Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

WORKSHOP PROTEKSI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA


LISTRIK

Judul : Thermal Overload


Perobaan :5
Nama : Alfian Mhafaza
NRP : 1303191031
Kelas : 2 D3 Elektro Industri B
Dosen : Hendik Eko Hadi Suharyanto
Tanggal : 21 April 2021

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020 – 2021
PERCOBAAN 5
THERMAL OVERLOAD
I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui prinsib kerja, unjuk kerja, karakteristik dan
fungsi daripada over load thermos.
II. DASAR TEORI
Pengaman otomatis dengan overload lebih sering dan paling pas
digunakan untuk pengaman instalasi motor listrik lebih specific lagi pada
motor listrik 3 fasa. Berikut ini adalah contoh fisik dari sebuah overload
yang banyak digunakan di lapangan.

Gambar 5.1 Overload.


Di Amerika untuk instalasi guna mengoperasikan / menjalankan suatu
motor listrik telah dibakukan sebagaimana Gambar 5.2 berikut :

Gambar 5.2 Instalasi Motor Listrik.


Keterangan gambar :
1. Sumber
2. Saklar tiga kutub
3. Sekering
4. Saklar magnet
5. Overload Thermos
6. Unit Starter
7. Motor Listrik
Dalam hal ini over load thermis dipasang guna membatasi arus lebih
yang mungkin terjadi pada rangkaian itu yang disebabkan berbagai hal,
diantaranya motor berbeban lebih ,bearing macet dan lain-lain.
Pemasangan overload sebagai pengaman motor, rating ukuran dari
overload dipasang besarnya maksimum 125% dari rating motor atau arus
nominal motor. Over load dapat digolongkan dalam pengaman otomatis
yang bekerja berdasarkan pemanasan elemen dwilogam. Elemen dwilogam
pada overload biasanya berupa sebuah plat Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Elemen Dwilogam pada Overload.


Logam yang dibelit oleh kawat plat logam yang lain. Logam apabila
kena panas akan memuai (bertambah panjang) dengan rumus perhitungan
seperti berikut :

Dimana :
Lt = Panjang Logam pada suhu t
Lo = Panjang Logam pada suhu to
ɤ = Koefisien pemuaian logam

Cara menghitung Thermal Overload Relay


TOR sendiri bisa disetting sesuai perhitungan yang matang jika tidak
maka fungsi TOR sendiri tidak akan berfungsi dengan maksimal, maka dari
itu saya bagikan tips untuk menghitung batas maksimum motor yang harus
di setting di TOR tersebut. Terdapat Motor 3 Fase dengan Name Plate
sebagai berikut :

Gambar 5.4 Nameplate Motor Listrik.


Motor 1 Phase 220V
Diket :
1. 0.75 kW
2. 5.21 A
Maka, dari Ampere saja kita sudah tahu dimana batas maksimum motor
Current adalah 10 % dari Ampere Nominal motor,

Jadi, untuk settingan TOR adalah A + TOR 10 % = 5.21 + 0.521 = 5.731 A


Motor 3 Phase 15 Hp
III. GAMBAR RANGKAIAN
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Overload Thermis
2. Amperemeter
3. Stopwatch
4. Kontaktor Magnet
5. Motor listrik 3 fasa
6. Beban mekanik variable
7. Sumber listrik 3 fasa
8. Kipas pendingin

V. LANGKAH LANGKAH PERCOBAAN


1. Buat rangkaian pengujian seperti gambar berikut.
Gambar 5.5 Rangkaian Percobaan Pengujian Over Load.
Keterangan gambar :
A : Amperemeter
K : Kontaktor Magnet
OL : Overload yang diuji
Beban : Beban yang dikopel dengan motor 3 phasa dan dapat diatur
torsinya.
M3 Fasa : Motor Listrik 3 Phasa sebagai beban OL
2. Overload diset pada rating current yang ditentukan yaitu 0,32 A atau 0,38
A.
3. Cobalah terlebih dahulu rangkaian sebelum digunakan.
4. Apabila rangkaian sudah baik, hidupkan rangkaian, dan atur arus beban
0,9 In dengan mengatur beban pada motor. Amati selama 1/2 jam,
apakah overload trip atau tidak.
5. Matikan rangkaian, dan dinginkan suhu overload hingga mencapai suhu
kamar kembali dengan menggunakan kipas pendingin. ( ± 5 s/d 10
menit).
6. Naikkan arus menjadi 1 In, amati selama 1/2 jam, jika terjadi trip, catat
arus dan waktunya. (Jangan lupa suhu Overload harus selalu
dikembalikan ke suhu kamar sebelum dilakukan pengujian berikutnya).
7. Lakukan percobaan untuk 3 jenis motor lainnya.
8. Catat arus dan waktu saat terjadi trip.
9. Buat grafik arus-waktu untuk pengujian overload diatas.
VI. SIMULASI
1. Buka software Proteus pada laptop/PC.
2. Lalu membuat project baru dengan menekan New Project.

3. Ambil semua komponen yang dibutuhkan di library.

4. Rangkai komponen yang sudah diambil sesuai dengan rangkaian


percobaan.
5. Beri nilai komponen sesuai dengan yang sudah di tentukan. In = 1 +
(absen : 100) = 1 + (1 : 100) = 1.01 A

6. Ubah nilai resistansi dari beban untuk mengambil data.

7. Catat data yang di dapatkan pada tabel data hasil percobaan.


VII. HASIL SIMULASI
In = 1.01 A
- 0,9 In = 0,909 A
- In = 1.01 A

- 1.1 In = 1,111 A

- 1,2 In = 1,212 A
- 1,3 In = 1.313 A

- 1,4 In = 1.414 A

- 1,5 In = 1.515 A
- 1,6 In = 1.616 A

- 1,8 In = 1,818 A

- 2 In = 2,02 A
VIII. TABEL DATA HASIL SIMULASI
IX. GRAFIK
X. ANALISA DATA
Pada praktikum kelima ini berjudul Overload Thermal. Software yang
digunakan untuk simulasi yaitu software Proteus. Praktikum kali ini
bertujuan untuk memahami dan mengetahui prinsip kerja overload dan juga
mengetahui karakteristik dari overload yang digunakan. Dapat diketahui,
overload merupakan alat untuk melindungi peralatan-peralatan listrik
khususnya peralatan listrik yang rentan rusak terhadap beban berlebih atau
arus hubung singkat. Thermal overload relay bekerja saat suhu pada dalam
TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah setting berapa
maksimum arus untuk mengetripkan jika arus tersebut sudah terpenuhi. Di
dalam TOR tersebut ada sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat
arus beban sudah melebihi arus settingan TOR. Oleh karena itu disebut
thermal yaitu suhu, misalkan konduktor kabel yang hanya mampu dilewati
arus 5A tetapi bebanya 10A maka kabel tersebut akan panas. Seperti halnya
TOR ini prinsip kerjanya sama tetapi bedanya ketika suhu tersebut terpenuhi
maka akan menggerakan sebuah coil untuk menutup atau membuka kontak
yang ada di TOR tersebut.
Pada praktikum kali ini, overload yang disetting untuk In = 1.16 A. In
didapatkan dari In = 1 + (no. absen : 100). Pengujian dilakukan dengan cara
pembebanan dengan menggunakan motor mulai dari 0.9In (228.8 W)
sampai 2 In (448.8 W). Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan waktu
maksimal adalah 30 menit, saat 0.9 In – 1In dalam waktu maksimal tidak
mengalami putus. Pada saat mencapai arus pada posisi 1In adalah 1.16 A
dengan daya 279.4 W. Pada 1.1 In mengalami putus dengan waktu 1.25
detik dengan arus 1.38 A dan daya 303.6 W. Hingga pada percobaan 2In
dengan arus 2.04 A dan daya 448.8 W terjadi pemutusan dalam waktu 0.20
detik.

XI. KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Overload merupakan alat untuk melindungi peralatan-peralatan listrik
khususnya peralatan listrik yang rentan rusak terhadap beban berlebih
atau arus hubung singkat.
2. Overload memiliki prinsip kerja pemuaian dengan memanaskan logam
yang ada dalam overload kemudian dalam suhu tertentu akan terputus.
3. Untuk overload yang memilik nilai In = 1.16 A, arus yang dibutuhkan
untuk trip pada praktikum kali ini adalah 1.1In yaitu sebesar 1.27 A
dalam waktu 1.40 detik.
4. Semakin besar pembebanan yang digunakan maka semakin cepat pula
terjadinya trip pada overload dan dalam kondisi yang panas.

Anda mungkin juga menyukai