Dinamika Partikel
5.1 Gaya
Gaya adalah energi (tenaga) yang disalurkan dengan cara tarikan atau dorongan. Gaya
termasuk besaran vektor, memiliki nilai dan arah. Oleh karena itu, jika terdapat
beberapa gaya yang bekerja pada sebuah benda, cara menjumlahkannya mengikuti
aturan penjumlaham vektor.
Gaya yang bekerja pada benda dapat mengubah gerak benda. Benda yang diam,
misalnya, dapat bergerak ketika diberi gaya. Sebaliknya, benda yang sedang bergerak
dapat menjadi diam ketika diberi gaya yang berlawanan dengan arah geraknya.
Demikian pula, gaya diperlukan ketika akan mengubah arah gerak benda.
Selain dapat mengubah gerak benda, gaya juga dapat mengubah bentuk benda.
Bentuk balon atau bola akan berubah bentuk ketika ditekan. Gelas kaca akan pecah
ketika dipukul atau jatuh ke lantai. Mobil akan menjadi penyok atau rusak parah akibat
tabrakan. Semua perubahan bentuk tersebut terjadi akibat adanya gaya.
Berdasakan cara kerjanya, gaya dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu gaya kontak
(gaya sentuh) dan gaya gaya medan (taksentuh). Gaya kontak adalah gaya yang bekerja
pada benda dengan cara menyentuh atau kontak langsung benda tersebut. Di lain
pihak, gaya medan adalah gaya yang bekerja pada benda tanpa bersentuhan atau tanpa
kontak langsung. Termasuk gaya kontak di antaranya adalah gaya otot. Sementara itu,
Gaya berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Gaya berat
merupakan perkalian antara massa benda dan percepatan gravitasi, yaitu:
⃗ ⃗
dengan ⃗ adalah gaya berat benda (N), m adalah massa benda (kg), dan ⃗ adalah
percepatan gravitasi bumi (10 m/s2, kecuali disebutkan lain). Arah dari gaya gravitasi
selalu menuju ke pusat bumi (tegak lurus bidang datar), seperti diilustrasikan pada
Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Arah gaya gravitasi pada benda selalu ke bawah dan
tegaklurus bidang datar.
Ketika benda berada pada suatu bidang, bidang tersebut akan memberikan gaya pada
benda tadi yang disebut gaya kontak (gaya sentuh). Jika gaya kontak ini tegak lurus
(a) (b)
Gaya tegangan tali adalah gaya pada tali ketika tali itu dalam keadaan tegang. Arah
gaya tegangan tali bergantung pada titik atau benda yang ditinjau. Pada Gambar 5.4(a),
gaya tegangan tali ⃗⃗ yang bekerja pada benda m berarah ke atas, dan sebaliknya, gaya
tegangan tali ⃗⃗⃗⃗ pada atap (titik tempat tali digantungkan) berarah ke bawah. Pada
Gambar 5.4(b), gaya tegangan tali ⃗⃗ bekerja pada m1 berarah ke kanan, sedangkan
pada m2 bekerja ⃗⃗ berarah ke kiri. Akan tetapi, meskipun arahnya berlawanan, besar
gaya tegangan talinya sama (T = T’ dan T21 = T12).
⃗⃗⃗⃗
𝑇
⃗⃗
𝑇 ⃗⃗𝟐𝟏 𝑇
𝑇 ⃗⃗𝟏𝟐
𝐹⃗
m1 m2
m
(a) (b)
Pada tahun 1686, Sir Isaac Newton (1642 - 1727) menerbitkan tulisannya yang
berjudul Philosophiae Naturalis Principia Matematica (Dasar Matematika Ilmu
Pengetahuan Alam). Tulisan ini memuat tiga hukum yang kemudian dikenal sebagai
hukum-hukum Newton.
Ternyata bahwa benda yang diam akan tetap diam sebelum ada gaya yang menarik
atau mendorongnya sehingga ia bergerak. Demikian pula, benda yang sedang bergerak
dengan kecepatan konstan akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan dan baru
dapat berhenti jika ada gaya yang melawan gerak tersebut. Keadaan ini disimpulkan
oleh Newton sebagai berikut.
Setiap benda tetap dalam keadaan diam atau bergerak dengan kelajuan
konstan pada garis lurus kecuali ada resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut.
Massa adalah ukuran kelembaman suatu benda. Semakin besar massa benda,
semakin sulit untuk mengubah keadaan geraknya. Dengan kata lain, semakin besar
massa benda, semakin besar gaya yang harus dikerahkan untuk menggerakkannya dari
keadaan diam atau menghentikannya dari keadaan bergerak. Sebagai contoh, sebuah
mobil lebih lembam dan memerlukan gaya yang besar untuk mengubah geraknya
dibandingkan dengan sebuah sepeda motor. Dengan demikian mobil memiliki massa
lebih besar daripada sepeda motor.
Hubungan antara resultan gaya, massa, dan percepatan sebagai berikut. Semakin
besar resultan gaya yang dikerahkan pada benda, semakin besar percepatan yang
dihasilkannya. Kenyataan ini dirangkum dalam ungkapan sebagai berikut.
Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hukum II Newton dan secara matematis ditulis
∑⃗
⃗ ∑⃗ ⃗
dengan ⃗ adalah gaya (N), m adalah massa benda (kg), dan ⃗ adalah percepatan benda
(m/s2).
Gaya selalu muncul berpasangan. Ketika kita mendorong mobil, mobil akan
mengerahkan gaya ke kita. Demikian pula, ketika kita berjalan di atas lantai, kita
memberikan gaya pada lantai melalui telapak kaki atau alas sepatu kita maka lantaipun
memberikan gaya pada telapak kaki atau alas sepatu kita sebagai reaksi terhadap gaya
yang kita berikan. Dengan kata lain,
Pernyataan tersebut dikenal sebagai Hukum III Newton atau Hukum Aksi-reaksi.
Sifat pasangan gaya aksi – reaksi sebagai berikut. (1) Besar gaya reaksi sama
dengan besar gaya aksi; (2) Arah gaya reaksi berlawanan dengan gaya aksi; (3) Gaya
aksi dan reaksi berada pada satu garis lurus (satu garis kerja gaya); dan (4) Gaya aksi
dan gaya reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda (dua benda yang berinteraksi).
Contoh 5.1
𝐹⃗
𝐹⃗ 𝐹⃗
Gambar 5.5
Penyelesaian
∑⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂
sehingga diperoleh .
Benda bermassa 5 kg terletak diam di atas sebuah bidang datar. Tentukan gaya normal
yang bekerja pada benda jika benda itu ditekan ke bawah dengan gaya sebesar 10 N.
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada benda diperlihatkan pada Gambar 5.6. Pada benda
bekerja gaya ⃗ ̂ N, gaya berat ⃗ ⃗ ̂ ̂ , dan gaya
normal, ⃗⃗. Karena benda diam, sesuai dengan Hukum I Newton,
∑⃗ ⃗ ⃗ ⃗⃗
⃗⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂
𝐹⃗
𝑛⃗⃗
𝐹⃗𝐺
Gambar 5.6
Contoh 5.3
Balok bermassa 40 kg ditarik oleh gaya mendatar sebesar 80 N searah sumbu-x positif
di atas lantai licin dari keadaan diam. (a) Berapakah percepatan balok? (b) Berapa
jarak yang ditempuh dalam waktu 10 sekon?
Penyelesaian
∑⃗ ̂
⃗ ̂
(b) Gerak benda selalu ke arah sumbu-x positif (sesuai arah gaya, jika dari keadaan
diam), jarak yang ditempuh balok selama sekon sama dengan besar
perpindahannya, yakni
𝐹⃗ y
x
𝐹⃗
Gambar 5.7
Penyelesaian
∑⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂
(b) Percepatannya,
∑⃗ ̂ ̂
⃗ ̂ ̂
Contoh 5.5
Tentukan resultan gaya yang diperlukan untuk menghentikan mobil 2 000 kg yang
sedang bergerak dengan laju 72 km/jam dalam jarak 100 m!
Penyelesaian
∑⃗
Contoh 5.6
Balok I bermassa 2 kg dan balok II bermassa 3 kg terletak di atas lantai licin seperti
pada Gambar 5.8. Balok I didorong oleh gaya ⃗ mendatar sebesar 20 N. Berapakah
besar gaya kontak antara kedua balok?
II
I
𝐹⃗ 𝐹⃗ 21 𝐹⃗ 12
Gambar 5.8
Penyelesaian
Gaya ⃗ pada balok I akan diteruskan oleh balok I untuk mendorong balok II, ⃗ 12 (gaya
aksi). Gaya reaksi ⃗ 21 diberikan oleh balok II pada balok I.
∑⃗ ̂
⃗ ̂
Selanjutnya, tinjau balok II. Gaya pada balok II adalah ⃗ 12. Sesuai Hukum II Newton,
⃗ ⃗ ̂ ̂
Contoh 5.7
Apakah gaya gravitasi dan gaya normal pada benda yang berada di bidang datar
merupakan pasangan gaya aksi-reaksi?
Tinjau Gambar 5.9. Benda dalam keadaan diam maka resultan gaya sama dengan nol.
Karena ⃗⃗ berlawanan dengan ⃗ , sesuai Hukum I Newton, ⃗⃗ ⃗ . Ini menunjukkan
bahwa kedua gaya itu besarnya sama dan arahnya berlawanan. Apakah ini aksi–
reaksi? Jawabannya, bukan. Ingat bahwa gaya aksi dan gaya reaksi bekerja pada benda
yang berbeda, sementara di sini, ⃗⃗ dan ⃗ bekerja pada benda yang sama. Jadi, gaya
gravitasi dan gaya normal bukan pasangan gaya aksi-reaksi.
𝑛⃗⃗
𝐹⃗𝐺
Gambar 5.9
Contoh 5.8
Sebuah lift bergerak dipercepat ke atas dengan percepatan 2 m/s 2. Jika massa lift dan
isinya 200 kg, tentukan tegangan tali penarik lift tersebut! Percepatan gravitasi bumi
⃗ ̂ m/s2.
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada lift diperlihatkan pada Gambar 5.10. Sesuai dengan
Hukum II Newton, ∑ ⃗ ⃗, maka
⃗⃗ ⃗ ⃗ ⃗⃗ ̂ ̂ ⃗⃗ ̂
⃗⃗
𝑇
𝑎⃗
𝐹⃗𝐺 𝑚𝑔⃗
Gambar 5.10
Dua buah balok dihubungkan dengan seutas tali dan diam di atas lantai datar licin
seperti pada Gambar 5.11. Balok pertama bermassa 4,0 kg dan balok kedua bermassa
6,0 kg. Gaya horisontal F = 40 N dikerjakan pada balok pertama. (a) Tentukan
percepatan tiap balok, dan (b) gaya tegangan tali penghubung!
𝐹⃗ 𝑗̂
m2 m1 N
(a)
𝑛⃗⃗ 𝑛⃗⃗
y
m2 ⃗⃗
𝑇 ⃗⃗
𝑇 m1 𝐹⃗ 𝑖̂
x 𝐹⃗𝐺 𝐹⃗𝐺
(b)
Gambar 5.11
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada tiap balok diperlihatkan pada Gambar 5.11. Perhatikan
bahwa ⃗⃗ ⃗⃗ ̂.
(a) Tinjau sistem (balok 1 dan 2 sebagai satu kesatuan). Sistem hanya bergerak pada
bidang datar (sumbu-x) sehingga percepatan sistem sama dengan percepatan pada
sumbu-x, yaitu:
∑⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ̂ ̂ ̂ ̂
⃗ ̂
Contoh 5.10
⃗⃗
𝑇
⃗⃗
𝑇
𝑎⃗ 𝑚 𝑎⃗
𝑚 𝑔⃗
𝑚 𝑔⃗
Gambar 5.12
Penyelesaian
∑⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗
∑⃗ ⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗
Ketika kita mendorong sebuah meja, boleh jadi meja tidak langsung bergeser kecuali
kita mengerahkan gaya yang lebih besar lagi. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa
untuk menggerakkan benda dari keadaan diam diperlukan gaya minimum tertentu.
Ketika gaya yang kita berikan pada meja lebih kecil dari nilai tertentu, meja akan tetap
diam. Akan tetapi, ketika gaya yang kita kerahkan diperbesar terus, suatu saat meja itu
dapat bergerak. Sebaliknya, ketika meja sudah bergerak kemudian kita lepaskan gaya
dorong kita, meja akan segera berhenti. Mengapa bisa demikian?
𝐹⃗
𝐹⃗𝐺𝑒𝑠
Gambar 5.13
FGes
FGes, maks
FK
F
FMin
Gambar 5.14 Grafik hubungan antara gaya gesekan, FGes, dan gaya, F,
sejajar bidang yang diberikan pada benda.
Pada keadaan benda tepat akan bergerak, besar gaya F tepat sama dengan gaya
gesekan statis maksimum. Besar gaya gesekan statis maksimum sebanding dengan
gaya normal antara benda dan bidang. Konstanta kesebandingan antara besar gaya
gesekan statis maksimum dan gaya normal disebut koefisien gesekan statis. Dengan
demikian, secara matematis besar gaya minimum untuk menggeser benda atau besar
gaya gesekan statis maksimum memenuhi persamaan
dengan s adalah koefisien gesekan statis dan ⃗⃗ adalah besar gaya normal.
Perlu dicatat bahwa Persamaan (5.3) hanya berlaku ketika benda tepat akan
bergerak. Persamaan ini juga menunjukkan bahwa selama besar gaya F yang diberikan
pada benda lebih kecil dari atau sama dengan besar gaya gesekan statis ( ),
benda tetap dalam keadaan diam. Pada keadaan ini berlaku
⃗ ⃗
dengan k adalah koefisien gesekan kinetik dan n adalah besar gaya normal.
Seperti tampak pada Gambar 5.14, besar gaya gesekan kinetik lebih kecil daripada
gaya gesekan statis maksimum. Ini menunjukkan bahwa koefisien gesekan kinetik
selalu lebih kecil daripada koefisien gesekan statis (k > s). Itulah sebabnya mengapa
kita perlu mengerahkan gaya lebih besar saat mendorong benda dari keadaan diam
dibandingkan dengan ketika benda sudah bergerak. Selain itu, besarnya gaya yang
harus kita kerahkan bergantung pada keadaan dua permukaan bidang yang
bergesekan. Hal ini karena besarnya koefisien gesekan bergantung pada sifat alamiah
kedua benda yang bergesekan, di antaranya adalah kering atau basahnya dan kasar
atau halusnya permukaan benda yang bergesekan.
Contoh 5.11
Sebuah balok 10 kg diam di atas lantai datar. Koefisien gesekan statis s = 0,40 dan
koefisien gesekan kinetis k = 0,30. Tentukan gaya gesekan yang bekerja pada balok
jika gaya luar F diberikan horisontal sebesar (a) 0 N, (b) 20 N, dan (c) 42 N.
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada benda seperti diperlihatkan pada Gambar 5.15. Karena
pada sumbu vertikal tidak ada gerak, berlaku
∑⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗ ̂ ̂
(a) maka ⃗ ⃗ .
(b) maka ⃗ ⃗ ̂ .
𝑛⃗⃗
𝐹⃗ 𝑖̂
𝐹⃗𝐺𝑒𝑠
𝐹⃗𝐺
Gambar 5.15
Contoh 5.12
Dua buah benda terhubung oleh tali tak bermassa melalui sebuah katrol, seperti
tampak pada Gambar 5.16(a). Massa kedua benda berturut-turut 5,0 kg dan 2,5 kg.
Koefisien gesekan kinetik antara benda I dan lantai 0,20. Abaikan gesekan tali dan
katrol. Tentukan percepatan tiap benda dan gaya tegangan tali yang menghubungkan
kedua balok!
II
(a)
𝑛⃗⃗ 𝑇𝑗̂ y
𝑎⃗ 𝑎𝑖̂
I 𝑇𝑖̂
II
𝐹⃗𝐺𝑒𝑠 x
𝑎⃗ 𝑎𝑗̂
𝑚 𝑔⃗
𝑚 𝑔⃗
(b)
Gambar 5.16
Gaya-gaya yang bekerja pada tiap benda diperlihatkan pada Gambar 5.16.
Tinjau benda I:
∑⃗ ⃗⃗ ⃗ ̂ ̂
∑⃗ ⃗ ̂ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂
∑⃗ ⃗ ̂ ⃗ ⃗ ̂ ̂ ̂
Contoh 5.13
Sebuah benda dilepas tanpa kecepatan awal sehingga bergerak menuruni bidang yang
kemiringannya 30 terhadap horisontal. Koefisien gesekan kinetik 0,10. Hitung
percepatan benda!
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada balok adalah seperti pada Gambar 5.17.
𝑚𝑔 𝑖̂
o 𝑚𝑔 𝑗̂
30
𝑚𝑔⃗
Gambar 5.17
∑⃗ ⃗⃗ ̂ ⃗⃗ ̂
∑⃗ ⃗ ̂ ̂ ⃗
maka
̂ ̂ ̂
⃗
̂ ̂ ̂
Soal-soal
Gambar 5.21
A ⃗⃗
𝑇
30o
Gambar 5.23
28. Sebuah helikopter bermassa 300 kg 32. Benda dengan massa 10 kg berada
bergerak vertikal ke atas dengan di bidang mendatar kasar (s = 0,40;
percepatan 5 m/s2. Jika percepatan k = 0,35). Bila benda diberi gaya