Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum

Nama / NPM Fakultas / Prog.Studi Group & Kawan Kerja : Rafly Fajar Adiputra / 1206217401 : Teknik Metalurgi dan Material : 15 1.Nurul Tri Alona 2.Yudi Andrean 3.Samuel Joshua 4.Nita Dianova 5.Raifan 6.Syarafi Auzan 7.Salimmusa Karim No. & Nama Percobaan : KR02 Calori Work Minggu Percobaan Tanggal Percobaan :6 : 12 April 2013 Laboratorium Fisika Dasar UPP IDP Universitas Indonesia

KR02 - Calori Work


Tujuan Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor. Alat 1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr ) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Ampmeter 5. Adjustable power supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

http://siterampil.ui.ac.id

Teori Pengertian Kalor Jika kita memanaskan salah satu ujung batang logam, ujung lain dari batang itu akan ikut panas. Hal itu membuktikan bahwa kalor merambat dari bagian benda yang suhunya tinggi ke bagian yang suhunya rendah. Dengan demikian, kalor (Q) dapat didefinsikan sebagai energi panas yang merambat dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Satuan kalor dalam SI adalah joule. Selain joule, satuan kalor yang juga sering digunakan adalah kalori. 1 kalori (kal) = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kalori. Perpindahan Kalor Kita telah membahas bahwa kalor adalah bentuk energi panas. Apabila kita memegang batang logam dan salah satu ujung batang itu dipanaskan

dengan lilin, tangan kita yang memegang ujung lain dari batang itu akan merasakan panas. Hal itu membuktikan bahwa kalor merambat di dalam batang logam tersebut. Panas tersebut merambat dari ujung batang yang kita panasi ke ujung batang yang kita pegang. Jadi, kalor merambat dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Kalor berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Asas Black Apabila kita akan membuat segelas air teh hangat, kita mencampur air panas dan air dingin. Untuk memahami proses pertukaran kalor pada campuran tersebut, perhatikan gambar berikut. Bejana (a) kita isi dengan air panas massanya m1dan suhunya T1 Bejana (b) kita isi dengan air dingin massanya m2 dan suhunya T2 Bejana (c) adalah campuran air dari bejana (a) dan bejana (b). Suhu campuran air pada bejana (c), yaitu Tc. Hasil pengamatan diperoleh, suhu T1< Tc< T2. Dalam hal ini, air panas yang berasal dari bejana (a) melepaskan kalor sehingga suhunya turun. Sementara air dingin yang berasal dari bejana (b) menyerap kalor sehingga suhunya naik. Kalau kita hitung, jumlah kalor yang dilepas oleh air panas adalah Q lepas = m1. ca (T1-Tc))

Kalor yang diserap oleh air dingin adalah Q serap = m2.ca (Tc-Tc) Kalau kita bandingkan, akan diperoleh Q lepas sama dengan Q serap. Perumusan banyaknya kalor yang diserap dan kalor yang dilepas suatu benda dikenal dengan asas Black, yang berbunyi jika dua benda yang berbeda suhunya dicampur, benda yang suhunya lebih tinggi akan melepas kalor yang jumlahnya sama dengan kalor yang diserap oleh benda yang suhunya lebih rendah. Secara matematis, asas black dapat dituliskan sebagai berikut. Qlepas = Qserap

Kalori meter

Kalori meter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalori meter adalah kalori meter campuran. Kalori meter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor dengan sekitar kalori meter dapat dikurangi. Kalori meter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai keseim- bangan yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini dapat dituliskan sebagai berikut. Qlepas = Qterima Dengan Q = m . c . t dengan: Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J) m = massa suatu zat yang d iberi kalor (kg) c = kalor jenis zat (J/kgoC) t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC) C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC) Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk melakukan pengukuran kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat digunakan kalorimeter. Gambar 6.17 menunjukkan skema kalorimeter air sederhana. Salah satu kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis suatu zat. Pada teknik yang dikenal sebagai

metode campuran, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur dengan akurat, dan dengan cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir campuran tersebut, maka dapat dihitung kalor jenis zat tersebut. Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan cepat zat itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan massanya sudah diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi. Dengan menggunakan hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat dihitung. Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan : W=v i t ... ( 1 ) Dimana W = energi listrik ( joule ) v = Tegangan listrik ( volt ) i = Arus listrik ( Ampere ) t = waktu / lama aliran listrik ( sekon ) Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur.Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan persamaan : Q = m c (Ta - T) ....................................................... (1) Dimana Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori ) m = massa zat ( gram ) c = kalor jenis zat ( kal/gr0C) Ta = suhu akhir zat (K) T= suhu mula-mula (K) Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan. Cara Kerja Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah halaman ini. 1. Mengaktifkan Web cam ! (mengklik icon video pada halaman web r-Lab) !

2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor ! 3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya. 4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur! 5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0 . 6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3 Data Hasil Pengamatan
Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 I V0 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 V1 35.48 35.59 35.48 35.48 35.48 35.59 35.48 35.48 35.48 35.59 V2 51.9 51.9 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 Temp 21.6 21.6 21.5 21.4 21.4 21.3 21.3 21.2 21.1 21.1 20.8 20.8 21 21.2 21.4 21.6 21.7 21.8 21.9 22 21.8 22.1 23 24.1 25.1 25.8 26.6 27.3 27.9

30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

52.02 V3 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 42.55 42.55 42.66 42.55

1.63 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09

28.5 24.1 24.1 24.4 24.7 25 25.3 25.5 25.7 25.9 26.1

Perhitungan Least Square : 1. Untuk V0

2. Untuk V1

3. Untuk V2

4. Untuk V3

Nilai Kapasitas kalor

= . .
... ( C kapasitas kalor = m x c)

= . .
. ... J/KgoC

1.Untuk V0 tidak perlu ditentukan nilai kalor jenis dan kapasitas kalornya 2.Untuk V1 besarnya nilai kalor jenis dan kapasitas kalornya adalah: Besarnya nilai kapasitas kalor adalah 2167,75454/10 = 216,754545 x 10 -3. Besarnya kalor jenisnya adalah 972474,5455/10 = 97247,45455 x 10-3 3.Untuk V2 besarnya nilai kapasitas kalornya adalah 1116,259468/10 = 111,6259468 x 10-3. Besarnya nilai kalor jenis adalah 558129,7388/10 = 55812,97388 x 10-3 4.Untuk V3 besarnya nilai kapasitas kalonya adalah 38700,82371/10 = 3870,082371 x 10-3Besarnya nilai kalor jenisnya adalah 19350411,86/10 = 1935041,186 x 10-3

Maka nilai rata-rata dari Kapasitas kalornya adalah (216,754545 + 111,6259468 + 3870,082371) : 3 = 1399,4868 x 10-3 Kalor jenisnya adalah (97247,45455 + 55812,97388 + 1935041,186) : 3 = 696033,8 x 10-3 Grafik
35

30

25 V0 Temperatur 20 V1 V2 V3 15 Linear (V0) Linear (V1) 10 Linear (V2) Linear (V3)

0 0 5 10 15 Waktu 20 25 30 35

Analisis Analisi Percobaan Praktikum Calori Work kali ini dilakukan agar kita dapat mengetahui kapasitas kalor suatu benda. Dalam hal ini yang ingin diketahui kapasitas kalornya adalah suatu kawat yang tidak diketahui jenisnya. Percobaan Air-Lab ini memiliki variabel yang berbeda pada tegangannya, pada percobaan kali ini praktikan diberikan 4 tegangan yang berbeda, cara kerjanya adalah praktikan harus meng-klik power supply dan memilih V yang akan digunakan, pertama praktikan bisa memilih V0 lalu setelah data yang diinginkan sudah didapat maka praktikan bisa memilih V1 dan lakukan kegiatan ini secara berulang hingga mencapai V4. Tujuan dengan perbedaan dari V-nya adalah agar kita mengetahui berapa besarnya perubahan dari temperatur awal dan akhir. Dengan memberikan tegangan yang berbeda yakni 0, 0.67, 1.09, 1.63, kita dapat menganalisis bagaimana hubungannya dengan perubahan temperature yang terjadi. Perubahan temperature diamati setiap 3 detik sekali hingga mendapatkan 10 data. Dari data tersebut, nantinya dapat diketahui nilai dari kapasitas kalor kawat. Data yang kita dapat selain temperaturnya dan V-nya kita juga mengetahui berapa massa dari kawat konduktor tersebut yaitu sebesar 0,002 kg. Hal ini bertujuan agar kita dapat mencari nilai kalor jenis yang ada karena besarnya nilai kalor jenis ini ditentukan oleh besarnya Q berbanding dengan perbedaan suhu dan massa dari kawat konduktor tersebut. adapaun Q disini besarnya ditentukan oleh besaran v yaitu besarnya nilai tegangan, i yaitu besarnya nilai arus dan t lamanya waktu. Analaisis Grafik Dari grafik terlihat perbedaan yang jelas antara kondisi ketika tegangan V0 dan V lainnya. Garis grafik V0 menurun seiring bertambahnya waktu yang berarti suhu menurun perlahan. Namun ketika power dinyalakan untuk kondisi V1, garis grafik naik seiring bertambahnya waktu. Indikasi yang dapat dianalisis dari grafik adalah dengan menambah tegangan, suhu akan lebih cepat bertambah. Analisis Hasil dan Kesalahan Pada praktikum kali ini, praktikan mendapatkan 40 data yang dibedakan sebanyak 10 data untuk V0, 10 data untuk V1, 10 data untuk V3 dan yang terakhir 10 data untuk V4. Adapun data yang diperoleh dari Air-Labnya adalah besaran waktu, voltase dan besarnya arus dan temperatur. Dari data-data yang diperoleh data-data tersebut, praktikum bisa menghitung kapasitas kalor yang ada dengan cara memasukkan data yang diperoleh ke dalam persamaan awal yang ada di teori dasar. Nilai dari kapasitas kalor ini tegantung dari besarnya nilai voltase, besarnya arus dan waktu yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu antara suhu yang ada dengan rata-rata dari keseluruhan suhu. Pada praktikum kali ini, praktikum harus menghitung sebanyak 30 data untuk mencari besarnya nilai kapasitas kalor yang ada. Untuk mencarinya kita bisa menggunakan cara manual atau

dengan menggunakan metode least square dengan catatan yang menjadi sumbu y adalah perubahan suhunya sedangkan yang menjadi gradiennya adalah besarnya voltase yang dikalikan dengan besarnya arus dan waktu yang ada lalu dibagi dengan massa dan kapasitas kalor. Kapasitas kalor dan kalor jenis dapat diperoleh dari pengitungan rata-rata kapasitas dan kalor jenis yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan manual dari setiap besaran voltasenya. Perbedaan voltase ini digunakan agar perhitungan dari kapasitas kalor dan kalor jenisnya dapat akurat karena banyak menggunakan data. Untuk menentukan kawat konduktor mana yang dipakai maka praktikan bisa menyesuaikan dengan hasil data dari kalor jenis karena bila menggunakan kapasitas kalor bisa berubah-ubah nilainya karena adanya besaran massa pada rumusnya, sehingga bila massa yang diambil berbeda maka hasil dari kapasitas kalornya juga ikut berubah. Maka dari itu nilai kalor jenis yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah dan besarnya kalor jenis ini dekat dengan besarnya nilai kalor jenis dari bahan. Dari hasil pengolahan data didapatkan fakta bahwa nilai kalor jenis dari hasil pengolahan data berbeda dengan kalor jenis yang didapat dari literatur perbedaan ini disebut dengan kesalahan relatif Kesimpulan Kapasitas kalor (C) = banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhuseluruh benda sebesar satu derajat. Besar tegangan berbanding lurus dengan kecepatan kenaikan temperature dalam kalorimetri Nilai kapasitas kalor yang didapat adalah 1399,4868 x 10-3 J/Kg C Nilai kalor jenis yang didapat adalah 696033,8 x 10-3 J/Kg C Nilai kalor jenis yang paling mendekati adalah tembaga 390 J/Kg C dan besi 450 J/Kg C

Referensi 1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. 2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Anda mungkin juga menyukai