Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama / NPM

: Meidina Sekar Nadisti / 1406553045

Fakultas / Program Studi

: Teknik / Teknik Kimia

Grup / Teman Kerja

: Meidina Sekar Nadisti


Ferry Rivaldi
Bagus Anugrah Ramadhan
Muhammad Fachrian Hafizh
Anggita Amalia
St. Fadillah
Muhammad Alief Meinanda

Nomor dan Nama Percobaan

: KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire

Minggu Percobaan

: 04

Tanggal Percobaan

: 21 Maret 2015

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UPP IPD
UNIVERSITAS INDONESIA

Disipasi Kalor Hot Wire


I.

Tujuan

Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

III.

Alat:
Kawat pijar (hotwire)
Fan
Voltmeter dan Ampmeter
Adjustable power supply
Camcorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

Teori Dasar:
Asas penyimpanan tenaga dalam karya Joule kelak dikenal sebagai Hukum

Termodinamika

Pertama.

Meskipun

Joule

diakui

sebagai

penemu

utama

termodinamika, Thomsonlah yang memantapkan termodinamika menjadi disiplin


ilmu yang resmi dan merumuskan hukumnya yang pertama dan kedua dengan
terminologi yang tepat. Hukum Termodinamika Pertama menyatakan bahwa energi
tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi bentuknya dapat diubah. Artinya,
jumlah tenaga/zat di alam semesta adalah tetap. Hukum ini secara meyakinkan
mengajarkan bahwa alam semesta tidak menciptakan diri sendiri. Hukum Kedua
Termodinamika juga disebut Hukum Peluruhan Energi. Asas universal yang
mendasari hukum ini menunjukkan bahwa semua sistem, jika tidak diprogram
sebelumnya atau tidak diatur dengan tepat, cenderung berubah dari keadaan teratur
menjadi tidak teratur. Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, alam semesta
berproses terus-menerus menuju kondisi di mana pengaturan semakin berkurang.
Ringkasnya, hukum termodinamika menunjukkan bahwa "jumlah tenaga dialam
semesta tidak berubah, tapi tenaga yang ada senantiasa berkurang".
Energi yang hilang dari suatu sistem masuk kedalam lingkungan karena
adanya gesekan, viskositas, hambatan listrik, histerisis dalam zat magnetic dan lainlain disebut sebagai disipasi kalor. Hilang yang dimaksud adalah perubahan energi ke
bentuk lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem. Energi disipasi terjadi secara

alamiah dan tidak dapat dipungkiri. Contohnya, energi panas yang timbul akibat
gesekan, energi listrik yang terbuang akibat adanya hambatan pada kawat penghantar
dan Energi panas pada trafo. Trafo dikehendaki untuk mengubah tegangan, namun
pada kenyataan timbul panas pada trafo. Panas ini dapat dianggap energi disipasi.
Dalam fisika, disipasi mewujudkan konsep sistem dinamis di mana modus mekanis
yang penting, seperti gelombang atau osilasi, kehilangan energi selama waktu,
biasanya karena tindakan gesekan atau turbulensi. Energi yang hilang diubah menjadi
panas, menaikkan temperature dari sistem. Sistem seperti ini disebut sistem disipasi.
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire probe yang paling umum
digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah
aksial saja. Probe jenis ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang
disatukan pada dua prong nikel atau baja yang dipanasi dengan arus listrik dan
bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas konveksi. Jumlah perpindahan panas
yang diterima oleh probe dinyatakan dengan overheat ratio yang dirumuskan sebagai:

Keterangan:
Rw

= Resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).

Ra

= Resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Dimana Rw adalah resistansi kawat pada temperatur pengoprasian dan Ra


adalah resistansi dingin pada temperatur ambient. Dari hambatan yang ada, maka
akan berkaitan dengan hubungan energi listrik. Persamaan ini dituliskan sebagai:
wVIt

Dimana w adalah energi listrik, V adalah tegangan listrik, I adalah arus listrik
yang mengalir pada rangkaian, dan t adalah waktu. Bila probe dihembuskan udara
maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah besarnya arus listrik
yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan maka perubahan
nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik juga berubah.
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang
menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan
referensi (reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi
kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polynomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada
temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan
kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan
melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal
230 m/s.
Sistem hot wire anemometer memiliki spesifikasi khusus seperti menggunakan
single normal hotwire probe. DISA 55M01 main unit, 55M11 CTA booster adapter,
dan 55M05 power pack. Probe yang digunakan dioperasikan dalam suatu mode
temperatur konstan untuk menyediakan respon frekuensi yang lebih tinggi. Dalam
mode temperatur konstan, resistansi kawat, Rw dipertahankan konstan untuk
memfasilitasi respon instantaneous dari inersia termal sensor terhadap berbagai
perubahan dalam kondisi aliran.

IV.

Cara Kerja:

Eksperimen ini dilakukan dalam media R-Lab. Setelah masuk di halaman R-Lab,
prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengaktifkan Web cam pada R-Lab. (webcam tidak berfungsi)


2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik
pilihan drop down pada icon untuk mengatur kecepatan aliran.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button
pada icon menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara
mengklik icon ukur.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 kali untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190
dan 230 m/s.
V.

TugasdanEvaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat , membuat grafik yang menggambarkan
hubungan Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran
udara.
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, membuat grafik yang
menggambarkan hubungan Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran
angin.
3. Membuat persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan
hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat
menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?

5. Memberikan analisis dari hasil percobaan ini.


VI. Pengolahan Data
Pada percobaan "Disipasi Kalor Hotwire", kecepatan angin diatur sebanyak
enam kali. Kecepatan angin yang diujikan adalah sebesar 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150
m/s, 190 m/s, hingga 230 m/s. Data berikut adalah hasil percobaan yang diperoleh.

Waktu (s)

Kec Angin (m/s)

Tegangan
(Volt)

Kuat Arus
(Ampere)

2.112

54.3

2.112

54.1

2.112

54.0

2.112

53.9

2.112

54.0

2.112

54.2

2.112

54.4

2.112

54.5

2.112

54.2

10

2.112

54.0

Tabel 1. Hasil Percobaan dengan kecepatan 0m/s


Tegangan
Waktu (s)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu (s)

Kuat Arus

Kec Angin (m/s)


(Volt)
(Ampere)
70
2.071
54.7
70
2.070
55.1
70
2.071
55.2
70
2.072
54.8
70
2.070
54.4
70
2.070
54.3
70
2.071
54.3
70
2.069
54.5
70
2.070
55.0
70
2.070
55.2
Tabel 2. Hasil Percobaan dengan kecepatan 70 m/s
Kec Angin (m/s)

Tegangan

Kuat Arus

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

(Volt)
(Ampere)
110
2.053
54.5
110
2.053
54.9
110
2.053
55.4
110
2.052
55.6
110
2.053
55.1
110
2.053
54.6
110
2.054
54.4
110
2.054
54.5
110
2.054
54.8
110
2.053
55.3
Tabel 3. Hasil Percobaan dengan kecepatan 110 m/s
Tegangan

Waktu (s)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kec Angin (m/s)


(Volt)
(Ampere)
150
2.045
55.6
150
2.045
55.7
150
2.046
55.5
150
2.045
55.2
150
2.045
54.8
150
2.045
54.6
150
2.045
54.5
150
2.046
54.6
150
2.045
54.9
150
2.045
55.2
Tabel 4. Hasil Percobaan dengan kecepatan 150 m/s
Tegangan

Waktu (s)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu (s)
1
2

Kuat Arus

Kuat Arus

Kec Angin (m/s)


(Volt)
(Ampere)
190
2.041
54.6
190
2.041
54.6
190
2.041
54.9
190
2.042
55.3
190
2.041
55.7
190
2.042
55.8
190
2.041
55.5
190
2.041
55.1
190
2.041
54.7
190
2.041
54.6
Tabel 5. Hasil Percobaan dengan kecepatan 190 m/s

Kec Angin (m/s)


230
230

Tegangan

Kuat Arus

(Volt)
2.038
2.039

(Ampere)
55.6
55.1

3
4
5
6
7
8
9
10

230
2.039
54.7
230
2.039
54.6
230
2.038
54.9
230
2.038
55.4
230
2.039
55.8
230
2.039
55.9
230
2.039
55.4
230
2.039
54.8
Tabel 6. Hasil Percobaan dengan kecepatan 230 m/s

Dari data yang telah diperoleh, penulis telah memperoleh grafik hubungan antara
tegangan hot wire dan waktu untuk setiap kecepatan aliran udara, serta hubungan
antara rata- rata tegangan hot wire dengan kecepatan aliran angin pada setiap
percobaan. Hasil percobaan tersebut dapat menghasilkan suatu persamaan garis
sebagai literatur untuk sebaran nilai perolehan data percobaan.

Grafik Tegangan dan Waktu pada Kecepatan 0 m/s


2.5
2
1.5
Tegangan (V)

Tegangan

1
0.5
0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
Waktu (s)

Gambar 1. Grafik hubungan antara tegangan dan waktu pada kecepatan 0 m/s

Grafik Tegangan dan Waktu pada kecepatan 70 m/s


2.07
2.07
2.07
2.07
2.07

Tegangan

2.07
2.07
2.07
2.07
2.07
2.07
1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

5.0

7.0

8.0

9.0 10.0

Anda mungkin juga menyukai