Anda di halaman 1dari 11

Ande-Ande Lumut

(Musik Pembukaan)
SCENE PERTAMA
Kirana : “Nek…Nenek…Nenek…Nek”. Aku menemukan ini di gudang atas, ini…… apa nek?.”
Oma : (membuka kain yang menyelimuti buku)

(Musik)
Oma :
Dongeng dituliskan dari sepenggal kehidupan dimana sebuah perjalanan memberi pelajaran tentang
manusia yang beragam, tentang hidup disegala jaman semesta yang megah kasih yang indah.
Kirana :
Dongeng dibacakan tuk mengerti kehidupan dimana semua perjuangan berujung kebahagiaan.
Oma :
tentang manusia yang beragam.
Kirana :
tentang hidup disegala jaman.
Oma :
semesta yang megah.
Oma dan kirana :
kasih yang indah.

Kirana : “Wah, jadi ini buku dongeng? Ceritanya tentang apa nek?.”
Oma : “ nanti ya nenek ceritakan.”
Kirana : “yah nek, kirana penasaran ceritanya boleh sekarang aja yah.”
Oma : (mengangguk).

SCENE KEDUA
(Musik)
Narator (oma) : Ini adalah sebuah kisah tentang seorang perempuan biasa bernama Sekar yang bersahabat
dengan seorang pangeran bernama Dirandra. Sebuah keajaiban yang tak terduga memisahkan mereka.
Dan seperti halnya perpisahan itu, pertemuan mereka kembali pun terjadi dengan cara tak terduga.
(Pangeran dirandra dan Sekar masuk, lalu di saat itu iya bermain suit. Kemudian datanglah prajurit mencari
pangeran dirandra di rumah Sekar.)
Prajurit 1 : “Pangeran Dirandra…? Pangeran…”
Prajurit 2 : “Dimanakah pangeran berada?.”
Pangeran Dirandra kecil : (bersembunyi) “psssst sekar!!, jangan biarkan mereka tau aku ngumpet disini
ya?.”
Prajurit 3 : “Ibu lastri, apakah anda melihat pangeran dirandra?.”
Ibu lastri : “Tidak prajurit, ada apakah gerangan?.”
Prajurit 3 : “Sebentar lagi guru baru pangeran akan datang, dan jika pangeran tidak hadir tepat waktu bisa
jadi ini adalah guru kelima dari tiga bulan terakhir ini.”
Ibu lastri : “Maaf tetapi saya tidak melihatnya wahai prajurit.”
Prajurit 1,2,3 : “Baik ibu lastri kalau begitu kami permisi dulu.”

Prajurit istana pun pergi meninggalkan kediaman ibu lastri dan pergi mencari pangeran dirandra di seluruh
pelosok desa.
Pangeran Dirandra : “Sudah aman?.”
Sekar : “Sudah, sebenarnya ada apa pangeran.”
Pangeran Dirandra : “Sebenarnya minggu lalu guruku Ekadanta memberi pekerjaan rumah 18 halaman,
hari berikutnya aku taruh aja, KATAK!! di kursinya.”
Sekar : “ihhhhh (Memukul dirandra dengan selendang).”
Pangeran Dirandra : “Karena aku tau dia takut sama katak, sejak itu guru Ekadanta pergi dan tak pernah
kembali HAHAHAHHAHAH.”
Pangeran Dirandra : “Selamat siang ibu lastri… kapan ibu lastri kembali bekerja di dapur kerajaan, aku
kangen masakan ibu lastri.”
Ibu lastri : “tapikan sekarang disana sudah banyak pemasak yang handal pangeran.”
Pangeran Dirandra : “Tapi…..tidak ada yang punya anak seusiaku seperti Sekar, aku jadi tidak punya teman
bermain.”
Sekar : “Sesekali kan pangeran bisa mampir kesini dan bermain lagi sama aku.”
Pangeran Dirandra : “sekarang saja? Bagaimana?.”
Sekar : (mengagguk).
Ibu lastri : “mau kemana?.”
Pangeran Dirandra : “kehutan tempat rahasia kita! Sapatau kepompong yang kita lihat beberapa hari lalu
sudah menjadi kupu-kupu.”
Ibu lastri : “Ya sudah, tapi kalian harus kembali sebelum petang Ya!”
Sekar : “Baik bunda.”
Sekar : “Bunda, ini ketinggalan bunda.”
Ibu lastri : “Bawa ini ya!.”
Sekar : “makasih banyak ya bunda, sekar pamit dulu bunda.”
Ibu lastri : (melambai tangan ke sekar).

SCENE KETIGA
Pangeran Dirandra : “Sekar, lihat!.”
Sekar : “Wahhhhh…cantik sekali!.”
Pangeran Dirandra : “kau tahu kupu-kupu warna biru sangat langka!.”
(Musik)
Pangeran Diranda :
Kuasa sang pencipta telah merubahnya
Dari hewan melata menjadi kupu-kupu yang indah.
Sekar :
Warna-warni alam raya dia tlah memilikinya
Terlukis pada sayap membawa ia terbang cepat.
Pangeran Dirandra :
Jika aku bahagia kucari dia
Kuajaknya menari sampai letih kedua kaki
Sekar :
Jika aku bersedih ia juga kucari
Aku akan dihiburnya sampai habis air mata
Kupu-kupu sahabatku begitu juga kamu
Menemaniku selalu saat suka dan duka.
Sekar dan Pangeran Dirandra :
Jika aku bahagia kucari dia
Kuajak menari sampai letih kedua kaki
Jika aku bersedih ia juga kucari
Akan dihiburnya sampai habis air….mata….

Ledakan di sekitar terjadi di hutan yang membuat sekar dan dirandra terjatuh pingsan serta terpisah.
SCENE KEEMPAT
Narator (oma) : Setelah ledakan yang terjadi di hutan Ibu Arum dan anak sulungnya mendapati sekar yang
tergeletak tidak sadarkan diri di tengah-tengah hutan dan di bawa ke rumah ibu Arum bersama dengan
kepala desa.
Sekar : “Aku…..aku dimana?.”
Kepala desa : “Nak kamu baik-baik saja? Ibu Arum dan anak sulungnya menemukanmu pingsan di tengah
hutan. Mereka lalu membawamu kesini, raiki namanya desa lamongan dan saya kepala desa disini. Apa
kamu dari kerajaan kediri? Karena beberapa hari yang lalu kerajaan kediri diserang, banyak korban, saat ini
katanya situasi disana kacau balau, Saat ini kerajaan kediri masih belum aman nak.”
Kepala desa : “Jenenge sopo?.”
Sekar : : “Nghhhh.”
Sekar : “Aku… tidak tau… .”
Kepala desa : “Yo wess, iki rumah ibu Arum.”
Kepala desa : “ibu… ijinkan dia tinggal lebih lama disini ya, boleh?
Ibu Arum : “Hmmm Boleh aja, asal….dia bisa membantuku dan anak-anak merawat rumah ini.”
Ibu Arum : “Hey, ini anak-anakku, klenting merah dan klenting biru.”
Klenting biru : “Nama dia siapa ibu?.”
Klenting merah : “iya bu nama dia siapa?.”
Ibu arum : “dia juga tidak tahu, luka-luka in her head ini membuat dia lupa.”
Ibu arum : “Heh mulai sekarang kamu akan dipanggil dengan nama klenting………………..kuning.”

SCENE KELIMA
Narator (oma) : 8 tahun kemudian sekar yang kini bernaman klenting kuning pun hidup bersama dengan
ibu tirinya dan dua Kakak tirinya Klenting Merah dan Klenting Biru. Ketiganya memperlakukan Klenting
Kuning dengan semena-mena, namun semua dijalani Klenting Kuning dengan tabah

Ibu Arum : “heh! Udah kenal sama yang namanya sapu? Itu daun-daun tidak akan bersih sendiri”
Kelenting Merah : “ini juga nih pakaianku”
Kelenting Biru : “Kamarku juga, masih kotor!”
Kelenting Merah : “kamu tuh memebersihkan pakai mata gak sih?ini tuh masih kotor”
Ibu Arum : “Tidak ada makanan untuk kamu hari ini!”

Lalu dari jendela rumah Ibu Arum, Klenting Merah, Klenting Biru meneriaki Kelenting Kuning Yang sedang
menyapu di halaman rumah
Ibu Arum : “Kuning! Habis ini kamu cuci pakaian! Buatkan makan siang, dan layanani kedua kakak tirimu!
apapun… yang mereka mau!”
Kelenting Merah : “Tapi kamu harus mandi dulu! Kamu kotor dan (mengendus lalu menutup
hidung)bau…!”
Kelenting Biru : “Jangan lupa!bersihkan kamarku!”
Kelenting Kuning : “Iya bu, iya kak…”
Para pembawa berita dari kerajaan kediri datang membawa berita ke kediaman Ibu Arum
Pembawa berita 1 : “Perhatian perhatian! ”
Pembaw aberita 2 : “Kepada seluruh warga sipil, Pangeran Dirandra dari Kerajaan Kediri, sedang mencari
seorang istri, dia akan mengunjungi tiap rumah untuk mencari cintanya ”
Pembawa berita 3 : “Tiap gadis yang berusia lima belas sampai delapan belas tahun, akan mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti sayembara ini”

(Musik)
Kelenting Merah :
Ini kabar istimewa, impian kita jadi nyata!
Kelenting Biru :
Ini kabar bahagia, impian muncul depan mata
Kelenting Merah & Kelenting Biru :
Hidup di Istana bagai Ratu dan Raja, dihormati seluruh rakyat tiada lagi hidup melarat
Kelenting Biru :
Pangeran kan memilihku karna wajahku yang jelita…
Kelenting Merah :
Pangeran kan memilihku karnaku lebih bercahaya…

Ibu Arum : (melerai pertengkaran kedua anak kandungnya)“ Heh heh! Kalian! Berhenti bertengkar!kalau
seperti ini sikap kalian, tidak satupun yang akan dipilih pangeran! Sana! Kalian persiapkan diri kalian, jika
ingin memikat hati pangeran”

Kelenting Merah & Kelenting Biru :


Hidup di Istana bagai Ratu dan Raja, dihormati seluruh rakyat tiada lagi hidup melarat
Ibu Arum, Kelenting Merah & Kelenting Biru :
Hidup di Istana bagai Ratu dan Raja, dihormati seluruh rakyat tiada lagi hidup melarat
Kelenting Merah : (menarik lengan kuning)“Kuning…! Kamu melamun apa sih? Mimpi? Mendapatkan
pangeran?”
Kelenting Merah & Kelenting Biru : AHAHAHAHAHAHA!
Ibu Arum : “Heh! kuning! Nanti jika pangeran datang, kamu harus pergi…… sejauh mungkin dari rumah ini,
kami malu mengakui kamu bagian dari keluarga kami. Lagipula, kamu tidak akan dipilih. Sekarang siapkan
baju-baju terbaik! Buat mewrah… dan biwruh… (Kelenting Merah dan Kelenting Biru masuk kedalam
rumah) Setelah itu besok pukul lima pagi, pergi…..lah yang jauh dan jangan kembali sebelum malam
kelima”(lalu Ibu Arum juga ikut masuk ke dalam rumah)
Kelenting Kuning : (menyimpan sapu lidinya, lalu mengambil tas rotannya dan pergi meninggalkan
kediaman Ibu Arum)

SCENE KEENAM
Sekar :
“Hatiku runtuh, takseorang pun mengertiku.
Semua hanya ingin aku pergi, seakan hadirku tak berarti.
Pada siapa kutanyakan tentang derita tak berkesudahan ini.
Apakah semesta mendengarku?
Akankah merubah nasibku?
Namun siapa yang bisa membuatku bahagia kalau bukan diriku juga.
Harusnya aku tak menyerah
Hari ini aku pergi kelak aku akan kembali
Tanpa denda,tanpa benci, pada semesta kuberjanji.”
(Musik)
Sekar :
Air mata jatuh
Tak seorang pun menghiburku, tapi semua t’lah dituliskan
Segala yang ada harus lah ada
Pada siapa kubertanya tentang esok yang lebih indah
Semoga semesta mendengarku, semoga terbuka jalanku
Siapa yang bisa membuatku bahagia, kalau bukan diriku juga harusnya ku
tak menyerah.
Hari ini ku pergi kelak aku kan kembali
Tanpa dendam,tanpa benci pada semesta kuberjanji.
SCENE KETUJUH
Narator (oma) : Klenting Merah dan Klenting Biru tanpa saling tahu, sama-sama mendatangi seorang
penyihir tersohor bernama Yuyu Kangkang supaya mereka bisa memenangkan sayembara dari kerajaan
dan dipersunting oleh Pangeran.
Klenting Merah : “Mbah Yuyu Kangkang...?.”
Yuyu Kangkang : “Apa yang membawamu kesini nak?.”
Klenting Merah : “Mbah bantulah aku utuk menjadi istri pangeran kediri Mbah. Aku tidak ingin adikku Biru
yang terpilih.”
Yuyu Kangkang : “itu adalah hal yang mudah, TAPI INGATTT..semua permintaan selalu ada syarat dan
konsekuensinya.”
Klenting Merah : “Apapun..apapun..apapun..apapun syarat dan konsekuensinya akan saya terima Mbah.”
Yuyu Kangkang : “Baiklah, kuberikan kau satu biji ajaib. Tanamlah kedalam periuk tanah liat lalu letakkan
disebelah kasur dimana adikmu tidur, INGATTTT…di sebelah kasur dimana adikmu tidur
HAHAHAHAHAHAHAHA.
(Klenting Biru pun datang ke Yuyu Kangkang setelah Kepergian Klenting merah)
Klenting Biru : “Mbah ehehe….Mbah? eheh...ohh Mbah heheheh.”
Yuyu Kangkang ; “saya tahu apa yang kau mau.”
Yuyu Kangkang : “saya berikan kamu satu kendi air dari sumur di atas bukit, tuanglah kedalam minuman
kakakmu, INGATTTTTT…kedalam minuman kakakmu! HAHAHAHAHAHAHHHHAHAHAH.”
Klenting Biru : “AHAHAHAHHAHAHA.”

SCENE KEDELAPAN
Narator (oma) : Dan hari itu pun tiba. Hari kedatangan Rombongan Kerajaan dan Pangeran mencari
perempuan yang paling pantas menjadi pendamping Pangeran.
(Terompet berbunyi)
Ibu Arum : “itu ada rombongan kerajaan kediri datang.”
Klenting Biru : “ AAARRRGGGHHH…aduhhhh tubuhku gatal-gatal aduhhhh.”
Klenting Merah : “aduhhhh perutku sakitt aduhhhhh ibu….ibuuu!!!.”
Klenting Biru : “heh kamu kan yang selalu ingin menggagalkan rencanaku kan, kak merah?.”
Klenting Merah : “Enak aja, kamu yang terakhir memberikanku minuman semalam, apa yang kamu
masukkan kedalam minumanku…?.”
(Datanglah seorang pengemis kekediaman ibu arum saat pertengkaran tersebut terjadi).
Ande-ande lumut : “Permisi…”
Ande-ande lumut : “Bolehkah hamba meminta segelas air dan sepiring nasi? Hamba telah menahan lapar
dan dahaga berhari-hari.”
Klenting Merah : “Heh pengemis hina kau pikir kau siapa? Datang kerumah orang dan minta-minta
seenaknya Heh…”
Ande-ande lumut : “Maafkan hamba yang hina, Ande-ande lumut nama hamba, perantau dari seberang,
miskin tanpa harta.”
Ibu Arum : “HEHHHH…tidak usah diberitahu. Kami sudah tau dari penampilanmu.”
Ande-ande lumut : “Hamba mohon untuk kebaikan hati ibu dan hati adik-adik untuk bisa memberikan
hamba segelas air, hamba telah melakukan perjalanan tanpa henti.”
Klenting Biru : “HIIIIIHH kami tidak ada waktu untuk melayanimu.”
Klenting Merah : “ Iyaa tuan raja sebentar lagi mau datang.”
Ibu Arum : “Heiiiiiiiii pergi….. “
Ibu Arum, Klenting Biru dan Merah : “Pergi…………………pergi!!pergi!!pergi!!pergi!!! dari rumah ini.”
Ande-ande lumut pun pergi karena diusir oleh Ibu Arum dan kedua anaknya.
Ibu Arum : “Heh dengerrr, Pangeran akan datang dalam beberapa saat lagi, kita harus kembali dan
meminta Mbah Yuyuyuyuyuyuyuyuyu Yu....Kangkangkangkangkangkangkangkang KANGKANG.”
Ibu Arum : “Untuk memulihkan kondisi kalian seperti semula, secepatnya!!!.”

SCENE KESEMBILAN
(Petir bergerumuh)
(Musik mbah dukun baca mantra)
Yuyu Kang kang : “Air!berkah udara! Takdir tanah!manusia! jadilah!”
Yuyu Kangkang : “DIAAAAAAAM!”
Ibu Arum : “Mbah…”
Yuyu Kangkang : “apa…? Aku telah menenti, kedatangan kalian. HAHAHAHAHAHA”
Ibu Arum, Klenting Merah dan Klenting Biru : “Mbahh….!”
Narator (oma) : Yuyu Kangkang mengutuk mereka yang berhati gelap, karena sesungguhnya ia telah
ditugaskan semesta untuk membawa hati yang terang keluar dari penderitaan.

SCENE KESEPULUH
Ande-ande lumut bertemu dengan kelinting kuning.
Ande-ande lumut : “Permisi, bolehkah hamba meminta segelas air dan sepiring nasi?.”
Klinting Kuning : (mengambil kendi air dari tasnya). “Hanya ini yang kupunya.”
Ande-ande lumut : (meminum air yang diberikan kelinting kuning).
Kelinting kuning : (Samar-samar teringat akan masa kecilnya). “Bahagia?dia?menari?kedua kaki?.
(Musik)
Kelinting Kuning :
Jika aku bahagia kucari dia. Kuajaknya menari sampai letih kedua kaki.
Ande-ande lumut : (Menunjuk Kelinting Kuning). Lagu yang barusan kau nyanyikan itu, tau darimana kau
lagu tersebut? Tak ada seorang pun yang mengetahui lagu tersebut kecuali. Sahabat kecilku.”
Ande-ande lumut : “apakah kamu…sekar?.”
Pangeran Dirandra : “engkau sekar…engkau sekar kan? Ini aku sekar, ini Dira…tidakkah kau mengenaliku?.”

(Musik)
Pangeran Dirandra :
jika aku
Sekar :
Bahagia
Sekar dan Dirandra :
Kucari kamu
Sekar :
Ku ajak kau menari
Pangeran Dirandra :
sampai letih kedua
Sekar dan Pangeran Dirandra :
kaki
Sekar dan Pangeran Dirandra :
jika kubersedih kamu juga kucari kita kan tertawa sampai habis air…. Mata…..
(Bergandengan tangan, menatap mata, dan berpelukan dengan kasih yang indah)
Sekar : “Dira.”
Narator (Oma) : Pengembara bernama Ande-ande lumut ternyata adalah Pangeran Dirandra yang akhirnya
menemukan apa yang ia cari yang selama ini juga dicari oleh Kelinting Kuning, yaitu Cinta sejati.

SCENE KESEBELAS
Pangeran Dirandra mengajak Sekar beretemu dengan ibu kandungnya
Pangeran Diranda : “Permisi….Ibu Lastri?”
Ibu Lastri : “Iya siapa?”
Pangeran Dirandra : “Ini saya bu, dirandra”
Ibu Lastri : (muncul keluar dari kediamannya) “loh? Pangeran dirandra? Ada apa Pangeran berkunjung ke
sini”
Pangeran Dirandra : “Ini bu, ada yang mau bertemu dengan ibu”
Ibu Lastri “Kamu?!!!! Sekar?!!! Sekar….!!! Dari mana saja kamu nak? Kamu udah sebesar ini saja. (memeluk
sekar) Maafkan ibunda yah nak, bunda tidak bisa menemukanmu. Bunda benar-benar minta maaf tentang
semuanya”
Sekar : “Iya bunda… Aku juga baru mengetahui kebenarannya sekarang, aku lupa ingatan setelah kejadian
ledakan di hutan…
Ibu : “Astaga, kamu pasti kesulitan selama ini”
Pangeran Dirandra : “Sekarang tidak akan lagi! Saya ijin bu untuk mempesunting sekar menjadi istri saya.
Saya mencintai Sekar dengan hati saya. Ibu dan Sekar mari kita hidup bahagia bersama di Istana.
Ibu Lastri : (mengganguk lalu menarik tangan pangeran dirandra dan mereka bertiga berpelukan)

SCENE KEDUABELAS
Kirana : “jadi Ande-ande lumut itu adalah Pangeran Dirandra Nek?.”
Oma : “Benar Kirana, Ande-ande lumut adalah Pangeran Dirandra yang menyamar karena ia ingin sekali
mendapatkan jodoh yang benar-benar mencintainya bukan karna harta kekayaannya.”
Kirana : “kemudian apa yang terjadi nek dengan klenting Merah dan klenting Biru?.”
Oma : “kakak-kakak tiri Sekar akhirnya meminta maaf kepada klenting kuning setelah mendengar kabar
bahwa ia dipersunting oleh Pangeran Dirandra. Pemberian maaf klenting kuning lah yang membantu
kakak-kakak tiriny untuk menghapus kutukan sang Mbah Yuyu Kangkang, Sekar dan Pangeran Dirandra
Akhirnya Menikah dan tinggal bersama di istana. Dan Sekar atau klenting kuning akhirnya tetap bersikap
baik kepada ibu dan kakak-kakak tirinya. Bahkan ia juga mengajak untuk tinggal bersama di istana.
(Musik)
Oma :
Dongeng dituliskan dari sepenggal kehidupan dimana sebuah perjalanan memberi pelajaran tentang
manusia yang beragam, tentang hidup disegala jaman semesta yang megah kasih yang indah.
Kirana :
Dongeng dibacakan tuk mengerti kehidupan dimana semua perjuangan berujung kebahagiaan.
Oma :
tentang manusia yang beragam.
Kirana :
tentang hidup disegala jaman.
Oma :
semesta yang megah.
Oma dan kirana :
kasih yang indah.
Kirana:
kasih yang indah.

Anda mungkin juga menyukai