Anda di halaman 1dari 23

Bab 5

Dinamika Partikel

5.1 Gaya

5.1.1 Pengertian Gaya

Gaya adalah energi (tenaga) yang disalurkan dengan cara tarikan atau dorongan. Gaya
termasuk besaran vektor, memiliki nilai dan arah. Oleh karena itu, jika terdapat
beberapa gaya yang bekerja pada sebuah benda, cara menjumlahkannya mengikuti
aturan penjumlaham vektor.

Gaya yang bekerja pada benda dapat mengubah gerak benda. Benda yang diam,
misalnya, dapat bergerak ketika diberi gaya. Sebaliknya, benda yang sedang bergerak
dapat menjadi diam ketika diberi gaya yang berlawanan dengan arah geraknya.
Demikian pula, gaya diperlukan ketika akan mengubah arah gerak benda.

Selain dapat mengubah gerak benda, gaya juga dapat mengubah bentuk benda.
Bentuk balon atau bola akan berubah bentuk ketika ditekan. Gelas kaca akan pecah
ketika dipukul atau jatuh ke lantai. Mobil akan menjadi penyok atau rusak parah akibat
tabrakan. Semua perubahan bentuk tersebut terjadi akibat adanya gaya.

5.1.2 Gaya Kontak dan Gaya Medan

Berdasakan cara kerjanya, gaya dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu gaya kontak
(gaya sentuh) dan gaya gaya medan (taksentuh). Gaya kontak adalah gaya yang bekerja
pada benda dengan cara menyentuh atau kontak langsung benda tersebut. Di lain
pihak, gaya medan adalah gaya yang bekerja pada benda tanpa bersentuhan atau tanpa
kontak langsung. Termasuk gaya kontak di antaranya adalah gaya otot. Sementara itu,

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 67


gaya tarik gravitasi, gaya listrik, dan gaya magnet merupakan contoh gaya medan.
Contoh-contoh gaya kontak dan gaya medan diperlihatkan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 (a) Gaya kontak dan (b) gaya medan.

5.1.3 Gaya Berat

Gaya berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Gaya berat
merupakan perkalian antara massa benda dan percepatan gravitasi, yaitu:

⃗ ⃗

dengan ⃗ adalah gaya berat benda (N), m adalah massa benda (kg), dan ⃗ adalah
percepatan gravitasi bumi (10 m/s2, kecuali disebutkan lain). Arah dari gaya gravitasi
selalu menuju ke pusat bumi (tegak lurus bidang datar), seperti diilustrasikan pada
Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Arah gaya gravitasi pada benda selalu ke bawah dan
tegaklurus bidang datar.

5.1.4 Gaya Normal

Ketika benda berada pada suatu bidang, bidang tersebut akan memberikan gaya pada
benda tadi yang disebut gaya kontak (gaya sentuh). Jika gaya kontak ini tegak lurus

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 68


permukaan bidang, disebut gaya normal. Besar gaya normal bergantung pada besar
gaya lain yang bekerja pada benda. Gambar 5.2 memperlihatkan beberapa arah gaya
normal (dibandingkan dengan gaya gravitasi yang arahnya selalu tegak lurus
permukaan bumi). Di sini, gaya normal disimbolkan oleh ⃗⃗. Arah gaya normal selalu
tegak lurus bidang tempat benda itu berada.

(a) (b)

Gambar 5.3 Arah gaya normal.

5.1.5 Gaya Tegangan Tali

Gaya tegangan tali adalah gaya pada tali ketika tali itu dalam keadaan tegang. Arah
gaya tegangan tali bergantung pada titik atau benda yang ditinjau. Pada Gambar 5.4(a),
gaya tegangan tali ⃗⃗ yang bekerja pada benda m berarah ke atas, dan sebaliknya, gaya
tegangan tali ⃗⃗⃗⃗ pada atap (titik tempat tali digantungkan) berarah ke bawah. Pada
Gambar 5.4(b), gaya tegangan tali ⃗⃗ bekerja pada m1 berarah ke kanan, sedangkan
pada m2 bekerja ⃗⃗ berarah ke kiri. Akan tetapi, meskipun arahnya berlawanan, besar
gaya tegangan talinya sama (T = T’ dan T21 = T12).

⃗⃗⃗⃗
𝑇

⃗⃗
𝑇 ⃗⃗𝟐𝟏 𝑇
𝑇 ⃗⃗𝟏𝟐
𝐹⃗
m1 m2
m

(a) (b)

Gambar 5.4 Arah gaya tegangan tali.

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 69


5.2 Hukum-hukum Newton tentang Gerak

Pada tahun 1686, Sir Isaac Newton (1642 - 1727) menerbitkan tulisannya yang
berjudul Philosophiae Naturalis Principia Matematica (Dasar Matematika Ilmu
Pengetahuan Alam). Tulisan ini memuat tiga hukum yang kemudian dikenal sebagai
hukum-hukum Newton.

5.2.1 Hukum I Newton

Banyak peristiwa yang menunjukkan bahwa setiap benda cenderung untuk


mempertahankan keadaannya. Ketika kita berada di dalam mobil yang sedang melaju,
tiba-tiba mobil direm mendadak, kita akan terdorong ke depan. Ketika dari keadaan
diam tiba-tiba mobil bergerak ke depan, kita akan merasakan bahwa badan kita
menekan bagian belakang tempat duduk kita. Contoh lain adalah ketika mobil yang kita
tumpangi melintasi tikungan, kita seolah-olah akan terlempar ke sisi luar tikungan.

Ternyata bahwa benda yang diam akan tetap diam sebelum ada gaya yang menarik
atau mendorongnya sehingga ia bergerak. Demikian pula, benda yang sedang bergerak
dengan kecepatan konstan akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan dan baru
dapat berhenti jika ada gaya yang melawan gerak tersebut. Keadaan ini disimpulkan
oleh Newton sebagai berikut.

Setiap benda tetap dalam keadaan diam atau bergerak dengan kelajuan
konstan pada garis lurus kecuali ada resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut.

Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hukum I Newton. Kecenderungan benda


mempertahankan keadaannya, yaitu diam atau bergerak dengan kelajuan konstan
dalam garis lurus, disebut kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, hukum I Newton
disebut juga hukum inersia atau hukum kelembaman.

5.2.2 Hukum II Newton

Hukum I Newton menyatakan bahwa setiap benda cenderung mempertahankan


keadaannya selama tidak ada resultan gaya yang bekerja benda tersebut. Apa yang
terjadi jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol?

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 70


Hasil eksperimen Newton menunjukkan bahwa gaya yang dikerahkan pada benda
menyebabkan benda tersebut mengalami perubahan kecepatan. Ketika gaya itu searah
dengan gerak benda, kecepatannya bertambah dan, sebaliknya, ketika gaya itu
berlawanan dengan gerak benda, kecepatannya berkurang. Dengan kata lain, jika
resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol, benda bergerak dengan
suatu percepatan.

Hasil eksperimen Newton juga menunjukkan bahwa percepatan benda sebanding


dengan resultan gaya yang dikerahkan padanya. Akan tetapi, hubungan antara resultan
gaya dan percepatan yang dihasilkannya berbeda antara satu benda dengan benda
lainnya. Kenyataan ini mengantarkan Newton pada konsep massa benda.

Massa adalah ukuran kelembaman suatu benda. Semakin besar massa benda,
semakin sulit untuk mengubah keadaan geraknya. Dengan kata lain, semakin besar
massa benda, semakin besar gaya yang harus dikerahkan untuk menggerakkannya dari
keadaan diam atau menghentikannya dari keadaan bergerak. Sebagai contoh, sebuah
mobil lebih lembam dan memerlukan gaya yang besar untuk mengubah geraknya
dibandingkan dengan sebuah sepeda motor. Dengan demikian mobil memiliki massa
lebih besar daripada sepeda motor.

Hubungan antara resultan gaya, massa, dan percepatan sebagai berikut. Semakin
besar resultan gaya yang dikerahkan pada benda, semakin besar percepatan yang
dihasilkannya. Kenyataan ini dirangkum dalam ungkapan sebagai berikut.

Percepatan benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada


benda tersebut. Arah percepatan sama dengan arah resultan gayanya.

Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hukum II Newton dan secara matematis ditulis

∑⃗
⃗ ∑⃗ ⃗

dengan ⃗ adalah gaya (N), m adalah massa benda (kg), dan ⃗ adalah percepatan benda
(m/s2).

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 71


5.2.3 Hukum III Newton

Gaya selalu muncul berpasangan. Ketika kita mendorong mobil, mobil akan
mengerahkan gaya ke kita. Demikian pula, ketika kita berjalan di atas lantai, kita
memberikan gaya pada lantai melalui telapak kaki atau alas sepatu kita maka lantaipun
memberikan gaya pada telapak kaki atau alas sepatu kita sebagai reaksi terhadap gaya
yang kita berikan. Dengan kata lain,

ketika suatu benda memberikan gaya pada benda lainnya,benda kedua


akan memberikan gaya yang sama dan berlawanan arah pada benda
pertama.

Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hukum III Newton atau Hukum Aksi-reaksi.

Sifat pasangan gaya aksi – reaksi sebagai berikut. (1) Besar gaya reaksi sama
dengan besar gaya aksi; (2) Arah gaya reaksi berlawanan dengan gaya aksi; (3) Gaya
aksi dan reaksi berada pada satu garis lurus (satu garis kerja gaya); dan (4) Gaya aksi
dan gaya reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda (dua benda yang berinteraksi).

Contoh 5.1

Tiga buah gaya, masing-masing besarnya F1 = 25 N dan F2 = 15 N, dan F3 = a N bekerja


pada sebuah benda seperti ditunjukkan pada Gambar 5.5. Jika benda tetap diam,
berapakah nilai a?

𝐹⃗
𝐹⃗ 𝐹⃗

Gambar 5.5

Penyelesaian

Dari gambar diketahui: ⃗ ̂ ⃗ ̂ ⃗ ̂ . Benda diam maka

∑⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂

sehingga diperoleh .

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 72


Contoh 5.2

Benda bermassa 5 kg terletak diam di atas sebuah bidang datar. Tentukan gaya normal
yang bekerja pada benda jika benda itu ditekan ke bawah dengan gaya sebesar 10 N.

Penyelesaian

Gaya-gaya yang bekerja pada benda diperlihatkan pada Gambar 5.6. Pada benda
bekerja gaya ⃗ ̂ N, gaya berat ⃗ ⃗ ̂ ̂ , dan gaya
normal, ⃗⃗. Karena benda diam, sesuai dengan Hukum I Newton,

∑⃗ ⃗ ⃗ ⃗⃗

⃗⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂

𝐹⃗
𝑛⃗⃗

𝐹⃗𝐺

Gambar 5.6

Contoh 5.3

Balok bermassa 40 kg ditarik oleh gaya mendatar sebesar 80 N searah sumbu-x positif
di atas lantai licin dari keadaan diam. (a) Berapakah percepatan balok? (b) Berapa
jarak yang ditempuh dalam waktu 10 sekon?

Penyelesaian

(a) Percepatan balok,

∑⃗ ̂
⃗ ̂

(b) Gerak benda selalu ke arah sumbu-x positif (sesuai arah gaya, jika dari keadaan
diam), jarak yang ditempuh balok selama sekon sama dengan besar
perpindahannya, yakni

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 73


Contoh 5.4

Dua buah gaya masing-masing ⃗ ̂ N dan ⃗ ̂ N bekerja pada benda 50


kg seperti pada Gambar 5.7. (a) Tentukan resultan gaya tersebut. (b) Berapa
percepatannya?

𝐹⃗ y

x
𝐹⃗

Gambar 5.7

Penyelesaian

(a) Resultan gaya,

∑⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂

(b) Percepatannya,

∑⃗ ̂ ̂
⃗ ̂ ̂

Contoh 5.5

Tentukan resultan gaya yang diperlukan untuk menghentikan mobil 2 000 kg yang
sedang bergerak dengan laju 72 km/jam dalam jarak 100 m!

Penyelesaian

Diketahui kg, km/jam m/s, dan m. Percepatan yang


diperlukan agar mobil berhenti, , adalah

Dengan demikian, sesuai dengan Hukum II Newton,

∑⃗

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 74


Tanda negatif menunjukkan bahwa resultan gaya berlawanan dengan arah gerak
benda.

Contoh 5.6

Balok I bermassa 2 kg dan balok II bermassa 3 kg terletak di atas lantai licin seperti
pada Gambar 5.8. Balok I didorong oleh gaya ⃗ mendatar sebesar 20 N. Berapakah
besar gaya kontak antara kedua balok?

II
I
𝐹⃗ 𝐹⃗ 21 𝐹⃗ 12

Gambar 5.8

Penyelesaian

Gaya ⃗ pada balok I akan diteruskan oleh balok I untuk mendorong balok II, ⃗ 12 (gaya
aksi). Gaya reaksi ⃗ 21 diberikan oleh balok II pada balok I.

Sekarang tinjau sistem( kg). Percepatan sistem,

∑⃗ ̂
⃗ ̂

Selanjutnya, tinjau balok II. Gaya pada balok II adalah ⃗ 12. Sesuai Hukum II Newton,

⃗ ⃗ ̂ ̂

Jadi, besar gaya kontak antara balok I dan balok II adalah 12 N.

Contoh 5.7

Apakah gaya gravitasi dan gaya normal pada benda yang berada di bidang datar
merupakan pasangan gaya aksi-reaksi?

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 75


Penyelesaian

Tinjau Gambar 5.9. Benda dalam keadaan diam maka resultan gaya sama dengan nol.
Karena ⃗⃗ berlawanan dengan ⃗ , sesuai Hukum I Newton, ⃗⃗ ⃗ . Ini menunjukkan
bahwa kedua gaya itu besarnya sama dan arahnya berlawanan. Apakah ini aksi–
reaksi? Jawabannya, bukan. Ingat bahwa gaya aksi dan gaya reaksi bekerja pada benda
yang berbeda, sementara di sini, ⃗⃗ dan ⃗ bekerja pada benda yang sama. Jadi, gaya
gravitasi dan gaya normal bukan pasangan gaya aksi-reaksi.

𝑛⃗⃗

𝐹⃗𝐺

Gambar 5.9

Contoh 5.8

Sebuah lift bergerak dipercepat ke atas dengan percepatan 2 m/s 2. Jika massa lift dan
isinya 200 kg, tentukan tegangan tali penarik lift tersebut! Percepatan gravitasi bumi
⃗ ̂ m/s2.

Penyelesaian

Gaya-gaya yang bekerja pada lift diperlihatkan pada Gambar 5.10. Sesuai dengan
Hukum II Newton, ∑ ⃗ ⃗, maka

⃗⃗ ⃗ ⃗ ⃗⃗ ̂ ̂ ⃗⃗ ̂

Jadi, besar tegangan tali penarik lift adalah 2 400 N.

⃗⃗
𝑇

𝑎⃗

𝐹⃗𝐺 𝑚𝑔⃗

Gambar 5.10

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 76


Contoh 5.9

Dua buah balok dihubungkan dengan seutas tali dan diam di atas lantai datar licin
seperti pada Gambar 5.11. Balok pertama bermassa 4,0 kg dan balok kedua bermassa
6,0 kg. Gaya horisontal F = 40 N dikerjakan pada balok pertama. (a) Tentukan
percepatan tiap balok, dan (b) gaya tegangan tali penghubung!

𝐹⃗ 𝑗̂
m2 m1 N

(a)

𝑛⃗⃗ 𝑛⃗⃗
y
m2 ⃗⃗
𝑇 ⃗⃗
𝑇 m1 𝐹⃗ 𝑖̂

x 𝐹⃗𝐺 𝐹⃗𝐺

(b)

Gambar 5.11

Penyelesaian

Gaya-gaya yang bekerja pada tiap balok diperlihatkan pada Gambar 5.11. Perhatikan
bahwa ⃗⃗ ⃗⃗ ̂.

(a) Tinjau sistem (balok 1 dan 2 sebagai satu kesatuan). Sistem hanya bergerak pada
bidang datar (sumbu-x) sehingga percepatan sistem sama dengan percepatan pada
sumbu-x, yaitu:

∑⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ̂ ̂ ̂ ̂
⃗ ̂

Catatan: Pada sumbu-y, ∑ ⃗ .

(b) Tinjau balok m2, gaya tegangan tali,

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 77


∑⃗ ⃗ ⃗⃗ ̂ ̂

Sementara itu, ⃗⃗ ⃗⃗ ̂ . Jadi, besargaya tegangan tali adalah 24 N.

Contoh 5.10

Dua buah balok m1 = 1 kg dan m2 = 4 kg dihubungkan dengan seutas tali melalui


sebuah katrol seperti pada Gambar 5.12. Anggap tali tidak bermassa dan tidak ada
gesekan antara tali dan katrol. Tentukan (a) percepatan tiap benda dan (b) tegangan
tali!

⃗⃗
𝑇
⃗⃗
𝑇
𝑎⃗ 𝑚 𝑎⃗

𝑚 𝑔⃗
𝑚 𝑔⃗

Gambar 5.12

Penyelesaian

(a) Karena m2 > m1, benda m2 turun dan m1 naik.


Tinjau benda m1:

∑⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗

Tinjau benda m2:

∑⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗

Dalam hal ini, ⃗⃗ ⃗⃗ ̂, ⃗ ⃗ ̂ m/s2, dan ⃗ ̂ maka persamaan (1)


dan (2) masing-masing menjadi:

Dengan mengurangi persamaan (3) oleh persamaan (4) diperoleh

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 78


Dengan demikian diperoleh percepatan tiap benda masing-masing: ⃗ ̂
dan ⃗ ̂ .

(b) Dengan memasukkan nilai percepatan pada persamaan (3) diperoleh

Dengan demikian diperoleh tegangan tali pada tiap benda adalah ⃗⃗ ⃗⃗ ̂ .

5.3 Gaya Gesekan

Ketika kita mendorong sebuah meja, boleh jadi meja tidak langsung bergeser kecuali
kita mengerahkan gaya yang lebih besar lagi. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa
untuk menggerakkan benda dari keadaan diam diperlukan gaya minimum tertentu.
Ketika gaya yang kita berikan pada meja lebih kecil dari nilai tertentu, meja akan tetap
diam. Akan tetapi, ketika gaya yang kita kerahkan diperbesar terus, suatu saat meja itu
dapat bergerak. Sebaliknya, ketika meja sudah bergerak kemudian kita lepaskan gaya
dorong kita, meja akan segera berhenti. Mengapa bisa demikian?

Pertanyaan tersebut dapat kita analisis dengan menggunakan hukum-hukum


Newton tentang gerak. Untuk itu, perhatikan Gambar 5.11. Misalnya, gaya yang kita
kerahkan pada meja besarnya ⃗ dengan arah sejajar lantai. Jika meja tetap dalam
keadaan diam, sesuai dengan hukum I Newton, berarti resultan gaya pada meja sama
dengan nol. Ini menunjukkan bahwa ada gaya lain yang besarnya sama dan
berlawanan arah dengan gaya ⃗ . Gaya ini tidak lain adalah gaya gesekan yang terjadi
antara meja dan lantai, ⃗ . Gaya gesekan pulalah yang menyebabkan meja menjadi
berhenti sesaat setelah kita melepaskan gaya dorong kita terhadap meja yang sudah
bergerak.

𝐹⃗
𝐹⃗𝐺𝑒𝑠

Gambar 5.13

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 79


Hubungan antara besar gaya gesekan, , dan gaya, , yang sejajar bidang pada
sebuah benda ditunjukkan pada Gambar 5.14. [Perlu dicatat bahwa gaya F yang
dimaksud dapat berupa gaya luar atau komponen gaya luar yang sejajar bidang]. Grafik
tersebut memperlihatkan bahwa saat benda belum diberi gaya atau F = 0, gaya gesekan
belum bekerja atau . Ketika besar gaya F dinaikkan secara perlahan-lahan,
benda tetap diam hingga dicapai keadaan di mana benda tepat akan bergerak. Pada
keadaan ini, gaya gesekan selalu sama dengan gaya yang diberikan, atau secara
matematis . Gaya gesekan yang bekerja saat benda dalam keadaan diam
disebut gaya gesekan statis.

FGes

FGes, maks
FK

F
FMin

Gambar 5.14 Grafik hubungan antara gaya gesekan, FGes, dan gaya, F,
sejajar bidang yang diberikan pada benda.

Pada keadaan benda tepat akan bergerak, besar gaya F tepat sama dengan gaya
gesekan statis maksimum. Besar gaya gesekan statis maksimum sebanding dengan
gaya normal antara benda dan bidang. Konstanta kesebandingan antara besar gaya
gesekan statis maksimum dan gaya normal disebut koefisien gesekan statis. Dengan
demikian, secara matematis besar gaya minimum untuk menggeser benda atau besar
gaya gesekan statis maksimum memenuhi persamaan

dengan s adalah koefisien gesekan statis dan ⃗⃗ adalah besar gaya normal.

Perlu dicatat bahwa Persamaan (5.3) hanya berlaku ketika benda tepat akan
bergerak. Persamaan ini juga menunjukkan bahwa selama besar gaya F yang diberikan
pada benda lebih kecil dari atau sama dengan besar gaya gesekan statis ( ),
benda tetap dalam keadaan diam. Pada keadaan ini berlaku

⃗ ⃗

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 80


Selanjutnya, ketika gaya F yang diberikan lebih besar daripada besar gaya gesekan
statis maksimum, , benda akan bergerak. Pada keadaan bergerak, gaya
gesekan yang bekerja disebut gaya gesekan kinetik. Gaya gesekan ini besarnya konstan
dan memenuhi persamaan

dengan k adalah koefisien gesekan kinetik dan n adalah besar gaya normal.

Seperti tampak pada Gambar 5.14, besar gaya gesekan kinetik lebih kecil daripada
gaya gesekan statis maksimum. Ini menunjukkan bahwa koefisien gesekan kinetik
selalu lebih kecil daripada koefisien gesekan statis (k > s). Itulah sebabnya mengapa
kita perlu mengerahkan gaya lebih besar saat mendorong benda dari keadaan diam
dibandingkan dengan ketika benda sudah bergerak. Selain itu, besarnya gaya yang
harus kita kerahkan bergantung pada keadaan dua permukaan bidang yang
bergesekan. Hal ini karena besarnya koefisien gesekan bergantung pada sifat alamiah
kedua benda yang bergesekan, di antaranya adalah kering atau basahnya dan kasar
atau halusnya permukaan benda yang bergesekan.

Contoh 5.11

Sebuah balok 10 kg diam di atas lantai datar. Koefisien gesekan statis s = 0,40 dan
koefisien gesekan kinetis k = 0,30. Tentukan gaya gesekan yang bekerja pada balok
jika gaya luar F diberikan horisontal sebesar (a) 0 N, (b) 20 N, dan (c) 42 N.

Penyelesaian

Gaya-gaya yang bekerja pada benda seperti diperlihatkan pada Gambar 5.15. Karena
pada sumbu vertikal tidak ada gerak, berlaku

∑⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂

Gaya minimum untuk menggeser benda adalah

(a) maka ⃗ ⃗ .
(b) maka ⃗ ⃗ ̂ .

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 81


(c) maka benda bergerak dengan gaya gesekan kinetik
sebesar
.
Jadi, gaya gesekan yang bekerja adalah ⃗ ̂ .

𝑛⃗⃗

𝐹⃗ 𝑖̂
𝐹⃗𝐺𝑒𝑠
𝐹⃗𝐺

Gambar 5.15

Contoh 5.12

Dua buah benda terhubung oleh tali tak bermassa melalui sebuah katrol, seperti
tampak pada Gambar 5.16(a). Massa kedua benda berturut-turut 5,0 kg dan 2,5 kg.
Koefisien gesekan kinetik antara benda I dan lantai 0,20. Abaikan gesekan tali dan
katrol. Tentukan percepatan tiap benda dan gaya tegangan tali yang menghubungkan
kedua balok!

II

(a)

𝑛⃗⃗ 𝑇𝑗̂ y
𝑎⃗ 𝑎𝑖̂
I 𝑇𝑖̂
II
𝐹⃗𝐺𝑒𝑠 x
𝑎⃗ 𝑎𝑗̂
𝑚 𝑔⃗
𝑚 𝑔⃗

(b)

Gambar 5.16

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 82


Penyelesaian

Gaya-gaya yang bekerja pada tiap benda diperlihatkan pada Gambar 5.16.

Tinjau benda I:

∑⃗ ⃗⃗ ⃗ ̂ ̂

∑⃗ ⃗ ̂ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂

Tinjau benda II:

∑⃗ ⃗ ̂ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂

Kurangi persamaan (1) oleh persamaan (2) maka

Dengan demikian, percepatan benda I dan benda II masing-masing adalah ⃗


̂ dan ⃗ ̂ .

Selanjutnya, dari persamaan (1) diperoleh

Jadi, tegangan talinya adalah 20 N.

Contoh 5.13

Sebuah benda dilepas tanpa kecepatan awal sehingga bergerak menuruni bidang yang
kemiringannya 30 terhadap horisontal. Koefisien gesekan kinetik 0,10. Hitung
percepatan benda!

Penyelesaian

Gaya-gaya yang bekerja pada balok adalah seperti pada Gambar 5.17.

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 83


𝑛⃗⃗ y
x
𝐹𝐾 𝑖̂

𝑚𝑔 𝑖̂

o 𝑚𝑔 𝑗̂
30

𝑚𝑔⃗

Gambar 5.17

∑⃗ ⃗⃗ ̂ ⃗⃗ ̂

∑⃗ ⃗ ̂ ̂ ⃗

maka

̂ ̂ ̂

̂ ̂ ̂

Soal-soal

1. Saat mobil berbelok di tikungan, 3. Sebuah balok dengan massa 10 kg


tubuh kita terasa akan terlempar ke diam di atas lantai datar licin. Balok
luar tikungan. Mengapa demikian? itu kemudian ditarik oleh gaya
mendatar sebesar 50 N selama 5
2. Mobil 700 kg mogok di jalan yang
sekon. Berapakah jarak yang
mendatar. Kabel horizontal mobil
ditempuh balok pada saat balok itu
derek yang dipakai untuk
telah bergerak selama 10 sekon?
menyeretnya akan putus jika gaya
tegangan tali di dalamnya melebihi 4. Sebuah batu besar berada pada
1400 N. Tentukan percepatan jarak 25 m di depan sebuah
maksimum yang dapat diterima kendaraan bermassa 500 kg yang
mobil mogok itu dari mobil derek! sedang bergerak dengan kecepatan

Aip Saripudin Kinematika Dua Dimensi 84


10 m/s. Agar tepat berhenti sebelum perbandingan besarnya tegangan
mengenai batu, berapakah besar tali antara A dan B dan besarnya
gaya rem yang harus diberikan pada tegangan tali antara B dan C!
kendaraan tersebut?
A B C
5. Tiga buah balok terletak di atas 𝐹⃗
lantai datar licin seperti terlihat
pada Gambar 5.18. Diketahui massa
tiap balok mA = 2 kg, mB = 3 kg, dan Gambar 5.19

mC = 5 kg. Balok C didorong oleh 8. Sebuah helikopter bermassa 300 kg


gaya mendatar sebesar ⃗ ̂ N. bergerak vertikal ke atas dengan
Tentukan (a) percepatan sistem, (b) percepatan 2 m/s2. Seorang tentara
gaya kontak antara mA dan mB, dan bermassa 60 kg memanjat tali yang
(c) gaya kontak antara mB dan mC! menjulur dari helikopter dengan
kecepatan tetap 1 m/s2 relatif
C
terhadap helikopter. Berapakah
B
A 𝐹⃗ besar tegangan tali pada keadaan
tersebut? Ambil percepatan
gravitasi bumi 10 m/s2.

Gambar 5.18 9. Untuk mengetahui percepatan


sebuah kereta, digantungkan sebuah
6. Seseorang dengan massa 60 kg
bandul pada langit-langit
berada di dalam lift yang sedang
gerbongnya. Ternyata, tali
bergerak ke bawah dengan
penggantung bandul membentuk
percepatan 3 m/s2. Jika percepatan
sudut 45o terhadap garis vertikal.
gravitasi bumi 10 m/s2, berapakah
Jika percepatan gravitasi bumi 10
gaya desakan kaki orang pada lantai
m/s2, berapakah percepatan kereta
lift?
saat itu?
7. Balok-balok A, B, dan C terletak di
10. Dua buah balok m1 = 1 kg dan m2 =
bidang mendatar yang licin seperti
3 kg terhubung dengan seutas tali
pada Gambar 5.19. Jika massa A = 5
tak bermassa melalui sebuah katrol
kg, massa B = 3 kg, massa C = 2 kg,
seperti pada Gambar 5.20. Jika tali
dan F = 10 N, tentukan
putus 2 sekon setelah sistem
Aip Saripudin Dinamika Partikel 85
dilepaskan, berapakah waktu yang
𝐹⃗
diperlukan balok m1 untuk tiba
kembali di posisi semula?

Gambar 5.21

13. Benda A terletak di atas benda B


seperti Gambar 5.22. Koefisien
gesekan statis antara balok A dan B
adalah 0,3, sedangkan koefisien

Posisi awal m1 gesekan kinetis antara lantai dan


m2
benda 0,2. Agar balok A tidak slip

Gambar 5.20 (bergeser), berapakah gaya


maksimum yang dapat diberikan
11. Koefisien gesekan antara sebuah
pada B? Diketahui mA = 1 kg dan mB
lemari kayu dan lantai kasar suatu
= 2 kg.
bak truk sebesar 0,75. Berapa
percepatan maksimum yang masih A
boleh dimiliki truk agar lemari tetap 𝐹⃗
B
tak bergerak terhadap bak truk itu?
Ambil percepatan gravitasi bumi g =
Gambar 5.22
10 m/s2.
14. Dua buah mA = 3 kg dan mB = 5 kg
12. Sebuah peti bermassa 50 kg mula-
balok dihubungkan dengan seutas
mula diam di atas lantai horizontal
tali tak bermassa seperti
yang kasar (k = 0,1; s = 0,5).
diperlihatkan pada Gambar 5.23.
Kemudian peti itu didorong dengan
Koefisien gesekan kinetik antara
gaya F = 100 N yang arahnya seperti
balok B dan lantai 0,2. Gesekan tali
pada Gambar 5.21. Jika
dan katrol diabaikan. Tentukan
dan , berapakah besar
besar percepatan sistem dan gaya
gaya gesek yang dialaminya?
tegangan tali! Ambil ⃗ ̂ m/s2.

Aip Saripudin Dinamika Partikel 86


5.24. Tentukan besar tegangan tali
⃗⃗!
B

A ⃗⃗
𝑇
30o

Gambar 5.23

15. Sebuah mobil 1200 kg bergerak


m

lurus dengan kelajuan 72 km/jam.


Gambar 5.24
Mobil tersebut tiba-tiba direm
sehingga membentuk bekas lintasan 20. Balok bermassa 5,0 kg terletak di
di jalan sepanjang 25 m. Berapakah atas bidang datar licin. Pada balok
koefisien gesekan kinetik antara ban tersebut dikerahkan gaya 50 N
mobil dan jalan? Ambil ⃗ ̂ membentuk sudut 60o terhadap
m/s2. bidang datar. Berapakah percepatan
yang dialami balok?
16. Sebuah benda dalam keadaan diam.
Bagaimana dengan resultan gaya 21. Sebuah mobil massanya 2 ton mula-
pada benda tersebut? mula diam. Jika 5 sekon kemudian
laju mobil menjadi 20 m/s, tentukan
17. Sebuah bus yang sedang melaju
gaya dorong yang bekerja pada
dengan kecepatan konstan tiba-tiba
mobil!
direm mendadak hingga berhenti.
Akibatnya, para penumpang bus 22. Sebuah benda 2 kg bergerak dengan
serta merta terdorong ke depan. kecepatan 5 m/s dalam lintasan
Mengapa demikian? lurus. Kecepatan benda berubah
menjadi 15 m/s dalam waktu 2
18. Sebuah benda meluncur pada
sekon akibat gaya yang dikerjakan
bidang miring kasar dengan
searah gerak benda. Berapakah
kelajuan konstan. Dalam tinjauan
besar gaya tersebut?
hukum Newton, apa artinya?
23. Benda bermassa 10 kg dilepaskan
19. Benda bermassa m = 10 kg
tanpa kecepatan awal pada bidang
digantungkan pada seutas tali
miring licin yang kemiringannya 30o
seperti diperlihatkan pada Gambar
terhadap bidang datar. Tentukan
besar kecepatan benda setelah
Aip Saripudin Dinamika Partikel 87
menempuh jarak 10 m pada bidang gravitasi bumi 10 m/s2, berapakah
miring! gaya yang dihasilkan baling-baling
helikopter itu?
24. Benda bermassa 5,0 kg yang mula-
mula diam dipercepat oleh suatu 29. Sebuah benda bermassa 2 kg
gaya tetap 10 N. Setelah menempuh terletak di atas tanah. Benda
jarak 9,0 m, berapakah kelajuan tersebut ditarik ke atas dengan gaya
benda tersebut? 30 N selama 2 sekon lalu dilepaskan.
Jika percepatan gravitasi bumi 10
25. Seseorang yang massanya 80 kg
m/s2, tentukan tinggi maksimum
ditimbang dalam sebuah lift yang
yang dicapai benda!
sedang bergerak. Jarum timbangan
menunjukkan angka 100 kg. 30. Balok I dengan massa 20 kg dan
Bagaimana dengan gerak lift balok II dengan massa 30 kg
tersebut? dihubungkan dengan seutas tali tak
bermassa dan ditarik dengan gaya
26. Benda bermassa 2,0 kg bergerak
horizontal 100 N seperti terlihat
lurus dengan kecepatan konstan 15
pada Gambar 5.25. Tentukan (a)
m/s searah sumbu-x positif. Pada
percepatan sistem dan (b) besar
benda tersebut kemudian
gaya tegangan tali yang
dikerahkan gaya 10 N searah
menghubungkan kedua balok!
sumbu-x negatif selama 5,0 sekon.
Berapakah jarak yang ditempuh
𝐹⃗ 𝑖̂
benda selama gaya itu bekerja? I II N
27. Sebuah bola sepak yang massanya
Gambar 5.25
0,5 kg bergerak dengan kelajuan 2
m/s. Pemain sepak bola menendang 31. Sebuah benda bermassa 0,25 kg
searah gerakan bola dengan gaya 50 jatuh dengan percepatan konstan
N. Menempuh jarak berapakah 9,2 m/s2. Apabila dianggap gaya
sentuhan kaki pemain agar kelajuan gesekan udara konstan, berapakah
bola menjadi 4 m/s? besar gaya tersebut?

28. Sebuah helikopter bermassa 300 kg 32. Benda dengan massa 10 kg berada
bergerak vertikal ke atas dengan di bidang mendatar kasar (s = 0,40;
percepatan 5 m/s2. Jika percepatan k = 0,35). Bila benda diberi gaya

Aip Saripudin Dinamika Partikel 88


horizontal yang tetap sebesar 30 N, tentukan besar gaya tegangan tali
tentukan besar gaya gesekan yang penarik elevator!
bekerja pada benda tersebut!
36. Perhatikan Gambar 5.26. Diketahui
33. Penghapus papan tulis dengan berat mA = 4 kg, mB = 5 kg, ⃗ ̂ m/s2.
2 N dipakai untuk menghapus papan Koefisien gesekan statis antara
tulis yang letaknya vertikal. Siswa benda A dan C adalah 0,3 dan antara
yang menggunakan penghapus tadi benda A dan meja adalah 0,2. Sistem
menekannya tegak lurus ke papan tidak bergerak, tentukan (a) gaya
tulis dengan gaya 10 N. Bila tegangan tali, (b) gaya gesekan
koefisien gesekan kinetik antara antara A dan C, (c) gaya gesekan
penghapus dan papan tulis 0,4, antara A dan meja, dan (d) massa C
untuk menggerakkan penghapus minimum!
secara horizontal dengan kecepatan
C
tetap, dengan gaya sebesar
berapakah siswa tadi harus A
menariknya?

34. Sebuah elevator bermassa 4800 kg B


dirancang sedemikian sehingga
percepatan maksimumnya 0,5 m/s2.
Tentukan gaya maksimum yang
dapat diberikan pada tali Gambar 5.26
penariknya?
37. Sebuah balok bergerak dengan
35. Sebuah elevator bermassa 400 kg kelajuan konstan menuruni bidang
bergerak vertikal ke atas dari miring yang kemiringannya 30o.
keadaan diam dengan percepatan Berapakah besar koefisien gesekan
tetap sebesar 2 m/s2. Jika kinetik antara balok dan bidang?
percepatan gravitasi ⃗ ̂ m/s2,

Aip Saripudin Dinamika Partikel 89

Anda mungkin juga menyukai