Anda di halaman 1dari 50

dr. Mara Imam Taufiq Siregar, S.

Pdi,
M.Biomed

DEPT. FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI - 2015
PENDAHULUAN

Obat Tradisional (Otra) :

Bahan/ramuan yang berasal dari tumbuhan,


hewan, mineral, sediaan galenik
(sarian)/ campuran bahan-bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Perkembangan penggunaan herbal dalam
mengatasi masalah kesehatan di Indonesia

Riset Kesehatan Dasar (Riskesda, 2010):


59,12% penduduk Indonesia pernah
mengkonsumsi jamu
95,60% merasakan manfaatnya

Perkembangan Ilmu Evidence-Base Medicine


kedokteran & terapi saat ini Targeted therapy
PENDAHULUAN

Perkembangan Ilmu Evidence-Base Medicine


kedokteran & terapi saat ini Targeted therapy
PENDAHULUAN

Tuntutan:

Peningkatan upaya kesehatan melalui:


pelayanan kesehatan konvensional &
pelayanan kesehatan tradisional, alternatif
serta komplementer terutama bagi
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
di fasilitas pelayanan kesehatan primer
(Puskesmas)
PENDAHULUAN
59,12% penduduk Indonesia pernah
mengkonsumsi jamu
95,60% merasakan manfaatnya
Pengobatan dan/atau perawatan dengan cara
dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun secara empiris

Apakah sudah memenuhi tuntutan


Evidence-Base Medicine?
perkembangan ilmu kedokteran Targeted therapy?
dan terapi saat ini?

belum
Tantangan!!
Sudah berapa
banyak obat
tradisional kita yang
memenuhi tuntutan
perkembangan ilmu
kedokteran dan
terapi saat ini?!

Tantangan!!
Agar suatu otra dapat
memenuhi kriteria sebagai
obat yang dapat diterima /
diakui, maka harus melalui

Tahap tahap pengembangan obat


tradisional:
1. Pemilihan simplisia
2. Uji penyaringan (skrining)
3. Uji farmakodinamik
4. Uji toksisitas pada hewan coba
5. Pengembangan formulasi (sediaan obat)
6. Uji klinis pada manusia

Uji Preklinis
Uji Klinis
Tahapan Uji Klinis Pada
Manusia
1. Uji klinis tahap I
> keamanan obat
2. Uji klinis tahap II
> efek farmakologinya dan penetapan dosis
optimal (pasien yang diseleksi)
3. Uji klinis tahap III
> uji terhadap pasien yang tidak diseleksi dan
siap dipasarkan
4. Uji klinis tahap IV
> survei epidemiologik, efektivitas, keamanan
(efek samping) obat
Klasifikasi Obat Tradisional

JAMU : Berupa serbuk, rajangan, cairan

dll yang digunakan sesuai pengalaman

EKSTRAK BAHAN ALAM : berupa ekstrak


atau penyarian bahan alam

FITOFARMAKA : yang telah terbukti


keamanannya, telah memenuhi
peryaratan yang berlaku dan telah
menggunakan istilah farmakologi
Sejarah JAMU
Tidak ada yang dapat memastikan sejak
kapan tradisi meracik dan meminum
jamu ini muncul. Tetapi diyakini kalau
tradisi ini sudah berjalan bahkan
membudaya pada periode kerajaan
Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan
adanya Prasasti Madhawapura dari
zaman Majapahit yang menyebutkan
adanya suatu profesi "Tukang Meracik
Jamu" yang disebut juga Acaraki.
Jamu ?
Apakah Jamu itu?
Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-
tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif.
Konotasi tradisonal selalu melekat pada Jamu sebab Jamu memang sudah
dikenal lama sejak jaman nenek moyang sebelum farmakologi modern masuk
ke Indonesia. Oleh karena itu, banyak resep racikan Jamu sudah berumur
ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini.

Bagaimana kinerja jamu?


Metode pengobatan dengan jamu sangatlah berbeda dengan metode
konvesional yang telah ada sekarang ini, di dunia barat biasa digunakan obat
obatan yang sebenarnya sangat berbahaya untuk menghilangkan rasa sakit
dan infeksi,tapi jamu justru membuat kekebalan dalam tubuh itu sendiri.
Dengan kata lain jamu bekerja tanpa menggangu fungsi fungsi organ tubuh
Indonesia kaya bahan baku (30.000 spesies tanaman obat) atau terbesar kedua
setelah Brasil.
Sembilan tanaman obat unggulan kini dikembangkan
secara komprehensif mulai dari penelitian
pharmaceutical sampai uji klinis, yaitu mengkudu,
daun jambu biji, sambiloto, kunyit, jahe merah, temu
lawak, daun salam, cabe jawa, dan jati belanda.
Di Badan POM ada deputi khusus untuk obat
tradisional, kosmetik, dan makanan suplemen. Obat
tradisional dikembangkan lewat tiga jalur. Yaitu
fitofarmaka, obat tradisional yang diuji klinik secara
lengkap, agar bisa digunakan di kedokteran modern.
Ada lima produk yang lolos uji klinik dan disetujui
Badan POM. Salah satunya fitofarmaka dari Meniran
(Phyllanthus niruri) yang berfungsi sebagai peningkat
imunitas serta peningkat efektivitas obat tuberkulosis.
Zat ini sedang didaftarkan di Uni Eropa agar bisa
menembus pasar Eropa.
Jamu Segar adalah :
Suatu ramuan jamu segar yang berasal dari bahan
tanaman obat (empon-empon) yang sudah
dibersihkan, langsung diparut, ditumbuk atau
diblender , disaring lalu langsung bisa diminum .

Ramuan Dasar Jamu Segar nantinya akan ditambah


bahan lain dalam keadaan kering, tetapi ramuan dasar
di bawah ini dalam keadaan segar, yaitu :

1. Jahe 5. Temu Ireng


2. Laos 6. Temulawak
3. Kencur 7. Lempuyang
4. Kunir
Jamu Bubuk adalah :
Bahan-bahan jamu yang sudah diracik dalam
bentuk bubuk yang halus, selanjutnya bisa
diseduh dengan air hangat dengan di tambah
kelengkapannya .
Keji Beling : Dapat menyembuhkan penyakit kencing batu
Akar Alang-alang : penyembuhan Prostat, Keputihan, Asma,
Sambiloto : Nyeri dan linu, jerawat,
Daun Sendokan : Saluran Kencing
Tempuyung : Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat,;
Radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis).
Remujung : Kumis kucing bersifat anti radang dan memperlancar air seni. Kandungan
ortosifonin dan garam kalium (terutama pada daunnya), merupakan komponen
utama yang membantu larutnya asam urat, fosfat, dan oksalat dalam tubuh
manusia, terutama daIam kandung kemih, empedu, maupun ginjal sehingga
dapat mencegah terjadinya endapan batu ginjal. Kandungan saponin dan tanin
pada daun itu juga bisa mengobati keputihan
Legundi :Akar untuk pencegah kehamilan, penyembuhan pasca persalinan. Batang
untuk menyembuhkan bengkak dan eksim. Biji sebagai pereda batuk, penyegar
badan, perawatan rambut.Buah sebagai obat cacing dan peluruh haid. Daun
digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan
panas, meredakan kejang, batuk, radang amandel, tuberkulosis, tifus, peluruh air
seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid, membersihkan
rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk
membunuh serangga
JAHE
( Zingiber Officinale) Sinonim
Zingiber officinale Rosc.
Zingiber majus Rumph.
Zingiber minus Rumph.

Klasifikasi
Divisi :Spermatophyta
Sub-divisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo :Zingiberales
Famili :Zingiberaceae
Genus :Zingiber
Species :Zingiber officinale
Deskripsitanaman Tanaman jahe termasuk
keluarga Zingiberaceae yaitu
suatu tanaman rumput -
rumputan tegak dengan
ketinggian 30 -75 cm

berdaun sempit memanjang


menyerupai pita, dengan panjang 15
23 cm, lebar lebih kurang dua koma
lima sentimeter, tersusun teratur dua
baris berseling, berwarna hijau.

bunganya kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu


gelap berbintik-bintik putih kekuningan dan kepala
sarinya berwarna ungu. Akarnya yang bercabang-
cabang dan berbau harum, berwarna kuning atau
jingga dan berserat
Berdasarkan bentuk,
ukuran dan warna jahe
dibagi menjadi 3 jenis

Jahebesar/jahe Jahekecil/jahe Jahemerah/


gajah emprit jahesunti
SEJARAH DAN
PENGGUNAAN JAHE
Gangguan
Bantuan pernafasan Obat anti
pencernaan mual

Pengobatan Sakit
Reumatik tradisional gigi
cina

Gangguan Gigitan
perdarahan ular
Bagian tubuh
jahe yang
digunakan
Rimpang jahe

Volatile oil /
minyak Non-volatile oil
atsiri / oleoresin
Table1.KomponenVolatildanNon-volatilRimpangJahe
Sumber : WHO Monographs on selected medicinal plants Vol 1,1999

Fraksi Komponen
Volatile zingeberene, ar-curcumene,
-sesquiphelandrene,
b-bisaboline, a-pinene, bornyl acetat, borneol,
camphene,
r-cymene, cineol, cumene, -elemene,
farnesene,
-phelandrene, geraneol, limonene,
linalool,myrcene,
-pinene, sabinene.

Non-volatil Gingerol, shogaol, gingediol, gingediasetat

Sumber : WHO Monographs on selected medicinal plants Vol 1,1999


Farmakokinetikjahe
MenurutZickSM,et al
2008

Pada manusiakonjugatjahe
mulai muncul30menitsetelah
pemberianmelaluioral

mencapaiTmaxantara
45-120menit Padaujiinitidakada
efeksamping
dilaporkansetelah
menggunakan2g
teliminasi75 ekstrakjahe.
120menitpada
dosisduagram.
Salurancerna
Mabuk laut
Pasien dan
pasca perjalanan
operasi Hiperemesis
gravidarum
Pasien yang Antiemetik
diterapi dengan
senyawa
sitotoksik

Menghasilkanantimotion mencegahperkembangan
sickness yangbekerjapadaefek dysrhythmialambung
sentraldanperiferantikolinergik danpeninggian
danantihistamine(Qiandan vasopresinplasma
Liu,1992) (Lienetal,2003.).
Saluran cerna
Meningkatkan
pencernaan Anti tukak
(laxative) (McCann, 2003;
(Kraft and Hobbs, Wu et al., 1990).
2004; Schulz et al.,
2001
ingiberene dan gingerol
Merangsang nafsu signifikan mengurangi tukak
makan lambung dengan
(Chevallier, 2000; memproteksi mukosa
Ody, 2000) lambung

Antiflatulen
Lewis and Elvin-Lewis, 2003;
Hematologi
Antiplatele Menghambat
pembentukan
t tromboxan

Menghambat Menghambat
produksi agregasi platelet
cyclooksigenase tergantung pada
platelet dosis
Kaskade pembekuan darah
dihambat
oleh Diblokir oleh
Capcaisin 6- gingerol
Cardiovascular

kardiotonik antilipidemik

Mengganggu Mengurangi
sintesis atherogenesis
kolesterol
Sakit
imunomodulator
kepala, Artritis
migrain

memblokir pembentukan Senyawa Jahe


senyawa inflamasi juga memiliki
seperti efek antipiretik yang
tromboksan, leukotrien sebanding
dan prostaglandins dengan aspirin
dihambat
oleh Diblokir oleh
Capcaisin 6- gingerol
menghambat aktivasi NF-
kB dan menekan NF-kB-
yang mengatur ekspresi
gen yang diinduksi oleh
karsinogen dll.

antineoplastik

Menghambat senyawa (6 - gingerol dan 6-


paradol)
aktivasi virus
memiliki efek penghambatan
Epstein-Barr secara kelangsungan hidup
invitro dan sintesis DNA sel
leukemia promyelocytic
manusia secara invitro,
Jahe menghambat NF-kB
pathway antineoplastik
Jahe menghambat NF-kB
menghambat inflamasi
Gingerol dan
antioksi shogaol telah
diidentifikasi
dan sebagai komponen
antioksidan fenolik
jahe.

dalam membran
meningkatkan konsentrasi eritrosit manusia,
jaringan superoksida ekstrak
dismutase dan katalase jahe menghambat per
oksidasi lipid sebesar
72%
Efek jahe sebagai
AFRODISIAK

capcaisin
, 1,8
cineole
Penghangat
tubuh dan
diaporetik

Shagaol
Gingerol meningkatkan suhu
menghambat serotonin tubuh dan konsumsi
(5-HT) yang oksigen pada tikus,
disebabkan menunjukkan sebuah meta-
hipotermia bolisme meningkat
Sumber : buletin APTOI edisi 17 tahun 2002
Tabel efek farmakologis zat yang
terkandung dalam jahe
Nama zat aktif efek farmakologis
limonene menghambatjamurcandidaalbicans.
Antikolinesterase,obatflu

1,8-cineole Mengatasiejakulasiprematur,anastetik
antikolinesterase,merangsangaktifitas
SSP,merangsangereksi,merangsang
keluarnyakeringat
10-dehydroginger-dione, merangsangkeluarnyaASI,menghambat
10-ginger-dione,6 kerjaenzimsiklooksigenase,penekan
ginger-dione,6-gingerol prostaglandin
Alpa-linolenicacid anti-perdarahan,imunomodulator,
arginine Mencegah kemandulan,
memperkuat daya tahan
sperma
Aspartic acid Perangsang syaraf
Beta sitoserol Perangsang hormon
androgen, menghambat
hormon estrogen, mencegah
hiper-lipoprotein
Caprylic acid anti jamur candida albicans

Capsaicin ( seluruh bagian Merangsang ereksi,


tanaman) menghambat keluarnya enzim
5 lipoksigenase dan
siklooksigenase,
meningkatkan aktivitas
kelenjar endokrin
Chlorogenic acid (seluruh Mencegah proses penuaan,
Perhatian
Dosis tinggi (mungkin lebih dari 4 gram per hari) jahe
mungkin memiliki sifat merangsang rahim (Castleman,
2001).
Jangan gunakan pada kehamilan atau menyusui, k Jahe
overdosis dapat menyebabkan aritmia dan depresi dari
sistem saraf pusat(Cassileth dan Lucarelli, 2003).
sebagai tindakan pencegahan, tangguhkan konsumsi
jahe dua minggu sebelum operasi (Robbers dan Tyler,
2000).
Jangan gunakan dalam dosis obat pada pasien dengan
batu empedu (cholelithiasis), sebagai efek cholagogue
jahe yang dapat merangsang kantung empedu, gejala
memburuk dan menyebabkan rasa sakit yang tidak perlu
(Skenderi, 2003; Skidmore-Roth, 2003; Karch, 1999).
Interaksi obat
Jangan gunakan bersamaan dengan tanaman lain
atau produk herbal yang dapat mengganggu
pembekuan darah normal, seperti bawang putih,
ginseng atau ginkgo, misalnya (Abebe, 2002;
Brinker, 2001).
Jangan gunakan bersamaan dengan obat yang
mengganggu pembekuan darah, seperti aspirin,
heparin atau coumadin (warfarin) (Abebe, 2002;
Brinker 2001; Miller, 1998).
Pasien di bawah pengobatan dengan obat
antiaritmia atau depresan SSP harus memperhatikan
hati-hati jika menggunakan sediaan jahe (Cassileth
dan Lucarelli, 2003; McCann, 2003).
Interaksi obat
Jahe dapat meningkatkan penyerapan obat lain
yang diambil secara oral (Skidmore-Roth, 2003)
Hindari konsumsi jahe bersamaan dengan
hipoglikemik oral, karena beberapa dari konstituen
jahe yang secara teoritis dapat mempotensiasi
efek obat itu (Cassileth dan Lucarelli, 2003).
Jika digunakan untuk mabuk perjalanan, jangan
konsumsi jahe digabungkan dengan obat lain
untuk tujuan yang sama, seperti dimenhidrinat
(Dramamine), karena interaksi yang mungkin saat
ini tidak diketahui.
Anda tertarik untuk
menjadi dokter yang
mendalami
pengobatan
herbalis?!

Anda mungkin juga menyukai