Anda di halaman 1dari 11

GAYA DAN HUKUM NEWTON

Pengertian Gaya

Secara sederhana gaya dapat didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan yang bekerja pada
suatu benda. Gaya yang bekerja pada benda akan menyebabkan beberapa perubahan pada
benda tersebut antara lain
Perlu dipahami disini bahwa agar suatu benda mendapatkan perubahan dari gaya yang
bekerja pada benda tersebut, gaya yang diberikan tidak harus langsung bersentuhan dengan
benda. Misalkan besi yang diletakkan didekatkan magnet akan bergerak menuju magnet
meskipun keduanya tidak saling bersentuhan. Perubahan kecepatan yang dialami oleh benda
tersebut menandakan ia mendapatkan gaya, yakni gaya dari magnet. Gaya yang seperti ini
disebut dengan gaya tak sentuh. Sedangkan gaya-gaya yang langsung bekerja pada benda
disebut dengan gaya sentuh, contoh dari gaya sentuh antara lain gaya gesek, gaya dorong ke
meja, gaya menarik tali, dsb.

Ciri-ciri (karateristik) gaya

Gaya merupakan salah satu besaran di fisika yang termasuk ke dalam besaran vektor karena
memiliki memiliki nilai (besar) dan arah, sehingga dalam menentukan total gaya perlu
diperhatikan arahnya. sebelum membahas lebih jauh, mari kita kenali dulu ciri-ciri gaya
ditinjau dari beberapa aspek Simbol dan satuan Gaya disimbolkan dengan huruf “F” dari kata
“force” memiliki satuan yang dilihat dari dua aspek yakni mks (meter-gram-sekon)
Sistem ini berlaku juga untuk sistem internasional (SI) dalam sistem ini satuan gaya
dinyatakan dalam Newton (N), dimana 1 N = 1 kg.m/s2 cgs (centi-gram-sekon) pada sistem
ini satuan gaya dinyatakan dalam dyne, dimana 1 dyne = 1 g.m/s2
Hubungan antara newton dan dyne adalah

Melukis gaya
Gaya dilukiskan dengan garis berarah menyerupai anak panah, dimana panjang anak panah
mewakili besar gaya dan arah anak panah mewakili arah gaya. Jadi, semakin panjang
garisnya semakin besar gayanya begitu pula sebaliknya. Agar lebih memahaminya Perhatikan
gambar berikut
Gambar 5. Cara melukis gaya
Resultan gaya
Apabila sebuah benda bekerja beberapa gaya, maka untuk menentukan total gaya yang
bekerja pada benda tersebut kita juga harus memperhatikan arahnya. Total gaya yang bekerja
pada benda disebut dengan resultan gaya (ΣF), beberapa aturan terkait dengan resultan gaya
yakni
Gaya-gaya yang segaris dan searah dijumlahkan

Gaya-gaya yang segaris dan berlawanan arah dikurangi

Tips : 
untuk mempermudah perhitungan resultan gaya dapat digunakan perjanjian sebagai berikut
gaya dengan arah ke kanan bernilai positif, sedangkan gaya dengan arah ke kiri bernilai
negative gaya dengan arah ke atas bernilai positif, sedangkan gaya dengan arah ke bawah
bernilai negatif
Contoh soal!
sebuah benda di tarik beberapa gaya seperti pada gambar berikut

Tentukan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut!


pembahasan: 

Macam-macam gaya

Gaya berat
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendapat pertanyaan “berapa berat badanmu?”,
kemudian kita menjawab “berat badan saya 37 kg”. Jika ditinjau dari ilmu fisika maka
jawaban tersebut salah, hal ini dikarenakan “kg” merupakan satuan dari besaran massa bukan
berat. Massa dan berat memiliki perbedaan yang mendasar dalam mempelajari fisika seperti
yang terlihat pada tabel berikut,
Gaya gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang timbul akibat dua permukaan yang bergesekan.  Gaya
gesek memiliki arah yang berlawanan dengan arah gerak benda yang sifatnya untuk
menghambat gerak benda tersebut. 
Gaya gesek dapat dimanfaatkan atau bahkan merugikan dalam suatu gerak benda. Gaya
gesek yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan antara lain : alas kaki (sandal
dan sepatu) di buat kasar agar semakin besar gesekan antara sandal dan lantai, sehingga tidak
terpeleset ketika berjalan
Gaya gesek yang merugikan antara lain gesekan pada mesin sepeda motor atau mobil
sehingga menyebabkan mesin cepat panas

Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang tegak lurus bidang sehingga arah gaya normal bergantung
dengan bidang datarnya, seperti terlihat berikut ini

Gambar 6. Gaya normal pada berbagai bidang

Terkait dengan pembahasan materi gaya, salah satu fisikawan terkenal Sir Isaac Newton
(1643 – 1727) mengemukakan tiga hukum newton yakni hukum I newton, hukum II Newton,
dan hukum III Newton.

Hukum I Newton

Hukum I Newton ini mengkaji tentang kecenderungan suatu benda mempertahankan


keadaannya, benda yang semula diam tetap diam benda yang semula bergerak tetap bergerak.
Kecenderungan ini disebut dengan inersia sehingga hukum I newton sering juga disebut
dengan hukum inersia, bunyi hukum I Newton adalah
“suatu benda akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan asal tidak ada gaya
luar yang bekerja pada benda tersebut”

Berdasarkan hukum I Newton tersebut ada 3 hal yang perlu diperhatikan yakni: 

1. Benda tetap diam (benda tidak mengalami perubahan posisi atau kedudukan), 
2. Bergerak dengan kecepatan konstan (gerak benda termasuk jenis gerak lurus
beraturan (GLB)), yang mana kedua keadaan tersebut dapat terjadi jika 
3. tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut (resultan gaya sama dengan nol).
Secara matematis hukum I Newton dapat ditulis

Beberapa contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari adalah 


Seseorang yang berada dalam mobil yang melaju, akan terdorong ke depan saat mobil tiba-
tiba direm dan terdorong ke belakang saat kecepatan mobil tiba-tiba bertambah dengan cepat
Segala sesuatu yang bergerak lurus beraturan (GLB) memenuhi kondisi pada hukum I
Newton

Hukum II Newton

Berbeda dengan hukum I Newton, pada hukum II Newton pembahasannya terkait untuk
resultan gayanya tidak sama dengan nol (ΣF ≠ 0), apa yang terjadi apabila resultan gayanya
tidak sama dengan nol? Lihat kembali penjelasan di atas terkait dengan dampak gaya pada
benda, jika resultan gayanya tidak sama dengan nol akan berdampak pada kecepatan benda
sehingga benda dapat bergerak dipercepat atau diperlambat bergantung dengan arah gayanya.
Perhatikan gambar berikut
Gambar 7. (a) benda bergerak dengan kecepatan konstan ketika resultan gayanya sama
dengan nol (ΣF = 0), (b) bergerak dipercepat karna mendapat gaya yang searah dengan arah
gerak benda, (c) benda bergerak diperlambat karena mendapat gaya yang berlawanan dengan
arah dengan arah gerak benda. 
(sumber : Physics University)

Jelas terlihat perbedaan ketika resultan gaya pada benda sama dengan nol dengan yang tidak
sama dengan nol yakni adanya “percepatan” yang di alami benda tersebut. Besarnya
percepatan ini dijelaskan dalam hukum II Newton yang berbunyi

“percepatan suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut
dan berbanding terbalik dengan massa benda itu”

secara matematis hukum II Newton dapat ditulis

Keterangan :
ΣF = resultan gaya (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
percepatan yang terdapat pada hukum II newton ini memberikan informasi kepada kita bahwa
ketika berlaku hukum II newton, maka benda akan jenis gerak benda adalah gerak lurus
berubah beraturan. Selain itu, ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada hukum II Newton
tersebut yakni 
(1)  percepatan sebanding dengan gaya: hal ini berarti jika semakin besar gaya yang bekerja
pada suatu benda maka semakin besar pula percepatan yang di alami benda. Perhatikan
gambar berikut

Gambar diatas menunjukkan untuk massa yang sama (kotak biru), semakin besar gaya yang
digunakan (kotak merah) pada suatu benda maka percepatan benda tersebut akan semakin
besar (kotak kuning)
(2)  percepatan berbanding terbalik dengan massa benda: hal ini berarti jika semakin besar
massa suatu benda maka percepatannya akan semakin kecil. Perhatikan gambar berikut
Gambar di atas menunjukkan bahwa dengan gaya yang sama besar (kotak biru), apabila
digunakan pada benda dengan massa yang semakin besar (kotak merah) maka percepatan
benda tersebut akan semakin kecil (kotak kuning).

Hubungan perbandingan ini dapat ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut

Contoh soal
(1)  sebuah benda bermassa 0,5 kg di dorong oleh bejo menggunakan gaya sebesar 2,5 N.
Tentukan besar percepatan benda tersebut!
pembahasan: 

(2) balok bermassa 2,5 kg di dorong dengan gaya sebesar F sehingga balok bergerak dengan
percepatan 6 m/s2 , jika di atas balok tersebut diletakkan balok lain yang bermassa 3,5 kg.
Dengan gaya yang sama tentukan percepatan benda tersebut sekarang!
pembahasan: 
Hukum III Newton

Sedikit berbeda dengan kedua hukum newton sebelumnya yang menjelaskan tentang keadaan
benda ketika diam dan bergerak (baik GLB dan GLBB), pada hukum III Newton ini
menjelaskan hubungan timbal balik gaya pada dua benda sehingga hukum III Newton sering
disebut juga sebagai hukum Aksi – reaksi, yang berbunyi

“jika benda A memberikan gaya kepada benda B (disebut gaya aksi), maka benda B akan
memberikan gaya kepada benda A (disebut gaya reaksi). Kedua gaya ini sama besar tetapi
berlawanan arah”

secara matematis hukum III Newton dapat ditulis

Berdasarkan bunyi hukum III Newton di atas ada satu hal penting yang perlu diingat bahwa
hukum III Newton ini berlaku untuk dua benda saja, perhatikan gambar berikut

Gambar di atas terdapat tiga benda yang berdampingan, gaya sebesar F mendorong benda 1
sehingga benda 1 mendorong benda 2, benda 2 mendorong benda 3 dengan konfigurasi gaya
seperti gambar di atas. Sebagian gaya-gaya pada gambar tersebut merupakan pasangan gaya
aksi reaksi dan untuk mengetahuinya kita harus memahami dahulu masing-masing gaya
tersebut yakni
F = gaya luar
FA = gaya benda 1 ke benda 2 (disebut juga F12)
FB = gaya benda 2 ke benda 1 (disebut juga F21)
FC = gaya benda 2 ke benda 3 (disebut juga F23)
FD = gaya benda 3 ke benda 2 (disebut juga F32)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui pasangan gaya aksi-reaksinya adalah
FA dengan FB dan FC = FD (perhatikan pasangan bendanya)
Contoh penerapan hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari adalah
1)  orang berjalan
2)  orang berenang
3)  memukul tembok terasa sakit
4)  menendang bola
dll

Konsep:
Sering kali banyak yang mengatakan bahwa gaya normal (N) dan gaya berat (w) adalah
pasangan gaya aksi reaksi karena kedua gaya tersebut sama besar dan berlawanan arah. Akan
tetapi, konsep ini sebenarnya salah karena gaya tarik merupakan gaya tarik bumi ke benda
(antara bumi dan benda) sedangkan gaya normal merupakan gaya yang tegak lurus bidang
(antara bidang dengan benda). Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa gaya normal dan gaya
berat bukan dari dua benda yang sama. Perhatikan gaya berikut

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa pasangan gaya aksi reaksinya yang seharusnya
adalah
Antara bumi dengan buku
Bumi menarik buku (w) sebagai gaya aksi dan buku menarik bumi (-w) sebagai gaya reaksi
Antara permukaan meja dengan buku
Permukaan meja mendorong buku (N) sebagai gaya aksi dan buku mendorong permukaan
meja (-N)
Jadi gaya berat dan gaya normal bukan merupakan pasangan gaya aksi reaksi
Latihan SOAL
1. Sehelai bulu jatuh bebas dari pohon. Jika massanya adalah 0,5 gram dan gaya gesekan
udara yang menahan bulu burung tersebut adalah 4 x 10^3 N, maka percepatan
jatuhnya bulu tersebut adalah  . . . . (g = 10 m/s^2)
2. Gaya sebesar 60 N berkerja pada benda bermassa 2 g di atas lantai licin, hingga benda
yang awalnya diam menjadi bergerak. Setelah 2 detik, jarak yang ditempuh oleh
benda tersebut adalah  . . . .
3. Perhatikanlah gambar di bawah ini! Resultan dan arah gaya yang terjadi pada benda
tersebut adalah  . . . .

4. Besar percepatan yang dialami benda pada gambar di bawah ini adalah  . . . .

5. Perhatikanlah gambar di bawha ini!

Dari keempat gambar diatas, yang mempunyai percepatan terbesar adalah gambr
nomor  . . . .
6. Dua buah gaya sebagis sebesr 5 N, satu emnerah ke barat dan yang lain mengarah ke
timur. Resultan kedua gaya tersebut adalah  . . . .
7. Dua buah gaya segaris masing – masing 12 N dan 30 N bekerja pada sebuah ebnda.
Besar resultan kedua gaya tersebut adalah  . . . .
8. Sebuah resultan gaya sebesar 30 N beerja pada sebuah benda bermassa 6 kg.
percepatan yang dialami oleh benda adalah 

Anda mungkin juga menyukai