OSILOSKOP
27 JULI
2020
OLEH :
HARFIANA (03320190081)
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Osiloskop Analog
2. Osiloskop Digital
1. Osiloskop Analog
2. Osiloskop Digital
Channel 2
15 Kanal 2 osiloskop
BNC Input
Mengatur mekanisme pengukuran pada
16 Vertical Control
sumbu Y
Channel 1
17 Kanal 1 osiloskop
BNC
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel
dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus
mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas,
kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang
terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua
tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp
dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe
pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika
yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak
vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak
sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu
1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka
perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div
dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label
"var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping
untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-
jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada
posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala
Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan,
gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang
pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang
stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
Adapun cara untuk kalibrasi osiloskop analog dan digital :
Osiloskop Analog
Osiloskop Digital
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal
yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,
periode, dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui
beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop
lainnya, yaitu:
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
Membedakan arus AC dengan arus DC.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi
sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang
secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah
horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel
kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di
layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk
melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal
masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar
monitor osiloskop, yaitu:
Gelombang sinusoidal
Gelombang blok
Gelombang gigi gergaji
Gelombang segitiga
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat
yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal
menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg
mengeluarkan alat itu. Cara menghitung frequency tiap detik. Dengan rumus sebagai
berikut ; F = 1/T, dimana F = frekuensi dan T = waktu. Untuk menggunakan osiloskop
haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.
A. Osiloskop Analog
B. Osiloskop Digital
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel
dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus
mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas,
kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang
terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua
tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp
dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe
pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika
yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak
vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak
sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu
1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka
perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div
dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label
"var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini
ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada
sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak
dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat
yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat
yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu
vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop.
Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Sumbu Sumbu
Tegangan (V) Volt/Div Time/Div
Vertikal Horizontal
6 1,7 10 volt 4 5s
12 3,4 10 volt 4 5s
18 5 10 volt 4 5s
24 6,6 10 volt 4 5s
Sumbu Sumbu
Tegangan (V) Volt/Div Time/Div
Vertikal Horizontal
6 1,6 2 volt 2 5s
12 3,2 5 volt 4 5s
18 4,8 5 volt 4 5s
24 3,2 10 volt 4 5s
Sumbu Sumbu
Tegangan (V) Volt/Div Time/Div
Vertikal Horizontal
6 1,6 5 volt 4 5s
12 3,2 5 volt 4 5s
18 4,6 5 volt 4 5s
24 6,6 5 volt 4 5s
D. Tabel pengamatan rangkaian DC
Sumbu Sumbu
Tegangan (V) Volt/Div Time/Div
Vertikal Horizontal
4,5 1,2 5 volt - 50 s
6 1,6 5 volt - 50 s
7,5 1,8 5 volt - 50 s
9 2 5 volt - 50 s
12 2,6 5 volt - 50 s
= 6,07 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
2. Tegangan 12 Volt
Vmaks = 3,4 V
VAC = 3,4 × 10
= 34 V
V efisien =
= 12,02 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
3. Tegangan 18 Volt
Vmaks =5V
VAC = 5 × 10
= 50 V
V efisien =
= 17,67 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
4. Tegangan 24 Volt
Vmaks = 6,6 V
VAC = 6,6 × 10
= 66 V
V efisien =
= 6,07 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
= 1,13 V
T =2×5
= 10s
F =
= 0,01 Hz
2. Tegangan 12 Volt
Vmaks = 3,2 V
VAC = 3,2 × 5
= 16 V
V efisien =
= 5,65 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
3. Tegangan 18 Volt
Vmaks = 4,8 V
VAC = 4,8 × 5
= 24 V
V efisien =
= 5,65 V
T =4×5
= 20s
F = = 0,05 Hz
4. Tegangan 24 Volt
Vmaks = 3,2 V
VAC = 3,2 × 10
= 32 V
V efisien =
= 11,31 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
= 2,82 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
2. Tegangan 12 Volt
Vmaks = 3,2 V
VAC = 3,2 × 5
= 16 V
V efisien =
= 5,65 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
3. Tegangan 18 Volt
Vmaks = 4,6 V
VAC = 4,6 × 5
= 23 V
V efisien =
= 8,13 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
4. Tegangan 24 Volt
Vmaks = 6,6 V
VAC = 6,6 × 5
= 33 V
V efisien =
= 11,66 V
T =4×5
= 20s
F =
= 0,05 Hz
D. Tabel pengamatan rangkaian DC
1. Tegangan 4,5 Volt
Vmaks = 1,2 V
VAC = 1,2 × 5
=6V
V efisien =
= 2,12 V
2. Tegangan 6 Volt
Vmaks = 1,6 V
VAC = 1,6 × 5
=8V
V efisien =
= 5,65 V
= 6,36 V
4. Tegangan 9 Volt
Vmaks =2V
VAC =2×5
= 10 V
V efisien =
= 7,07 V
5. Tegangan 12 Volt
Vmaks = 2,6 V
VAC = 2,6 × 5
= 13 V
V efisien =
= 9,19 V
= 8,48 V
T = 4 × 250
= 1000s
F =
= 0,001 Hz
2. Frekuensi 1500 Hz
Vmaks = 2,4 V
VAC = 2,4 × 5
= 12 V
V efisien =
= 8,48 V
T = 2,2 × 250
= 675s
F =
= 0,00148 Hz
3. Frekuensi 2000 Hz
Vmaks = 2,4 V
VAC = 2,4 × 5
= 12 V
V efisien =
= 8,48 V
T = 2 × 250
= 500s
F =
= 0,002 Hz
4. Frekuensi 3000 Hz
Vmaks = 2,4 V
VAC = 2,4 × 5
= 12 V
V efisien =
= 8,48 V
T = 1,4 × 250
= 350s
F =
= 0,00285 Hz
5. Frekuensi 4000 Hz
Vmaks = 2,4 V
VAC = 2,4 × 5
= 12 V
V efisien =
= 8,48 V
T = 2,6 × 250
= 650s
F =
= 0,00153 Hz
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa diambil dari hasil praktikum Fisika Teknik ini adalah
sebagai berikut :
Cara penggunaan osiloskop adalah pertama dilakukan pengkalibrasian
kemudian menyetel fokus, insensitas, kemiringan, x position dan y position,
serta probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe ke terminal tegangan
acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar
Untuk mengetahui besarnya sapuan bintik digunakan saklar Time/Div. Semakin
kecil skala Time/Div maka semakin cepat waktu sapuan bintik dan sebaliknya,
semakin besar skala Time/Div maka semakin lambat sapuan bintiknya.
Osiloskop dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC dengan menggunakan
tombol Volt/Div
Osiloskop juga dapat digunakan untuk periode/frekuensi tegangan dengan
menganalisa gelombang yang terbentuk pada layar osiloskop serta dapat
digunakan untuk membedakan sumber tegangan AC dari tegangan DC yang
tidak murni
5.2. Saran
Adapun saran yang bisa disampaikan dari hasil praktikum Fisika Teknik ini adalah
sebagai berikut :
Pada praktikum ini, video yang diberikan sebagai panduan akan lebih baik jika
dijelaskan lebih rinci kegunaan alat-alat yang digunakan sebelum dilakukan
praktikum.
Penulis berharap laporan ini dapat digunakan sebagai materi pembelajaran
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA