Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Andi Haikal Pratama


NPM : 1306443186
Fakultas/Prog. Studi : FMIPA/FISIKA
No&Nama Percobaan : KRO1 Disipasi Kalor Hot Wire
Tanggal Percobaan : Senin, 21 April 2014
Laboratorium Fisika Dasar
UPP IPD
Universitas Indonesia
I. Tujuan Percobaan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
II. Alat
1. kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Landasan Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai
sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini
terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja.
Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang
mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya
energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe
tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
P = v i t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan
nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :
Overheat ratio =

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).


Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
IV. Cara Kerja
1. Mengaktifkan webcam.
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan mengklik pilihan
drop down pada icon atur kecepatan aliran.
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan mengklik radio button pada
icon menghidupkan power supply kipas,
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara
mengklik icon ukur
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70, 10, 150, 190, dan 230
m/s.
Aliran udara dari fan
V. Data Pengamatan
Waktu Kec
Angin
V-
HW
I-HW Waktu Kec Angin V-
HW
I-HW
1 0 2.112 53.9 1 150 2.044 54.5
2 0 2.112 53.9 2 150 2.043 54.7
3 0 2.112 54.0 3 150 2.044 55.1
4 0 2.112 54.4 4 150 2.043 55.8
5 0 2.112 54.6 5 150 2.044 56.0
6 0 2.112 54.3 6 150 2.043 55.8
7 0 2.112 54.0 7 150 2.043 55.4
8 0 2.112 53.9 8 150 2.043 54.8
9 0 2.112 53.9 9 150 2.045 54.6
10 0 2.112 54.2 10 150 2.044 54.5
1 70 2.068 55.3 1 190 2.039 55.7
2 70 2.067 54.8 2 190 2.038 56.0
3 70 2.068 54.3 3 190 2.039 56.1
4 70 2.069 54.2 4 190 2.039 56.2
5 70 2.068 54.4 5 190 2.039 55.9
6 70 2.070 54.9 6 190 2.039 55.5
7 70 2.070 55.3 7 190 2.039 55.2
8 70 2.067 55.4 8 190 2.039 54.9
9 70 2.069 54.9 9 190 2.038 54.7
10 70 2.069 54.4 10 190 2.039 54.7
1 110 2.052 55.7 1 230 2.036 55.7
2 110 2.052 55.2 2 230 2.036 55.4
3 110 2.052 54.6 3 230 2.037 55.2
4 110 2.052 54.4 4 230 2.037 55.0
5 110 2.051 54.5 5 230 2.037 54.7
6 110 2.050 54.8 6 230 2.036 54.7
7 110 2.051 55.4 7 230 2.036 54.6
8 110 2.051 55.7 8 230 2.037 54.8
9 110 2.050 55.8 9 230 2.037 55.0
10 110 2.050 55.3 10 230 2.036 55.4

VI. Tugas dan Evaluasi
1.





1,980
2,000
2,020
2,040
2,060
2,080
2,100
2,120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T
e
g
a
n
g
a
n

(
V
)

Grafik Hubungan Tegangan dengan
Waktu
0 m/s
70 m/s
110 m/s
150 m/s
190 m/s
230 m/s
2.



3.
Mencari persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hot wire.
X (Kec. Angin) 0 70 110 150 190 230
Y (Tegangan) 2,112 2,069 2,051 2,044 2,039 2,037



2 =
128500
= 125 = 2,058

b =



b =


b = - 3,14 x


1,980
2,000
2,020
2,040
2,060
2,080
2,100
2,120
0 m/s 70 m/s 110 m/s 150 m/s 190 m/s 230 m/s
T
e
g
a
n
g
a
n

R
a
t
a
-
R
a
t
a

Kec. Angin
Grafik Antara Tengangan Hot wire
dengan kec. Angin
a = -

x
a = 2,058 (-3,14 x

) (125)
a = 2,097
Kesalahan Relatif
Delta b =


Delta b = 0,0000064
Kesalahan Relatif =


Jadi, dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persamaan kecepatan
angin sebagai fungsi hot wire adalah y =2,097 (3,14 x

)x
4.
Dengan memasukkan salah satu data kedalam perumusan kecepatan angin sebagai
fungsi hotwire, maka akan diketahui apakah kawat hotwire dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan angin.
y = 2,097 (3,14 x

)x
=2,097 (3,14 x

) (0 m/s)
= 2,097 (seharusnya adalah 2,112, pada kecepatan angin 0 m/s)
Dengan melihat hasil diatas, dapat disimpulkan kawat hotwire dapat digunakan untuk
mengukur kecepatan angin, karena hasilnya mendekati dengan hasil benar(walaupun tidak
akurat, tetapi mendekati)
5. Analisis
Percobaan rlab KR01 ini memiliki tujuan untuk mengukur kecepatan aliran udara
dengan menggunakanalat bernama hot wire sebagai sensor atau pendekteksi. Menurut teori
yang ada, aliran udara dan tegangan berbanding terbalik, sehingga semakin aliran udara yang
terjadi, makan tegangan akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan oleh aliran udara memiliki
efek mendinginkan.
Ketika kecepatan angin 0 m/s, tegangan pada hot wire belum mendapatkan pengaruh
atau efek apapun. Namun, dengan adanya variasi kecepaan angin, maka tegangan berangsur-
angsur terpengaruh. Berawal dari kecepatan angin 70 m/s sampai 230 m/s, tegangan pada hot
wire semakin kecil karena adanya pengaruh angin terhapad hot wire itu sendiri secara fisik.
Pada grafik pertama, yaitu grafik tegangan dengan waktu, ketika kecepatan angin
masih 0 m/s, maka tegangan yang terjadi pada hot wire selama 10 detik adalah konstan, yaitu
2,112 V. Sedangkan pada kecepatan 70 m/s garis pada grafik berada di bawah garik
kecepatan 0 m/s. Dan begitu juga dengan kecepatan 110, 150, 190, dan 230 m/s. Kecepatan
angin tersebut menyebabkan terjadinya perubahan nilai resistensi pada kawat tersebut yang
sebanding dengan kecepatan angin.Semakin kencang angin yang dialirkan, semakin besar
pula arus listrik yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin besar kecepatan angin yang
diberikan,semakin kecil tegangan yang dihasilkan. Besar kecilnya perubahan resistensi inilah
yang mempengaruhi perubahan kalor yang terjadi pada hot ware.
Pada grafik kedua, yaitu grafik tegangan dan kecepatan, tegangan yang diambil
adalah tegangan rata-rata. Terlihat bahwa kurva yang terjadi mengalami penurunan. Hal ini
dikarenakan adanya efek pendinginan yang diberikan angin terhadap hot wire. Dan
membuktikan bahwa kecepatan aliran udara berbanding terbalik dengan tegangan.
Data yang diperoleh dari hasil percobaan hot wire menunjukkan bahwa kecepatan
aliran udara berbanding terbalik dengan tegangan. Selama sepuluh detik durasi percobaan,
terlihat bahwa adanya fluktuasi pada hasil percobaan. Namun hal ini tidak berlaku pada
kecepatan angin 0 m/s. Ketidakberlakuan ini disebabkan karena memang tidak ada udara
yang mengalir yang mempengaruhi atau memberi efek pada hot wire. Dari grafik yang telah
dibuat berdasarkan data pengamatan, persamaan fungsi kecepatan angin pun dapat dibuat.
Pembuatan persamaan fungsi tersebut menggunakan metode Least Square, yaitu suatu
metode dimana suatu garis tidak lurus pada grafik dapat dicari persamaan garisnya dan
juga gradiennya.

VII. Kesimpulan

1. Kawat hot wire bisa digunakan untuk memperkirakan nilai angin, walaupun hasilnya
kurang akurat, tetapi dapat di maklumi karena perbedaannya tidak terlalu banyak, hanya
nol koma saja.
2. Kecepatan angin yang terjadi berbanding terbalik dengan tegangan (V) danberbanding
lurus dengan arus listrik (I).
3. Persamaan kecepatan angin sebagai fungsi hot wire pada percobaan ini adalah adalah
y =2,097 +(-3,14 x

)x
Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Link RLab
http://sitrampil4.ui.ac.id/kr01

Anda mungkin juga menyukai