Anda di halaman 1dari 20

Implementasi

Aqidah Islam dalam


Mewujudkan Kebahagiaan
Dunia dan Akhirat
Kelompok 2
01
Makna Aqidah
Islam
Etimologi
Secara etimologi, Aqidah berasal dari kata
al-'aqdu (‫اــع ْقـ ُد‬ َ ‫) ل‬yang berarti ikatan,
attautsiiqu‫اــو ِثـ ُيْق‬ َّْ‫) ) ل ّـَت‬yang berarti kepercayaan
atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
(‫ ) إِالـ ْحـ َكاـ ُم‬yang artinya mengokohkan
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah
(‫بــــ ٍة‬
‫) ّْـ َّالبـ َُرـط ِ قُ َّو‬mengikat dengan kuat.
Terminologi

menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy,


Aqidah adalah sejumlah kebenaran
yang dapat diterima secara umum
(aksioma) oleh manusia berdasarakan
akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati
serta diyakini kesahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu.
Aqidah Islam terwujud dalam bentuk keimanan kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan
hari akhir. Aqidah itumembagun (konstruktif) dan tidak
menghancurkan (destruktif), menggalang dan tidak
menceraiberaikan, karena ia berdiri di atas warisan
(peninggalan) semua risalah ilahi dan di atas keimanan kepada
semua rasul Allah
02
Mazhab-mazhab
Aqidah Islam
madzhab adalah sebuah aliran
pemikiran tentang sesuatu, yang
metodologi dan konsep dasar
pemikirannya telah baku dibuat
oleh pendirinya, lalu manusia
mengacu padanya
01
Dalam menyikapi ‘Hubungan
antara dosa dan iman’, umat
Islam
Al Haruriyah Al Mu’tazilah
Bagi mereka, tidak dinamakan Bagi mereka, seseorang tidak
beriman kecuali orang yang
menunaikan kewajiban-kewajiban
dan menjauhi dosa-dosa besar.
01 02 dikatakan beriman kecuali ia
menjalankan kewajiban-kewajiban
dan menjauhi dosa-dosa besar.

Ahlus Sunnah wal


Al-Murji’ah Jamaah

04
mereka mengatakan dosa tidaklah Mereka tidak sampai mengingkari
berdampak buruk bagi keimanan,
sebagaimana ketaatan tidaklah
membawa manfaat bagi kekafiran.
03 secara total keimanan pelaku dosa
besar sebagaimana khawarij dan
mu’tazilah, tidak juga mengatakan
Mereka mengatakan iman itu tetap sempurna keimanan pelaku
hanyalah dibenarkan di hati saja. dosa besar sebagaimana menurut
Jahmiyah dan Murji’ah
02
Dalam menyikapi para
sahabat Nabi ridhwanullah
‘alaihim ajma’in
Al-Khawarij
Ar-Rafidhah mereka menerima sebagian besar
 segolongan dari Syiah, mereka
melampaui batas (ghuluw) dalam
01 02 sahabat, namun mengkafirkan Ali,
Mu’awiyah, dan orang-orang yang
bersama mereka berdua dari kalangan
memuliakan Ali radhiallahu ‘anhu sahabat, dan memerangi mereka,
dan Ahli Bait. menghalalkan darah dan harta
mereka.

Ahlus Sunnah wal


An-Nawashib Jamaah
mereka memproklamirkan
permusuhan terhadap Ahli Bait
03 04 Mereka bersikap tidak melampaui
batas terhadap Ali radhiallahu ‘anhu
dan melaknat apa-apa yang ada dan Ahli bait, mereka tidak memusuhi
pada mereka. para sahabat ridhwanullah ‘alaihim,
tidak mengkafirkannya, tidak pula
bersikap seperti golongan Nawashib
yang memusuhi Ahli bait.
03
Berdasarkan ‘Sikap Mereka
Terhadap Ayat atau Hadits
tentang  Nama dan Sifat Allah’
Al-Mu’athilah Al Mujassimah wal
mereka melakukan ta’thil Musyabbiha

01 02
(mengingkari, meniadakan) nama
dan sifat Allah. Bagi mereka Allah mereka menganggap Allah
tidak memiliki nama dan sifat, sebab memiliki jism (wujud) seperti
jika memiliki keduanya, maka Allah manusia.
sama dengan makhluq
Ahlus Sunnah wal
Jamaah
Al Asy’ariyah mereka itsbat (menetapkan dan
(al Asya’irah)
04
mengukuhkan) adanya nama dan sifat
Bahwa Allah SWT Tuhan Yang Esa
(Wahid), Tunggal (Fard), Maha
03 Allah, tanpa mengikarinya (ta’thil), tidak
menyerupakan dengan makhluk
(tamtsil), tidak melakukan ta’wil, tidak
Mutlak (Shamad) tidak ada tuhan
selain-Nya. Allah itu ada tanpa merubahnya (tahrif), tidak bertanya
tempat tanpa waktu, tak serupa bagaimana (takyif), dan mereka
dengan makhluk. membiarkannya sebagaimana
datangnya, mengimani makna-
maknanya dan apa-apa yang ada
padanya
04
Dalam menyikapi
‘Kehendak Perbuatan Manusia’
02
01 03
 Al-Qadariyah
Al Jabriyah Mereka mengatakan bahwa Ahlus Sunnah wal
mereka adalah golongan
sesungguhnya manusia Jamaah
menciptakan perbuatannya
jahmiyah yang mengatakan Ahlus Sunnah
sendiri bukan karena
bahwa manusia menerima menetapkan bahwa
kehendak Allah, mereka
begitu saja (dipaksa-majbur) bagi manusia memiliki
mengingkari jika dikatakan
atas perbuatannya, kehendak dan
Allah yang menciptakan
gerakannya, bahkan seluruh kemampuan untuk
perbuatan hamba-hambaNya.
gerakannya hingga gemetar menentukan pilihan
Mereka juga mengatakan:
dan keringatnya adalah sesuai  kehendak Allah
Allah tidak menolaknya juga
perbuatan Allah. Ta’ala.
tidak menghendakinya
03
Esensi Tauhidullah dalam
meraih kebahagiaan
hidup
di dunia dan akhirat
Tauhid merupakan inti dari agama Islam karena sesungguhnya Rasulullah
SAW. diutus untuk memberi keterangan kepada. Seluruh umat manusia
bahwa Allah adalah esa dan tiada sekutu dengannya. Kebahagiaan ini
datangnya dari Allah semata jadi tentunya ketika kita memiliki pengharapan
untuk meraih suatu kebahagiaan baik itu di dunia maupun di akhirat
pastinya satu satunya tempat kita berharap adalah Allah SWT. yang artinya
tauhid mengambil peran penting disini. Adalah suatu hal yang salah jika kita
mengaku sebagai hamba Allah namun kita masih berprasangka bahwa kita
bisa meminta kebahagiaan melalui selain Allah SWT.
Allah berfirman “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka
balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah
di akhirat itu apa yang mereka telah usahakan di dunia dan sia-
sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Huud: 15-16).
Dari firman tersebut kita bisa mengetahui esensi tauhid dalam
meraih kebahagiaan di dunia, lantas kebahagiaan akhirat juga bisa
kita raih dengan tauhid pula karena sesungguhnya kebahagiaan
akhirat adalah ketika kita diizinkan oleh Allah SWT. memasuki
surganya dan tidak akan masuk seorang pun jika dalam hidupnya Ia
tidak menjadikan Allah SWT. sebagai satu satunya tempat Ia
menyembah atau dengan kata lain Ia tidak mentauhidkan Allah
SWT. Rasulullah pernah bersabda “Barangsiapa yang akhir
perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka
dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai