PENDAHULUAN
1
pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap
molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa
dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki
beda keelektronegatifan terbesar.
2. Ikatan Van der Waals : ialah gaya tarik-menarik antara atom atau molekul,
dimana gaya ini relatif jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul
karena ikatan valensi dan besarnya gaya ini ialah 10-7 kali jarak antara
atom-atom atau molekul-molekul.
2
BAB II
ISI
3
Senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik
didih sangat rendah, tetapi dengan bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat
sehingga titik didih lebih tinggi. Contohnya, titik didih C4H10>C3H8>C2H6>CH4.
Contoh lainnya terdapat pada Br2 dan I2. Br2 berwujud cair tetapi mudah menguap
dan I2 berwujud gas tetapi mudah menyublim. Hal ini disebabkan karena ikatan
antara molekul Br2 dan I2 adalah ikatan van der waals.
Dalam bentuk gas (seperti N2, O2, Cl2) dan hampir semua zat organik
4
Semakin besar Mr suatu senyawa (semakin banyak jumlah partikel yang saling
tarik) ikatan van der walls akan semakin kuat, sehingga energi yang dibutuhkan
untuk memutuskan ikatan antarmolekul semakin besar. Akibatnya titik leleh dan
titik didih senyawa tersebut akan semakin besar.
5
b. Dipol-Dipol Sementara Yang Memberikan Kenaikan Daya Tarik
Antarmolekul
Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang
didekati oleh salah satu yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya
saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi hal ini menjadikan
diagram lebih mudah digambarkan! Pada kenyataannya, satu molekul
lebih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yang
lain pada saat seperti itu dan karena itu akan menjadi yang paling
dominan).
Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat
bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak
elektron pada bagian kanan yang satunya.
6
Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama
molekul saling mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi
pada molekul yang berjumlah sangat banyak.
c. Dayatarik Antarmolekul
Dayatarik antarmolekul adalah dayatarik yang terjadi antara suatu molekul
dan molekul tetangganya. Gaya tarik yang mengikat molekul secara
tersendiri (sebagai contoh, ikatan kovalen) dikenal dengan dayatarik
intramolekul. Dua kata tersebut membingungkan yang mana untuk lebih
amannya membuang salah satu diantaranya dan tidak digunakan lagi.
Istilah intramolekul tidak akan digunakan lagi pada bagian ini.
Semua molekul mengalami dayatarik antarmolekul, meskipun pada
beberapa kasus dayatarik yang terjadi sangatlah lemah. Pada gas seperti
hidrogen, H2. Jika kamu memperlambat gerak molekul melalui
pendinginan, dayatarik cukup besar bagi molekul untuk tetap bersama
sampai pada akhirnya membentuk cairan dan kemudian padatan.
Pada kasus hidrogen dayatarik sangat lemah yang mana molekul
membutuhkan pendinginan sampai 21 K (-252C) sebelum dayatarik
cukup kuat untuk mengkondensasi hidrogen menjadi cairan. Dayatarik
antarmolekul yang dimiliki oleh helium lebih lemah molekul tidak ingin
tetap bersama untuk membentuk cairan sampai temperatur menurun
sampai 4 K (-269C).
7
Gaya London ditemukan oleh Fisikawan Jerman yang bernama Fritz
London. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik menarik antar
molekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulkan oleh
perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain membentuk dipol sesaat.
Gaya London mengakibatkan molekul nonpolar bersifat agak polar.
Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat
mengimbas ke molekul sekitarnya disebut polarisabilitas. Polariabilitas berkaitan
dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Jika massa molekul relatif
semakin besar maka molekul semakin mudah mengalami polarisasi sehingga gaya
London semakin kuat. Dengan massa molekul relatif yang sama besar molekul
yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan dengan
molekul yang kecil, kompak dan simetris. Semakin mudah molekul mengalami
polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu jika massa
molekul relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik lelehnya semakin
tinggi.
Namun gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang
molekulnya hanya mengalami tarik menarik berdasarkan gaya London saja maka
titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan zat lain yang mengalami
tarik-menarik tidak hanya berdasarkan gaya London saja (Mr hampir sama).
Gaya tarik-menarik dipol sesaat-dipol terimbas adalah gaya tarik-menarik
antar molekul dalam zat polar. Fakta menunjukkan bahwa zat dengan molekul non
polar dapat dicairkan. Proses pengembunan hanya dapat terjadi jika gaya
antarmolekul mampu menyatukan molekul-molekul dalam gas menjadi fase cair.
Elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan electron dari
suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal
bersifat nonpolar menjadi polar sesaat, sehingga terbentuk suatu dipole sesaat.
Dipole yang terbentuk dengan cara ini disebut dipole sesaat karena dipole itu
dapat merubah milyaran kali dalam satu detik. Pada saat berikutnya, dipole ini
dapat hilang atau bahkan berbalik arahnya. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-
menarik antarmolekul yang lemah.
Kemudian suatu molekul untuk membentuk dipole sesaat atau untuk
mengimbas suatu dipole disebut polarisabilitas. Selain efek polarisasi, gaya tarik
antar molekul juga dipengaruhi oleh area kontak antarmolekul.
8
Interaksi dipol terinduksi dan interaksi dipole sesaat-dipol terinduksi
termasuk dalam gaya London. Dimana, gaya London itu sendiri merupakan gaya
tarik-menarik yang lemah antar molekul nonpolar akibat terbentuknta dipole
sesaat. Kekuatan gaya London bergantung pada massa molekul relatif (Mr), dan
bentuk molekul. Semakin besar Mr zat dan semakin panjang dan lurus bentuk
molekul, semakin kuat gaya London, dan semakin besar titik leleh dan titik
didihnya.
Menurut kepolarannya gaya van der waals dapat dibagi menjadi beberapa
interaksi, yaitu :
9
Tanda "+" menunjukkan dipol positif, tanda "-" menunjukkan dipol negatif
Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih
elektronegatif dibandingkan hidrogen. Kondisi permanen ini, pada saat
pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik menarik satu
sama lain. Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki titik
didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul yang hanya
memiliki dipol yang berubah-ubah secara sementara.
10
Berikut ini contoh yang lain yang menunjukkan dominannya gaya
dispersi. Triklorometan, CHCl3, merupakan molekul dengan gaya dispersi
yang tinggi karena elektronegatifitas tiga klor. Hal itu menyebabkan
dayatarik dipol-dipol lebih kuat antara satu molekul dengan tetangganya.
11
Dipol dari molekul polar akan saling tarik-menarik dengan dipol
terinduksi dari molekul nonpolar. Contohnya terjadi pada interaksi antara
HCl (molekul polar) dengan Cl2 (molekul nonpolar).
12
Interaksi ion - dipol merupakan interaksi (berikatan) / tarik
menarik antara ion dengan molekul polar (dipol). Interaksi ini termasuk
jenis interaksi yang relatif cukup kuat.
Contoh : H+ + H2O H3O+
Ag+ + NH3 Ag(NH3)+
Sebagai contoh, NaCl (senyawa ion) dapat larut dalam air (pelarut
polar) dan AgBr (senyawa ion) dapat larut dalam NH3 (pelarut polar).
Cl Cl . . . . . . . . Cl Cl
13
Gaya ini disebut gaya van der waals dan sangat lemah dibandingkan ikatan
ion dan kovalen. Dalam molekul Cl2 terdapat ikatan kovalen dengan energi ikatan
240 kj/mol,dan antara molekul Cl2 terdapat gaya van der waals sebesar 21 kj/mol.
Gaya van der waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda. Sama
halnya dengan gaya kohesi (gaya antara partikel partikel zat yang sama ). Gaya
ini terjadi karena adanya sifat kepolaran partikel tersebut. Makin kecil kepolaran
makin kecil pula gaya van der waals-nya
14
Butana memiliki titik didih yang lebih tinggi karena gaya
dispersinya lebih besar. Molekul yang lebih panjang (dan juga
menghasilkan dipol sementara yang lebih besar) dapat lebih berdekatan
dibandingkan molekul yang lebih pendek dan lebih gemuk 2-metilpropan.
3. Kepolaran molekul
Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka
semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga
akan makin kecil.
4. Titik didih gas mulia adalah
helium -269C
neon -246C
argon -186C
kripton -152C
xenon -108C
radon -62C
Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.
15
menjauh dari dipol sementara yang dapat dihasilkan dan karena itu
molekul yang lebih besar lebih melekat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
16
1. Gaya Van Der Waals merupakan gaya tarik-menarik antara molekul,
dimana gaya ini relatif jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang
timbul karena ikatan valensi.
2. Gaya van der waals mencakup gaya London dan gaya dipol
3. Ada empat interaksi van der waals menurut kepolannya :
a. Interaksi dipole-dipol
b. Interaksi dipole-dipol terinduksi
c. Interaksi ion-dipol
d. Interaksi ion-dipol terinduksi
4. Faktor yang mempengaruhi gaya Van Der Waals ialah :
a. Jumlah Elektron dalam atom atau moleku
b. Bentuk Molekul
c. Kepolaran Molekul
d. Titik Didih
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S., & Yulianti, E. (2010). Penurunan angka peroksida dan asam lemak
bebas (FFA) pada proses bleaching minyak goreng bekas oleh karbon aktif
polong buah kelor dengan aktivasi nacl. alchemy , 53-103.
Riapanitra, A., Setyaningtias, T., & Riyani, K. (2013). Penentuan waktu kontak
dan pH optimum penyerapan metilen biru menggunakan abu sekam padi.
ikatan kimia , 41-44.
17
Sugiyarto, Kristian dan Retno.2010.Kimia Anorganik Logam. Medan : Universitas
Negeri Medan
http://kimia.upi.edu/staf/nurul/Web%202011/0800643/iondipol.html
http://www.chem-is-try.org/materi
kimia/struktur_atom_dan_ikatan/ikatan_antarmolekul_gaya_van_der_waals/
http://yunanchemistry.blogspot.com/2012/07/bab-i-pendahuluan.html
18