Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari


oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetauhan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan adalah informasi
yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang
lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya pengetahuan memiliki
kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola.
Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau
bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk
mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.

Sumber pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja berasal dari
berbagai sumber seperti dari kepercayaan yang didasarkan dari tradisi, kebiasaan-
kebiasaan dan agama, pancaindra/pengalaman, akal pikiran, intuisi individual. Factor-
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya adalah
Pendidikan, Media, dan Informasi. Dimana pendidikan sangat mrmpengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang khususnya pada suami untuk mendukung istri dalam
pemberian ASI secara Eksklusif.

Air Susu Ibu merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan gizi
paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Hegar, 2008). ASI eksklusif berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). ASI mengandung

1
kolostrum yang kaya akan antibody karena mengandung protein untuk daya tahan
tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif
dapat mengurangi resiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan
dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh
ASI mengandung immunoglobulin, protein,dan laktosa lebih sedikit dibandingkan
kolostrum, tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain
mengandung zat-zat makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim
tersendiri yang tidak akan mengganggu enzim di usus. Berdasarkan Data Riset
Kesehatan Dasar 2013, cakupan pemberian ASI di Indonesia hanya 42%. Angka itu
dibawah target Organisasi Kesehatan Dunia, yakni cakupan ASI esklusif bagi bayi
usia 0-6 bulan minmal 50%.Hal itu karena minimnya kesadaran pentingnya
pemberian air susu ibu, padahal pemberian ASI eksklusif penting untuk perbaikan
gizi anak. Berbagai regulasi dan peningkatan layanan dibanyak tempat dilakukan
demi mencapai target capaian ASI eksklusif. Beberapa regulasi yang ada, antara lain
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 yang mengatur larangan fasilitas
layanan kesehatan menawarkan dan memberikan susu formula. Peningkatan layanan
yang juga diperkuat dengan Peraturan Pemerintah adalah penyediaan ruang laktasi di
tempat kerja. Pakar ASI dari Sentra Laktasi Indonesia, Utami Roesli, mengatakan,
pemberian ASI eksklusif membantu meningkatkan harapan hidup ibu dan anak. Bagi
ibu, pemberian ASI eksklusif menurunkan risiko kanker payudara dan kanker indung
telur sampai 73 persen. Untuk anak, ASI eksklusif meningkatkan daya tahan tubuh,
berpengaruh pada tumbuh kembang dan kecerdasan. Hasil Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan Angka Kematian Bayi sebesar 22,23 per 1000
kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita berdasarkan hasil SUPAS 2015 sebesar
26,29 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian bayi dan balita
tersebut adalah factor gizi, dengan penyebab antara lain karena buruknya pemberian
ASI eksklusif.

Banyak factor yang dapat menyebabkan pemberian ASI eksklusif tidak


berjalan dengan baik salah satunya yaitu menurunnya produksi dan pengeluaran ASI.

2
Penurunan produksi dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan
dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormone prolaktin dan oksitosin yang
sangat berperan dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Ada beberapa
factor yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI yaitu
perawatan payudara, frekuensi penyusuan, paritas, stress, penyakit atau kesehatan
ibu, konsumsi rokok atau alcohol, pil kontrasepsi, asupan nutrisi (Bobak,2005).
Perawatan payudara sebaiknya dilakukan segera setelah persalinan (1-2 hari), dan
harus dilakukan ibu secara rutin. Dengan pemberian rangsangan pada otot-otot
payudara akan membantu merangsang hormone prolaktin untuk membantu produksi
air susu (Bobak,2005).

Tingkat pengetahuan suami sangat dibutuhkan untuk mendukung proses


menyusui pada bayi secara eksklusif, dalam hal ini suami harus mengetahui apa yang
perlu dilakukan untuk membantu ibu dalam meningkatkan produksi ASI, suami dapat
membantu dengan cara memberi perhatian dengan memberi pijat oksitosin.
Breastfeeding father bisa diwujudkan dengan memberikan sentuhan lembut pada
punggung ibu saat menyusui, memijat punggung ibu ketika lelah menyusui sangat
membantu dalam proses pemberian ASI, sentuhan tersebut memberikan kenyamanan
pada ibu. Secara psikologis perasaan tersebut membantu kelancaran proses keluarnya
ASI. Kenyamanan pada diri ibu bisa menular pada bayi sehingga akan menyusu
dengan lebih baik. Secara fisiologis hal tersebut dapat meningkatkan hormone
oksitosin yang mengirimkan sinyal ke otak untuk memproduksi ASI. Hal ini juga
menimbulkan bonding antara ayah dan bayi. Dukungan tersebut bias diwujudkan
dengan memeberikan pijatan pada punggung minimal 1-2 kali setiap selesai
menyusui

Pijat Oksitosin merupakan stimulasi yang dapat diberikan suami pada ibu
menyusui untuk merangsang pengeluaran ASI. Pijatan ini memberikan rasa nyaman
pada ibu setelah mengalami proses persalinan dapat dilakukan 2-3 menit secara rutin
2 kali dalam sehari (Depkes, 2007). Frekuensi penyusuan bayi kepada ibunya sangat
berpengaruh pada produksi dan pengeluaran ASI. Isapan bayi akan merangsang

3
susunan saraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak, yakni hipofisis
anterior sehingga prolaktin di sekresikan dan dilanjutkan hingga ke hipofisis superior
sehingga sekresi oksitosin meningkat yang menyebabkan otot-otot polos payudara
berkontraksi dan pengeluaran ASI dipercepat (Bobak,2005).

Pijat oksitosin dilakukan disepajang tulang belakang sampai tulang costae


kelima atau ke enam. Pijatan ini sangat mudah untuk dilakukan dan tidak
membutuhkan alat tertentu, pijat oksitosin ini tidak dapat dilakukan oleh ibu secara
mandiri oleh karena itu, ibu membutuhkan dukungan suami dalam pelaksanaan pijat
oksitosin.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pijat oksitosin?
2. Apa manfaat pijat oksitosin?
3. Bagaimana langkah-langkah pijat oksitosin?
4. Kapan waktu yang tepat untuk pijat oksitosin?
5. Bagaimana standar operasional prosedur pijat oksitosin?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pijat oksitosin.
2. Untuk mengetahu manfaat pijat oksitosin.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pijat oksitosin.
4. Untuk mengetahui yang tepat untuk pijat oksitosin.
5. Untuk mengetahui standar operasional prosedur pijat oksitosin.

1.4.Manfaat Penulisan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi perawat


dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada ibu nifas melalui penkes tentang pijat
oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI sehingga suami dapat membantu ibu
dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI.

4
BAB II

PENDAHULUAN

2.1.Pengertian Pijat Oksitosin

Salah satu tujuan perawatan payudara bagi ibu menyusui setelah melahirkan
yakni agar dapat memberikan ASI secara maksimal pada buah hatinya. Salah satu
hormon yang berperan dalam produksi ASI adalah hormon oksitosin. Saat terjadi
stimulasi hormon oksitosin, sel-sel alveoli di kelenjar payudara berkontraksi, dengan
adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil
payudara sehingga keluarlah tetesan air susu dari puting dan masuk ke mulut bayi,
proses keluarnya air susu disebut dengan refleks let down.

Refleks let down sangat dipengaruhi oleh psikologis ibu seperti memikirkan
bayi, mencium, melihat bayi dan mendengarkan suara bayi. Sedangkan yang
menghambat refleks let down diantaranya perasaan stress seperti gelisah, kurang
percaya diri, takut dan cemas. Penelitian menunjukkan bahwa saat seseorang merasa
depresi, bingung, cemas dan merasa nyeri terus-menerus akan mengalami penurunan
hormon oksitosin dalam tubuh. Saat merasa stres, refleks let down kurang maksimal
akibatnya air susu mengumpul di payudara saja tidak bisa keluar sehingga payudara
tampak membesar dan terasa sakit.

Tanda refleks let down ini berlangsung baik dengan adanya tetesan air susu
dari payudara sebelum bayi mulai memperoleh susu dari payudara ibunya, susu
menetes dari payudara yang sedang tidak diisap bayi, beberapa ibu ada yang
merasakan kram uterus, dan adanya peningkatan rasa haus. Produksi ASI sangat
dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu menyusui. Saat ibu menyusui merasa nyaman
dan rileks pengeluaran oksitosin dapat berlangsung dengan baik. Mengutip artikel Tri
Sulistiyani, menurut dr. H.M. Daris Raharjo, Akp., menerangkan bahwa terdapat
titik-titik yang dapat memperlancar ASI diantaranya, tiga titik di payudara yakni titik

5
di atas puting, titik tepat pada putting, dan titik di bawah putting. Serta titik di
punggung yang segaris dengan payudara. Pijat stimulasi oksitosin untuk ibu
menyusui berfungsi untuk merangsang hormon oksitosin agar dapat memperlancar
ASI dan meningkatan kenyamanan ibu.

Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher, punggung
atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima sampai
keenam. Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh suami pada ibu
menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk meningkatkan
pengeluaran hormon oksitosin. Pijat oksitosin yang dilakukan oleh suami akan
memberikan kenyamanan pada ibu sehingga akan memberikan kenyamanan pada
bayi yang disusui. Adapun cara kerjanya sebagai berikut, (Suherni, dkk, 2007).

2.2.Manfaat Pijat Oksitosin

 Membantu ibu secara psikologis,menenangkan, tidak stress


 Membangkitkan rasa percaya diri
 Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya
 Meningkatkan ASI
 Memperlancar ASI
 Melepas leleh
 Ekonomis
 Praktis

2.3.Langkah-Langkah Pijat Oksitosin

1. Sebelum mulai dipijat ibu sebaiknya dalam keadaan telanjang dada dan
menyiapkan cangkir yang diletakkan di depan payudara untuk menampung
ASI yang mungkin menetes keluar saat pemijatan dilakukan.
2. Jika mau Iibu juga bisa melakukan kompres hangat dan pijat pada payudara
terlebih dahulu.

6
3. Mintalah bantuan pada orang lain untuk memijat. Lebih baik jika dibantu oleh
suami.
4. Ada 2 posisi yang bisa ibu coba. Yang pertama ibu bisa telungkup di meja.
Atau posisi ibu telungkup pada sandaran kursi.
5. Kemudian carilah tulang yang paling menonjol pada tengkuk/ leher bagian
belakang atau disebut cervical vertebrae 7.
6. Dari titik tonjolan tulang tadi turun ke bawah kurang lebih 2 cm dan ke kiri
kanan kurang lebih 2 cm. Nah di situlah posisi jari diletakkan untuk memijat.
7. Memijat bisa menggunakan jempol tangan kiri dan kanan atau punggung
telunjuk kiri dan kanan.
8. Untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi tangan dikepal lalu gunakan
tulang-tulang di sekitar punggung tangan.
9. Mulailah pemijatan dengan gerakan memutar perlahan-lahan lurus ke arah
bawah sampai batas garis bra. Dapat juga diteruskan sampai ke pinggang.
10. Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5 menit.
Lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI

2.4.Waktu yang Tepat untuk Pijat Oksitosin

Kapan waktu yang tepat untuk pijat ini? Kapan pun Mama mau. Jika
memungkinkan/ada waktu, sebelum menyusui atau memerah ASI, lebih disarankan.
Atau saat pikiran Mama sedang mumet, badan pegal-pegal juga boleh. Cukup 3-5
menit saja per sesi. Dipijat itu kan enak dan bikin rileks. Itu yang akan merangsang
oksitosin. Coba deh pumping setelah creambath di salon, hasilnya juga pasti banyak.

7
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PIJAT OKSITOSIN

Pengertian : Menjaga kebersihan dan menjaga kelancaran aliran ASI

Tujuan :

1. Menjaga atau memperlancar ASI


2. Mencegah terjadinya infeksi

Indikasi : Ibu yang mempunyai bayi dan memberikan ASI secara eksklusif
Prosedur :

A. Persiapan alat

1. Alat-alat

a) Kursi
b) Meja
c) Minyak kelapa
d) BH khusus untuk menyusui
e) Handuk

2. Persiapan perawat

a) Menyiapkan alat dan mendekatkanya ke pasien


b) Membaca status pasien
c) Mencuci tangan

3. Persiapan lingkungan

a) Menutup ordien atau pintu


b) Pastikan prifaci pasien terjaga

B. Bantu ibu secara pesikologis

1) Bangkitkan rasa percaya diri


2) Cobalah membantu mengurangi rasa sakit dan rasa takut

8
3) Bantu pasien agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya

C. Pelaksanaan

1) Perawat mencuci tangan


2) Menstimulir puting susu : menarik puting susu dengan pelan-pelan
memutar puting susu dengan perlahan dengan jari-jari
3) Mengurut atau mengusap ringan payudara dengan ringan dengan
menggunakan ujung jari
4) Ibu duduk, bersandar ke depan, melipat lengan diatas meja di depanya dan
meletakan kepalanya diatas lenganya. Payudara tergantung lepas, tanpa baju,
handuk dibentangkan diatas pangkuan pasien. Perawat menggosik kedua sisi
tulang belakang, dengan menggunakan kepalan tinju kedua tangan dan ibu jari
menghadap kearah atas atau depan. Perawat menekan dengan kuat,
membentuk gerakan lingkaran kecil dengan kedua ibu jarinya. Perawat
menggosok kearah bawah kedua sisi tulang belakang, pada saat yang sama,
dari leher kearah tulang belikat, selama 2 atau 3 menit.
5) Amati respon ibu selama tindakan

D. Evaluasi

1) Menanyakan kepada ibu tentang seberapa ibu paham dan mengerti tehnik
refleksi oksitosin (perawatan payudara)
2) Evaluasi perasaan ibu
3) Simpulkan hasil kegiatan
4) Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya
5) Akhiri kegiatan
6) Perawat cuci tangan

9
E. Dokumentasi

1) Catat hasil tindakan di catatan perawat (tanggal, jam, paraf, nama terang,
kegiatan dan hasil pengamatan)

10
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher, punggung
atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima sampai
keenam. Ada banyak manfaat dari pijat oksitosin diantaranya ; Membantu ibu secara
psikologis,menenangkan, tidak stress, Membangkitkan rasa percaya diri, Membantu ibu
agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya, Meningkatkan ASI,
Memperlancar ASI dsb. Sebelum mulai dipijat ibu sebaiknya dalam keadaan telanjang
dada dan menyiapkan cangkir yang diletakkan di depan payudara untuk menampung
ASI yang mungkin menetes keluar saat pemijatan dilakukan. Sebelum menyusui atau
memerah ASI, lebih disarankan. Atau saat pikiran Mama sedang mumet, badan
pegal-pegal juga boleh. Alat-alat yang disiapkan untuk pijat oksitosin adalah kursi,
meja, minyak kelapa, BH khusus untuk menyusui, dan handuk.

3.2.Saran

Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami sebagai
penulis menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca
sekalian, agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya dapat lebih dari
sebelumnya. Untuk perawat agar dapat lebih mudah dalam penatalaksanaan asuhan
keperawatan pijat oksitosin untuk merangsang produksi ASI pada ibu post partum.

11

Anda mungkin juga menyukai