Capaian Pembeljaran:
1) Mampu menjelaskan arti ”sensitif intelektif”
2) Mampu menjelaskan kreativitas manusia dalam mencipta dan bertindak yang baik
3) Mampu menjelaskan kemampuan mengenal diri sendiri
4) Mampu menjelaskan arti pribadi bermoral.
1. Sensitif - Intelektif
Di samping mampu mengetahui objek lain dan orang lain yang dijumpai dengan
inderanya, manusia mampu mengetahui dirinya sendiri. Manusia dapat mengetahui siapa
dan seperti apa dirinya sendiri. Ini yang disebut manusia dapat melakukan refleksi diri. Pada
saat menulis, misalnya, ia dapat mengatakan:”saya tahu bahwa saya sedang menulis”. Ia
sadar tentang dirinya sendiri. Ia dapat mengatakan:”saya tahu bahwa saya pandai”, ”saya
tahu bahwa saya cantik”, ”saya tahu bahwa saya bersalah”. Dengan kemampuan mengetahui
dirinya (berefleksi) itu, lalu manusia dapat berusaha untuk memperbaiki dirinya atau
menciptakan tindakan-tindakan yang lebih baik.
Dari kekayaan pengalaman hidupnya, manusia semakin tahu apa saja yang baik
untuk dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Kemampuan ini dapat menjadi
pengetahuan umum yang dimiliki, bahwa tindakan-tindakan tertentu baik atau buruk. Lebih
dari itu, manusia pada saat itu juga tahu bahwa suatu tindakan itu buruk dan tidak boleh
dilakukan atau baik dan harus dilakukan. Misalnya: di tengah jalan saya menemui anak
kecil yang menangis karena ditinggal ibunya. Saat itu juga, saya tahu bahwa sebaiknya saya
menolong dan harus menolong anak kecil itu. Seolah-olah dalam hati saya ada suara yang
berbibik ”kamu harus menolong anak kecil itu”. Dan, saya ikuti bisikan itu, lalu ”saya
menolong.” Itulah kesadaran moral pada situasi yang konkret dan aktual, yang disebut hati
nurani atau suara hati.
Dalam arti ini pula, manusia disebut sebagai pribadi bermoral. Saya tahu apa yang
baik bagi diri saya sendiri. Saya tahu apa yang sebaiknya saya lakukan pada saat tertentu
pada saat saya mengalami kasus konkret tertentu.