Dahulu kala, di sebuah wilayah kerajaan, terkisah dua orang bayi kembar yang
ditakdirkan dengan dua nasib berbeda. Tersebutlah Analise, seorang putri raja yang
hidup dalam kemewahan dan kebahagiaan. Sedangkan bayi satunya bernama Erica,
saying seribu saying, takdirnya berkata dia harus lahir dari keluarga yang dikepung
kemiskinan.
Tahun demi tahun berlalu, di kesehariannya Sang Putri disibukkan dengan tugas
kerajaan. Di sisi lain, Erica pun harus bekerja keras sebagai penjahit untuk Nyonya Cap
yang jahat. Walaupun kehidupan keduanya berbeda 180 derajat, namun, pada suatu saat.
langit telah memutuskan, untuk mempertemukan keduanya.
Pada suatu hari, bagai petir di siang bolong, Sang Penambang Kerajaan tergopoh-
gopoh mendatangi Ratu. Mengabarkan bahwa usaha pertambangan emas mereka berhasil
nihil. Kabar tersebut segera mengguncang seisi kerajaan. Ratu harus berpikir cepat,
penasihatnya sedang bertugas di luar daerah. Tetiba, terbesit ide di kepala Ratu, teringat
tentang Raja Muda yang sedang mencari Permaisuri.
Di tempat Analise …
Ratu : “Anak ibu sayang, kau tahu ‘kan? Penting menikahi Raja Dominic ,
hanya itu cara untuk melindungi rakyat ….”
Analise : “Iya Ibu, tapi ...”
Pelayan Menteri 1 : “Siapa idiot yang menaruh ini?” (mengangkat sebuah batu)
Pelayan Menteri 2 : “Oh, itu aku.”
Pelayan Menteri 1: “Mari kita ulang, kita mencari emas, apa ini terlihat seperti emas?”
Pelayan Menteri 2 : “Tidak.”
Pelayan Menteri 1 : “Apa terlihat berharga?”
Pelayan Menteri 2 : “Tidak.
Pelayan Menteri 1 : “Bisa membuatmu senang?”
Pelayan Menteri 2 : “Kurasa tidak.”
Pelayan Menteri 1: “Fokuslah, Nic! Kau butuh itu… (melempar batu kepada Pelayan
Menteri 2) … dan juga otak.”
Kemudian seseorang masuk, Pelayan Menteri 1 & 2 yang terkejut lantas mencari tempat
bersembunyi, mengintip seperti orang bodoh.
Tak jauh dari sana, terebut dua peri yang sedang berbincang.
Prajurit : “Apakah Anda Duta Besar di bawah titah Raja Muda Dominic?”
Duta Besar : “Betul. Atas nama Raja Muda Dominic, saya memberikan hadiah ini
khusus untuk Tuan Putri Analise. Yang Mulia berharap Yang Mulia Ratu
berkenan menerima.”
Ratu : “Oh, terima kasih, Duta Besar. Putri Analise pasti sangat senang
menerimanya.”
Duta Besar : “Maafkan atas kelancangan saya, Yang Mulia. Tetapi, bolehkah saya
bertanya?” (sambil membungkuk)
Ratu : (mengangguk)
Duta Besar : “Sudahkah Yang Mulia mengatur tanggal pernikahan Tuan Putri?”
Ratu : “Bisakah kau atur untuk seminggu dari sekarang?”
Preminger : (kaget) “Hah? Satu minggu dari sekarang?”
(Ratu, Duta Besar, dan pulayan seraya menoleh serentak menatap Preminger).
Preminger : “Eum, saya piker itu keputusan yang tepat dan bijaksana, Yang Mulia.”
Duta Besar : “Baik, dimengerti, Yang Mulia. Saya akan segera menyampaikan berita
bahagia ini kepada Yang Mulai Raja Dominic.”
(Kembali ke Analise dan Julian, yang sekarang berada di balkon kamar Analise.)
Julian : “Em, dulu Tuan Putri pernah bilang ingin datang berkunjung ke
kediaman saya. Apakah Tuan Putri masih penasaran?”
Analise : (mengangguk)
Julian : “Tuan Putri, Anda akan butuh mantel Anda.”
Analise : “Terima kasih.”
Julian : (mengehela napas Panjang) “Tidak ada yg lebih baik dari udara segar
dan pemandangan indah.”
Analise : “Benar. Fyuh, rasanya lega keluar dari lingkungan istana, tidak ada yg
tahu siapa aku. Jadi yang mana rumahmu?”
Julian : “Hanya sebuah kamar biasa, Tuan Putri. Lantai 3 sebelah kiri, saya selalu
belajar di sana,” (menunjuk sebuah bangunan)
Erica : (bernyanyi)
Nyonya Cap : “Kau mengamen lagi?”
Erica : (terkejut) “Nyonya Cap?!”
(Nyonya Cap merampas celengan Erica yang berisi uang kumpulan Erica.)
Erica : “Itu milikku, Nyonya!”
Nyonya Cap : “Kau masih punya hutang padaku, ingat? Kau pikir kau bisa hidup
dengan menjadi pemangen jalanan? Kembalilah bekerja padauk, aku yakin
kau tidak ingin mendapat masalah yang lebih besar.”
(Nyonya Cap kasar melemparkan kembali celengan kosong Erica, kemudian segera
melenggang pergi. Di saat yang sama, Analise menghampiri Erica.)
Keesokan harinya, sang Putri menghilang. Seluruh penjuru istana dilanda kepanikan.
Julian adalah salah satu orang yang paling sibuk mondar-mandir mencari Tuan Putri. Setelah
berjam-jam pencarian sia-sia, Julian memanggil Erica untuk menjadi pengganti Analise
sementara demi meredam kepanikan istana. Tak lama kemudian, Erica berhasil
diseliundupkannya masuk istana.
Duta Besar : “Sudah resmi karena hilangnya Tuan Putri, maka pernakahan dengan
Raja Dominic dibatalkan.”
Preminger : (tersenyum keji)
Tiba-tiba, dari pintu utama, Julian muncul, bersama ‘Tuan Putri’ palsu.
Benarlah dugaan Julian, Putri Analise diculik oleh pelayan Preminger. Putri Analise
disekap di rumah tua, pelosok Hutan Barat. Diberi tugas menjaga Tuan Putri, Pelayan 1 dan
Pelayan 2 menunggu sambal bermain kartu.
(mereka pun melihat Tuan Putri Analise yang masih terikat di ruang tahanannya.)
Praminger : “Bagus. Jika sekiranya kalian punya waktu luang, bunuhlah Tuan
Putri!”
Pelayan Menteri 2 : “Kapan waktu luang kami, Tuan?”
Pelayan Menteri 1 : “Sekarang?”
Pelayan Menteri 2 : “Jangan, Bodoh! Darahnya akan mengotori jubahku. Terserah. Aku
tidak ingin Tuan Putri hidup sampai esok hari!”
Analise : “Tolooongg … tolooong!!!”
Pelayan Menteri 1 : “Maafkan saya Tuan Putri.”
(Bersamaan dengan Praminger yang pergi meninggalkan tahanan. Putri pun bersedih
karena hidupnya sudah tidak lama lagi.)
(Tiba-tiba, tersengar langkah-langkah dari arah luar. Kedua pelayan Praminger telah
mengasah tajam senjata mereka. Julian segera bersembunyi. Atmosfer tegang menggantung di
langit-langit ruangan. Tanpa sepatah kata apapun, Pelayan Menteri 1 mengayunkan senjatanya
kepada Analise. Namun, sebelum benda tajam itu merobek tubuh Analise, Julian cekatan
memukul kedua pelayan Praminger sampai jatuh pingsan. Tanpa membuang waktu lagi,
keduanya langsung lari menyelamatkan diri. Di istana, Preminger berlagak membawa berita
besar. Praminger berencana memberi tahu Ratu bahwa yang berada di istana bukanlah Putri
Analise yang asli.)
Ratu : “Semuanya berjalan lancar. Terima kasih atas kerja kerasnya, Duta
Besar. Esok hari, kedua kerajaan akan segera Bersatu. Kau siap, Sayang?”
Erica : “Si-siap ….”
Raja dominic : “Untuk calon pengantinku,” (sambal memberikan cincin kepada Erica)
(Secara bersamaan Julian, Analise, Erica dan Raja Dominic tiba aula istana, hari
pernikahan.)
Putri Analise menceritakan semua yang tejadi. Semuanya kejahatan Preminger, dan
tipu muslihat sabotase Preminger setelah penyelidikannya dengan Julian. Setelah
ditelusuri perkataan Analise semuanya terbukti benar. Di bawah kepemimpinannya,
industri kristal berkembang, dan kerajaan, terselamatkan.
Pada akhirnya, Putri Analise dan Julian menikah. Begitu juga dengan Erica bersama
Raja Dominic. Mereka pun bahagia selamanya.
TAMAT.