04
mereka mengatakan dosa tidaklah Mereka tidak sampai mengingkari
berdampak buruk bagi keimanan,
sebagaimana ketaatan tidaklah
membawa manfaat bagi kekafiran.
03 secara total keimanan pelaku dosa
besar sebagaimana khawarij dan
mu’tazilah, tidak juga mengatakan
Mereka mengatakan iman itu tetap sempurna keimanan pelaku
hanyalah dibenarkan di hati saja. dosa besar sebagaimana menurut
Jahmiyah dan Murji’ah
02
Dalam menyikapi para
sahabat Nabi ridhwanullah
‘alaihim ajma’in
Al-Khawarij
Ar-Rafidhah mereka menerima sebagian besar
segolongan dari Syiah, mereka
melampaui batas (ghuluw) dalam
01 02 sahabat, namun mengkafirkan Ali,
Mu’awiyah, dan orang-orang yang
bersama mereka berdua dari kalangan
memuliakan Ali radhiallahu ‘anhu sahabat, dan memerangi mereka,
dan Ahli Bait. menghalalkan darah dan harta
mereka.
01 02
(mengingkari, meniadakan) nama
dan sifat Allah. Bagi mereka Allah mereka menganggap Allah
tidak memiliki nama dan sifat, sebab memiliki jism (wujud) seperti
jika memiliki keduanya, maka Allah manusia.
sama dengan makhluq
Ahlus Sunnah wal
Jamaah
Al Asy’ariyah mereka itsbat (menetapkan dan
(al Asya’irah)
04
mengukuhkan) adanya nama dan sifat
Bahwa Allah SWT Tuhan Yang Esa
(Wahid), Tunggal (Fard), Maha
03 Allah, tanpa mengikarinya (ta’thil), tidak
menyerupakan dengan makhluk
(tamtsil), tidak melakukan ta’wil, tidak
Mutlak (Shamad) tidak ada tuhan
selain-Nya. Allah itu ada tanpa merubahnya (tahrif), tidak bertanya
tempat tanpa waktu, tak serupa bagaimana (takyif), dan mereka
dengan makhluk. membiarkannya sebagaimana
datangnya, mengimani makna-
maknanya dan apa-apa yang ada
padanya
04
Dalam menyikapi
‘Kehendak Perbuatan Manusia’
02
01 03
Al-Qadariyah
Al Jabriyah Mereka mengatakan bahwa Ahlus Sunnah wal
mereka adalah golongan
sesungguhnya manusia Jamaah
menciptakan perbuatannya
jahmiyah yang mengatakan Ahlus Sunnah
sendiri bukan karena
bahwa manusia menerima menetapkan bahwa
kehendak Allah, mereka
begitu saja (dipaksa-majbur) bagi manusia memiliki
mengingkari jika dikatakan
atas perbuatannya, kehendak dan
Allah yang menciptakan
gerakannya, bahkan seluruh kemampuan untuk
perbuatan hamba-hambaNya.
gerakannya hingga gemetar menentukan pilihan
Mereka juga mengatakan:
dan keringatnya adalah sesuai kehendak Allah
Allah tidak menolaknya juga
perbuatan Allah. Ta’ala.
tidak menghendakinya
03
Esensi Tauhidullah dalam
meraih kebahagiaan
hidup
di dunia dan akhirat
Tauhid merupakan inti dari agama Islam karena sesungguhnya Rasulullah
SAW. diutus untuk memberi keterangan kepada. Seluruh umat manusia
bahwa Allah adalah esa dan tiada sekutu dengannya. Kebahagiaan ini
datangnya dari Allah semata jadi tentunya ketika kita memiliki pengharapan
untuk meraih suatu kebahagiaan baik itu di dunia maupun di akhirat
pastinya satu satunya tempat kita berharap adalah Allah SWT. yang artinya
tauhid mengambil peran penting disini. Adalah suatu hal yang salah jika kita
mengaku sebagai hamba Allah namun kita masih berprasangka bahwa kita
bisa meminta kebahagiaan melalui selain Allah SWT.
Allah berfirman “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka
balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah
di akhirat itu apa yang mereka telah usahakan di dunia dan sia-
sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Huud: 15-16).
Dari firman tersebut kita bisa mengetahui esensi tauhid dalam
meraih kebahagiaan di dunia, lantas kebahagiaan akhirat juga bisa
kita raih dengan tauhid pula karena sesungguhnya kebahagiaan
akhirat adalah ketika kita diizinkan oleh Allah SWT. memasuki
surganya dan tidak akan masuk seorang pun jika dalam hidupnya Ia
tidak menjadikan Allah SWT. sebagai satu satunya tempat Ia
menyembah atau dengan kata lain Ia tidak mentauhidkan Allah
SWT. Rasulullah pernah bersabda “Barangsiapa yang akhir
perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka
dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)
Thanks!
Do you have any questions?