Anda di halaman 1dari 5

ANDE - ANDE LUMUT

Sekar : nek, nenek, nek aku menemukan ini di gudang atas. ini apa ya nek?
Nenek dan cucu nyanyi besama
Narator :
Pangeran dira kecil dan sekar kejar – kejaran. Tiba dua orang prajurit mencari
pangeran. Membuat pangeran langsung bersembunyi.
Prajurit 1 : Pangeran oh.. pangeran, pangeran dira, dimanakah pangeran dira
berada?
Prajurit 2 : iki nandi seh pangeran? Kok ga ketemu - ketemu? Coba ketemu kudu
ta ngethok si
Prajurit 2 : “oh itu ada bu Lastri”
“Coba kita bertanya”
Prajurit 1 : “permisi apa ibu melihat pangeran dira?”
Ibu lastri : “tidak prajurit”
Prajurit 1 : “ya sudah kita cari di tempat lain saja”
Prajurit 2 : “ya sudah permisi bu lastri”
Pangeran berhenti bersembunyi
Bu Lastri : “sebenarnya ada apa pangeran?”
Pangeran dira kecil : “Jadi kemarin bunda aku datang karena tugasnya banyak
sekali. Aku kasih katak deh di kursinya terus aku kabur. Hahahaha. Oh ya bu lastri.
Aku mau ajak sekar main ke hutan boleh gak?”
Ibu lastri : “tapi kalian harus kembali sebelum petang”
Pangeran dira kecil : “baik bu lastri”
Pangeran dira kecil dan sekar pergi ke hutan
Pangeran dira kecil : “liat lihat tuh ada kupu – kupu”
Sekar = “wah cantik sekali kau tahu kupu – kupu viru itu sangat langka loh”
Pangeran dira kecil dan sekar menyanyi dan menari bersama dengan tiga prajurit
menjadi latar menari. Akan tetapi, sekar pingsan dan terbangun
Pak RT : “nduk, nduk, apakah kamu baik – baik saja? Kamu telah ditemukan oleh
bu arum dan anak sulungnya pingsan di tengah hutan. Ngomong – ngomong siapa
namamu?”
Sekar : “aku ndak tahu”
Pak RT : “ya sudah bu Arum. Apakah anda mengizinkan anak ini untuk tinggal
disini dalam waktu yang lebih lama”
Bu Arum : “boleh saja asal dia bisa membantuku dan anak – anak merawat rumah
ini. Ini anak – anakku klenting merah dan klenting biru”
Klenting biru : “ih dia jelek sekali ya kak”
Klenting merah : “emange jenenge sopo bu?”
Bu arum : “dia juga tidak tau, luka – luka in her head ini buat dia lupa. Hei mulai
sekarang kamu aka dipanggil dengan nama klenting kuning”
Klenting kuning sedang menyapu kemudian klenting kuning dan merah
menghampiri
Bu Arum : “kuning… habis ini kamu bersihkan rumah ini dan layani keduakaka
tirimu apapun yang mereka mau”
Klenting merah : “tapi awak mu kudu adus soalnye awakmu ikut lebus”
Klenting biru = “jangan lupa bersihkan kamarku ya”
Sekar :“iya bu iya kak”
Suara terompet kerajaan
Prajurit 3 : “perhatian – perhatian kepada seluruh warga sipil. Pangeran diri dari
kerajaan Kediri sedang mencari seorang istri. Dia akan mengunjungi setiap rumah
untuk mencari cintanya”
Klenting Merah : “kuning awakmu ngelamun opo seh?”
Klenting Biru : “mimpi mendapatkan pangeran ya?”
bu Arum = heh kuning, nanti jika pangeran datang, kamu harus pergi sejauh
mungkin dari rumah ini.
Narrator :
Klenting merah : “yuyu kangkang bolehkah saya masuk”
Yuyu kangkang : “apa yang membawa kamu ke sini ndok?”
Klenting Merah : “nyai emang ono aku jadi bojone pangeran Kediri nyai? Aku ora
pingin adik ku biru sing terpilih”
Yuyu kangkang : “itu adalah hal yang mudah. Tapi ingat semua permintaan
memiliki syarat dan konsekuensinya”
Klenting Merah : “apapun apapun apapun apapunn syarat konsekuensinya akan
saya terima nyai”
Yuyu kangkang : “baiklah kuberikan kau satu biji ajaib. Tanamlah ke dalan priuk
tanah liat, lalu letakkan di sebelah dipan dimana adikmu tidur”
Klenting Biru = “nyai, nyai oh nyai, saya tahu apa yang kamu mau, saya berikan
kamu satu kendi air dari sumur, tuanglah ke dalam minuman kakakmu.”
Suara terompet kerajaan
Penjaga 3 : “pengumuman pengumuman rombongan kerajaan Kediri sebentar
lago datang”
Klenting Biru : “aduhhh badan aku gatel semua”
Klenting Merah : aduhh aduhh kutung loro buuu…. ibuuu….
Klenting biru : “kak mera kamu selalu inginn menggagalkan rencana aku”
Klenting merah : “enak aye opo semua laporan angobeku ini”
Klenting Biru : “apa sih kak kamu ini”
Klenting Merah = loh
Klenting Biru = ih kakak lo
Pengemis : “permisi uhuk-uhuk permisi. Bolehkah hamba meminta segelas jus
blewah dan juga sepiring pizza. Hamba belum makan beberapa tahun ini”
Merah : “hehh om miskina ko pikir ko itu sopo”
Pengemis : (uhuk – uhuk) “maafkanlah hamba yang hina ini. Andai – andai
lumutlah nama hambaperantau dari seberang miskin tanpa harta”
Bu arum : “heh tidak usah diberitahu. Kami sudah tahu dari penampilan mu”
Pengemis : “hamba mohon untuk kebaikan hati ibu dan adik – adik”
Klenting biru : “hihh kami tidak ada waktu untuk melayanimu”
Klenting Merah : “pergi… pergi… pergi dari rumah kami”
Bu arum : “dengar pangeran sebenytar lagi akan datang kita harus kembali dan
memintanya yuyu kangkang untuk mengembalikan kalian seperti semula”
Klenting Merah : “yuyu kangkang”
Penyihir : “HA HA aku telah menanti kedatangan kalian. Berkah, udara, kuasa
manusia jadilah kuasa manusia”
Merah biru bu arum = “nyaii!!” (petir)
Narrator :
Pengemis : “perimisi bolehkah hamba meminta segelas jus blewah”
Sekar : “maaf hanya ini yang kupunya”
Sekar menyanyi kemudian sekar dan pengemis saling menatap
Pengemis : “lagu tersebut yang baruan kamu nyanyikan itu kau tahu dari mana?
hanya sahabat kecil yang menghetahuinya. Apakah engkau sekar? Apakah engkau
sekar? Ini dira? Apakah engkau tidak mengenaliku?”
Sekar dan pengemis menyanyi
Narrator :
Cucu : “apa yang terjadi nek? Dengan klenting merah dan klenting biru”
Nenek : “pemberian maaf klenting kuning lah yang membantu kakak – kakak
tirinya untuk menghapus kutukan sang nyai. Sekar dan pangeran dirandra
akhirnya menikah dan tinggal bersama”
Nyanyi bareng dan menari bersama

Property
1. Kain
2. Jemuran
3. Bintang origami dengan tali
4. 3 Mahkota metalik emas
5. 2 Kipas tangan
6. Buku file pak rt
7. Sapu jalan
8. Rumput kardus
9. Kertas metalik emas
10. Teko
11. Pouch
12. Bando tanduk
13. tas keranjang
14. topi caping
15. buku cerita

Anda mungkin juga menyukai