya!, saya keberatan. pukulan yang diterima korban bukanlah sepenuhnya kesalahan suami,
mengapa? karna pada saat terjadinya cekcok antara pelaku dengan korban diakibatkan bukan karena
masalah ekonomi saja, melainkan suami yang mendengar kabar istrinya menjalin hubungan dengan pria
lain bahkan sampai akan dilamar, itulah yang membuat si suami/pelaku terbakar api cemburu dan
emosi. jadi ini bukan sepenuhnya kesalahan si pelaku, melainkan kesalahan si korbannya juga.
jaksa: keberatan yang mulia!. awal permasalahan dari masalah ini adalah karena pelaku tidak bisa
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, sehingga menyebabkan korban tidak tahan dengan
suaminnya/pelaku dan mencari pria lain yang lebih mapan. dalam pasal 34 ayat (1) UU No. 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan) yang berbunyi: “Suami wajib melindungi isterinya dan
memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya”.
jaksa: dan dalam surat dakwaan yang saya baca tadi, pelaku menganiaya korban/istri menggunakan
tangan dan kayu, sehingga menyebabkan luka memar di tangan, kaki, leher, serta perut. dalam Pasal 44
ayat 1 UU No 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) berbunyi: "setiap orang
yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp
15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
5) SIDANG PEMBUKTIAN
Apabila hakim/majellis hakim menetapkan bahwa sidang pemeriksaan perkara harus diteruskan maka
acara persidangan memasuki tahap pembuktian yaitu pemeriksaan terhadap alat bukti-bukti dan barang
bukti yang di ajukan.
hakim: "apakah anda sudah siap menghadirkan saksi-saksi pada sidang hari ini?".
hakim: "umur?"
korban/saksi: "agama saya Islam dan pekerjaan saya sebagai ibu rumah tangga"
saksi: "benar, saya sebagai istri dari terdakwa sekaligus korban penganiayaan dari terdakwa"
hakim: "apakah anda bersedia mengucapkan sumpah atau janji sesuai dengan agama?"
saksi: "Demi Allah, Saya bersumpah bahwa saya akan menerangkan dengan sebenarnya dan tiada lain
dari pada yang sebenarnya.”
untuk saksi yang beragama islam, cukup berdiri tegak. pada saat melapalkaan sumpah petugas berdiri di
belakang saksi dan mengangkat Alquran diatas kepela saksi.
hakim: "saya ingatkan kepada saksi, anda harus memberi keterangan yang sebenar-benarnya sesuai
dengan apa yang korban/ anda alami, apa yang anda lihat, jika anda tidak mengatakan yang sebenarnya
anda apat di tuntut karena sumpah palsu"
hakim: "apa ini kayu yang pelaku gunakan untuk menganiaya anda?"
saksi: "benar, itu yang pelaku gunakan untuk memukul lengan serta kaki saya"
hakim: "bagaimana bisa terjadi? sedangkan anda dipukul menggunakan tangan dan kayu".
saksi: "pada saat pelaku mau memukul saya menggunakan kayu, saya berusaha lari untuk menghindar,
tetapi saya kalah cepat dengan pelaku, pelaku menangkap saya dan merobek baju saya secara paksa,
lalu memukuli saya dengan kayu di bagian perut sehingga menimbulkan bercak darah dari baju saya.
7) PEMERIKSAAN TERDAKWA
hakim: " apakah anda dalam keadaan sehat dan siap menjalani pemeriksaan?".
terdakwa: "agama saya Islam dan pekerjaan saya sebagai pedagang keliling"
terdakwa: " saya sangat mencintai istri saya, tetapi pada saat saya mengetahui kabar bahwa istri saya
menjalin hubungan dengan pria lain bahkan sampai akan dilamar, saya sangat marah dan emosi
sehingga saya memukul istri saya menggunakan tangan dan kayu".
hakim: "harap tenang. kembali ke pertanyaan, kayu seperti apa yg anda gunakan untuk menganiaya
korban? dimana anda mendapat kayu tersebut?".
terdakwa: " kayu bekas gagang sapu yang mulia, saya mendapatkan kayu bekas tersebut di dapur"
hakim: "darimana anda tahu kalau istri anda menjalin hubungan dengan pria lain dan akan dilamar?"
terdakwa: " saya sudah mengikutinya selama beberapa minggu, dan kerap sekali saya menemukan istri
saya tengah video callan dengan laki" lain.
hakim: "baiklah, selesai sudah pemeriksaan saksi dan terdakwa, untuk jaksa penuntut untuk segera
mempersiapkan surat tuntutan pidana
Apabila penuntut umum sudah siap mengajukan tuntutan pidana, maka hakim ketua
mempersilahkannya untuk membacakannya. tata cara pembacaannya sama dengan pembacaan tata
cara pembacaan dakwaan.
Setelah selesai, penuntut umum menyerahkan naskah tuntutan pidana pada hakim (alfarizi) dan
salinannya diserahkan pada terdakwa (apep) dan penasehat hukum/pengacara (lucky).
hakim: "apakah terdakwa paham dengan isi tuntutan pidana yang telah dibacakan oleh penuntut umum
tadi?"
Sebelum menjatuhkan putusan, hakim mempertimbangkan berdasarkan atas surat dakwa, segala
sesuatu yang terbukti dipersidangan, tuntutan pidana.
hakim: "baiklah, hari ini adalah pembacaan putusan, sebelum putusan dibacakan saya meminta agar
para pihak yang hadir supaya memperhatikan isi putusan dengan seksama..".
hakim: Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana, hakim meringankan terdakwa karena:
1. terdakwa mengakui perbuatannya terus terang sehingga tidak mempersulit jalannya persidangan.
4. antara korban dan terdakwa sudah memutuskan untuk berdamai pada saat proses persidangan, dan
masih saling mencintai sehingga mereka ingin membangun keluarga yang sakinah, mawadah dan
warohma, perpisahan antara kedua belah pihak adalah perbuatan yang tdk dilarang Allah tapi sangat
dibenci allah..
menimbang dan memutuskan hal tersebut, maka hakim menjatuhkan hukuman terdakwa dengan
hukuman kurungan 22 hari.
(hakim ketua mengetuk palu(1x) dan mempersilahkan terdakwa untuk duduk kembali)
Apabila tidak ada hal-hal yang akan di sampaikan lagi maka hakim ketua menyatakan seluruh rangkaian
acara persidangan perkara pidana yang bersangkutan telah selesai dan menyatakan sidang di tutup.
hakim: "sidang dinyatakan di tutup" (hakim ketua mengtuk palu sebanyak tiga kali).
panitera pengganti: "majelis hakim akan meninggalkan ruang sidang, hadirin dimohon untuk berdiri”.