Anda di halaman 1dari 3

1.

Pendidikan Multikultural

Kata budaya/kultur (culture)di pandang penting karena kata ini membentuk dan merupakan
bagian dari istilah Pendidikan Multikultural. Bagaimana kita mendefinisikan budaya akan
menentukan arti dari istilah Pendidikan Multikultural. Tanpa kita mengetahui apa arti budaya /
kultur, kita akan sulit memahami implikasi pendidikan multicultural secara utuh. Misalnya jika
budaya didefinisikan sebagai warisan dan tradisi dari suatu kelompok social, maka pendidikan
multicultural berarti mempelajari tentang berbagai (multi) warisan dan tradisi budaya.

Istilah multikultur berakar dari kata kultur yang diartikan sebatas pada budaya dan
kebiasaan sekelompok orang pada daerah tertentu (Ainul Yaqin, 2005). Secara etimologis
multiculturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), culture (budaya), dan isme (aliran atau
paham) (H.A.R Tilaar, 2004). Multicultural sebenarnya merupakan kata dasar yang mendapat
awalan. Kata dasar dasar itu adalah kultur yang berarti kebudayaan, kesopanan, atau
pemeliharaan sedang awalannya adalah multi yang berarti banyak, ragam, atau aneka. Dengan
demikian, multikultur berarti keragaman kebudayaan, aneka kesopanan, atau banyak
pemeliharaan.

Multikulturalisme merupakan suatu paham atau situasi-kondisi masyarakat yang tersusun


dari banyak kebudayaan.Multikulturalisme sering merupakan perasaan nyaman yang dibentuk
oleh pengetahuan. Pengetahuan dibangun oleh keterampilan yang mendukung suatu proses
komunikasi yang efektif, dengan setiap orang dari sikap kebudayaan yang ditemui dalam setiap
situasi dengan melibatkan sekelompok orang yang berbeda latar belakang kebudayaannya.
Multikulturalisme sebagai sebuah paham menekankan pada kesenjangan dan kesetaraan budaya-
budaya local tanpa mengabaikan hak-hak dan ekstensi budaya yang ada.

Pengertian “Multikultural” secara luas mencakup pengalaman yang membentuk persepsi


umum terhadap usia, gender, agama, status social ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras,
dan berkebutuhan khusus. Pendidikan multikultural adalah merupakan suatu wacana yang lintas
batas, karena terkait dengan masalah-masalah keadilan sosial (social justice), demokarasi dan
hak asasi manusia. tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-
tengah masyarakat plural. Istilah pendidikan multikultural dapat digunakan pada tingkat
deskriptif dan normative, yang menggambarkan isu-isu dan masalah- masalah pendidikan
berkaitan dengan masyarakat multikultural. Labih jauh lagi mencakup pengertian tentang
pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat
multikultural. Dalam konteks deskriptif ini, maka kurikulum pendidikan multkultural harus
mencakup subjek-subjek seperti : toleransi, tema-tema tentang perbedaan etno-kultural, dan
agama; bahaya diskriminasi; penyelesaian konflik dan mediasi; HAM; demokrasi dan pluralitas;
kemanusiaan universal dan subjek-subjek lain yang relevan .

2. Pendidikan Multikultural di Indonesia

Di Indonesia, pendidikan multikultural dikenal sebagai suatu pendekatan yang dianggap


lebih sesuai bagi masyarakat Indonesia yang heterogen dan plural. Pendidikan multikultural yang
dikembangkan di Indonesia sejalan dengan pengembangan demokrasi yang di jalankan sebagai
counter terhadap kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Apabila hal itu tidak dilaksanakan
dengan hati-hati, justru mungkin akan menjerumuskan kita kedalam perpecahan
rasional( disitegrasi bangsa dan separatisme).

Model pendidikan di Indonesia menunjukkan keragaman tujuan yang menerapkan


strategi dan sarana yang di pakai untuk mencapainya. Selain itu, pendidikan multikultural
dimungkinkan akan terus berkembang seperti ‘bola salju’ yang menggelinding, semakin
membesar dan ramai di perbincangkan. Dan yang lebih penting adalah pendidikan multikultural
akan dapat diberlakukan dalam dunia pendidikan di negeri yang multikultural. Dalam
melaksanakan pendidikan multikultural di Indonesia, seharusnya dikembangkan prinsip
solidaritas, yaitu kesiapan untuk berjuang dan bergabung dalam perlawanan demi pengakuan
perbedaan yang lain dan bukan demi dirinya sendiri. Solidaritas menuntut agar kita melupakan
upaya-upaya penguatan identitas, melainkan menuntut kita agar berjuang bersama yang lain.
Dengan demikian, kehidupan multikultural yang dilandasi kesadaran akan eksistensi diri tanpa
merendahkan yang lain diharapkan segera terwujud.

Banyaknya keragaman yang ada di Indonesia seharusnya membuat negara Indonesia


menjadi contoh yang baik dari dunia internasional dalam hal kehidupan yang majemuk atau
beragam. Tetapi, bukan hal yang mudah untuk menyatukan masyarakat yang berbeda dari segi
agama, ras, budaya serta bahasa. Namun, ketika masyarakatnya sadar bahwa mereka berada pada
wilayah yang mengharuskan mereka hidup berdampingan, maka secara perlahan namun pasti hal
itu dapat berjalan.
Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang memberikan penekanan terhadap
proses penanaman cara hidup yang saling menghormati, tulus, dan toleran terhadap
keanekaragaman budaya hidup di tengah-tengah masyarakat dengan tingkat pluralitas yang
tinggi. Di Indonesia yang memiliki kemajemukan masyarakat yang tinggi, pendidikan ini
memiliki peran yang sangat strategis untuk dapat mengelola kemajemukan secara kreatif.

Di Indonesia, terdapat asas-asas dalam pendidikan multikultural yaitu:

1. Asas wawasan Nasional/kebangsaan ( persatuan dalam perbedaan). Asas ini didasarkan pada
konsep kenasionalan/kebangsaan.

2. Asas Bhineka Tunggal Ika (perbedaan dalam persatuan). Konsep ini menekankan keragaman
dalam budaya yang menyatu dalam wilayah Negara kita.

3. Asas kesederajatan. Semua budaya dipandang sederajat, diakui dan dikembangkan dalam
keseteraan.

4. Asas selaras, serasi dan seimbang. Semua budaya dikembangkan selaras dengan
perkembangan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Yaqin, Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media.


Bangsa,Yogyakarta:http://kompas.com/kompas-cetak/0409/03/opini/1246546)
www.literasimedia.org/pendidikan-multikultural-di-indonesia
H.A.R. Tilaar.(2004).MULTIKULTURALISME Tantangan-tantangan Global Masa Depan
dalam Transformasi Pendidikan Nasional.Jakara.Grasindo

Anda mungkin juga menyukai