Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

berubah-ubah karena perubahan zaman. Oleh karena itu dengan adanya

pendidikan dapat menciptakan manusia yang memiliki ilmu pengetahuan yang

dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari serta nilai-nilai iman dan taqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Surya (dalam Santoso 2011:2)

pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Melalui pelajaran matematika, siswa di harapkan tidak hanya menghafal teori

dan konsep matematika, melainkan mampu menemukan serta dapat mengolah dan

mengoperasionalkan konsep baru maupun yang sudah ada. Matematika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen,

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,

aljabar, analisis, teori peluang dan geometri. Untuk menguasai dan menciptakan

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada

keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dasar merupakan hal yang sangat

penting karena pendidikan di SD akan menjadi dasar bagi pendidikan selanjutnya.

Untuk itu, setiap pembelajaran yang diberikan di SD perlu diarahkan kepada

pembentukan fondasi yang kuat untuk terbentuknya konsep dasar yang kuat pada

diri siswa. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di SD yang perlu

mendapat perhatian khusus sebab matematika dapat mempersiapkan siswa agar

dapat menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

pembelajaran berbagai ilmu. Strategi pembelajaran pada mata pelajaran

matematika hendaknya dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk dapat

menimbulkan minat belajar. Oleh karena itu, pelajaran matematika tidak akan

menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa tetapi menjadi pelajaran yang

menyenangkan. Pelajaran matematika yang menyenangkan diharapkan secara

tidak langsung dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan tidaklah mudah,

banyak hambatan yang dialami khususnya di dalam kegiatan pembelajaran.

Hambatan-hambatan yang dialami mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

belum mencapai tujuan terutama pada mata pelajaran matematika.

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang mata pelajarannya wajib

diajarkan di semua level pendidikan. Meskipun demikian kebanyakan peserta


didik masih menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan

membosankan. Anggapan yang demikian tentu saja sangat berpengaruh terhadap

minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Matematika

menjadi mata pelajaran yang kurang diminati siswa pada akhirnya hasil belajar

matmatika rendah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 16

Maret 2017 di kelas IV SDN Remen 01 Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban

dengan Ibu Septi Parmasari, S.Pd, penulis melihat adanya permasalahan di

pembelajaran Matematika kelas IV SD Remen 01 Kecamatan Jenu Kabupaten

Tuban belum optimal salah satunya, guru masih menggunakan metode ceramah,

pembelajaran matematika yang berjalan dikelas cenderung berpusat pada guru,

model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan jarang

menggunakan media pembelajaran. Sehingga tidak dipungkiri ada beberapa siswa

yang kurang menyukai dan memahami pelajaran matematika. Akibatnya pada saat

waktu pembelajaran siswa kurang aktif dan pada saat pengerjakan tugas, mereka

ramai dan berlari kesana kemari terlebih dahulu untuk bisa menyelesaikan

tugasnya. Padahal semestinya matematika itu menarik, menyenangkan, dan bisa

dikerjakan dalam kondisi tenang. Kondisi seperti itu mengakibatkan siswa tidak

memiliki kosentrasi untuk belajar sehingga berdampak pada menurunya hasil

belajar siswa. Oleh karena itu, Penggunaan berbagai macam model pembelajaran

yang merangsang minat siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah

harus dilakukan.
Berdasarkan fakta di atas maka guru disini harus benar-benar bisa memilih

model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Model yang digunakan harus mampu

membuat semua siswa aktif dan termotivasi dalam pembelajaran. Salah satu

caranya adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Salah satu metode

pembelajaran yang digunakan digunakan peneliti adalah pembelajaran kooperatif

dengan model pembelajaran snowball throwing.

Model pembelajaran snowball throwing ini melatih siswa untuk lebih tanggap

menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada

temannya dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep

pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi

tersebut. Pembelajaran dengan model snowball throwing merupakan salah satu

modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan

merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik

yaitu saling melemparkan bola salju (snowball throwing) yang berisi pertanyaan

kepada sesama teman. Model yang dikemas dalam sebuah permainan ini

membutuhkan kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh

hampir semua siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan materi yang

dipelajarinya.

Metode Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya

melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari metode

snowball throwing adalah: (1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan


karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain, (2)

Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena

diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain, (3)

Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal

yang dibuat temannya seperti apa, (4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, (5)

Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam

praktik, (6) Pembelajaran menjadi lebih efektif (Cahyadi dkk, 2006).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

dengan Media Kotak Pelangi untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika pada Siswa Kelas IV Semester II SDN Remen 01 Kecamatan

Jenu Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dapat

dikemukakan identifikasi masalah-masalah dikelas IV sebagai berikut.

1. Pembelajaran matematika yang berjalan dikelas masih berpusat pada guru.

2. Kemampuan siswa pada mata pelajaran matematika dikelas IV rata-rata

relatif rendah.

3. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.

4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.


C. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup permasalahan menjadi lebih jelas maka perlu adanya

pembatasan masalah. Karena tidak mungkin peneliti akan membahas semua

permasalahan ini. Masalah yang akan dibatasi dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya meneliti mata pelajaran matematika.

2. Penelitian ini menggunakan pembelajaran snowball throwing dengan media

kotak pelangi.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah yang ada pada

penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana aktivitas siswa setelah diterapkan model pembelajaran snowball

throwing dengan media kotak pelangi siswa kelas IV semester II SDN Remen

01 Jenu Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan

model pembelajaran snowball throwing dengan media kotak pelangi siswa

kelas IV semester II SDN Remen 01 Jenu Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran

2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan penelitian ini

sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa setelah diterapkan model

pembelajaran snowball throwing dengan media kotak pelangi siswa kelas IV

SDN Remen 01 Jenu Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2016/2017.

3. Untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah

diterapkan model pembelajaran snowball throwing dengan media kotak

pelangi siswa kelas IV semester II SDN Remen 01 Jenu Kabupaten Tuban

Tahun Pelajaran 2016/2017.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berkut:

1. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa melalui penerapan pembelajaran snowball throwing.

b. Bertambahnya wawasan dan pengalaman peneliti, sehinggga penelitian

ini bisa digunakan sebagai wahana untuk mengkaji secara ilmiah tentang

bagaimana penciptaan dan penggunaan model Snowball Throwing pada

proses kegiatan pembelajaran yang nantinya akan diterapkan ketika

terjun di lapangan (sebagai tenaga pengajar)

2. Bagi Siswa

a. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk berperan aktif

dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa serta

menciptakan rasa senang dalam pembelajaran.

b. Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.


3. Bagi Guru

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah variasi model pembelajaran

yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran.

b. Dapat mengetahui permasalahan yang muncul dalam proses

pembelajaran secara langsung serta untuk mencari solusi dalam

memecahkan masalah.

4. Bagi Sekolah atau Lembaga

a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan

meningkatkan mutu pendidikan.

G. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penelitin

yang harus dirumuskan secara jelas.

Adapun asumsi penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dengan menggunakan pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan

hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN Remen 01.

2. Jawaban yang diberikan siswa merupakan kemampuan sesungguhnya.

H. Spesifikasi Variabel dan Definisi Operasional

1. Spesifikasi Variabel

a. Variabel Bebas (Independen)


Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

b. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah peninghatan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Remen 01

Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban.

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari keraguan dalam penafsiran yang berbeda maka peneliti

perlu memberikan penegasan istilah yang terkait dalam judul penelitian ini

sebagai berikut:

a. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,

baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar. Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

b. Model Snowball Throwing

model pembelajaran snowball throwing merupakan pengembangan dari

model pembelajaran diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran

kooperatif. Hanya saja, pada model ini, kegiatan belajar diatur sedemikian rupa

sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan.

c. Media Pembelajaran
Media adalah suatu alat atau benda yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari suatu sumber (guru) kepada penerimanya (siswa) supaya lebih mudah

untuk menangkap atau menerima informasi.


11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan perilakunya, seperti pengetahuan,

keterampilan, dan sikap (Winkel dalam Tampubolon 2014:139). Belajar itu

sendiri mempunyai tujuan belajar bertambahnya pengetahuan dan keterampilan,

sehingga pencapaian tujuan belajar adalah memperoleh hasil belajar yang baik.

Oleh karena itu, sebagai pendidik harus dapat menyampaikan tujuan belajar

dengan baik. Oemar Hamalik (2006:155) mengemukakan hasil belajar sebagai

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur

dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, sera keterampilan. Mulyono

Abdurrahman (dalam Tampubolon 2014:140) berpendapat bahwa hasil belajar

adalah kemampuan yang dipeoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar

itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha memperoleh

bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Jadi belajar adalah usaha sadar

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan pada diri manusia.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2003:54) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor yang ada pada

diri siswa itu sendiri yang meliputi:


a. Faktor biologis, yang meliputi kesehatan, gizi, pendengaran, dan penglihatan.

Jika salah satu faktor biologis terganggu, hal itu akan mempengaruhi hasil

belajar.

b. Faktor psikologis, yaitu meliputi inteligensi, minat dan motivasi, serta

perhatian ingatan berpikir.

c. Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan

jasmani ditandai dengan lemah tubuh, lapar, haus,dan mengantuk. Sedangkan

kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.

Faktor-faktor yang ada di luar individu disebut faktor eksternal, yang meliputi:

a. Faktor keluarga, yaitu lembaga pendidikan yang utama dan terutama.

Lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran besar.

b. Faktor sekolah, yang meluputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

dengan siswa, siswa dengan siswa, dan berdisiplin di sekolah.

c. Faktor masyarakat, yang meliputi bentuk kehidupan masyarakat sekitar yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika lingkungan belajar siswa

adalah terpelajar, maka siswa akan terpengaruh dan terdorong untuk lebih

belajar.
B. Model Pembelajaran Snowball Throwing

1. Pengertian model Pembelajaran Snowball Throwing

Shoimin, Aris (2014:174) mengemukakan bahwa model pembelajaran

snowball throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran diskusi

dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Hanya saja, pada

model ini, kegiatan belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar

mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan.

Penerapan metode ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari

kelompok yang berbeda memungkinkan terjadinya saling sharing pengetahuan

dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul

dalam diskusi yang berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan.

Model pembelajaran snowball throwing guru dapat melatih kesiapan siswa

dapat menanggapi dan menyelesaikan masalah.

a. Shoimin, Aris (2014:175) menyebutkan langkah-langkah model

pembelajaran snowball throwing

Tabel 2.1 Langkah-langkah Snowball Throwing

Fase Tingkah Laku Guru


Fase 1 - Menyampaikan seluruh tujuan dalam

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

dan memotivasi siswa.


Fase 2 - Menyajikan informasi tentang materi

Menyajikan informasi. pembelajaran siswa.


Fase 3 - Memberi infor masi kepada siswa tentang

Mengorganisasikan prosesur pelaksanaan pembelajaran

siswa kedalam snowball throwing


Fase Tingkah Laku Guru
kelompok-kelompok - Membagi siswa kedalam kelompok-

belajar. kelompok belajar


Fase 4 - Memanggil ketua kelompok dan

Membimbing kelompok menjelaskan materi serta pembagian tugas

bekerja dan belajar. kelompok.

Lanjutan tabel 2.1

Fase Tingkah Laku Guru


- Meminta ketua kelompok kembali ke

kelompok masing-masing untuk

mendiskusikan tugas yang diberikan guru

dengan anggota kelompok.Memberikan

selembbar kertas kepada setiap kelompok

dan meminta kelompok tersebut menulis

pertanyaan sesuai dengan materi yang

dijelaskan guru.

Fase 5 - Meminta setiap kelompok untuk

Evaluasi menggulung dan memasukkan ke dalam

kotak.

Fase 6 - Meminta setiap kelompok menuliskan

Memberi jawaban atas pertanyaan yang didapatkan.

penilaian/penghargaan - Guru meminta setiap kelompok untuk

membacakan jawaban atas pertanyaan

yang diterima.

- Memberikan penilaian terhadap hasil kerja


kelompok.

Jadi model pembelajaran snowball throwing adalah suatu model

pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kelompok dan ketua kelompok.

Kemudian ketua kelompok mendapat tugas dari guru untuk masing-masing siswa

membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar

ke siswa lain dan masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh.

b. Shoimin Aris (2014:176) menyebutkan Kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran snowball throwing sebagai berikut:

Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa bermain

dengan melempar bola kertas kepada siswa lain. Siswa mendapat kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan berfikir karena diberi kesempatan untuk

membuat soal dan diberikan pada siswa lain. Membuat siswa siap dengan

berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya

seperti apa. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Pendidik tidak terlalu repot

membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik. Pembelajaran

menjadi lebih efektif. Ketiga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat

tercapai.

Di samping terdapat kelebihan tentu saja medel Snowball Throwing juga

mempunyai kekurangan. Kekurangan dari metode ini adalah: Sangat bergantung

pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai

siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya

hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah
diberikan. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik menjadi

penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan

waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan meteri pelajaran. Tidak ada

kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok

kurang termotivasi untuk bekerja sama. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan

bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan.

Memerlukan waktu yang panjang. Murid yang nakal cenderung berbuat onar.

Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh siswa.

2. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media, berasal dari bahasa Latin, bentuk jamak dari medium secara

harfiah berarti perantara antara sumber pesan dengan menerima pesan. Leslie J.

Briggs (dalam Indriana 2011:14) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah

alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku, film,

rekaman video dan lain sebagainya. Media adalah segala benda yang

dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang

digunakan untuk kegiatan tersebut (NEA).

Media pembelajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses

pembelajaran. Dikatakan demikian karena di dalam media pengajaran terdapat

proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik. Sedangkan pesan

yang dikirimkan, biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim pesan.

Jadi media adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk

mengimplementasikan pembelajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap

sasaran atau tujuan pembelajaran.


3. Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Media Kotak Pelangi

Model snowball throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaaran

kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode ini bertujuan

untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap

materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Metode pembelajaran Snowball

Throwing akan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar

dan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Siswa akan mudah memahami

konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih banyak dan lebih baik dengan adanya

saling memberi informasi pengetahuan. “Snowball Throwing merupakan salah

satu metode pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya

banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal

mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya

pembelajaran”. Hal ini menjelaskan bahwa snowball throwing adalah suatu

metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili

ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa

membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar

ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh. Dengan demikian metode snowball throwing didefinisikan sebagai

suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kelompok dan

ketua kelompok. Kemudian ketua kelompok mendapat tugas dari guru untuk

masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas

pertanyaan) lalu ditaruh didalam kotak pelangi dan masing-masing siswa yang

mendapat bola boleh memilih salah satu dari kotak pelangi yang ada, di setiap
masing-masing kotak pelangi terdapat pertanyaan yang harus dijawab oleh

masing-masing siswa tersebut.

Media merupakan alat bantu yang bermanfaat bagi siswa dalam proses

belajar mengajar. Dengan adanya media pembelajaran, peran guru menjadi

semakin luas dan siswa akan terbantu untuk belajar degan lebih baik, serta

terangsang untuk memahami subjek yang tengah diajarkan dalam bentuk

komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif dan efisien. Proses

pembelajaran matematika bangun ruang sederhana dilakukan dengan memadukan

metode snowball throwing dan dan media kotak pelangi. Metode diterapkan

secara bertahap sesuai dengan keterampilan yang ingin dicapai. Metode snowball

throwing diterapkan untuk mengetahui motivasi belajar siswa matematika.

C. Kolaborasi Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Hasil

Belajar

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah metode pembelajaran

melempar bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap

menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas,

dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Metode pembelajaran Snowball Throwing akan menciptakan suasana yang

menyenangkan dalam proses belajar dan membangkitkan motivasi siswa dalam

belajar. Siswa akan mudah memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih

banyak dan lebih baik dengan adanya saling memberi informasi pengetahuan.

Metode Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya


melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari metode

snowball throwing adalah: (1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan

karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain, (2)

Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena

diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain, (3)

Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal

yang dibuat temannya seperti apa, (4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, (5)

Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam

praktik, (6) Pembelajaran menjadi lebih efektif. Di samping terdapat kelebihan

tentu saja metode Snowball Throwing juga mempunyai kelemahan. Kelemahan

dari metode ini adalah: (1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam

memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat

dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah

dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan, (2) Ketua kelompok yang

tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu akan menjadi enghambat bagi

anggota ain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit

untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.

Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,

baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar. Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Penerapan model pembelajaran snowball throwing sangat membantu siswa

dalam pembelajaran kelompok dalam memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide


lebih banyak dan lebih baik dengan adanya saling memberi informasi

pengetahuan sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut diuraikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian

yang berhasil dilakukan.

1. Hasil penelitian Fadlilah (2014) dalam peneliannya yang berjudul

“Peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi perkembangan

teknologi dengan menggunakan model snowball throwing pada kelas IV

semester II SDN kutorejo III”. Menunjukkan bahwa pembelajaran snowball

throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dikelas IV.

2. Hasil penelitian Munawaroh (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk

meningkatkan Efektifitas belajar Siswa Kelas VII MTs Ma’arif Munggung

Pulung”. Menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Snowball

Throwing dapat meningkatkan efektifitas belajar matematika siswa.

3. Hasil penelitian Sunistini (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

“penerapan model snowball throwing berbantuan media sederhana untuk

meningkatkan hasil belajar matemetika siswa di SD No 1 petandakan”.

Menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran snowball throwing

berbantuan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa.
E. Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika,

guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan

berbagai model pembelajaran yang bervariasi. Dalam pembelajaran matematika,

salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan sustu pokok

bahasan adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

diajarkan, karena melihat kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda dalam menerima materi pelajaran, ada siswa yang kurang aktif

dalam pembelajan, ada siswa yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula

siswa yang mempunyai daya serap yang lama.

Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan model

pembelajaran Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing pada

proses pembelajaran yang diterapkan dapat mencapai hasil yang lebih apabila

siswa senang dan terdorong untuk melakukannya. Proses pembelajaran ini dengan

diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda

memungkinkan adanya saling sharing pengetahuan dan pengalaman dalam

menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang

berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan. Dengan demikian dapat

memberikan peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat

meningkatkan kemampuannya karena termotivasi oleh siswa lain yang

mempunyai kemmpuan yang lebih tinggi dan lebih aktif. Dengan demikian siswa

tidak beranggapan lagi bahwa pelajaran matematika sukar, pada akhirnya apa
yang mereka pikirkan dalam belajar matematika untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, hubungan antara variabel dependen dan

independen dapat digunakan dengan diagram berikut.

Rendahnya Penerapan Meningkatnya


hasil belajar model hasil belajar
siswa pada pembelajaran matematika
mata snowball siswa
pelajaran throwing dengan
matematika media kotak
pelangi

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian teori dan kerangka berfikir maka hipotesis penelitian ini

merumuskan sebagai berikut.

1. Aktivitas belajar matematika siswa meningkat setelah diterapkan model

pembelajaran snowball throwing dengan media kotak pelangi siswa kelas IV

semester II SDN Remen 01 Jenu Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran

2016/2017
2. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dengan media kotak

pelangi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV semester

II SDN Remen 01 Jenu Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris disebut Classroom
Action Research. Menurut Suhardjono (2012:58), penelitian tindakan kelas adalah

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

mutu praktik pembelajaran dikelasnya. Sedangkan Arikunto (2012:3)

menyatakan, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh

(Arikunto 2016 : 41). yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1). Perencanaan

(planning), (2) Pelaksanaan tindakan (action), (3) Pengamatan (observing) dan

(4). Refleksi (reflection).

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada bentuk rancangan

bercorak Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), sehingga

metode penelitian yang diadakan adalah model daur (siklus) yang mencakup

empat komponen, yaitu rencana (Planning), observasi (Observation), tindakan

(Action), refleksi (Reflection).

Adapun tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan dengan

skema berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Belum
berhasil
Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaa


n

Pengamatan

?
Gambar 3.1

Gambar.3.1 Bagan tahapan. Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber Arikunto, 2016 : 41)

Penelitian tindakan kelas pada setiap siklus akan dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut.

a. Tahapan Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan dan

merencanakan hal-hal yang diperlukan nantinya dalam penelitian, antara lain:

1) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang

hendak dicapai.

2) Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3) Menyusun lembar kegiatan siswa (LKS).

4) Mempersiapkan lembar evaluasi.

5) Media pembelajaran.

6) Memilih validator RPP dan tes siklus


b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahapan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan tahap-tahap model pembelajaran

snowball throwing. Pengamat yang telah dipilih oleh peneliti bertindak sebagai

pengamat untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan

model snowball throwing.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini, pengamat melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan

aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Data hasil observasi

tersebut digunakan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan pada

pelaksanaan tindakan dan digunakan untuk memperbaiki pada siklus berikutnya.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti bersama-sama dengan pengamat mendiskusikan

mengenai hal-hal yang sudah baik dan yang masih perlu diperbaiki pada siklus

berikutnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan memperbaiki kelemahan, kegagalan

tindakan pada siklus sebelumnya dan meningkatkan keberhasilan dalam rangka

memperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya. Perbaikan dapat dilakukan

berulang-ulang selama masih diperlukan sampai dihasilkan suatu model

pembelajaran snowball throwing yang sempurna.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Remen 01 Kecamatan Jenu

Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran Pelajaran 2016/2017. Keberadaanya berada di

pinggir desan dan dikelilingi rumah penduduk. Sebagian mata pencaharian orang

tua sebagai petani dan pekerja pabrik.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2017

semester genap, yang dimulai dari pengajuan judul sampai dengan hasil laporan

penelitian.

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian

No. Jenis kegiatan Tanggal


1. Observasi awal di SD 16 Maret 2017
Perencanaan penelitian 17 Maret 2017
Pengidentifikasian masalah 21 Maret 2017
Pembuatan instrumen penelitian 21 Maret 2017
Pelaksanaan penelitian

a. Siklus I 20 April 2017

 Perencanaan 27 April 2017

 Tindakan 27 April 2017

 Observasi 27 April 2017

01 Mei 2017
 Refleksi
02 Mei 2017

02 Mei 2017
b. Siklus II
02 Mei 2017
 Perencanaan

 Tindakan

 Observasi
 Refleksi
Pengumpulan data 22 Mei 2017
Pengolahan dan analisa data 29 Mei 2017
Penulisan laporan penelitian 05 Juni 2017

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Remen 01 Kecamatan

Jenu Kabupaten Tuban Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa

kelas IV SDN Remen 01 adalah 30 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan

18 siswa perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini diperlukan peneliti untuk memper oleh data-

data sebelum dan sesudah penerapan model Snowball Throwing. Berikut ini

teknik yang digunakan oleh peneliti antara lain:

1. Teknik Observasi

Sutrisno hadi (dalam Sugiyono 2014:145) mengemukakan bahwa, observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Observasi digunakan untuk mendapatkan data secara

langsung di lapangan terutama mengenai aktivitas kegiatan guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika materi mengenal bangun ruang sederhana dengan

menggunakan model pembelajaran snowball throwing di kelas IV semester II

SDN Remen 01.

2. Teknik Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2014:240) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui

dan menggali data-data mengenai daftar nama siswa, daftar nilai siswa semester

ganjil, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan modul atau

perangkat pembelajaran Matematika kelas IV yang didapat dari guru kelas IV.

Persiapan peneliti yaitu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti

kamera untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan. Peneliti datang ke

sekolahan untuk meminta dokumen yang sudah ada kepada guru yang

bersangkutan seperti daftar absen nama siswa, daftar nilai siswa semester ganjil,

silabus dan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan melakukan

posting dari jurnal ke buku besar (Modul). Kegiatan pengamatan yang ada dikelas

dengan bantuan seorang rekan yang bertugas untuk memfoto selama kegiatan

pembelajaran berlangsung selama proses penelitian.

3. Teknik Tes

Menurut Arikunto (2010:193) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan

atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Tes ini digunakan untuk mengetahui pemahaman materi pelajaran

Matematika yang diajarkan dan sejauh mana siswa memahami proses belajar

Matematika sehingga mencapai ketuntasan belajar. Keunggulan metode ini adalah

lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang
objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek

data. Untuk mengukur hasil tes menggunakan lembar tes.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pemberian tugas yang

harus dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Pada penelitian ini tugas yang

harus dikerjakan siswa adalah menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana.

Tes yang digunakan bersifat individual karena digunakan untuk mengukur

kemampuan masing-masing siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti ini adalah sebagai

berikut.

1. Lembar Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengamati kegiatan siswa di dalam

kelas sebelum melakukan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir

tindakan. Instrumen ini digunakan untuk mengontrol proses pembelajaran agar

berlangsung sesuai kondisi yang diharapkan. Seperti keterlaksanaan RPP dan

keterlaksanaan rencana tindakan.

Observasi yang dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model Snowball Throwing selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

2. Lembar Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan

kepada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumentasi ini diperoleh

peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagai bukti telah

mengadakan penelitian.

3. Lembar Tes

Penelitian ini menggunakan lembar tes untuk mengukur peningkatan belajar

hasil siswa aspek kognitif pada materi mengenal bangun ruang sederhana. Adapun

lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan

model Snowball Throwing.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menemukan sesuatu. Teknik

analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil

dikumpulkan, sedangkan untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik

analisis data sehingga data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Pengolahan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif yaitu mendeskripsikan aktivitas terhadap model pembelajaran Snowball

Throwing dengan media kotak pelangi.

Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data

sebagai berikut.

1. Rumus hasil belajar perseorangan

jumla jawaban benar


Tingkat penguasaan ¿ ×100 %
jumlah soal
Keterangan:

Penguasaan 90 - 100% : Baik sekali

80 – 89% : Baik

70 – 79% : cukup

<70% : kurang

(Sunoto, 2011:83)

2. Rumus ketuntasan hasil belajar klasikal

ƩS
Hb k ¿ ×100 %
ƩN

(Samriani, 2012:59)

Keterangan:

Hb k = Ketuntasan Hasil belajar klasikal

ƩS = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan

ƩN = Jumlah seluruh siswa

3. Analisis aktivitas siswa

Analisis aktivitas siswa diperoleh selama berlangsungnya penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing dengan media kotak pelangi. Untuk mengetahui

aktivitas siswa yang diamati dalam setiap pertemuan digunakan rumus sebagai

berikut.

J PS
PA = x 100%
J Pm

(Samriani, 2012:59)

Keterangan:
PA = Prosentase aktivitas siswa

J Ps = Jumlah perolehan skor

J pm = Jumlah perolehan skor maksimum

Prosentase aktivitas siswa batasan kriterianya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Batasan Kriteria Aktivitas Siswa

Persentase Aktivitas Kriteria Penilaian


81% - 100 % Sangat Aktif
61% - 80% Aktif
41% -60 % Cukup Aktif
21% - 40% Kurang Aktif
0 – 20% Tidak Aktif
Sumber: (Arikunto,2012)

4. Aktivitas guru

YI
G I= × 100 %
N

(Warli. 2008:11)

Keterangan:

GI = Presentase frekuensi aktivitas guru tiap indikator

YI = Frekuensi guru tiap indikator hasil pengamatan

N = jumlah kotak yang dapat di isi sesuai dengan waktu yang di

tentukan

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah operasional baik yang terkait

dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Sesuai dengan metode

penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas terdiri dari

beberapa tahap pelaksanaan yang dinamakan siklus. Siklus tersebut dilaksanakan


dengan menganalisis perubahan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan hasil

belajar siswa.

1. Pra siklus

Sebelum memasuki tahap pelaksanaan penelitian, maka peneliti melakukan

proses tahap pra siklus. Tahapa pra siklus merupakan kegiatan awal peneliti

sebelum memasuki tahap siklus I yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

awal para siswa. Tahap pra siklus diawali dengan mengurus perizinan kepada

pihak sekolah yang bersangkutan yaitu SDN Remen 01 Kecamatan Jenu

Kabupaten Tuban. Setelah memperoleh izin dari pihak sekolah, kemudian

penelitian melakukan wawancara dengan guru kelas IV SDN Remen 01 serta

melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di sekolah

tersebut dengan cara mengamati aktivitas kegiatan pembelajaran siswa dan guru

di kelas IV.

Melakukan observasi untuk pengumpulan data peneliti juga menggunakan

daftar hasil belajar nilai matematika semester 1. Dari hasil kegiatan wawancara

peneliti mengetahui bahwa beberapa siswa belum mencapaik ketuntasan belajar,

pengumpulan data nilai semester 1 siswa kelas IV SDN Remen 01 diperoleh

kesimpulan bahwa nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran matematika masih

dibawah KKM yakni 60. Sedangkan KKM yang ditetapkan pihak sekolah yakni

74. peneliti selanjutnya akan melakukan tindakan pada siklus I sesuai

perencanaan.

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing, dengan materi

bangun ruang sederhana dengan indikator sebagai berikut.

1) Menjelaskan pengertian bangun ruang.


2) Menyebutkan benda-benda yang berbentuk bangun ruang kubus
3) Menyebutkan unsur-unsur yang terdapat pada bangun ruang kubus
4) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus
5) Menyebutkan benda-benda yang berbentuk bangun ruang balok
6) Menyebutkan unsur-unsur yang terdapat pada bangun ruang balok
7) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok
Selain itu peneliti juga mempersiapkan media atau alat peraga yaitu benda-

benda yang termasuk bangun ruang sederhana. Selain Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan media atau alat peraga, peneliti juga menyiapkan

penelitian berupa lembar observasi, lembar kerja siswa dan lembar evaluasi siswa

untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas IV SDN

Remen 01 sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam (RPP). Pertemuan

pertama dilaksanakan Tanggal 27 April 2017 Pada pertemuan pertama dengan

alokasi waktu 2x35 menit guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran,

guru memberikan contoh benda-benda yang termasuk bangun ruang dan sifatnya,

menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam pembentukan

kelompok atau lembar kerja siswa pada materi mengenal bangun ruang sederhana,

pemberian reward kepada siswa, dan diakhir kegiatan pembelajaran siswa diberi

tes tulis individu sebanyak 5 soal esai.


c. Observasi atau Pengamatan

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Dari hasil seluruh data yang

telah terkumpul akan dilakukan analisis. Adapun analisis data dilakukan dengan

mencari rata-rata nilai hasil evaluasi siswa dan ketuntasan belajar klasikal.

d. Refleksi

Berdasakan hasil analisa data, kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap

proses dan hasil pembelajaran yang dicapai. Pada tahap ini guru sebagai peneliti

menilai keberhasilan tindakan, membentuk hasil tindakan serta menyusun

rekomendasi untuk menentukan perbaikan perencanaan pada siklus II diteruskan

atau mengulang tahapan yang dianggap belum berhasil.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Budi S, Djoko & M. Sunhaji Arthamin. 2011. Belajar Dan Pembelajaran Di

Sekolah Dasar I. Tuban. Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.

Shoimin, A. 2014. 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

Yogyakarta: AR-RRUZ MEDIA..

Sugianto, dwi. 2010. Belajar Dan Pembelajaran I. Tuban: Universitas PGRI

Ronggolawe Tuban.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Trueno, AE. 2009. Lembar Observasi Untuk Siswa. Education, (Online),

http://techoly13.wordpress.com/2009/07/03/instrument-aktivitas-belajar-

siswa, diakses 10 April 2017


Saminanto. 2010. Metode Snowball Throwing, (Online),

http://wywid.wordpress.com/2009/2010/snowballthrowing/. (diakses

pada 16 April 2017).

Luh Sunistini, D. 2012. Penerapan Model Snowball Throwing Berbantuan Media

Sederhana Untuk Meningkatkanhasil Belajar Matematika Siswa di SD

No 1 Petandakan. Abstak Hasil Penelitian Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Fadlilah, S.L. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Materi

Perkembangan Teknologi dengan Menggunakan Model Snowball Throwing

Pada Kelas IV Semester II SDN Kutorejo III. Disertasi Tidak Diterbitkan.

Tuban: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Unirow.

Munawaroh, Yuyun. 2013. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing Untuk Meningkatkan Efektifitas Belajar Siswa Kelas VII Mts

Ma’arif Munggung Pulung. Abstrak Hasil Penelitian FKIP Ponorogo.

Ponorogo: Lembaga Penelitian

Sugiyono. 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,

Cv.

Sutrisno, H. 1986. Metodologi Research. Dalam Sugiyono (ed), Metode penelitian

kuantitatif, kualitatif, dan R&D (hal 145). Bandung: Alfabeta, Cv

Briggs, Leslie J. 1991. Instructional Design: Principles and Application. Dalam Indriana

D (ed), Ragam Alat Bantu Media Pengajaran (hal 14). Yogjakarta: Diva Press

Surya, M. 2004. Psikologi pembelajaran dan pengajaran. Dalam Santoso, D.B &

Artmin, M.S (Eds), Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar II (hal.

2). Tuban: Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.


Cahyadi, dkk. (2006). Penerapan Metode Snowball Throwing dalam

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (Online). Tersedia:

http://mgmppknkabkuburaya.blogspot. com/2012/08/artikel-3-penerapan-

metode-snowball-hmtl). Diakses 20 September 2013.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Hasil Belajar. Dalam

Tampubolon, S (ed). Penelitian Tindakan Kelas (hal. 139). Jakarta: PT

Gelora Aksara Pratama

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Dalam Tampubolon, S (ed). Penelitian Tindakan Kelas (hal. 140).

Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendidikan praktik-Edisi

Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta

Warli. 2008. Pembelajaran matematis realistik materi geometri kelas IV MI.

(Online)

http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/files/journal/2/articlepublic/JURNAL-

WARLI-4pdf, diakses 25 April 2017

Samriani, 2012. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning


dalam Meningkatkan hasil belajar siswa. Online . tersedia:

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/download/3396/243

1. Diakses 6 April 2017.

Sunoto, 2011. Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Tuban:

Universitas PGRI Ronggolawe Tuban

Anda mungkin juga menyukai