Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LISTRIK AC DAN DC

Mhd Rizki Syahputra,S.T.,M.T1, Audia Early Setiawan2


Department of Electrical Engineering, Universitas Pancabudi, Indonesia

Article Info ABSTRACT


Abstract disajikan dalam bahasa Indonesia dan Inggris jika artikel ditulis
dalam bahasa Indonesia, namun cukup ditulis dalam bahasa Inggris jika
artikel ditulis dalam bahasa Inggris. Panjang abstrak adalah 100 – 150 kata
dalam satu paragraf, dan merupakan ringkasan kandungan artikel, termasuk
tujuan penelitian, metodologi, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan.
Hasil penelitian sebaiknya disajikan di bagian abstrak secara kuantitatif.
Abstrak harus dapat menarik pembaca untuk dapat melanjutkan membaca
artikel ini secara keseluruhan. Penulis harus menuliskan maksimal lima
kata kunci. Semua kata kunci harus terdapat di dalam abstrak. Jenis font
Keywords: yang digunakan di bagian abstrak dan seluruh bagian di artikel ini adalah
Arus AC, Arus DC Times New Roman 10 point.
Direct Current or commonly abbreviated as DC is a type of direct electric
current. Alternate Current or what is usually abbreviated as AC is a type of
alternating electric current. Study carried out using three different methods
to show the characteristics DC or AC electric current. The first method is
to create an electrical circuit where In this electrical circuit both use
capacitors, light bulbs and some cables. The second method is to create an
electrical circuit in an electrical circuit Both of them use electrolysis cells
and several cables. The third method by using an oscilloscope to see the
waveforms of DC and AC currents. On The first method, a capacitor
supplied with DC current causes the light bulb to go out temporarily AC
causes light bulbs to glow dimly. In the second method, bubbles will
appear on the electrode when the electrolysis cell is supplied with DC
current while the electrolysis cell is AC current does not bubble at all. In
the third method, the results are visualized by an oscilloscope prove that
the shape of DC current is horizontal and the shape of AC current is wave
sinusoidal.

Corresponding Author:
Mhd Rizki Syahputra,S.T.,M.T, Audia Early Setiawan
Department of Electrical Engineering, Pancabudi University,
Email: Kytelkom89@gmail.com, audiaaearly@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Direct Current atau yang biasa disingkat DC merupakan tipe arus listrik searah. Ide mengenai arus DC
dikembangkan oleh Thomas Alva Edison melalui perusahaannya yaitu General Electric dan digunakan secara
komersil pada akhir abad ke-19. Sumber arus DC yang paling umum digunakan berasal dari proses kimiawi,
hasil induksi elektromagnetik dan bahkan berasal dari sumber energi alam yang terbarukan. Sumber arus DC
yang berasal dari proses kimiawi antara lain baterai (elemen Volta) dan akumulator (biasa disebut aki). Sumber
arus DC yang berasal dari hasil induksi elektromagnetik antara lain dinamo (generator/motor DC). Sumber
arus DC yang berasal dari sumber energi alam yang terbarukan adalah sel/panel surya, yang memanfaatkan
cahaya matarahari dalam penggunaannya. Penggunaan arus DC yang paling sering dijumpai adalah aki mobil,
yang menjadi sumber energi listrik bagi perangkat elektronik di dalam mobil seperti lampu mobil, tape,
pemantik rokok dan lain sebagainya. Secara teori, arus DC adalah aliran elektron dari suatu titik dengan energi
potensial listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan energi potensial lebih rendah. Karakteristik arus DC
antara lain: 1) Nilai arus listriknya selalu tetap atau konstan terhadap perubahan waktu; 2) Polaritasnya selalu
tetap pada masingmasing terminalnya dan 3) Bentuk gelombang baik I (arus) vs t (waktu) maupun V
(tegangan) vs t (waktu) mendatar, di mana nilai V maupun I selalu tetap terhadap perubahan waktu.
2 Audia Early Setiawan, et. al.: Analisis Karakteristik Arus AC,DC

Alternating Current atau yang biasa disingkat AC merupakan tipe arus listrik bolak-balik. Ide
mengenai arus AC dikembangkan oleh Nikola Tesla yang bekerjasama dengan perusahaan Westinghouse dan
digunakan secara komersil pada pertengahan abad 20-an. mendatar (singkatan dari alternating current) atau
yang biasa disebut dengan arus bolak balik, adalah arus listrik yang nilainya berubah-ubah terhadap satuan
waktu. Sumber arus AC yang paling umum adalah berasal dari induksi elektromagnetik yaitu dari generator
AC yang secara eksklusif dioperasikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun dari generator portabel
(genset AC). Penggunaan arus AC yang paling umum adalah pada rumah tangga, di mana arus AC
dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menyalakan perangkat-perangkat elektronik seperti televisi, air
conditioner (AC), lampu rumah dan lain sebagainya.

Secara teori, sama halnya dengan arus DC, arus AC adalah aliran elektron dari suatu titik dengan
energi potensial listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan energi potensial lebih rendah. Karakteristik arus
AC antara lain: 1) Nilai arus listriknya selalu berubah-ubah atau tidak konstan terhadap waktu; 2) Polaritasnya
selalu berubah-ubah pada masing-masing terminalnya dan 3) Bentuk gelombang baik I (arus) vs t (waktu)
maupun V (tegangan) vs t (waktu) berbentuk sinusoidal, di mana nilai V maupun I selalu berubah-ubah
terhadap perubahan waktu.

Arus AC dapat diubah menjadi arus DC dan sebaliknya. Arus DC dapat diubah menjadi arus AC
dengan menggunakan divais yang dinamakan inverter sementara arus AC dapat diubah menjadi arus DC
dengan menggunakan divais yang dinamakan dioda dan untuk melihat hasil gelombangnya dapat
menggunakan Oscilloscope.

CRO (Cathode Ray Oscilloscope) termasuk salah satu peralatan sangat terandalkan untuk
menganalisis bentuk gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian elektronika termasuk rangkaian arus bolak
balik (AC) dan rangkaian arus searah (DC). Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang fungsinya
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Pada osiloskop dilengkapi
dengan tabung sinar katode. Kemudian peranti pemancar elektron akan memproyeksikan sorotan elektron ke
layar tabung sinar katode. Sorotan elektron tersebut membekas pada layar. Rangkaian khusus dalam osiloskop
akan menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Proses pengulangan ini menyebabkan
bentuk sinyal yang berkelanjutan sehingga dapat dipelajari. Osiloskop dapat digunakan untuk merekam sinyal
tegangan dari waktu ke waktu. Penganalisisan logika akan merekam hingga 16 sinyal logika independen untuk
sinyal digital. Serangkaian komponen masukan dan keluaran logika yang disederhanakan tersebut dapat
mempermudah penyidikan rangkaian digital.

Osiloskop digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Osiloskop
selain dapat menunjukkan amplitudo sinyal, dapat juga menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa
(seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal yang saling berkaitan. Semua
alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, yang mana jika semakin tinggi sampel data, maka
semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop juga mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh
sebab itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Apabila sebuah osiloskop mempunyai sampel
rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10.000 data per detik), maka osiloskop akan melakukan pembacaan
sebanyak 10.000 kali dalam sedetik. Apabila yang diukur adalah sebuah gelombang dengan frekuensi 2500 Hz,
maka setiap sampelnya akan memuat data 1/4 dari sebuah gelombang penuh yang selanjutnya akan
ditampilkan dalam layar monitor dengan grafik skala XY. Osiloskop juga dapat digunakan untuk
melihat osilasi arus bolak-balik. Pada osiloskop, kita dapat melihat gambar tegangan yang berosilasi
hingga frekuensi beberapa MegaHertz. Pada osiloskop, pola yang tampil pada layar akan tampak diam.
Dari gambar tersebut maka kita dapat menentukan frekuensi tegangan maupun amplitudonya. Osiloskop dapat
menampilkan pendeteksian gelombang pada sebuah mikrofon, yang dihasilkan dari dua pengeras suara untuk
dapat ditampilkan di osiloskop sehingga bentuk gelombangnya tampil di layar.
3 Audia Early Setiawan, et. al.: Analisis Karakteristik Arus AC,DC

2. METODE PENELITIAN

Start

Memersiapkan alat dan


bahan uji

Pengujian metode
pertama

Pengujian metode
kedua

Menganalisis hasil
pengukuran dan pengujian
serta membuat kesimpulan

finish

Gambar 1. Flowchart tahapan penelitian


4 Audia Early Setiawan, et. al.: Analisis Karakteristik Arus AC,DC

Penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 metode yang berbeda untuk memperlihatkan


karakteristik arus listrik DC maupun AC. Metode pertama yaitu membuat sebuah rangkaian listrik di mana
pada rangkaian listrik tersebut sama-sama menggunakan kapasitor, bola lampu dan beberapa buah kabel.
Ketika menguji arus DC, maka rangkaian listrik melibatkan power supply DC, amperemeter DC dan voltmeter
DC. Sebaliknya, ketika menguji arus AC maka rangkaian listrik melibatkan voltage regulator AC,
amperemeter AC dan voltmeter AC. Pada metode pertama tersebut, kapasitor digunakan sebagai alat uji
karakteristik arus DC maupun AC sementara bola lampu digunakan sebagai indikator yang menunjukkan
karakteristik arus DC maupun AC.

Metode kedua yaitu dengan menggunakan osiloskop untuk melihat bentuk gelombang arus DC
maupun AC. Secara sederhana, ketika menguji arus DC maka osiloskop diberikan input dari power supply DC
untuk kemudian diamati bentuk gelombangnya dan sebaliknya ketika menguji arus AC maka osiloskop
diberikan input dari voltage regulator AC untuk kemudian diamati bentuk gelombangnya.

Berikut terlampir contoh gambar rangkaian DC dan rangkaian AC:

Gambar 2. Contoh Rangkaian DC

Gambar 3. Contoh Rangkaian AC


5 Audia Early Setiawan, et. al.: Analisis Karakteristik Arus AC,DC

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil uji metode pertama dan metode kedua dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat
bahwa ketika kapasitor dialiri arus DC maka yang terjadi adalah bola lampu tidak menyala sama sekali atau
padam dan ketika kapasitor di aliri arus AC maka yang terjadi adalah bola lampu menyala namun redup.
Secara fisis, arus DC akan diserap oleh kapasitor dan karena dihalangi oleh lapisan isolasi yang bersifat non
konduktif maka arus DC tidak akan pernah tembus melewati kapasitor. Selain itu, salah satu konduktornya
(yang terhubung dengan potensial positif) akan berangsur-angsur bermuatan positif sedang konduktor yang
lain (pada titik potensial negatif) akan berangsur-angsur bermuatan negatif.

Berbeda halnya dengan arus DC, secara fisis arus AC akan dilewatkan oleh kapasitor karena muatan
yang terkumpul di antara konduktornya tidak akan pernah mencapai keseimbangan (belum sampai terisi penuh
muatannya harus dilepaskan kembali) sehingga arus akan tetap mengalir. Semakin tinggi frekuensinya makin
sedikit muatan yang terisi dalam kapasitor sehingga makin kecil pula hambatan terhadap arus yang mengalir .
Arus DC memiliki polaritas yang tetap (salah satu terminal bersifat positif dan yang lainnya bersifat negatif).
Oleh karena itu, ketika arus DC dialirkan ke dalam larutan elektrolit maka akan terjadi proses elektrolisis yang
menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif
mengalami oksidasi. Berbeda halnya dengan arus DC, arus AC polaritasnya selalu berubah-ubah sehingga
ketika larutan elektrolit dialiri arus AC maka tidak akan terjadi proses elektrolisis.

Gambar 4. Bentuk gelombang dari arus DC pada osiloskop


6 Audia Early Setiawan, et. al.: Analisis Karakteristik Arus AC,DC

Gambar 5. Bentuk gelombang dari arus AC pada osiloskop

Tabel 1. Hasil Uji Rangkaian Arus DC dan AC

No Komponen yang Jenis Listrik Hasil Pengamatan


Digunakan Nyala Lampu
1 Kapasitor DC Padam
2 AC Redup
7 Audia Early Setiawan, et. al.: Analisis Karakteristik Arus AC,DC

4. KESIMPULAN
Pada metode pertama, kapasitor yang dialiri arus DC menyebabkan bola lampu padam sementara arus
AC menyebabkan bola lampu menyala redup.
Pada metode kedua, hasil visualisasi osiloskop membuktikan bentuk arus DC adalah mendatar dan
bentuk arus AC adalah gelombang sinusoidal.

REFERENSI

[1] Despa Wandri, "Pengaruh Arus AC dan DC Terhadap Hasil Pengelasan pada Las Busur Listrik",
Universitas Negeri Padang, 2011.
[2] Titi Ratnasari, Adri Senen, "Perancangan Prototipe Alat Ukur Arus Listrik AC dan DC Berbasis
Mikrokontroler Arduino dengan Sensor Arus ACS-712 30 Ampere", Jurnal Sutet, 2017.
[3] Riny Sulistyowati, Dedi Dwi, "PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM KONTROL DAN
MONITORING PEMBATAS DAYA LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER", Jurnal IPTEK Vol
16 No.1, 2012.
[4] Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim, "Analisis Pengaruh Keadaan Suhu Terhadap Tegangan Tembus
AC dan DC Pada Minyak Transformator", Jurnal Teknik Elektro Vol 1 No.2, 2009.
[5] Annur Miftahul Jannah, Valina Yolanda, "Perancangan Rangkaian Arus AC dan DC Listrik
Menggunakan Simulink Matlab", Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 2022.
[6] Reni Dias Agustin, Alex Harijanto, Sri Handono, "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA
MATERI RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK MENGGUNAKAN FOUR-TIER TEST DI SMA",
Jurnal Pembelajaran Fisika, 2018.
[7] Nevy Nurul Hidayah, Wiyanto, " Analisis kemampuan berpikir deduksi hipotesis terhadap pemahaman
konsep rangkaian resistor pada listrik arus searah", Universitas Negeri Semarang, 2017.
[8] Dewi Dewantara, " Pembelajaran Fisika Dengan Metode Mindmapping Menggunakan Mindmeister Pada
Materi Rangkaian Arus Searah", JIPFRI, 2019.
[9] I Gede Rasagma, "PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM OSILOSKOP UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ARUS BOLAK-BALIK MAHASISWA POLITEKNIK
NEGERI BANDUNG", Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2019.
[10] Ferdinand Sekeroney, "Penggunaan Motor Induksi Sebagai Generator Arus Bolak Balik", Jurnal
Teknologi, 2020.

Anda mungkin juga menyukai