Anda di halaman 1dari 3

Naskah teks Anekdot

Narator : Syafira Gustiani B


Tukang Pedati : Adi Fajri
Keluarga Pemilik Pedati : Syafira Gustiani B
Yang Mulia Hakim : M Rio Rizki W
Pembuat Jembatan : Felicia Amanda C
Tukang Kayu : M Fadlan Abdillah
Pembantu Tinggi Besar : M Fajrin Alfikri
Pengawal : Irul Reksa
Pembantu Pendek Kurus : M Abdillah Naufal Hanif
Penjual Kayu : Willy Muhammad Ilham
ANEKDOT HUKUM PERADILAN

Pada zaman dahulu disuatu negara, ada seorang tukangb pedati yang rajin dan tekun.
Suatu pagi dia pergi ke pasar melewati jembatan yang baru dibangun sambil membawa barang
dagangannya dengan pedati. Tiba-tiba.....
Tukang pedati : “Aaaaaaaaadduuuuuhhhh.. barang daganganku hanyut semua!”
Keluarga pemilik pedati : “Kemana barang daganganmu? Kok tidak kamu bawa?”
: “Tadi aku melewati jembatan yang baru dibangun, karena
jembatannya tidak kuat maka aku jatuh dan daganganku bersama kudaku hanyut ke sungai.”
lik pedati : “Apa?! Ayo kita laporkan kepada hakim tentang kejedian ini!”
ama kemudian mereka sampai di pengadilan dan mengadukan kejadian tsb pada hakim.
lik pedati : “Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan
dagangan di dalamnya karena jembatan yang dilalui roboh. Pembuat jembatan itu harus
dihukum!”
kim : “Itu salah dia sendiri! Mengapa dia membawa barang dagangan dan kudanya itu ke jembatan
yang baru dibangun?”
: “Saya keberatan yang mulia, pembuat jembatanlah yang salah!”
kim : “Iya juga sih.. Pengawal panggilkan pembuat jembatan itu!”
: “Siap! Tunggu sebentar...”
a saat kemudian pengawal datang bersama pembuat jembatan itu.
: “Yang mulia, ini pembuat jembatannya.”
atan : “Yang mulia hakim, apa salah saya sehingga saya dipanggil ke pengadilan ini?”
kim : “Kamu gatau apa kesalahan kamu?! Kamu membuat jembatan yang rapuh, sehingga membuat
tukang pedati itu jatuh dan barang dagangannya hanyut ke sungai!
atan : “Saya keberatan Yang mulia! Seharusnya si tukang kayulah yang bersalah, karena memberi
saya kayu yang kualitasnya jelek dan rapuh!”
kim : “Iya juga sih.. kalau begitu, PENGAWAL panggil si tukang kayu itu!”
: “Siap Yang mulia! Tunggu sebentar...”
erapa saat kemudia pengawal datang membawa si tukang kayu tersebut.
: “Yang mulia, ini si tukang kayunya!”
: “Yang mulia hakim, apa kesalahan saya sehingga saya di panggil ke persidangan ini?”
kim : “Kesalahan kamu sangat besar! Kayu yang kamu berikan untuk pembuat jembatan itu ternyata
jelek dan rapuh, sehingga membuat seseorang terjatuh lalu kehilangan pedati dan kudanya!”
: “Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah penjual kayu, dialah yang
menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek dan
rapuh!”
kim : “Iya juga ya, pengawal! Panggilkan si penjual kayu itu!”
: “Baik Yang mulia! Tunggu sebentar”
erapa saat kemudian pengawal datang bersama penjual kayu itu.
: “Ini Yang mulia hakim si penjual kayu itu!”
: “Yang mulia hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?”
kim : “Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si tukang
kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kokoh dan menyebabkan seseorang kehilangan
dagangan dan kudanya”
: “Saya keberatan Yang mulia! Jangan menyalahkan saya, karena yang salah adalah pembantu
saya. Dialah yang memyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi
kayu yang jelek kepada si tukang kayu itu”
kim : “Benar juga apa yang kamu katakan. Kalu begitu PENGAWAL! Bawa si pembantu itu ke
hadapanku”
: “Siap yang mulia!”
mudian.....
: “Ini Yang mulia si pembantunya!”
uk tinggi : “Apa kesalahan saya sehingga saya dipanggil ke pengadilan ini?”
kim : “Kamu masih bertanya apa kesalahanmu? Kesalahanmu adalah memberikan kayu yang jelek
dan rapuh pada si tukang kayu itu!”

Si pembantu tidak secerdas ketiga orang yang dipanggil terlebih dahulu sehingga ia
tidak bisa memberi alasan yang memuaskan Hakim. Akhirnya.....
kim : “Hai! Pengawal, masukan si pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!”
Pengawal : “Siap yang mulia hakim!”
Beberapa saat kemudian yang mulia hakim bertanya pada pengawal.
Yang mulia hakim : “Pengawal! Apakah hukuman sudah dilaksanakan?”
Pengawal : “Belum Yang mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.”
kim : “Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?”
: “Sulit, Yang mulia! Si pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya
tidak muat karena terlalu sempit dan si pembantu itu tidak punya uang untuk disita.”
Lalu Yang mulia hakim marah besar.....
kim : “Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si penjual kayu yang lebih pendek,
kurus, dan punya uang!”
Pengawal : “Baaaa.....ikkk Yang mulia!”
Kemudian, si pengawal mencari pembantu si penjual kayu yang lain... dan membawa
pembantu itu ke pengadilan.
: “Yang mulia, ini pembantu si penjual kayu yang berbadan kurus, pendek, dan mempunya
banyak uang.”
dek kurus : “Wahai, yang mulia hakim. Apa kesalahan saya sehingga harus dipenjara?”
Yang mulia hakim : “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaaang!!!!”
Kemudian si pembantu pendek kurus itu dimasukkan ke dalam penjara, dan semua
uangnya disita. Sang hakim pun bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan peradilan
tersebut....
kim : “Saudara-saudara, apakah hukuman penjara untuk pembantu pendek, kurus, dan punya uang
tadi adli?”
Masyarakat : “ADILLLLLLLLLLLL!”

Anda mungkin juga menyukai