Judul Analisis Sistem Kontrol Motor Dc Sebagai fungsi
Daya Dan Tenaga Terhadap Kalor
Jurnal Journal of Mathematics and Natural Sciences Volume Volume 17,No.1 Tahun Januari 2007 Penulis Akhmad Dzakwan Reviewer Khairunnisa Tanggal 9 Mei 2023 Abstrak Banyak energi listrik yang di ubah menjadi panas sehinga dapat menyebabkan peningkatan suhu motor pada stator dan rotor. Dalam penelitian ini, daya dan sistem kontrol tegangan rangkaian mendeteksi peningkatan suhu motor DC dan juga sebagai umpan balik variabel. Kontrol sistem pasokan tenaga listrik berdasarkan perubahan tersebut. Dalam penelitian ini diperoleh tenaga maksimum dan tegangan. Sistem kontrol ini efektif,karena mampu mengubah suhu rendah dan kontrol motor Dc secara cepat. Pendahuluan Rangkaian elektronik akan bekerja secara ideal apabila kestabilan tegangan, arus maupun kalor buangannya mampu dikendalikan. Setiap proses yang membangkitkan sistem rangkaian listrik selalu melibatkan adanya kalor buangan.Kalor ini dapat menurunkan daya kerja komponen seperti transistor, resistor, kapasitor, Integrated Circuit (IC) dan kompenen lain. Dalam penelitian ini sebuah motor listrik DC mampu beroperasi bila ada daya listrik yang selalu menjamin kelangsungan kerja motor. Untuk itu diperlukan suatu alat yang mampu mentransfer energi listrik dan sistem kontrol yang mengetahui apakah energi listrik yang ditransfer sudah mencukupi atau sudah optimal. Metode penelitian 1.Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timah, kabel konvesional, kapasitor, transistor, resistor, dan IC 1558D. 2.Alat Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah multitester, motor DC, osciloscope, test- pen, amperemeter, komputer, kabel, steker, kalkulator, dan sistem pengendali. 3.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA Unila dan PT. PLN Sumbagsel Bandar Lampung.Adapun waktu penelitian dilaksakan dengan tahapan sebagai berikut: 1.Pengambilan data 2.Pengolahan data 3.Diagram Block Metode Penelitian Hasil Dari hasil pengamatan didapatkan data temperatur pada motor DC, yang merupakan kalor buangan dari sebagian energi listrik yang diberikan oleh sumber tegangan melalui rangkaian sistem kontrol daya dan tegangan. Pembahasan kenaikan temperatur sebagai akibat energi listrik yang disuplai oleh alat dapat mengakibatkan adanya umpan balik ke sistem kontrol, kenaikan temperatur ini dilaporkan kembali oleh sensor ke sistem kontrol, dan selanjutnya sistem kontrol memberikan respon untuk menambahkan tegangan. Menurut Hukum Ohm apabila arus listrik I ampere mengalir ke dalam suatu tahanan sebesar R ohm, maka akan mengkibatkan timbulnya tegangan sebesar V volt di antara kedua ujung tahanan dan kalor Q Joule pada sepanjang tahanan. Hubungan kesetaraan energi listrik dan kalor yang dihasilkan oleh proses pengendalian motor DC dapat dituliskan sebagai berikut Es Em Eq. Kesimpulan Untuk menguji sistem kontrol daya dan arus dari rangkaian ini perlu adanya variabel arus input yang bervariasi. Kenaikan equivalen daya akan semakin kecil bila arus masukan semakin kecil, hal ini berdampak pada kenaikan kalor dan temperatur pada stator dan rotor motor DC.
Judul Optimasi Besaran Fisis Yang Mempengaruhi
Proses Konversi Energi (Studi Kasus Percobaan Tara Kalor Mekanik Dan Hukum Joule) Jurnal Fisika dan Sains Volume Volume 7 No 2 Tahun Oktober 2018 Penulis Nani Yuningsih Reviewer Khairunnisa Tanggal 9 Mei 2023 Abstrak Konsep Hukum kekekalan energi dapat diberikan melalui percobaan Tara Kalor Mekanik dan Percobaan Hukum Joule. Percobaan Tara Kalor Mekanik membuktikan konsep perubahan energi mekanik menjadi energi panas, sedangkan percobaan Hukum Joule membuktikan konsep perubahan energi listrik menjadi energi panas. . Percobaan Tara Kalor Mekanik menggunakan 3 jenis calorimeter yaitu calorimeter tembaga kosong, calorimeter tembaga pejal, dan calorimeter aluminium pejal. Ketidaklinieran harga arus dengan perubahan panas disebabkan karena kalorimeter yang digunakan tidak murni bersifat adiabatik akibatnya ketika diberikan harga arus yang besar, suhu air pada kalorimeter cepat naik dan terjadi penyerapan suhu oleh lingkungan semakin besar. Pendahuluan Dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium perlu terus menerus dilakukan pengkajian dan penelitian terhadap alat praktikum sehingga terjadi proses pembelajaran yang optimal. Konsep konversi energi antara lain dapat diamati pada percobaan tara kalor mekanik dan hukum Joule. Untuk mendapatkan kondisi yang optimal, perlu dilakukan penelitian dengan mengamati faktor yang berpengaruh pada konsep tara kalor mekanik dan hukum joule. Telah dilakukan analisis penyimpangan besaran yang berpengaruh pada perubahan energi listrik menjadi energi panas. Penyimpangan yang terjadi adalah faktor massa air yang diberikan pada kalorimeter, diperoleh ketidaklinieran antara masa dengan perubahan panas yang terjadi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tersebut dapat ditinjau berdasarkan kondisi alat atau besaran-besaran yang mempengaruhi besaran- besaran yang berpengaruh pada konsep tara kalor makanik dan hukum joule. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Instrumen penelitian terdiri dari perangkat alat percobaan Tara Kalor Mekanik untuk mengamati perubahan energi mekanik menjadi energi panas dan perangkat alat percobaan Hukum Joule untuk mengamati perubahan energi listrik menjadi energi panas. Energi mekanik dihasilkan dari kalorimeter yang dipasang pada perangkat alat tara kalor mekanik. Dalam penelitian ini diamati 3 kalorimeter yaitu tembaga kosong yang diisi dengan air, tembaga pejal, dan alumunium pejal. Waktu pemanasan dan waktu pendinginan kalorimeter pada konversi energi mekanik menjadi energi panas masing-masing 120 detik dan 240 detik. Begitu juga pengamatan perubahan energi listrik menjadi energi panas digunakan kalorimeter dengan waktu pemanasan dan waktu pendinginan masing-masing 120 detik dan 240 detik, massa air 100 gram dengan variasi arus 0,5 – 3,0 A, dan variasi tegangan 1,4 -8,0 V Hasil Spesifikasi alat dan besar besaran untuk proses perubahan energi mekanik menjadi energi panas. Kalorimeter tembaga kosong diisi dengan air, kemudian diputar selama 120 detik dan digantungi beban 2 Kg. Dengan memasukkan factor koreksi lingkungan (Koreksi Newton) diperoleh data perubahan suhu yang terjadi untuk beberapa nilai jumlah putaran (N). Dari jumlah putaran yang dilakukan selama selang waktu tertentu dapat diperoleh kecepatan sudut putarannya. Pembahasan Dalam penelitian ini yang diamati 3 kalorimeter yaitu, tembaga kosong, diisi dengan air, tembaga pejal, dan alumunium pejal. Seperti halnya tara kalor mekanik, dilakukan analisis faktor/besaran yang berpengaruh terhadap energi listrik W = V I t dan energi panas Q = m c T, agar Q/W akan mendekati nilai 1 bahkan sama dengan 1. Kesimpulan Untuk mendapatkan perubahan energi mekanik menjadi energi panas yang optimum, kalorimeter tembaga memerlukan kecepatan sudut lebih besar dibandingkan dengan calorimeter aluminium pejal. Kecepatan sudut optimum kalorimeter tembaga kosong adalah 137 rpm, tembaga pejal 132 rpm, sedangkan aluminium pejal sebesar 113 rpm. Hal ini sesuai dengan besarnya kapasitas panas bahan kalorimeter yang digunakan. Dari percobaan hukum Joule diperoleh ketidaklinieran antara arus yang diberikan dengan ratio Q/W disebabkan oleh beberapa faktor. Hal ini disebabkan karena kalorimeter yang digunakan tidak murni bersifat adiabatik akibatnya ketika diberikan harga arus yang besar, suhu air pada kalorimeter cepat naik dan terjadi penyerapan suhu oleh lingkungan semakin besar. Sedangkan saat pemberian arus rendah, lebih kecil dari 1,5 A, suhu air pada kalorimeter mengalami kenaikan dengan waktu. Judul Analisis penyimpangan konversi energi listrik menjadi kalor pada perangkat eksperimen Hukum Joule Jurnal Jurnal Fisika Dan Aplikasinya Volume Volume.5 No.1 Tahun April 2018 Penulis H kunlestiowati Reviewer Khairunnisa Tanggal 9 mei 2023 Abstrak Perubahan bentuk energi listrik menjadi kalor dikenal dengan Hukum Joule, yang menyatakan bahwa energi listrik dapat diubah menjadi energi panas. Penelitian ini bertujuan untuk mencari penyimpangan kalor yang dihasilkan dari energi listrik menggunakan perangkat eksperimen Hukum Joule. Pada penelitian ini air dipanaskan dalam kalorimeter, dengan arus, tegangan listrik dan waktu pemanasan dan pendinginan dibuat tetap. Hasil pengamatan menggunakan alat Joule meter menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara energi panas pada air 100 gram dengan nilai rata-rata energi panas 2736,72 J dan air 150 gram dengan nilai rata-rata energi panas 2651,04 J. . Hasil tersebut menunjukkan penyimpangan konversi energi listrik menjadi kalor pada perangkat eksperimen hukum Joule. Pendahuluan Konversi energi merupakan kondisi fisis perubahan bentuk energi dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain. Salah satu contoh konversi energi adalah energi listrik dapat berubah menjadi energi panas (kalor), hal ini harus memperhatikan kesetaraan antara satuan energi listrik dan kalor, kesetaraan tersebut adalah bahwa 1 joule = 0,24 kalori. Bilangan 0,24 merupakan nilai kesetaraan antara joule dan kalori. r. Kalor merupakan kemampuan yang terjadi akibat adanya perubahan suhu, yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- hari.pada umumnya yang terjadi adalah besar energi panas yang dihasilkan tidak sebesar energi listrik, karena sebagian energi dilepas ke sisitem. Agar jumlah energi panas yang dihasilkan sama dengan energi listrik perlu dilakukan optimasi melalui faktor/besaran fisis yang mempengaruhi jumlah energi listrik dan kalor, harapannya agar perbedaan jumlah kalor yang dihasilkan dengan energi listrik tidak terlalu jauh, atau dapat dikatakan penyimpangan hukum Joule tidak terlalu besar. Besaran yang akan dikaji dibatasi hanya massa air yang diubah, besaran lain yaitu: arus, tegangan, waktu pemanasan dan waktu pendinginan dibuat tetap. Metode penelitian Metode penelitian adalah metode analisis deskriptif. Uji statistik dilakukan untuk pengambilan data pertama, yaitu : Satu besaran yang berpengaruh terhadap kalor yaitu massa air 150 gram dan 150 gram, diamatai sebanyak 25 kali. Sedangkan besaran yang berpengaruh terhadap energi listrik dibuat tetap , kumparan diberi arus 3 A, tegangan listrik 8 Volt dengan waktu pemanasan 120 detik, dan waktu pendinganan 240 detik. Untuk membandingkan pengaruh massa air terhadap kalor hasil uji statistik, dilakukan pengambilan data kembali menggunakan joule meter, grafik kalor terhadap energi listrik dibuat berbantuan program Octave. Hasil Dengan cara seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, data ditabelkan , di cari besar kalor dan energi listrik diamati melalui Joule meter, maka diperoleh hubungan antara kalor dan energi listrik seperti pada Gambar 8. Gambar 7 dan Gambar 8 memperlihatkan adanya perbedaan gradien antara air 100 gram dan 150 gram. Gradien untuk 100 gram dan 150 gram di suhu ruang 23,5oC adalah 0,91 dan 0,99. Pada suhu ruang 25,5oC gradiennya adalah 0,99 dan 0,64 Pembahasan Hal ini menunjukkan bahwa dengan massa air yang berbeda dan energi listrik yang sama, akan diperoleh kalor yang berbeda, seperti uji statistik diatas ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan prinsip Hukum Joule, kalor yang dihasilkan sama dengan energi listrik yang diberikan untuk memanaskan zat, atau perbandingan antara jumlah kalor dan energi listrik adalah satu. Dari hasil ini perlu dikaji faktor lain yang mempegaruhi proses konversi energi pada perangkat eksperimen hukum Joule tersebut Kesimpulan Berdasarkan paparan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa massa air berpengaruh terhadap besar kalor, perbedaan massa air menyebabkan perbedaan kalor yang dihasilkan untuk sumber energi listrik yang sama. Hasil ini membuktikan adanya penyimpangan konversi energi listrik menjadi kalor pada perangkat eksperimen Hukum Joule. Berdasarkan perhitungan, grafik dan uji statistik seperti yang diuraikan pada hasil dan pembahasan terdapat kesamaan hasil. Pada dasarnya banyak faktor yang mmpengaruhi prinsip konversi energi dari energi listrik menjadi energi panas (kalor). Penelitian ini belum komprehensif, karena hanya satu besaran (satu variable) yang baru diamati, yaitu perubahan massa air yang dipanaskan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu mengukur besaran-besaran lain yang berpengaruh terhadap prinsip konversi energi melalui perangkat hukum Joule.