Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

STASE ILMU PENYAKIT MATA


CORNEAL ULCER CUM HIPOPION

OLEH:
ENINTA KARYANA MAJIDAH
201810401011084
DOSEN PEMBIMBING:
DR. BASUKI ROKHMAD, SP. M
 Identitas pasien

 Nama : Tn. S
 Usia : 61 th
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Alamat : Ngadiluwih, Kediri
 Pekerjaan : Buruh
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Suku : Jawa
 Waktu pemeriksaan : Jumat, 03 Agustus 2018
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Mata kanan merah dan penglihatan kabur

 RPS : Mata kanan merah sejak 3 minggu yang lalu.


Awalnya mata sebelah kanan terkena gram besi dan diambil sendiri oleh
pasien lalu diberi tetes insto dan membaik tanpa diperiksakan ke dokter.
Sebulan setelahnya pasien mengaku mata kanan terkena debu dan
dikucek-kucek oleh pasien. Seminggu setelahnya mata semakin merah,
nerocoh, nyeri (skala 8), disertai bercak putih pada mata yang awalnya
hanya setitik lama-kelamaan semakin meluas. Pasien juga mengeluh silau
jika melihat cahaya serta penglihatan yang semakin lama semakin
buram. Sudah diperiksakan ke dokter mata dan diberi obat tetes namun
tidak membaik.
ANAMNESIS

 RPD : HT (-), DM (-), riwayat trauma pada mata kanan akibat


terkena gram besi 4 bulan yll

 RPK : Tidak ada yang mengalami sakit seperti ini

 RP Sos : Tempat tinggal pasien berdempetan dengan rumah


tetangga. Sehari-hari untuk mandi dan minum menggunakan air
sumur.
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Compos mentis

Vital Sign
 GCS : 456
 TD :120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit, kuat, reguler
 RR : 22 x/menit
 S : 36,6oC
Pemeriksaan Oculi Dextra Oculi Sinistra

Visus 1/300 ph (-) 6/12 ph (-)

Silia Trichiasis (-), madarosis (-) Trichiasis (-), madarosis (-)

Palpebra Superior edema (+), hiperemi (+), Nyeri edema (-) nyeri tekan (-), hiperemi

tekan (+) (-)

Palpebra Inferior edema (+), hiperemi (+), Nyeri edema (-), hiperemi (-), Nyeri

tekan (+) tekan (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi perikorneal (+) Injeksi perikorneal (-)

Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)

Konjungtiva Tarsus Superior Hiperemi (+) papil (-), folikel (-) Hiperemi (-) papil (-), folikel (-)

Konjungtiva Tarsus inferior Hiperemi (+) papil (-) Hiperemi (-) papil (-)
Kornea keruh, Jernih, infiltrate (-),

ulkus di sentral (+) ulkus (-)

COA hipopion (+) Jernih, dalam

Pupil Sulit dievaluasi Bulat, 3mm, central

RC +

Iris Sulit dievaluasi Bentuk reguler, warna hitam

Lensa Sulit dievaluasi Jernih


Kondisi Mata Pasien
Diagnosis
 Ulkus kornea sentral OD dengan hipopion

Planning Diagnosis
 Pemeriksaan fluorescein dengan slitlamp,
dan scrapping ulkus dengan pewarnaan
gram, giemsa, dan KOH.
Rencana Terapi
 MRS
 Moxifloxacin 0,5% tiap 1 jam 1 tetes OD
 Levofloxacin tablet 500 mg 1x1 tablet
sehari
 Natamycin 10% tiap 1 jam 1 tetes OD
 Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet
sehari
 Sulfas atropin 0,5% 4x1 tetes OD
Terapi dari RS
 Cendo giflox tiap 1 jam 1 tetes OD
 Natacen tiap 1 jam 1 tetes OD
 Levofloxacin 1x1 tablet sehari
 Asam Mefenamat 3x1 tablet sehari
KIE

 - Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita


pasien, kemungkinan-kemugkinan penyebabnya, dan prognosis dari
penyakitnya.
 - Menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan penunjang dan
terapi yang akan diberikan.
 - Menjelaskan kepada pasien mengenai cara pemakaian obat dan
efek samping obat.
 - Edukasi kepada pasien tentang larangan memegang atau
menggosok‐gosok mata yang meradang, mencegah penyebaran
infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih, serta
menghindari mata terkena paparan sinar matahari, cahaya, dan
debu dengan menggunakan kacamata hitam.
PEMBAHASAN
DEFINISI

 Ulkus kornea adalah keadaan patologik


kornea yang ditandai oleh adanya
infiltrat supuratif disertai defek kornea
bergaung, diskontinuitas jaringan kornea
yang dapat terjadi dari epitel sampai
stroma.

Sumber: Ilyas H S dan Yulianti S R, 2015, Tukak (ulkus) Kornea, Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima, Jakarta : FKUI, pp. 167-171.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi Ulkus Kornea


Di Indonesia

5,5%
Prevalensi ulkus kornea
tertinggi adalah Bali
yaitu sebesar 11,0%
(Balitbang Kemenkes RI, 2013)

Petani/nelayan/buruh
mempunyai prevalensi
kekeruhan kornea tertinggi
(9,7%) dibanding kelompok
pekerja lainnya
KLASIFIKASI

SENTRAL PERIFER

VIRUS
BAKTERI
JAMUR
ACANTHAMOEBA
PATOFISIOLOGI & MANIFESTASI
KLINIS

1. Gangguan Visus

Kornea merupakan bagian anterior


dari mata, yang harus dilalui cahaya
dalam perjalanan pembentukan
bayangan di retina  perubahan
dalam bentuk dan kejernihan
kornea mengganggu pembentukan
bayangan yang baik di retina
PATOFISIOLOGI & MANIFESTASI
KLINIS
2. Nyeri, epifora, blefarospasme

Kornea banyak dilalui oleh


persarafan  kebanyakan lesi
kornea, baik superfisial maupun
profunda akan menimbulkan rasa
nyeri  rasa nyeri ini diperberat oleh
gerak palpebra (terutama palpebra
superior) di atas kornea dan
biasanya menetap sampai sembuh.
Nyeri  refleks pengeluaran air mata
beserta lisozim yang terkandung di
dalamnya (epifora) dan penutupan
mata secara involunter
(blefarospasme) sebagai mekanisme
proteksinya.
PATOFISIOLOGI & MANIFESTASI
KLINIS

3. Fotofobia

Iritasi pada ujung saraf korneal 


dilatasi pembuluh darah iris 
fotofobia
atau
Inflamasi mengenai iris  kontraksi iris
setiap melihat cahaya  fotofobia
PATOFISIOLOGI & MANIFESTASI
KLINIS

4. Proses Penyembuhan Lama

Kornea adalah bagian mata yang


avaskuler  bila terjadi infeksi maka
proses infiltrasi dan vaskularisasi dari
limbus baru akan terjadi 48 jam
kemudian dan proses penyembuhan
memakan waktu yang lama
PATOFISIOLOGI & MANIFESTASI
KLINIS

5. Injeksi Perikornea

Defek atau trauma pada kornea 


badan kornea, wandering cells, dan
sel-sel lain yang terdapat dalam
stroma kornea, segera bekerja
sebagai makrofag  disusul dengan
dilatasi pembuluh darah yang
terdapat di limbus  injeksi
perikornea
PATOFISIOLOGI & MANIFESTASI
KLINIS

5. Bercak Putih pada Kornea

Terjadi infiltrasi dari sel-sel


mononuklear, sel plasma, leukosit
polimorfonuklear (PMN)  timbul
infiltrat, yang tampak sebagai
bercak berwarna kelabu, keruh
dengan batas-batas tak jelas dan
permukaan tidak licin  terjadi
kerusakan epitel dan terbentuk ulkus
kornea.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS penglihatan mata kanan kabur


disertai mata merah, epifora,
fotofobia dan nyeri sejak 3
minggu yang lalu

ulkus kornea
Keratitis
Glaukoma akut
Uveitis
Endoftalmitis/panoftalmitis.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN visus OD 6/60, palpebra superior


OFTALMOLOGI edema, konjungtiva bulbi terdapat
injeksi perikornea, kornea edema,
terdapat lesi di sentral dengan ukuran
kurang lebih 5x5 mm, batas tidak tegas
dengan komplikasi berupa hipopion

- Pewarnaan kornea dengan zat


PEMERIKSAAN fluoresensi dan slit-lamp
PENUNJANG - Scrapping untuk analisa atau kultur
(pulasan gram, giemsa atau KOH
TERAPI
TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA

1. Pasien dirawat inap apabila kondisinya mengancam


terjadinya perforasi, pasien tidak dapat memberi obat
sendiri, tidak terdapat reaksi obat, dan perlunya obat
sistemik.

2. Edukasi yaitu jangan memegang atau


menggosok‐gosok mata yang meradang, mencegah
penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering
mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau
kain yang bersih, serta menghindari mata terkena
paparan sinar matahari, cahaya, dan debu dengan
menggunakan kacamata hitam.
TERAPI MEDIKAMENTOSA

untuk mengurangi proses infeksi


ANTIBIOTIK akibat bakteri SIKLOPLEGIK
moxifloxacin 0,5% eye drops dan
levofloxacin tablet 1x500 mg. untuk menekan
peradangan dan untuk
melepaskan serta
untuk mengurangi proses infeksi mencegah terjadinya
ANTIFUNGAL akibat jamur sinekia anterior

natamycin 10% eye drop sulfas atropin 0,5% eye drop

mengurangi keluhan nyeri pada mata


NSID kanan yang dirasakan pasien

asam mefenamat 3x500 mg


TERAPI PEMBEDAHAN

FLAP KONJUNGTIVA

KERATOPLASTI

EVISERASI
KOMPLIKASI

1. HIPOPION 2. DESCEMETOCELE

3. SIKATRIK (MAKULA,
4. PERFORASI
LEUKOMA, NEBULA)

5. ENDOFTALMITIS/
6. SINEKIA ANTERIOR
PANOFTALMITIS

7. IRIS PROLAPS
PROGNOSIS

 DUBIA AD MALAM
KESIMPULAN

 Pada Tn. S memiliki gejala yang mendukung ke


arah ulkus kornea
 Belum diketahui dengan jelas etiologi yang
mengakibatkan terjadinya ulkus kornea pada
Tn. S
 Terapi dari Rumah Sakit yang didapatkan oleh
Tn. S sudah tepat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai