Dahulu kala di Cilodong, hiduplah seorang lelaki yang sangat kikir. Sepanjang hidupnya, ia
menumpuk kekayaan dan tidak pernah beramal sedikit pun.
Suatu hari dia berjalan dengan pakaian yang cukup bergaya dan cukup modis, lelaki kikir
tersebut melihat seorang pengemis sedang mengemis di jalan, lalu dia menghampiri
pengemis tersebut dan mengambil uang di kantongnya dan memberikannya ke pengemis
tersebut.
“Terima Kasih pak semoga rejeki anda dimudahkan“ kata si pengemis kepada si kikir.
Si kikir tersebut marah dan memukul si pengemis yang tidak berdosa tersebut.
“cuih,ngapain gua kasih uang ke elu kalo gak punya kembalian” kata si kikir sambil kesal
kepada pengemis.
Sampai akhirnya, si kikir sakit keras dan dokter mengatakan hidupnya tidak akan lama lagi.
Si kikir berpikir kepada siapa dia akan mewariskan harta kekayaannya yang melimpah.
“kalian bertiga,bisakah memakai jurus andalanku” Tanya si kikir kepada ketiga anaknya.
Anak pertama meperagakan jurus andalanya tersebut begitu juga anak kedua dan juga anak
ketiga.
“Bagus,kalian sangat hebat dalam jurus adalanku” kata si kikir kepada ketiga anaknya.
"Katakan padaku, bagaimana nanti kau akan memakamkanku?" tanya si kikir kepada anak
tertua.
"Aku akan mengadakan upacara pemakaman besar-besaran. Aku akan memesan peti mati
perak untuk ayah. Lalu, pakaian Ayah akan dirajut dengan benang emas. Setelah itu, aku
akan memberi makan orang miskin selama tiga hari," jawab anak tertua.
"Kau bodoh!" bentak si kikir mendengar jawab an anak tertuanya. "Peti mati perak! Baju
emas! Memberi makan orang miskin selama tiga hari! Terkutuklah aku, sia-sia saja aku
membesarkamu," kata sang ayah yang kikir.
Anak kedua mengerti bahwa ayahnya tidak ingin sebuah pemakaman yang mewah. Maka,
setelah ditanya, ia menjawab, "Kakak terlalu mahal membuat upacara penguburan. Aku
akan mengadakan pemakaman yang tidak mahal. Aku hanya akan mengundang ustad untuk
mendoakan Ayah."
"Kau tahu berapa biaya menyewa Ustad untuk berdoa? Kau harus membayarnya dengan
emas. Ah, kau sama-sama tak berguna seperti kakakmu. Minggir sana! Coba kau anakku
bungsu!"
Anak bungsu sudah lama benci dengan sifat kikir ayahnya. Kini, ia semakin jijik dengan
sikap ayahnya itu. "Aku tidak akan mengeluarkan uang sedikit pun untuk pemakamanmu.
Bahkan, aku akan menghasilkan uang dari kematianmu," kata anak bungsu kesal.
"Oh, bagaimana caramu menghasilkan uang dari kematianku?" tanya si kikir justru
penasaran.
"Setelah kau mati, aku akan jual tubuhmu ke deep web. Aku akan menjualnya ke penawar
tertinggi," kata anak bungsu semakin kesal dengan ayahnya.
“Tega nya kau berbicara seperti itu” kata si kikir sambil marah besar ke anak bungsunya.
Si kikir tersebut terbangun dan dia tersadar bahwa dia sudah menjadi arwah.
“Aku adalah malaikat maut untuk mengantarkanmu ke neraka” kata si malaikat maut kepada si
kikir.
“Memang aku punya dosa apa?” kata si kikir sambil mengigil ketakukan.
“Kau memang mempunyai dosa banyak sampai kamu tidak sadar bahwa aku adalah pengemis
yang dipukulmu” kata si malaikat maut kepada si kikir.