Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TERAPI ANTI GANGGUAN POLA NAPAS

Disusun Oleh :
1. Anindya Septin Widyanti (2018012280)
2. Dyah Ayu Safitri (2018012292)
3. Melinda Anastasia Rahmawati (2018012302)
4. Siti Mudfiah Saputri (2018012312)

DIII KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA merupakan infeksi
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru. ISPA merupakan
penyakit yang paling sering berada dalam daftar 10 (sepuluh) penyakit
terbanyak di puskesmas maupun di rumah sakit. Penyakit ini diawali dengan
panas, tenggorokan sakit atau nyeri pada saat menelan, pilek, batuk kering
atau berdahak. Penyebab ISPA berasal dari genus Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus, Hemovilus, Bordetella, dan
Corynebacterium. Virus penyebab ISPA adalah golongan Mikrovirus,
Adenovirus, Koronavirus, Pikomavirus, dan Herpesvirus (Umar, Sakka, &
Paridah, 2017).
World Health Organization (WHO) menyatakan insidens ISPA di negara
berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran
hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Jumlah kematian
pada balita Indonesia sebanyak 151.000 kejadian, dimana 14% dari kejadian
tersebut disebabkan oleh pneumonia (Agrina, Suyanto, & Arneliwati, 2014).
Insidens penyakit ISPA menurut kelompok usia balita diperkirakan 0,29
episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per
anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode
baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di negara
berkembang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Perbedaan
tersebut berhubungan dengan etiologi dan faktor risiko. Di negara
berkembang, ISPA dapat menyebabkan 10-25% kematian dan bertanggung
jawab terhadap 1/3-1/2 kematian pada balita (Darsono, Widya, & Suwarni,
2018).
Herbatologi merupakan berasal dari tumbuhan. Istilah herba sendiri biasanya
dikaitkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau tanaman yang
bersifat perdu. Herbatologi untuk Anti Gangguan Nafas dapat berupa
mengaplikasian Jahe Merah, Jinten Hitam, Kunyit dan Kayi Manis untuk
alternatif anti gangguan nafas. Dari latar belakang diatas, penulis terdorong
untuk membuat makalah yang berjudul "Terapi Herbatologi Anti Gangguan
Nafas" guns menambah wawasan pembaca.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan membuat makalah
lebih mendalam mengenai Pengobatan Herbal pada Penyakit Gangguan
Pola Nafas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Definisi dari Pengobatan Herbal
b. Mengetahui Jenis-Jenis Obat Herbal
c. Mengetahui Macam dan Klasifikasi Obat Herbal.
d. Mengetahui Identifikasi Obat Herbal.
e. Mengetahui Mekanisme Kerja dari Pengobatan Herbal.
f. Mengetahui bagaimana Pemanfaatan Obat Herbal dalam Dunia
Keperawatan dan Masyarakat.
BABII
PEMBAHASAN
A. Konsep Herbalogi
Herba adalah segala bahan (tumbuh-tumbuhan, hewan, ikan , garam,
batu-batuan ) yang mengandung satu atau bahan aktif yang dapat digunakan
untuk tujuan pengobatan. Herbalogi berasal dari dua kata yaitu “herba” berati
tumbuhan dan “logi” atu “logos” yang berati ilmu. Dengan demikian
herbalogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang terkait dengan
tumbuh-tumbuhan.
Dalam dunia pengobatan herbalogi dipahami sebagai sebuah konsep atau
metode pengobatan mengunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan.
Istilah herba sendiri biasanya dikaitkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak
berkayu atau tanaman yang bersifat perdu.
Dalam dunia pengobatan, istilah herba memiliki makna yang lebih luas,
yaitu segala jenis tumbuhan beserta bagian-bagianya yang mengandung satu
atau lebih bahan aktif yang dapat digunakan sebagai obat Therapeutic.
Misalnya mengkudu hutan (Morinda citrifolia) yang mengadung morindin
sebagai bahan aktif kanker , pegagan (Cantela asiatica) yang mengadung
asiaticoside yang berguna untuk masalah kulit dan meningkatkan kecerdasan
IQ.
B. Konsep Herbalogi Anti Gangguan Nafas
1. Pengertian
a. Pengertian Herbalogi Jahe Merah
Tumbuhan herbal adalah tumbuh-an atau tanaman obat yang
dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradi-sional terhadap
penyakit. Sejak zaman dahulu, tumbuhan herbal berkhasiat obat
sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa. Pengobatan tradisional
terhadap penyakit tersebut menggunakan ramuan-ramuan dengan
bahan dasar dari tumbuh-tumbuhan dan segala sesuatu yang berada
di alam. Sampai sekarang, hal itu banyak diminati oleh masyarakat
karena biasanya bahan-bahannya dapat ditemukan dengan mudah di
lingkungan sekitar (Suparmi & Wulandari, 2012).
Jahe merah (Zingiber offcinale Linn. Var. rubrum) merupakan
tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe merah
termasuk dalam suku temu-temuan (zingiberaceae), satu keluarga
dengan temu-temuan yang lain seperti temu lawak, temu hitam,
kunyit dan kencur.Tanaman jahe merah suatu tanaman rumput-
rumputan tegak dengan ketinggian 30-100 cm, namun kadang-
kadang tingginya mencapai 120 cm. Daunnya sempit, berwarna
hijau, bunganya kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu gelap,
rimpangnya berwarna merah, dan akarnya bercabang-cabang,
berwarna kuning dan berserat (Arobi, 2010).
b. Pengertian Herbalogi Jintan Hitam
Jintan Hitam (Nigella sativa) adalah terna, daunnya berbau
segar, bijinya mengandung minyak asiri dan lemak, digunakan
untuk rempah-rempah dan campuran obat-obatan, misalnya untuk
obat sakit perut, obat pernafasan (asma dan flu).Terna ini
merupakan rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai tanaman
obat. Rempah ini berbentuk butiran biji berwarna hitam yang telah
dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh
masyarakat I ndia,Pakistan dan Timur Tengah  untuk mengobati
berbagai macam penyakit terutama asma. (Heyne K,2015)
c. Pengertian Kunyit
Kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.),
adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli
dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami
penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika.
Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia
umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai
pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan
kecantikan.
d. Pengertian Kayu Manis
Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah
sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis
rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa
menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis,
anggur panas. Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua
yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno
sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam
kitab-kitab Perjanjian Lama. Kayu manis juga secara tradisional
dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan
dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi,
kulit, jantung, dan perut kembung.
2. Macam dan Klasifikasi
a. Macam dan Klasifikasi Jahe Merah
1) Macam Jahe Merah
a) Jahe kuning besar
b) Jahe kuning besar
c) Jahe merah
2) Klasifikasi Jahe Merah
a) Divisi: Spermatophyta
b) Kelas: Monocotyledoneae
c) Bangsa: Zingiberales
d) Suku: Zingiberaceae
e) Marga: Zingiber
f) Jenis: Zingiber officinale Rocs
b. Macam dan Klasifikasi Jintan Hitam
1) Klasifikasi
a) Kingdom : Plantae
b) Sub kingdom : Traceobionta
c) Divisi : Spermatophyta
d) Sub Divisi : Magnoliophyta
e) Kelas : Magnoliopsida
f) Sub Kelas : Magnoliidae
g) Ordo : Ranuculases
h) Famili : Ranuculaceae
i) Genus : Nigella
j) Spesies : Nigella Sativa L.
k) Sinonim : Nigella Cretica miller, Nigellah Indica Roxb
c. Macam dan Klasifikasi Kunyit
1) Macam
a) Kunyit putih/kuning
b) Kunyit merah
c) Kunyit hitam
2) klasifikasi
a) Divisi : Spermatophyta
b) Ordo : Zingiberales
c) Famili : Zingiberaceace
d) Genus : Curcuma
e) Spesies : C longa
d. Macam dan klasifikasi Kayu Manis
Klasifikasi
1) Cassia (kayu manis palsu)
2) Ceylon (kayu manis yang aman dikonsumsi dalam jumlah
banyak)
3) Divisi : Magnoliophyta
4) Kelas : Mangnoliopsida
5) Ordo : Laurales
6) Famili : Lauraseace
7) Genus : Cinnamomum
8) Spesies : C verum
3. Identifikasi Zat Aktif
a. Identifikasi Zat Aktif dari Jahe Merah
Jahe merah mengandung komponen minyak (volatile oil) dan
minyak tak menguap (non-volatile oil) dan pati. Minyak menguap
disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi aroma khas
sedangkan minyak yang tak menguap disebut oleoresin merupakan
komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdiri
dari oleoresin merupakan kandungan jahe merah yang meliputi fixed
oil yang terdiri dari zingerol, shogail dan resin (Helina et al dalam
Arobi, 2010)
b. Identifikasi Zat Aktif Jintan Hitam
1) Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat P;terjadi
warna coklat
2) Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam klorida pekat
P;terjadi warna coklat
3) Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 5% b/v;terjadi warna hijau kekuningan
4) Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan kalium
hidroksida P 5% b/v;terjadi warna hijau kekuningan
5) Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P;
terjadi warna hijau kekuningan (Heyne K,2015)
6) Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan kalium idoida P
6% b/v; terjadi warna kuning
7) Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan besi (III)
klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan
8) Kadar abu tidak lebih dari 8%
9) Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 1,3%
10) Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 22%
11) Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 18%
12) Bahan organic asung tidak lebih dari 2%
c. Identifikasi Zat Aktif Kunyit
Kunyit indonesia mengandung senyawa yang berkhasiat obat,
yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,
desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin
sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri
yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga
mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%,
Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam
mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
d. Identifikasi Zat Aktif Kayu Manis
Kulit kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau
wangi, serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung
dalam kayu manis, di antaranya minyak asiri eugenol, safrole,
sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak.
Sementara itu, efek farmakologis yang dimiliki kayu manis, di
antaranya sebagai peluruh kentut (carminative), peluruh keringat
(diaphoretic), antirematik, penambah nafsu makan (stomachica), dan
penghilang rasa sakit (analgesic).
4. Mekanisme Kerja
a. Mekanisme Kerja Jahe Merah
Para peneliti menemukan bahwa jaringan yang diberi kombinasi
ekstrak jahe merah dan isoproterenol menunjukkan respon relaksasi
secara signifikan lebih besar dibandingkan mereka yang diobati
hanya dengan isoproterenol. Secara khusus, campuran 6-shogaol
menjadi yang paling efektif.Setelah melihat efek dari ekstrak jahe
merah, para peneliti melihat mekanisme di balik efek aditif dengan
berfokus pada enzim paru-paru yang disebut phosphodiesterase4D
(PDE4D), karena penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa
senyawa kimia dapat menghambat relaksasi jaringan ASM.
Menggunakan metode yang disebut polarisasi neon, tim menemukan
bahwa ketiga ekstrak tersebut mampu menghambat PDE4D. Mereka
juga menemukan bahwa ekstrak 6shogaol sangat efektif dalam
melarutkan filamen aktin F-, struktur protein yang berperan dalam
penyempitan ASM. Data ini menunjukkan bahwa senyawa 6-
gingerol, 8-gingerol dan shogaol 6 ketika bersinergi dengan β-
agonis dapat menjadi suatu terapi mengurangi gejala asma.
Perkembangan ekstrak jahe merah menjadi obat yang signifikan
mengobati jutaan pasien asma di seluruh dunia (Smith dalam web
RSUA, 2013 dalam Kartini & Pratama, 2017).
b. Mekanisme Kerja Jinten Hitam
Jintan hitam dapat mengurangi pemasukan ion kalsium ke
dalam sel, sehingga mengurangi proses degranulasi sel mast dan
memiliki aktivitas immunomodulator yang berperan penting dalam
stabilisasi Th 1 dan Th 2 yang erat kaitannya dengan reaksi
inflamasi. Jintan hitam memiliki kandungan utama yang dinilai
memiliki berbagai aktifitas farmakologis yaitu thymoquinon (TQ)
dan nigellon (Ramadhani et al, 2014). Nigellon dapat menurunkan
histamin darah yang diproduksi sel-sel mast melalui penurunan
kadar kalsium (Ca2+) intrasel. Thymoquinone berperan menurunkan
sitokin-sitokin hasil produksi Th2 yaitu IL-4, IL-5 dan IL-13 serta
penurunan Ig E serum (Subijanto dan Diding; 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Ramadheni et al (2014) terdapat
penurunan jumlah sel neutrofil batang rata-rata untuk setiap
kelompok usia pasien laki laki dan wanita dewasa penderita asma
persisten pada awal dan akhir penelitian 2-6%. Neutrofil akan cepat
bereaksi terhadap radang sehingga aktivitas penurunan jumlah
neutrofil oleh minyak biji jinten hitam berperan dalam pertahanan
selama fase peradangan dan infeksi akut pada penyakit asma.
c. Mekanisme Kerja Kunyit
Kunyit dengan kandungan kurkumin telah diketahui sebagai
agen immunomodulator yang poten. Kunyit (Curcuma domestica
Val.) secara in vitro mempunyai efek menghambat degradasi IκBα
dan selanjutnya inaktivasi NF-kB, sehingga dapat menurunkan
aktivitas inflamasi dan imunogenik. Kurkumin telah dilaporkan
memiliki efek anti-inflamasi dan anti-alergi (tipe I dan IV) pada
percobaan hewan tikus. Efek ini berhubungan erat dengan
penghambatan biosintesis prostaglandin (PG), leukotrien (LT), nitric
oxide (NO) dan sitokin (IL-16, IL-5 dan TNF-a), serta
penghambatan pelepasan histamin dari mast sell (Suzuki et al.,
2005).
d. Mekanisme Kerja Kayu Manis
Kandungan aktif dari akar manis yaitu 18 β glycyrrhetinic acid
menunjukkan efek antitusif yang bekerja untuk menekan reaksi
batuk pada saraf sentral.
5. Pemanfaatan Dalam Dunia Keperawatan dan Masyarakat
a. Pemanfaatan jahe merah dalam dunia keperawatan dan masyarakat
Manfaat jahe merah baru saja diproklamirkan pada Konferensi
Internasional American Thoracic Society 2013 di Philadelphia.
Dalam pertemuan ini dinyatakan bahwa jahe merah atau akar pedas
pedas dapat membantu penderita asma bernapas lebih mudah.Dalam
studi tersebut, peneliti menyelidiki apakah komponen jahe merah
bisa meningkatkan efek beta-agonis. Obat asma yang disebut beta-
agonis (β-agonis) bekerja dengan relaksasi otot polos (ASM)
jaringan di saluran napas.Elizabeth Townsend, doktor di Universitas
Columbia Departemen Anestesiologi menyatakan bahwa dalam
penelitian tersebut, komponen jahe merah dapat bekerja secara
sinergis dengan β-agonis untuk merelaksasi jaringan otot di
saluran nafas atau yag disebut ASM.Dalam studi tersebut, para
peneliti mengambil sampel ASM untuk neurotransmitter asetilkolin.
Tim kemudian menggabungkan isoproterenol β-agonis dengan
tiga ekstrak jahe merah terpisah: 6gingerol, 8-gingerol atau 6-
shogaol (Kartini & Pratama, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Kartini & Pratama, 2017 yang
berjudul “Potensi Ekstrak Jahe Merah sebagai Terapi Alami
Kejadian Asma pada Atlet” menyebutkan bahwa Berdasarkan uraian
yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kandungan ekstrak jahe merah dapat membantu penderita asma
bernafas lebih mudah, karena kandungan ekstrak jahe merah dapat
meningkatkan efek beta-agonis yang bekerja dengan relaksasi otot
polos (ASM) sehingga dapat menjadi terapi alami yang baik untuk
mengurangi gejala asma.
b. Pemanfaatan jintan hitam dalam dunia keperawatan dan masyarakat.
Histamin adalah sebuah senyawa yang dilepaskan oleh sistem
kekebalan tubuh akibat reaksi alergi. Senyawa Crystalline nigellone
yang terdapat dalam  jintan hitam memiliki protein kinase C, yaitu
substansi yang dikenal dapat menghambat pelepasan histamin.
Pemberian jintan hitam dapat mengurangi reaksi alergi pada
sebagian besar pasien dengan bronchitis, asma dan penyakit alergi
lainnya dengan tanpa efek samping . Untuk pengobatan asma dan
alergi, ambil secangkir air hangat , tambahkan satu sendok madu,
dan setengah sendok teh minyak atau ekstrak habatussauda. Campur
dan minum di pagi hari, bisa sebelum sarapan atau setelah makan
malam. Selama proses pengobatan ini, hindari makanan yang dingin
dan membawa alergen . (ismaya,2014).
c. Pemanfaatan Kunyit Dalam Dunia Keperawatan dan Masyarakat
Terapi herbal diberikan selama 1 bulan (30 hari). Herbal yang
digunakan adalah kunyit. Herbal tersebut dikemas dalam bentuk tea
bag sebagai teh herbal dan dikonsumsi 2 kali sehari (pagi dan sore),
masing-masing berisi 4g (1 tea bag), diseduh dengan 200 ml air
panas selama 20 menit. Dalam Tradisional Chinese Medicine
(TCM) kunyit memiliki rasa pahit yang dapat digunakan untuk
mengusir panas, melancarkan sirkulasi darah dan sekaligus Qi. Akar
manis yang yang diindikasikan untuk organ paru dapat menurukan
panas sehingga fungsi dari paru untuk menyebarkan Qi bisa berjalan
dengan baik (Yanfu, 2003). Kunyit dengan kandungan kurkumin
telah diketahui sebagai agen immunomodulator yang poten. Kunyit
(Curcuma domestica Val.) secara in vitro mempunyai efek
menghambat degradasi IκBα dan selanjutnya inaktivasi NF-kB,
sehingga dapat menurunkan aktivitas inflamasi dan imunogenik.
Kurkumin telah dilaporkan memiliki efek anti-inflamasi dan anti-
alergi (tipe I dan IV) pada percobaan hewan tikus. Efek ini
berhubungan eratdengan penghambatan biosintesis prostaglandin
(PG), leukotrien (LT), nitric oxide (NO) dan sitokin (IL-16, IL-5dan
TNF-a), serta penghambatan pelepasan histamin dari mast sell
(Suzuki et al., 2005).
d. Pemanfaatan kayu masin dalam dunia keperawatan dan masyarakat
akar manis mempunyai rasa manis dan bersifat sejuk memasuki
meridian hati, paru, limpa, dan lambung. Rasa manis dalam TCM
berfungsi untuk memberi nutrisi, dan menyeimbangkan. Sifat sejuk
berfungsi untuk menjernihkan panas, mengeluarkan panas,
mengeliminasi toksin, menghasilkan Jing. Sifat sejuk ini biasa
digunakan pada sindrome panas. Kandungan aktif dari akar manis
yaitu 18 β glycyrrhetinic acid menunjukkan efek antitusif yang
bekerja untuk menekan reaksi batuk pada saraf sentral (Suzuki et al.,
2005)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA merupakan infeksi
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru. ISPA merupakan
penyakit yang paling sering berada dalam daftar 10 (sepuluh) penyakit
terbanyak di puskesmas maupun di rumah sakit. Penyakit ini diawali dengan
panas, tenggorokan sakit atau nyeri pada saat menelan, pilek, batuk kering
atau berdahak. Penyebab ISPA berasal dari genus Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus, Hemovilus, Bordetella, dan
Corynebacterium. Virus penyebab ISPA adalah golongan Mikrovirus,
Adenovirus, Koronavirus, Pikomavirus, dan Herpesvirus (Umar, Sakka, &
Paridah, 2017).
Tumbuhan herbal adalah tumbuhan atau tanaman obat yang dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan tradi-sional terhadap penyakit. Sejak zaman
dahulu, tumbuhan herbal berkhasiat obat sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat Jawa.
Gangguan pernafasan dapat diobati dengan bahan alam diantaranya jahe
merah (Zingiber officinale var.rubrum), jibtan hitam (Nigella Sativa. L),
kunyit (Curcuma longa) dan kayu manis (Cinnamomum verum).
Para peneliti menemukan bahwa senyawa 6-gingerol, 8-gingerol dan
shogaol 6 ketika bersinergi dengan β-agonis dapat menjadi suatu terapi
mengurangi gejala asma. (Smith dalam web RSUA, 2013 dalam Kartini &
Pratama, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian Ramadheni et al (2014) Aktivitas
penurunan jumlah neutrofil oleh minyak biji jinten hitam berperan dalam
pertahanan selama fase peradangan dan infeksi akut pada penyakit asma.
(Subijanto dan Diding; 2008).
Kunyit dengan kandungan Kurkumin telah dilaporkan memiliki efek
anti-inflamasi dan anti-alergi pada percobaan hewan tikus. (Suzuki et al.,
2005).
Kandungan aktif dari akar manis yaitu 18 β glycyrrhetinic acid
menunjukkan efek antitusif yang bekerja untuk menekan reaksi batuk pada
saraf sentral.

B. Saran
Dengan adanya tersusunnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca maupun penulis. Dalam penulisan ini kami penulis sadar bahwa
masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arobi, I. 2010. Pengaruh Ektsrak Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc)


Terhadap Perubahan Pelebaran Alveolus Paru-paru Tikus (Rattus
norvegicus) Yang Terpapar Alletthrin. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Ghofar, Abdul. 2012. Sehat dan Hemat dengan Pengobatan Herbal.


Yogyakarta:Pelangi Indonesia

Hanum,Musyri’ah . (2011).Pengobatan Tradisional Dengan Jamu Ala Kraton


Sebagai Warisan Turun Temurun. Surabaya: Andi Publisher

Hendy Lesmana, A. P. (2009). PENGOBATAN TRADISIONAL PADA


MASYARAKAT TIDUNG KOTA TARAKAN: STUDY KUALITATIF
KEARIFAN LOKAL BIDANG KESEHATAN. Jurnal Ners Vol.4 No.1 ,
9-18.

Kindersley, Dorling. 2010. ENSIKLOPEDIA SAINS DAN TEKNOLOGI JILID 2


Tumbuhan Hewan. Jakarta: PT. Lentera Abadi

Lestari, P. 2016. Study Tanaman Khas Sumatra Utara yang Berkhasiat Obat.
Jurnal Farmanesia.1(1): 15-20

Muhammad Ikhwan Rizki, L. C. (2015). Tanaman dengan Aktivitas Anti-Asma.


Jurnal Pharmascience .

Pratama, P. R. (2017). POTENSI EKSTRAK JAHE MERAH SEBAGAI


TERAPI ALAMI KEJADIAN ASMA PADA ATLET.

Purwanto, IF., Imandiri, A., Arifanti, L. 2018.Kombinasi Akupuntur serta Herbal


Kunyit-Akar Manis pada Terapi Batuk Kronis. Journal of Vocational
Health Studies. 1(1): 121-123

Rengganis, I. (2008). Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial. Majalah


Kedokteran Indonesia , 58(11):444-451.

Rizki, MI.,dkk.2015. Tananaman dengan Aktivitas Anti Asma. Jurnal


Pharmascience. 2(1):1-9
Suparmi, & Wulandari, A. (2012). Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradisional
Asli Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.

Suryo, Joko. (2013). Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan.


Yogyakarta: B First.

Yessy Susanty Sabri, Y. C. (2014). Penggunaan Asthma Control Test (ACT)


secara Mandiri oleh Pasien untuk Mendeteksi Perubahan Tingkat Kontrol
Asmanya. Jurnal Kesehatan Andalas

Anda mungkin juga menyukai