Anda di halaman 1dari 7

Peran dan Tanggung

Jawab Apoteker
Tanggung Jawab Apoteker
PERATURAN PEMERINTAH No.20 TAHUN 1962
TENTANG
LAFAL SUMPAH/JANJI APOTEKER

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan terutama dalam
bidang Kesehatan ;
2. Apoteker membaktikan hidup guna kepentingan perikemanusiaan terutama dalam
bidang kesehatan
3. Merahasiakan segala sesuatu yag diketahui karena pekerjaan dan keilmuannya sebagai
apoteker
4. Tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasiaannya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan hukum
5. Menjalankan tugas dengan sebaik -baiknya dan menjaga martabat apoteker
6. Dalam menunaikan kewajiban tidak akan terpengaruh dengan faktor-faktor dari luar
(keagamaan , kebangsaan , kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial)
Tanggung Jawab Apoteker
KONGRES NASIONAL XVIII/2009
IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
Nomor : 006/KONGRES XVIII/ISFI/2009
Tentang
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
BAB II
K E WA J I B A N A P O T E K E R T E R H A D A P PA S I E N
P as al 9
S eo r a n g A p o t eke r d al a m me l a k u ak an pr ak t i k k ef ar mas i an har u s me n g u t a ma k a n k e pe n t i n g an
mas y ar a k at , men g h o r mat i h ak as as i p as i en d an mel i n d u n g i mak h l u k h i d u p i n s an i
BAB IV
K E WA J I B A N A P O T E K E R T E R H A D A P S E J AWAT P E T U G A S K E S E H ATA N L A I N
P as al 1 3
S eo r an g A p o t eker h aru s me mp e rgu n ak an s et i ap k es e mp at an u n tu k me mb an g u n d an men i n g k at kan
h u b u n g an pr of esi , s al in g me mp e r cay ai , me n g h arg ai d an me n g h o r mat i s ej aw at pet u g as kes eh at an
l ai n
P as al 1 4
S eo r a n g A p o t ek e r h en d a k n y a men j au h k an d i ri d ar i t i n d ak an at a u p e r bu a t a n y a n g d a p a t
me n g ak i b at k an b er k ur an g n y a at au hi l an g n y a kep er cay aan ma s y ar ak at k ep ad a s ej aw at p et u ga s
k es eh at an l ai n
Peran Apoteker
PERATURAN PEMERINTAH No.51 TAHUN 2009
TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional .

2. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika .
Peran Apoteker
PERATURAN PEMERINTAH No.51 TAHUN 2009
TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN
Pasal 34
(1) Tenaga Kefarmasian melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada:
a. Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi berupa industri farmasi obat, industri bahan baku
obat, industri obat tradisional, pabrik kosmetika dan pabrik lain yang memerlukan
Tenaga Kefarmasian untuk menjalankan tugas dan fungsi produksi dan pengawasan
mutu;

b. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi dan alat kesehatan melalui
Pedagang Besar Farmasi, penyalur alat kesehatan, instalasi Sediaan Farmasi dan alat
kesehatan milik Pemerintah , pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota; dan/atau

c. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian melalui praktik di Apotek, instalasi farmasi rumah


sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama .
Peran Apoteker
PERATURAN PEMERINTAH No.72 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

Pasal 1
Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan
Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of
life) terjamin.
Peran Apoteker
PERATURAN PEMERINTAH No.72 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi:


1. pengkajian dan pelayanan Resep ;
2. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. konseling;
6. visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) ;

Anda mungkin juga menyukai